Thursday, May 1, 2025

CERITA DI BALIK SUTING SI RAWING 1 YANG BERLOKASI DI SUKABUMI

 


Cuaca Buruk, hujan lebat terus menerus selama dua hari, Sabtu dan minggu, memaksa suting Si Rawing break. Seperti biasanya, selama suting di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, sejak pagi buta, seluruh kru film yang di komandani oleh Denny HW telah sibuk dengan tugasnya masing-masing. 

Biasanya, usai sarapan pagi, sekitar pukul 07.30 WIB mereka sudah meluncur ke hutan Citepus, lokasi suting, sekitar 7km dari penginapan mereka. Tapi pagi itu, walau jarum jam telah menunjukkan pukul 11.00 Wib, mereka masih bergerombol di teras hotel. "Menunggu hujan reda," jelas Denny.

"Hujan Reda, kita ke lokasi yuk...!" ajak salah satu kru. "Tanggung! Sebentar lagi break makan siang! " jawab Denny. Memang, tidak lama kemudian komando untuk menikmati makan siang terdengar dari ruang makan, Tak pelak mereka segera berlari menyerbunya.

Belum usai mereka santap siang, hujanpun turun lagi. Kali ini, justru lebih lebat. "Apa boleh buat, kita break!" kata Denny setelah melihat jarum jam di tangannya sudah menunjukkan angka 3, menjelang sore. "Mudah-mudahan besok kita bisa suting," kata Denny penuh harap.

Tuhan Jua yang mentukan. harapan Denny tak terkabulkan. Hujan justru turun lebih lebat sejak menjelang subuh. Tapi semua kru tetap siaga dengan tugas masing-masing.

Walaupun dua hari gagal suting, Denny dan krunya tidak membiarkan hari-harinya berlalu tanpa manfaat. Mengisi saat kosong itu mereka mengadakan diskusi dan rencana kerja lebih matang. Terutama yang menyangkut rencana adegan berbahaya dengan sling tinggi. 

"Setelah dua hari gagal suting, mudah-mudahan besok kita bisa suting!" kata Denny penuh harap. 

Seperti biasanya, tugas Putri, gadis yang memang jadi karyawan film, sekitar pukul 05.00 Wib sudah teriak-teriak membangunkan kru dan pemain. Yang telat bangun iapun tak segan menggedor pintu kamarnya. NGgak peduli, apakah itu kamar Denny, sang komandan, maupun kamar figuran. Pokoknya gedor!.

Kali ini harapan Denny di kabulkan. Pagi hari, udara sangat cerah. Tapi, dasar musim hujan. Gerimispun sempat turun, saat seluruh kru sudah siap berangkat ke lokasi.

"Menurut pawang, disana tidak hujan!" jelas Denny sambil menunjuk ke arah lokasi suting. Dengan keyakinan itu, maka iapun segera meluncur ke lokasi. 

Apa yang dikatakan Denny benar. Mentari yagn dirindukan kini mau bersinar cerah seperti musim kemarau."Wah, pawangnya hebat!" tukas salah seorang kru. "Baru kali ini kami menggunakan jasa dari pawang, terpaksa!, kelakar Denny.

Seperti ketakutan, berpacu dengan cuaca, para kru tanpa terkecuali, semua kerja keras untuk mempersiapkan suting. Penata artistik di bawah komando Wijoyono, mau tak mau harus ekstra sibuk. Membangun  set di tengah kebun jagung,"semua kan ingin kerjaan segera selesai!", kata wijoyono yang juga di kenal sebagai pemain itu.

Shot untuk adegan SI Rawing ketemu ibunya, sebenarnya tidak banyak. Hanya dun cine. Atau kurang lebih 12 shot saja. Cine pendek, kata Rita Seba (pemeran Ningsih) ibu si Rawing. 

Menjelang tengah hari, seluruh adegan di kebun jagung itu telah seelsai. Lalu, mereka menuju ke hutan Citepus, sekitar 2 km arat barat. Disana, kru untuk adegan sling yang di pimpin Tanaka telah mempersiapkan segala keperluan suting. Beberapa anak buah Tanaka sudah bergelayutan diatas sana, mencoba sling, "Sudah siap?" tanya Dewi kepada Tanaka. Sudah!" jawabnya singkat. 

"Mumpung cuaca bagus, kita habiskan dulu adegan sisa kemarin!" celetuk Eric Sumadinata yang dalam film tersebut pegang pemeran Utama, Si Rawing. Usul itu di seteujui, Tapi Denny memberikan komandi break!" Lho, kita breaknya cuma sebentar, makan siang. Nggak boleh kostum di lepas!" kata Denny ketika ada salah seorang pemain yang tanya apakah break, lalu pulang hotel.

Berpacu dengan cuaca, memang merupakan problem tersendiri untuk kegiatan suting di musim hujan. "Film ini, sebenarnya hampir rampung, lebih dari 70 persen. Tapi yagn 30 persen karena harus eksterior (lokasi luar), selalu terganggu cuaca dan hujan," kata Denny menerangkan. untuk adegan interior, katanya memang s!"jelas wijoyono.

Film Si Rawing yang di dukung oleh bintang kelahiran Pelabuhan Ratu, Yunita Sarah Boom sebagai pemain utama dan Wenny Rosalien sebagai peran pembantu yang memainkan tokoh dukun, diangkat dari sebuah cerita populer, dari sandiwara raadio berbahasa Sunda. 

Kata Denny yang juga bertindak sebagai produser pelaksana dari produksi yang di biayai PT. Kanta Indah Film, Si Rawing akan diisi dua bahasa, Sunda dan Indonesia.

Di daerah Jawa Baat, sangat populer. "Begitu populernya, orang yang sedang mencangkulpun, buru-buru istirahat, mendengarkan siaran Sandiwara itu. Bahkan petani membawa radio ke sawah, hanya karena ingin mendengarkan siaran sandiwara itu, kata Denny menjelaskan. Apa yang di tegaskan Denny memang benar, karena warga di sekitar lokasi sangat menyenangi sandiwara tersebut.di Sadur dari artikel di majalah film, dan di ceritakan kembali oleh Komunitas Pecinta Film Indonesia Jadul sebagai pengetahuan. 


Sumber : MF No. 122/190 Tahun VII , 2 - 15 Maret 1991

No comments:

Post a Comment