Showing posts with label Sandiwara Radio. Show all posts
Showing posts with label Sandiwara Radio. Show all posts

Tuesday, June 24, 2008

Misteri Dari Gunung Merapi


SERIAL SANDIWARA RADIO MISTERI DARI GUNUNG MERAPI


Tahun 80an sampe awal 90an, sandiwara radio merajai wilayah-wilayah mimpi dan khayalan seorang anak di seluruh nusantara sebelum hadirnya TV swasta yang menayangkan sinetron-sinetron yang kian lama kian banyak. Sandiwara radio merupakan sarana hiburan yang murah dan dapat di nikmati tidak hanya oleh manusia normal akan tetapi oleh orang yang buta sekalipun. Hampir di pelosok-pelosok kampung radio merupakan barang berharga yang merupakan sarana hiburan murah. Radio... itupun tidak semua masyarakat memiliki radio, hanya orang-orang tertentu yang kala itu memiliki radio.

Sandiwara Radio dengan bintang-bintang sekaliber Ferry Fadli, Elly Ermawaty, Bahar Mario, Ivonne Rose adalah nama-nama yang melekat di hati masyarakat meski dengan illustrasi dan khayalan yang berbeda-beda tentang tentang nama-nama tersebut dengan tokoh yang dimainkan. Setelah Saur Sepuh, Tutur Tinular ada lagi Misteri Dari Gunung Merapi. Sandiwara Radio besutan Asmadi Syafar tersebut di siarkan di jam-jam tertentu di stasiun radio.

Bercerita tentang siluman harimau dan mbahnya dari segala mbah setan 'Mak Lampir' yang selalu terkekeh-kekeh yang menyebabkan bulu kuduk berdiri meski ketika mendengarkan radio siang hari. Ilustrasi musik yang kadang-kadang bikin jantung mau copot. Misteri Dari Gunung Merapi berhasil membawa pendengarnya ke alam khayal yang begitu jauh, ke alam khayal yang mencekam.

Adalah Sembara (Bahar Mario) seorang pemuda dari desa anak Maryamah dan Aliman yang mencintai seorang gadis Farida (Lia Chaidir) yang tidak disetujui oleh Raisman ayah dari Farida. Raisman mempunyai dendam tersendiri dengan Maryamah karena pernah di tolak ketika melamarnya, malahan Maryamah lebih memilih Aliman teman dari Raisman. Raisman menentang hubungan keduanya.
Hingga pada suatu ketika Farida di jodohkan dengan Mardian yang ternyata adalah siluman harimau. Mardian juga menerkam Rosminah bibi Farida sehingga Rosminah ikut menjadi siluman harimau.

Jika kita mendengarkan sandiwara ini, kita akan bergidik takut dengan khayalan yang begitu tinggi membayangkannya.
Tokoh-tokoh dalam sandiwara radio ini :

  • Sembara : Seorang pemuda yang mendapat julukan Pangeran pemberian dari Ki Jabat. Sembara merupakan murid dari Ki Jabat yang juga merupakan asuhan dari Datuk Panglima Kumbang seekor macan hitam. Sembara memiliki ilmu yang dasyat yaitu cambuk Kilat, Selimut Kabut, Cryistal Kaca, Ilmu Suara Angin, ilmu dimana sembara dapat mendengarkan suara dari angin yang berhembus.



  • Farida : Anak Raisman yang digambarkan sebagai gadis yang lugu, selalu menjadi incaran Mak Lampir dan cecunguknya, selalu disakiti, lembut, tidak mempunyai ilmu bela diri. Pada saatnya nanti ketika hari pengantin terjadi, Farida di culik akan tetapi di tolong oleh Nyai Bidara yang kemudian menjadi gurunya, dan kemudian Farida mempunyai ilmu dan menyamar jadi Mayangsari.



  • Mak Lampir : Hantu dari rajanya hantu, nenek yang paling ceria karena selalu tertawa terkekeh-kekeh. Mak Lampir penghisap darah. Kedatangan Mak Lampir ditandai dengan berhembusnya angin yang aneh. Tidak lama kemudian akan terdengar tertawa terkekeh-kekeh menandai kedatangan mak Lampir, dan sudah pasti jadi korbannya.



  • Basir : Sahabat setia sembara yang tidak memiliki ilmu bela diri. ia sahabat yang sangat setia hingga suatu saat mati karena mak lampir dan menjadi pukulan yang paling berat bagi sembara.



  • Ki Jabat : Guru Sembara, penghuni hutan larangan yang mewariskan ilmunya pada sembara. Ki Jabat merupakan musuh bebuyutan Mak Lampir hingga terjadi perebutan yang mengakibatkan hutan larangan direbut Mak Lampir, akan tetapi kemudian bisa direbut kembali oleh Ki Jabat.



  • Mardian : Siluman Harimau yang banyak menelan Korban, juga merupakan bawahan Mak Lampir. Mardian kemudian di kawinkan dengan Renata anak Tuk Jampak yang kemudian menghasilkan siluman yang lebih ganas yaitu Gerandong.


