Wednesday, December 8, 2010

FILM JADUL : 7 MANUSIA HARIMAU




JUDUL FILM        : 7 MANUSIA HARIMAU

SUTRADARA       : IMAM TANTOWI

CERITA                  : MOTINGGO BUSYE

PRODUKSI           : PT KANTA INDAH FILM

PRODUSER          : HERMAN DIAL

TAHUN PROD    : 1987

JENIS                     : FILM HOROR

PEMAIN               :  EL MANIK, RAY SAHETAPY, ANNEKE PUTRI, SHINTA KARTIKA DEWI

SINOPSIS :

Gumara (Ray Sahetapy) tiba di sebuah desa bernama Kumayan dengan mengendarai kereta api. Sesampai di desa Kumayan, Gumara di jemput oleh seorang utusan untuk menjemput Kumara yang ditugaskan ke desa Kumayan untuk menjadi guru SMP, untuk menggantikan guru yang mau pensiun  yang bernama Pak Tarih. Sesampai di Kumayan, Kumara di kejutkan oleh suasana yang mencekam sekali, karena hanya orang-orang luar sajalah ternyata yang berani keluar rumah kalau malam. Isu manusia harimau di desa Kumayan agaknya menjadi isu utama sehingga masyarakat menjadi takut keluar.  Kumara di antar hingga kerumah yang akan di tempatinya. Namun sebelum beristirahat, Kumara terlebih dahulu akan meminta ijin kepada Lebai Karat (El Manik) sebagai seorang yang dihormati di desa tersebut, walaupun Kumara sendiri di wanti-wanti tentang siapa sebenarnya Lebai karat. Seorang dukun yang dapat melakukan apa saja, dan ia juga di sinyalir sebagai salah satu manusia Harimau.

Di tengah perjalanan Gumara di ganggu oleh hadirnya manusia harimau yang meminta tolong, namun Gumara berhasil meloloskan diri dan sampai ke rumah Ki Lebai Karat. Di rumah ki Lebai Karat, Kumara hampir saja berkelahi dengan Ki Lebai karena Kumara menyinggung perasaannya, namun sebelum Ki Lebai menerkam Gumara, Harwati (Shinta Kartika Dewi) anak dari Ki Lebai, berhasil menggagalkan usaha bapaknya untuk membunuh Kumara. Akhirnya Kumara pun pulang ke rumah yang akan ditempatinya. Sesampai di rumah ia di kejutkan oleh suara mendengik nafas seseorang yang membelakanginya. Gumara kaget karena muka orang tersebut sangat menakutkan. Gumara akhirnya tahu siapa orang tersebut. Ia adalah Toheng sang pemilik rumah sesungguhnya yang kini ditempati kumara, namun ia di singkirkan oleh orang-orang lebai Karat. TOheng meminta tolong pada Gumara agar Ki Lebai Karat mau melepaskan santet terhada dirinya. Berhubung hari sudah malam, maka Gumara meminta Toheng untuk pergi karena ia mau beristirahat.

Paginya Gumara di kejutkan suara ramai-ramai warga di depan rumahnya karena kematian Toheng. Gumara di tuduh sebagai pembunuh dan ditangkap oleh Polisi untuk dipenjara. Gumara di fitnah. Harwati anak Lebai Karat turut berusaha mengeluarkan Gumara dari kantor polisi, namun Gumara menolaknya. Malamnya Gumara di datangi oleh Toheng di penjara, namun Gumara menjadi ketakutan karena ternyata Toheng yang telah meninggal pergi dengan membawa kepalanya sendiri ditangan, Gumara menjadi ketakutan.

Akhirnya Gumara berhasil keluar dari penjara setelah di tolong oleh Ki Lading Ganda, dan memberitahukan pada Gumara kalau sebenarnya ia di fitnah sehingga masuk penjara. Ki lading ganda adalah seteru dari Ki Lebai Karat. Ki lading ganda mengingingkan Kumara menjadi muridnya, namun Gumara menolaknya.

