Wednesday, April 5, 2006

Rumput kering

yah, sirmput kering yang kadang di injak paksa oleh jiwa-jiwa yang berkuasa, rumput kering yang penuh dengan harapan akan hidup. meski rumput kering ia takkan putus asa, ia akan terus berjuang untuk hidup.

Jiwa adalah pancaran makna hidup dari raga yang fana, jiwa membentuk aroma kebebasan sang pemilik raga, jiwa yang sehat maka tubuh yang kuat, namun ketika jiwanya lemah, maka tubuhpun lemah tak berdaya, bagai rumput kering yang lama menanti curahnya hujan. Ia akan menanti dan terus menanti hingga datangnya sang hujan.
Pasrah? tidak... rumput kering harus berjuang mencari sumber air, memanjangkan akar-akarnya meski sekeras batu ia menembus batas tanah nan kering. tapi si rumput kering akan terus berusaha.

ketika keputusasaan hadir karena lamanya menanti, ia akan kecewa dan menderita, tapi jangan lagi bersedih wahai kau si rumput kering.. bangkitlah, jalanmu masih panjang..

No comments:

Post a Comment