Misteri Gunung Merapi di sponsori oleh PT. Dankos laboratories yang menjual obat-obatan seperti Mixagrip, Mixadin. Waktu itu bintang iklannya adalah titik puspa. Meski iklan akan tetapi suara titik benar-benar ikut mencekam kala mendengar sandiwara ini .
Kelanjutan sandiwara ini tidak jelas, karena akhir dari kisahnya tidak ditayangkan alias tidak ada kejelasan tamatnya seperti apa.

Misteri Dari Gunung Merapi ke Layar Lebar

Mengikuti jejak sandiwara Radio saur sepuh dan tutur tinular, Misteri Gunung Merapi juga merambah layar lebar. Misteri gunung Merapi dibuat dalam tiga film yakni :

1. Penghuni Rumah Tua
2. Titisan Roh Nyai Kembang
3. Perempuan Berambut Api

Film ini di bintangi oleh Fendy Pradanya sebagai sembara, Ida Iasha Sebagai Farida dan Farida Pasha sebagai Mak Lampir.
Ya meski tidak sedasyat dan semenakutkan sandiwara radionya, akan tetapi filmnya mewakili sedikit gambaran siapa itu mak lampir.

Sinetron
Adalah PT. Gentabuana Pitaloka yang membuat versi sinetron sampai kurang lebih 150 episode yang ditayangkan Indosiar. Meski mak lampir masih mengusung nama yang sama yaitu Farida Pasha, akan tetapi di sinetron tidak akan ditemui harimau siluman. akan tetapi manusia siluman yang tidak semenakutkan di film maupun sandiwaranya.

Kini sandiwara radio ini sudah tinggal kenangan, akan tetapi kita masih bisa melihatnya dari film-film yang masih ada.

Disamping Sandiwara Radio dan Film, ternyata Misteri Gunung Merapi juga dibuat versi buku ceritanya yang di terbitkan oleh Elex Media Computindo.  Terdapat 3 buku yang diterbitkan, karena memang versi sandiwara radionya seru kala itu.



[caption id="attachment_922" align="aligncenter" width="158" caption="Buku Misteri Gunung Merapi seri 1 (Kiriman dari Bung Wylie Andrian)"]Buku Misteri Gunung Merapi seri 1 (Kiriman dari Bung Wylie Andrian)[/caption]

[caption id="attachment_924" align="aligncenter" width="167" caption="Buku Misteri Gunung Merapi 3 (Kiriman dari Bung Wylie Andrian)"]Buku Misteri Gunung Merapi 3 (Kiriman dari Bung Wylie Andrian)[/caption]

Monday, May 26, 2008

Serial Sandiwara Radio : Babad Tanah Leluhur




Kembali mengingatkan kepada pembaca semua akan serial sandiwara radio yang pernah populer di awal tahun 90an. Babad tanah leluhur suatu kisah yang di latar belakangi kerajaan di tanah Pasundan. Babad Tanah leluhur berhasil menggantikan Saur Sepuh yang telah tamat masa tayangnya dengan tidak ada kejelasan akhir cerita. Setelah eranya Raden Bentar. Kemudian kembali PT. Kalbe Farma bersama Sanggar Prativi mempersembahkan serial sandiwara radio Babad Tanah Leluhur.

Babad Tanah leluhur sendiri tetap di selingi dengan iklan-iklan procoldnya obat flu atau entrostop pil stop cretnya Kalbe Farma. dengan durasi 30 menit masyarakat yang haus akan hiburan selalu setia menunggu kelanjutan ceritanya.
Babad Tanah leluhur di lahirkan oleh Cecep Suhyar dengan di dukung para pemeran utama : Elly Ermawati sebagai Anting Wulan, Chris Urspon sebagai Saka Palwaguna, Bahar Mario sebagai Setakeling dan Bambang Jeger sebagai Dampu Awuk.
Mereka berempat adalah murid dari Resi Wanayasa dari padepokan gua larang.

Babad tanah leluhur mengambil setting dari kerajaan Karangsedana di tanah Pasundan yang di gulingkan oleh Dandung Amuksa dan kawan-kawan. Adalah Raden Purbaya sebagai putra mahkota yang hidupnya kemudian terusir dari istana dan di dampingi oleh dayang Cempaka. Kelak Dayang Cempaka diambil istri oleh raden Purbaya.

Musuh bebuyutan dari Resi Wanayasa adalah Jerangkong Hidup dengan ajiannya kelelawar sakti. Jerangkong hidup sosok kurus kering seperti jerangkong yang kejam, akan tetapi pada kenyataannya di film Babad Tanah Leluhur Jerangkong hidup bukanlah jerangkong yang kurus akan tetapi sedikit gemuk. Wah jadi lucu aja gak seru. dan tidak semenakutkan di sandiwara radio. Film Babad tanah leluhur mencoba mengikuti kesuksesan film Saur sepuh yang lebih dahulu di buat.