****

Setelah keluar dari penjara, Gumara akhirnya berhasil mengajar di SMP Kumayan. Di tempatnya mengajar dan untuk sehari-hari Kumara mendapatkan makanan yang dimasak oleh Bu Tarih. Namun ketika bersama Ki Lading Ganda, Gumara di wanti-wanti kalau ia harus berhati-hati atau ia diracun oleh KI Tarih karena sakit hati terhadapnya, karena Gumara menggantikannya di sekolah. Malam itu Gumara memakan makanan yang di masak oleh Ki Tarih, tiba-tiba ia menjadi muntah darah. Gumara pun lari ke dokter, namun dokter sudah menduga kalau Gumara pasti menyangka ia telah diracun.

Namun demikian Gumara akhirnya dapat mengajar. Di sekolah ada seorang muridnya yang mencuri perhatian Gumara. Ia adalah Pitaloka (Anneke Putri) anak dari salah seorang manusia Harimau bernama putih kelabu. Bahkan orang tua PItaloka pun menginginkan Gumara untuk menjadi suami Pitaloka, namun sayang Gumara menolaknya karena ia belum berniat menikah. Ayah Pitaloka marah dan menyerang Gumara dengan wajah Harimaunya. Akhirnya Gumara pun melayaninya, namun tanpa sadar Gumara juga berubah menjadi manusia Harimau. Maka keduanya akhirnya pun berkelahi. Gumara berhasil mengatasinya. Namun Gumara menyesalkan dengan ilmu yang tidak ingin dimilikinya. Ia pun menyimpannya diam-diam. Gumara dan putih kelabu akhirnya berbaikan.

****

Sementara itu ketika dalam perjalanan pulang sekolah, Gumara dan Pitaloka serta teman-temannya berjalan beriringan, menyebabkan seorang pemuda yang tidak suka pada Gumara menuduhnya sebagai guru cabul. Ketika Pitaloka memisahkan diri dari rombongan, maka pemuda tersebut mendekatinya dan mencoba untuk menemaninya pulang. Namun Pitaloka menolak. Karena ia tidak suka pada pemuda tersebut. Pitaloka bahkan meludah, sehingga ludahnya diambil oleh pemuda tersebut dan membawanya pada Ki Lading Ganda untuk meneluhnya hingga Pitaloka memiliki bibir yang jelek.

Ki Putih Kelabu mengetahui siapa yang telah meneluh anaknya, namun sayang Pitaloka lebih percaya kepada dokter.  Sementara itu Gumara akhirnya diketahui kalau ia adalah Harimau Ketujuh . Gumara datang ke desa Kumayan sebenarnya adalah untuk menemukan siapa ayah kandungnya.

*****

Harwati mengajak Gumara untuk melamarnya dan menghadapkannya pada Ki Lebai Karat. Namun tanpa di sangka, ki Lebai Karat mencoba mencari asal usul dari Gumara. Setelah menceritakan siapa ibu kandungnya, maka akhirnya Ki Lebai Karat pun mengaku kalau ia adalah ayah kandungnya. Mendengar cerita ini, Harwati kecewa karena dengan demikian ia tidak bisa menjadi istri dri Gumara orang yang dicintainya. Harwati pun pergi meninggalkan rumah dan menitipkan secarik surat untuk Pitaloka agar ia mau mendampingi Gumara.

Akhirnya Gumara menjadi manusia harimau ke tujuh untuk melengkapi 6 manusia harimau yang sudah ada.

2 comments:

  1. Rame banget film 7MH seru deh pokoknya cowok and ceweknya pada ganteng and cntk.
    tolong dong kasih tau akhir dari kisah cinta pitaloka dan gumara,cuma itu doang kok. Pleas...

    ReplyDelete
  2. Gumara Cocok Dg Pitaloka..

    ReplyDelete