Pepatah mengatakan "Orang yang tidak mengharapkan sesuatu dari orang lain adalah orang yang tidak pernah merasa dikecewakan", lantas bagaimana jika kita diberi harapan, harapan dan harapan terus? salahkah kita untuk berharap? tidak! itu jawabannya. Akan tetapi harapan-harapan yang palsu akan sangat menyakitkan. Kadang kita terlena oleh janji-janji palsu, yang membuahkan harapan, dan pada akhirnya kita akan kecewa bahkan kekecewaan itu akan bertumpuk-tumpuk, overlapping.
Kadang kita merasa dipermainkan oleh orang yang memberikan janji-janji palsunya, meski kadang kita sudah mengingatkannya berkali-kali. wajar jika kita marah, wajar jika kita kecewa dan sangat wajar jika akhirnya kita mati rasa. Mungkin kita berujar, gak usah memberikan janji, atau mungkin kita juga bisa bilang gak usah berkata lagi, tapi apakah hati kita bisa dibohongi? enggak!
Kadang orang dengan seenaknya memberikan kita janji-janji surga yang pada akhirnya kita terlena, dan terus berharap? lantas sampai kapan harapan itu terwujud?
Well kita bisa ingatkan dia, bahkan berkali-kali bisa kita ingatkan dia, tapi.. apa kita tidak merasa bahwa diri kita telah menjadi orang yang sangat nista? kita seolah mengemis, sesuatu yang bukan hak kita? (bukan hak? ). Ya memang bukan hak kita, karena itu adalah janji manis yang sangat palsu. Kita bisa menuntut, tapi kita bisa apa? kadang mereka lebih berkuasa, sehingga dengan mudah mereka mempermainkan kita, mengombang ambingkan perasaan kita. Bahkan lebih keji lagi jika orang itu adalah orang terdekat kita.
Ok kita lupakan masalah janji palsu dan harapan-harapan semu, sekarang tatap ke depan dan lupakan semua, dan satu hal yang perlu kita ingat adalah "Jangan pernah berharap", meski ada janji surga disana, biarkan semua berlalu, biarkan berjalan apa adanya.
-----------sirumput malang 2006 yang sering dikecewakan
No comments:
Post a Comment