Pada saat itu serial sandiwara ini sangat populer di mata masyarakat seantero Indonesia terutama di pedesaan.

Film
Film Babad Tanah Leluhur 1 Rahasia Bukit Tengkorak dan Babad Tanah Leluhur 2 Bayu Cakra Buana. Babad Tanah Leluhur 1 di bintangi oleh Fitria Anwar sebagai Anting Wulan dan Lamting sebagai Saka Palwaguna. 

Tapi untuk filmnya kita bahas kapan-kapan yah.

Thursday, April 17, 2008

TUTUR TINULAR


Sukses besar yang diraih oleh Saur Sepuh menyebabkan trend tersendiri untuk memproduksi film laga dengan sumber dari sandiwara radio. Tutur Tinular adalah salah satu yang ikut sukses mengikuti jejak pendahulunya, saur sepuh. Tutur Tinular berkisah tentang seorang pemuda Kurawan bernama Arya Kamandanu putra dari mpu Hanggareksa yang mempunyai kisah cinta penuh cerita dan intrik yang beberapa kali mengalami kekecewaan justru karena ulah kakak kandungnya sendiri Arya Dwi Pangga.


Banyak sekali wanita yang tergoda oleh buaian puisi yang dibuat Arya Dwipangga, termasuk orang-orang yang disayangi oleh Kamandanu. Sehingga inilah merupakan awal dari permusuhan kakak beradik ini.


Seperti biasa Serial Tutur Tinular disiarkan tiap hari oleh stasiun radio swasta maupun RRI dengan sponsor utama PT. Dankos Laboratories. Cerita S Tidjab ini sangat asyik untuk di dengarkan. Tutur Tinular bersaing ketat dengan Saur Sepuh sehingga penyiarannya pun mempunyai jeda waktu dari stasiun radio yang lain. Kalau gak salah ingat Saur sepuh rata-rata di putar jam 14.30 ataupun 15.30 sore sedangkan Tutur Tinular sendiri di putar sekitar pukul 18.30.


Dengan durasi 30 menit jalan cerita plus illustrasi dari sang pembawa cerita dan di potong minimal 3x iklan, rasanya waktu tersebut sangat kurang, dan selalu bikin penasaran untuk terus mendengarkan lagi keesokan harinya.


Salah satu iklan PT. Dankos Laboratories yang diselipin dalam sandiwara radio ini adalah iklan obat batuk Mixadin. Bunyinya begini “…ada petruk jadi aladin… sampean batuk minum mixadin …” dengan suara musik yang sangat mendukung sehingga terkesan lucu dan menarik untuk di ikutin pada setiap kali main dengan teman-teman.


Seperti halnya Saur Sepuh, Tutur Tinular juga mampu membuat pendengarnya terkesima. Karena memang inilah sandiwara radio, hiburan rakyat yang murah meriah. Sehingga pada masa kejayaannya para pemain sandiwara radiopun menjadi idola bagi para pendengarnya.


Sebut saja Elly Ermawaty pemeran dari Mei Shin, Arya Kamandanu masih tetap diperankan oleh Ferry Fadli. Bayangan-bayangan siapa Mei Shin atau Siapa Kamandanu tentu masing-masing orang mempunyai bayangan sendiri akan tetapi mempunyai kesamaan. Yaitu Mei Shin wanita tangguh dengan ilmu kanuragan yang mumpuni yang bias mengimbangi Arya Kamandanu, Sementara bayangan Arya Kamandanu sendiri adalah lelaki gagah yang punya ilmu kanuragan tinggi yang baik.







Adapun tokoh yang terlibat dalam Tutur Tinular adalah :

  • Arya Kamandanu : Pemuda asal Kurawan, anak kedua dari Mpu Hanggareksa. Dalam kehidupan keseharian terutama dalam memikat wanita, Arya Kamandanu selalu tidak beruntung. Ketidak beruntungan ini justru terjadi karena ulah dari sang kakak sendiri Arya Dwipangga. Murid dari Mpu Ranubhaya yang mewarisi ajian Sati Angin yang bias meringankan tubuh seringan kapas dan secepat angin. Kelak ia menjadi pewaris dari pedang Naga Puspa yang menjadi rebutan.



  • Arya Dwipangga : Ahli membuat syair Putra sulung dari Mpu Hanggareksa di Kurawan, jago dalam memikat wanita terutama dengan menggunakan syair buatannya. Kerjanya sehari-hari hanya membuat syair, namun karena suatu kejadian dimana ia terjatuh kesumur tua akibat dihajar oleh Arya Kamandanu, ia bertemu dengan orang tua misterius yang mengajarinya ilmu kanuragan. Kelak ia akan keluar setelah matanya buta dan dikenal dengan nama pendekar syair berdarah.



  • Mei Shin : Mei Shin adalah istri dari pendekar Lo dari China. Merupakan pasangan pelarian dari Cina yang kemudian terdampar di tanah jawa dwipa. Mei Shin kemudian bertemu dengan Arya Kamandanu yang kelak memadu kasih namun terhalan goleh Arya Dwipangga.


