JUDUL FILM :GUNDALA PUTRA PETIR
PRODUKSI : PT CANCER MAS FILM
CERITA : HASMI
PRODUSER : TANTO TANUDJAYA, PURBONEGORO T, RACHMAT
BUDIMAN
TAHUN PROD : 1982
JENIS :
FILM DRAMA LAGA
PEMAIN : TEDDY PURBA, ANNA TAIRAS, AUGUST MELAZT,
FARIDA PASHA, HIM DAMSIK,
SINOPSIS :
Sancoko (Teddy Purba) merupakan peneliti di sebuah laboratorium. Kesibukannya
menyebabkan ia sering lupa waktu, sampai ketika Minarti (Anna Tairas) pacarnya
ulang tahun pun ia sampai lupa, hingga akhirnya Minarti memutuskan untuk
mengakhiri hubungannya dengan Sancoko. Minarti menemui Sancoko ke laboratorium
dan memutuskannya. Selepas dari Laboratorium, hari sudah larut malam. Sancoko
pun pulang dengan berjalan kaki. Namun ditengah perjalanan ia terkena petir,
hingga tidak sadarkan diri. Sancoko dibawa kesuatu tempat untuk diisi tentang
kebenaran, oleh dewa petir yang mengangkatnya menjadi anaknya. Sancoko di beri
nama dengan Gundala, Putra Petir. Gundala akan memiliki insting kebenaran dan
menolak kejahatan. Sejak saat itulah, Sancoko di juluki Gundala putra petir.
Gundala dapat mengeluarkan petir dari tangannya,
dan bisa berlari secepat kilat. Akhirnya Gundala pun menjadi penegak keadilan,
ketika seorang anak di sandera oleh perampok, hingga akhirnya Gundala mampu
melumpuhkannya.
Di dalam pekerjaannya, Sancoko memiliki seorang
penasehat atau dosennya bernama Profesor
Saelan (Ami Priyono) dan rekan kerjanya Insinyur Agus Pribadi (August Melaz).
Namun Profesor tidak begitu mempercayai Ir. Agus, dan lebih mempercayai Sancoko. Hal ini
membuat iri hati Ir Agus secara diam-diam.
Apalagi Sancoko mampu menemukan serum anti morphin, yang menjadi momok
bagi para pengedar obat-obatan terlarang.
Hal ini membuat gerah Gasul (WD Mochtar) seorang pimpinan sindikat
Narkotika. Gasul rupanya memiliki kerjasama dengan Ir. Agus untuk mengetahui
serum anti morphin buatan ir. Sancoko, sehingga mereka bekerjasama untuk
menghancurkannya. Untuk mengorek keterangan mengenai serum anti morphin yang
dapat merugikan sindikat Narkotika, maka Gasul menyuruh Mira (Farida Pasha) dan anak buahnya untuk
menculik Ir. Sancoko. Namun sebelumnya,
komplotan sindikat Narkotika melakukan perampokan disebuah bank. Pada saat yang bersamaan, Gundala pun datang
dan menolong untuk mengambil uang yang telah dirampok, kemudian menyerahkannya
melalui anak-anak yang sedang bermain disekitar bank.
Usaha Mira berhasil. Ia dapat menculik sancoko dan
menangkapnya. Namun sayang, usaha untuk mengorek keterangan mengenai obat anti
morphin tidak dapat di korek dari Sancoko, sehingga mereka melanjutkan rencana
selanjutnya yaitu dengan menculik Profesor Saelan. Namun ketika Mira dan anak buahnya dengan di
bantu Ir. Agus menculik Profesor Saelan, Sancoko alias Gundala mampu keluar
dari tahanan Mira setelah menggunakan kalung petirnya. Gundala pun berhasil menggagalkan usaha
penculikan Prof. Saelan, dan mengantarkannya ke kantor polisi untuk minta
perlindungan atas Prof. Saelan.
Selepas memberikan pertolongan pada Profesor
Saelan, Sancoko kembali ke tahanan Mira seolah-olah tidak ada apa-apa. Pembicaraan
hangat pun terjadi mengenai Gundala Putra Petir. Sancoko juga kecewa atas Agus
yang telah tega mengkhianati. Kemudian Sancoko yang telah kembali ke tahanan
Mira, di hadapkan pada Bos Gasul untuk diajak kerjasama. Namun Sancoko menolak untuk diajak kerjasama
dengan Gasul dan Agus. Akhirnya Ir. Agus mempunyai rencana untuk menculik
Minarti pacar Sancoko. Dengan dalih Sancoko akan bunuh diri, Agus menemui
Minarti untuk menculiknya . Minarti tidak memiliki kecurigaan apapun. Dan ia menuruti ajakan Agus untuk menemui
Sancoko. Sementara itu, Profesor Saelan juga akhirnya di culik oleh Sindikat
Narkotika pimpinan Gasul.
Profesor Saelan dan Sancoko diajak kerjasama untuk
membuat narkotika sintetis, namun sayang sekali Profesor dan Sancoko menolak
ajakan Gasul. Untuk mengancam Sancoko,
Gasul menghadapkannya pada Minarti yang juga telah di culiknya. Minarti di ikat dengan di kelilingi oleh
ular-ular yang siap menggigitnya hingga mati. Namun demikian, akhirnya Gundala
mampu melumpuhkan Sindikat narkotika dan menolong Profesor Saelan dan Minarti
dengan selamat, sementara itu Insinyur Agus yang telah berkhianat akhirnya
harus menemui ajal dari tangan Gundala setelah di cemplungin kedalam larutan
kimia.
No comments:
Post a Comment