Ketiga tokoh tersebut merupakan tokoh sentral yang menjadi nyawa dalam sandiwara Tutur Tinular. Tutur Tinular masih digawangi oleh Ferry fadli dan Elly Ermawati.


Kelak Tutur Tinular dilanjutkan kisahnya dalam sandiwara Radio Mahkota Mayangkara. Bedanya Tutur Tinular berkisah tentang kerajaan Singasari, tapi mahkota Mayangkara berlatar belakang kerajaan Majapahit.


Sandiwara radio ini tentu akan lebih menarik jika masih bisa kita perdengarkan melalui free download sandiwara radio Tutur Tinular. Segera akan terwujud mudah-mudahan.



Layar Lebar


Sukses yang dibuat oleh Saur Sepuh membuat Tutur Tinular dibawa ke Layar Lebar. Adalah PT. Kanta Indah Film yang memproduksi Film Pertama Tutur Tinular ke Layar Lebar. Buah karya dari S Tidjab ini di produksi sampai 4 Film.



Tutur Tinular 1 Pedang Naga Puspa


Film Produksi tahun 1989 ini menceritakan tentang awal mula masuknya Mei Shin ke Jawa Dwipa. Arya Dwipangga anak dari Mpu Hanggareksa kerjaannya hanya membuat Syair, sedangkan adiknya Arya Kamandanu lebih tertarik ke ilmu kanuragan. Ia mempunyai pacar Nala Ratih yang kemudian direbut oleh Dwipangga untuk diperistri.

Sementara dari daratan Tiongkok sepasang pelarian melarikan diri dan dikejar oleh prajurit Mongol hingga terdampar ke tanah jawa. Adalah Mei Shin dan Pendekar Lou yang membawa Pedang Naga Puspa yang menjadi rebutan di dunia persilatan.

Film Ini dibintangi oleh : Beny G Raharja sebagai Arya Kamandanu, Elly Ermawati sebagai Mei Shin, Baron Hermanto sebagi Arya Dwi Pangga. Pertama kali melihat film ini sungguh jauuuh banget dari khayalan tentang siapa diri Mei Shin. Dalam Khayalan Mei Shin adalah sosok perempuan, dengan pakaian tentunya sudah menyesuaikan dengan pakaian jawa. Akan tetapi di film tetap berpakaian layaknya pendekar China. Huuuuh.. jadi agak diluar dugaan juga sih…. Film ini di produksi oleh PT. Kanta Indah Film.


Tutur Tinular 2 Pedang Naga Kresna

Sukses dengan Tutur Tinular 1 atau agaknya gak terlalu sukses juga sih, PT. Kanta Indah film kembali memproduksi Tutur Tinular 2 dengan Judul Pedang Naga Kresna. Dalam Film Ini agaknya PT Kanta Indah Film tidak mempercayakan pada aktor dari Tutur Tinular 1. jadi memang kalau di tonton secara bersambung, secara tidak langsung kita akan membandingkan dengan pemain terdahulu yang memerankan tokoh yang sama.


Dalam Film keduanya Arya Dwi Pangga diperankan oleh Hans Wanaghi sedangkan Mei Shin diperankan oleh Linda Yanoman.


Film dengan durasi 84 menit ini menceritakan tentang perjuangan Mei Shin. Lanjutan dari Kisah pertamanya . Mei Shin mengubur suaminya, lalu berjalan bersama Kamandanu. Mei shin yang membawa pedang Naga puspa yang menjadi rebutan, bertemu dengan pasukan Kediri dan berperang. Kemudian terjadi bentrok dan berhasil menyelamatkan diri.


Melihat kemolekan tubuh Mei Shin yang bersama Kamandanu, agaknya Dwipangga tidak tahan. Terjadilah pemerkosaan yang membuahkan seorang anak. Akan tetapi meski sakit hati, dengan jiwa ksatrianya Kamandanu mau menikahi Mei Shin yang telah dinodai oleh Dwipangga. Kemudian Mei Shin memberikan Pedang Naga Puspa kepada Kamandanu.


Dasar memang culas, Dwipangga melaporkan ke Kediri bahwa pedang Naga puspa dibawa oleh Kamandanu, sehingga rumah mpu Hanggareksa di obrak abrik prajurit Kediri.



Tutur Tinular 3 Pendekar Syair Berdarah


Tutur Tinular 3 di produksi Elang Perkasa Film. Setelah tutur Tinular 2 memasang actor yang berbeda, di film inipun tokoh Arya Kamandanu masih mencari-cari actor yang tepat. Adalah Sandy Nayoan yang berhasil membintangi Tutur Tinular 3 sebagai Arya Kamandanu. Disandingkan dengan Devi Permatasari dan Baron Hermanto acting Sandy Nayoan di uji. Setelah sukses membintangi Sengsara Membawa Nikmat di TVRI agaknya masuk ke Film Laga bukanlah merupakan hal baru. Di film ini acting Sandy Nayoan lumayan berhasil memikat penonton.


Pendekar Syair berdarah (arya Dwipangga) yang menebar maut dimana-mana. Arya Dwipangga mengacau Majapahit dengan tujuan membalas dendamnya pada Kamandanu, namun pihak kerajaan mengira pengacaunya Mpu Bajil , yang sedang memperdalam ilmu Aji Segara Geni.Untuk menyempurnakan ilmunya Mpu Tong Bajil sudah mandi 7 anak satria. Untuk melengkapi menjadi 8, ia menculik Panji Ketawang yang akan digunakan sebagai korban berikutnya.

Panji ketawang adalah kemenakan dari Arya Kamandanu. Dengan dibantu istrinya Sakawuni, Kamandanu bertarung dengan Tong Bajil yang memang ditugaskan pula oleh Majapahit untuk membawa kepala Tong Bajil.

Sementara Arya Dwipangga dengan tidak mempunyai hati mencari adiknya Kamandanu untuk balas dendam.


Tutur Tinular 4 Mendung Menggulung Di Atas Majapahit


Merupakan film terakhir dari Tutur Tinular. Masih di produksi oleh PT. Elang Perkasa Film, kembali menyandingkan Beny G Raharja untuk memerankan Arya Kamandanu. Agaknya Beny G Raharja memang lebih tepat untuk memerankan Arya Kamandanu di bandingkan dengan Hans Wanaghi dan Sandy Nayoan.


Film terakhir ini berhasil membuktikan siapa Ramapati, tokoh culas yang selalu memutarbalikkan Fakta. Remy Silado sebagai Ramapati berhasil membuat penonton geram melihat kelakuannya. Dari segi face memang Remy Silado sangat cocok memerankan Ramapati, karena memang memiliki muka yang culas dan licik.


Arya Kamandanu di tuduh membunuh Mpu tong Bajil oleh Ramapati yang merupakan pembunuh sesungguhnya. Agaknya dendam pribadi antara Ramapati dan Kamandanu yang menyebabkan Ramapati berlaku seenaknya, sampai memfitnah meracuni raja.


Keinginan utama Ramapati adalah agar Jayanegara naik tahta sehingga dengan mudah mengendalikannya. Kemudian pertemuan Kamandanu dengan Nyai Paniscara yang dulunya adalah Mei Shin akan tetapi setelah menjadi tabib, Mei Shin menggunakan nama tersebut. Dan Mei Shin pun sudah tidak mau kembali ke masa lalu, karena memang pahit sekali, sehingga kecewalah Kamandanu karena Nyai Paniscara tidak mau mengakui bahwa sebenarnya ia adalah Mei Shin.


Sukses menjadi sandiwara radio dan di layar lebar, Tutur Tinular kembali diangkat ke Layar Perak. Adalah PT. Gentabuana Pitaloka yang membuat Tutur Tinular versi sinetron laga yang kemudian ditanyangkan oleh ANTV dan Indosiar.


Versi Sinetron laga justru lebih menarik dibandingkan dengan versi film layar lebarnya. Agaknya teknologi sangat mempengaruhi dari trik-trik yang ditimbulkan.

Wednesday, April 16, 2008

SAUR SEPUH; SANDIWARA RADIO YANG LEGENDARIS

SERIAL SANDIWARA RADIO SAUR SEPUH




Saur sepuh sebuah sandiwara radio dengan latar belakang Majapahit dan Kerajaan Madangkara dengan Rajanya Brama Kumbara. Serial ini mampu menghipnotis jutaan pendengarnya di seluruh pelosok nusantara. Hampir di tiap-tiap jam tertentu masyarakat dengan seksama mendengarkan serial ini. Maklum waktu itu radio adalah satu-satunya media hiburan rakyat yang masih langka. Sehingga untuk mendengarkannyapun bisa secara beramai-ramai kerumah tetangga yang memiliki radio.



Serial sandiwara Saur Sepuh karya Niki Kosasih sebagi pencetus ide dan cerita. PT. Kalbe Farma sebagai produsen obat-obatan ternama menjadi mitra utama dari serial ini. Dengan durasi 30 menit dipotong iklan obat-obatan serial ini mampu menghipnotis para pendengarnya untuk sekedar berhenti beraktivitas. sekedar pengingat tokoh sentral Saur sepuh antara lain :






  • Brama Kumbara (Raja Madangkara) : Pewaris kerajaan Madangkara, seorang kesatria dalam arti sebenarnya Satria Madangkara. Jujur, welas Asih, tampan, Karismatik, gagah dan berani dengan tunggangannya seekor burung Rajawali. Brahma juga memiliki kesaktian yang luar biasa di antara ke sekian ilmunya yang paling terkenal adalah Ilmu Ajian Serat Jiwa dengan sub bagian jurus ampuh  lainnya yaitu ajian Tapak sakti, Ajian Gelang-gelang dan Ajian Bayu Bajra.

  • Dewi Harnum: Adalah seorang yang telah memikat hati Brama Kumbara tipekal wanita lincah, centil dan supel tetapi ia mencintai suaminya. Dia juga selalu menjadi pendamping dalam setiap perjalanan Brahma. Dia pulalah yanag menjadi saksi pertarungan maha dasyat antara Brahma dan musuh bebuyutannya Gandika dengan Ajian Serat Jiwa Tingkat 10.

  • Pramihta : Seorang janda beranak dua yaitu Raden Bentar dan Garnis. Sosok Wanita yang ke Ibuan ia menaruh hati kepada Brama Kumbara. Paramita juga berteman baik denga Harnum, yang atas kondisi Pramita yang Janda maka ia meminta Pramita juga di jadikan istri Brama ketika Brahma meminang dirinya sebagai syarat.

  • Raden Bentar : Putra Bungsu dari Pramita, pewaris semua sifat luhur ayah tirinya Brahma kumbara. Seorang pembasmi kejahatan dengan menegakkan keadilan dan seorang yang berjiwa petualangan. Bahkan ia telah mengembara ke Tibet untuk mencari Bikshu Kempala.

  • Garnis : Putri Sulung Pramita seorang gadis cantik serta jujur adanya persis separti ibunya.

  • Mantili : Adik Brama Kumbara, Satu Ibu lain ayah. Bersifat agak urakan dan sangat keras kepala, namun ia wanita yang periang, welas asih, suka petualangan juga memiliki ilmu kanuragan yang cukup tinggi dengan senjata ampuhnya pedang perak dan pedang setan. Karena sifatnya yang keras ia berpisah karena sering bertengkar dengan cinta sejatinya Raden Samba, akhirnya Mantili menikah dengan Patih Gotawa. Pernah Nyaris tewas di Tangan Lasmini, maka untuk membalasnya Brahma mengajarkan Ajian Srigunting

  • Kakek Agastina : Kakek sekaligus Maha Guru dari Brama Kumbara, pemilik kitab asli ajian Serat Jiwa

  • Bikhsu Kampala : Seorang Bikshu yang berasal dari Tibet merupakan Guru dari Bentar. Ia pernah bertarung melawan Brama. Pernah ia mengarungi lautan hanya untuk dapat menjajal ke saktian Brama, namun pertarungan akhir mereka menjadi sebuah awal persahabatan.

  • Lasmini :  Sosok Antagonis sahabat baik dari kemurkaan. Ia berasal dari Padepokan Gunung Lawu. Berambisi untuk meluluh-lantakkan Madangkara termasuk Brama Kumbara  walaupun diam-diam ia mencintai Brama namun bertepuk sebelah tangan. Lasmini sering di kalahkan oleh Mantili, akan tetapi pada Mantili pernah nyaris tewas di tangan Lasmini dengan bantuan dari CiptaDewa sebagai tandingannya maka Brama mengajarkan Mantili Ajian Srigunting kepada Mantili.

  • Aki Kolot : Mengangkat Lasmini sebagai muridnya setelah Lasmini kalah bertarung melawan Mantili.

  • Samba : Mantan Tunangan dari Mantili, hubungan cinta antara mereka tidak berhasil karena sifat keras dari keduanya. Samba menikah dengan wanita lain namun tidak harmonis yang di kemudian hari putranya mencari Mantili ke Madangkara untuk menuntut balas, karena Mantili di anggap sebagai penyebab ketidak harmonisan itu.

  • Patih Gotawa : Patih Gotawa sekaligus Wakil Brama Kumbara dalam pemerintahan Madangkara sekaligus suami dari Mantili, seorang kesartia Madangkara.

  • Bongkeng : Abdi dari Mantili yang selalu membantunya saat kesulitan, sebelumnya Bongkeng adalah seorang perampok yang di kalahkan oleh Mantili, atas belas kasihan Mantili akhirnya ia menjadi Abdi yang baik bagi Mantili.

  • Paksi Jaladara : Putra “semata wayang” dari pasangan Gotawa-Mantili. Mewarisi sifat jagoan Ibunya.

  • Kijara : Pendekar yang gigih memerangi Madangkara, tapi seteleh di kalahkan oleh Brama mereka bersahabat. Merupakan murid Panembahan Pasopati.

  • Lugina : Adik seperguruan dari Kijara, ke-duanya bahu-membahu melawan Brama. Ke-duanya pula tewas di tangan Bikshu Kampala yang pada waktu itu menyebrangi lautan untuk menjajal kesaktian dari Brama..

  • Panembahan Pasopati : Seorang pertapa Guru dari Kijara dan Lugina yang mengajarkan ilmu ajian Waingin Sungsang. Ilmu ini pernah mengalahkan Brama sebelum ia membalasnya dengan ajian Serat Jiwa.

  • Anjani : Putri tunggal dari Lasmini, tokoh ini sendiri sebenarnya tidak begitu jahat namun sifat kebencian dan angkara murka dari ibunya selalu di tanamkan di gadis ini. Keadanan yang membingungkan sebenarnya dalam diri Anjani di satu sisi ia menaruh simpati kepada Bentar tapi di sisi yang lain pengaruh ibunya amat besar kepada Anjani.

  • Wanapati : merupakan Putra Mahkota Madangkara yang kelak akan mewarisi tahta.



Pada jamannya serial sandiwara radio ini sangat dikenal. Siapa sih yang tidak kenal Brama Kumbara, Mantili ato juga lasmini. Kehadiran sandiwara radio yang hanya bisa didengarkan tanpa dilihat menyebabkan daya khayal yang luar biasa bagi para pendengarnya. Brama kumbara menurut penilaian penulis sendiri terbayang sebagai sosok yang arif bijaksana, tinggi besar dengan kumis yang tipis namun berotot, mempunyai jiwa penolong. Kemudian Mantili, wanita tangguh yang tegas dan membela kebenaran. Sementara Lasmini sosok perempuan perayu yang mempunyai bibir seksi, tubuh montok dan berisi dengan dada yang menonjol.

Daya khayal yang tinggi dengan meniru suara-suara atau gerakan yang mungkin dianggap pas pada masa itu adalah hal yang biasa.

Suara “ciaaaaaaaaaaat,….atau juga suara “hya……hya….. hya” (sambil lari memperagakan naik kuda…. Atau juga dengan pedang-pedangan memperagakan mantili berperang dengan lasmini…. Ada juga “terimalah….. ajian serat jiwa” ……


Peragaan kata-kata seperti ini sudah biasa dilakukan oleh anak-anak seusia SD….ya memang ini hiburan yang sangat murah bagi masyarakat.


Saur sepuh bisa dibilang sebagai serial sandiwara tersukses setelah munculnya serial-serial lain seperti Tutur Tinular, Misteri Gunung Merapi, Api Dibukit Menoreh, Badai Laut Selatan, Putri Cadar Biru.. dan masih banyak lagi.


Era kejayaan Sandiwara radio mampu melambungkan para bintang-bintang dari Sanggar Prativi seperti Ferry Fadli pemeran Brama Kumbara, yang setelah liat aslinya sangat jauh dari bayangan kalau itu adalah Brama kumbara yang kekar. Sempet kecewa sih karena tokoh yang dikhayalkan tidak sesuai dengan apa yang ada.



Ferry Fadly sebagai Brama Kumbara, Elly Ermawati pemeran Mantili, kemudian juga ada Ivonne Rose, Petrus Urspon, Iwan Dahlan, Maria Oentoe, Anna Sambayon, dan masih banyak lagi. Sampai saat ini serial sandiwara radio saur sepuh masih banyak dicari oleh penggemarnya. Sehingga sangat beruntung sekali apabila kita mendapatkan free dowload sandiwara radio Saur Sepuh yang sangat dicari ini.



Saur Sepuh ke Layar Lebar

Sukses di radio, Saur Sepuh merambah ke Layar Lebar. Bekerjasama dengan PT. Kanta Indah Film dengan bangga PT. Kalbe Farma mempersembahkan Film Saur Sepuh. Film Saur Sepuh dibuat dalam 5 Film.




SAUR SEPUH 1 SATRIA MADANGKARA

Saur sepuh satu Satria Madangkara melatarbelakangi oleh kerajaan Majapahit. Satria Madangkara (Brama Kumbara) yang menjadi buah bibir di masyarakat. Film ini dibintangi oleh Fendi Pradana sebagai Brama Kumbara, Elli Ermawati sebagai Mantili dan Murtisari Dewi sebagai Lasmini.

Tunangan Lasmini dibunuh oleh Brama Kumbara karena telah mengadu domba utusan dari Madangkara. Hutang nyawa harus dibalas nyawa. Akan tetapi lasmini tidak terima sehingga lasmini menuntut balas pada Brama Kumbara. Akan tetapi ketika menghadapi Brama Kumbara….auw……lasmini langsung terpikat dan jatuh hati pada Brama yang menyebabkan muak pada Mantili. Ini awal cerita dimana Lasmini jatuh cinta yang tidak terbalas pada Brama dan menjadi musuh bebuyutan Mantili.

Menilai Burung Garudanya Brama, wah lucu juga ya teknologinya masih sangat sederhana.




SAUR SEPUH 2 PESANGGRAHAN KERAMAT.

Sukses di Saur sepuh satu, PT. Kanta Indah Film Kembali memproduksi sekuel dari Film Pertamanya. Pesanggrahan Keramat, makam dari guru Brama Kumbara yang dibakar oleh komplotan yang didalangi Ki Jara dan Lugina yang di dukung oleh Bu Karti seorang saudagar dari Kuntala. Brama Marah Besar dan berubah menjadi Buto Agni, dan menuntut balas pada orang-orang yang telah membakarnya.

Adegan dimana Brama dilempar pisau dan berubah menghilang dan dibelakang dari orang yang telah menusuknya adalah adegan yang bikin kagum kala itu. Karena dianggap sesuai dengan apa yang ada di radio.

Secara keseluruhan film ini tidak memunculkan sesuatu yang baru, karena buto agni yang penulis pikir sangat seram ternyata difilm biasa-biasa aja tuh….

Film ini masih menggunakan bintang yang sama dari Saur Sepuh 1



SAUR SEPUH 3 KEMBANG GUNUNG LAWU

Lasmini Istri dari seorang juragan di Kawali, diperkosa oleh anak buahnya kemudian dibuang ke jurang. Lasmini mendapat pertolongan yang kelak menjadi gurunya

Setelah cukup ilmunya, lasmini kembali ke kawali dan menuntut balas ke orang-orang yang telah memperkosanya.

Tindakan lasmini yang sewenang-wenang mengundang Mantili untuk ikut duel, walopun pada akhirnya kalah… akan tetapi dengan bantuan dari Brama Kumbara dengan ilmunya ajian srigunting.. pada akhir cerita Mantili dan Lasmini Kembali berduel. Ilustrasinya sangat bagus karena duelnya di pinggir pantai dengan terbang pakai pelepah daun kelapa. Ini masih sesuatu yang luar biasa kala itu dan dianggap sangat menarik untuk di tonton.

Film Saur Sepuh 3 dengan tokoh sentral Lasmini. Kembang Gunung Lawu dengan perguruan anggrek jingganya.



SAUR SEPUH 4 TITISAN DARAH BIRU

Memasuki Film ke 4, Titisan darah Biru. Titisan Darah Biru menceritakan tentang generasi kedua dari Saur Sepuh yang digawangi oleh Raden wanapati, Raden Bentar dan Garnis Nawingyun.

Secara keseluruhan Film ini bagus karena ilustrasi musiknya juga mengalami kemajuan dibanding-film-film terdahulunya. Akan tetapi Film ini tidak nyambung sama sekali dengan 3 film sebelumnya. Seolah disengaja Produser film ini untuk memotong mata rantai dari film terdahulunya. Atau bisa dibilang ini film lepas yang tidak ada kelanjutanya. Film ini menceritakan tentang kepemimpinan Wanapati yang emosional sehingga banyak tentangan dari kaum tua. Sementara Sang Brama Kumbara sedang bertapa.

Saur Sepuh 4 dibintangi oleh Adi Kuncoro sebagai Wanapati, Candi Satrio sebagai Bentar dan Devi permatasari sebagai Garnis.




SAUR SEPUH 5 ISTANA ATAP LANGIT

Dari kelima film saur sepuh, Istana atap langit merupakan film yang terbagus dari segi kualitas, tehnik dan suara serata ilustrasi musik. Kalo boleh dibilang film ini lebih tepat dimasukkan sebagai film Saur Sepuh 4, karena masih ada sambungan dari film saur sepuh 3.

Film ini kembali dibintangi oleh Fendi pradana sebagai Brama Kumbara dan Murtisari Dewi Sebagai Lasmini. Pada Saur sepuh 1 sd saur sepuh 4, disutradarai oleh Imam Tantowi namun ada Ssur sepuh 5, penyutradaan berganti  menjadi Torro margens, dan perbedaan mencoloknya juga ada di bagian kostum yang digunakan. 

Kehadiran biksu kampala yang dianggap musuh malah justru sebaliknya, ia hanya datang untuk bersahabat. Lasmini penyebar isu kalo Kampala datang untuk membunuh Brama kumbara sehingga lasmini membuat kekacauan dimana-mana.

Mantili yang menyadari kehadiran lasmini yang mengail diair keruh, marah karena utusannya Kijara dan Lugina dibunuh oleh Mantili.

Akan tetapi inilah jawabannya, Mantili menyadari kekeliruannya dan kemudian meminta Brama Kumbara turun tangan untuk menyelesaikan semuanya. Di akhir cerita, Bentar dititipkan ke Biksu Kampala untuk belajar ke negeri Tibet. Ilustrasi musiknya yang demikian apik, mengena banget untuk menyelami masa-masa kejayaan Saur Sepuh.

Film ini bagus untuk ditonton dan gak ngebosenin, serasa masih jaman baheula hehehe.

Dari fenomena Saur Sepuh yang awalnya hanya diradio kemudian merambah ke Layar lebar, kemudian juga mengekor Tutur Tinular dan Misteri Gunung merapi yang dibuat versi layer lebarnya.

Trus kemana sandiwara-sandiwara radio itu sekarang, akibat TV swasta yang muncul. Dan Kemana pula sanggar Prativi yang dulu menelurkan artis-artis sandiwara radio terkenal..


da dan gak adanya,,, yang jelas kalo ingat masa-masa lalu jadi kangen untuk ngedengerin sandiwara radio yang penuh dengan kedamaian..