Sunday, August 10, 2025

MISTERI DARI GUNUNG MERAPI 3 : PEREMPUAN BERAMBUT API

 


PROSES! FILM MISTERI DARI GUNUNG MERAPI 3, PEREMPUAN BERAMBUT API

Ibarat Perjuangan , Ia harus melalui perjalanan panjang penuh lika liku yang melelahkan dan pengorbanan. Itulah yang dialami Liliek Sudjio, ketika menggarap Misteri Gunung Merapi 3 Perempuan Berambut Api yang mengambil LOKASI SUTING seluruhnya di daerah wisata Pangandaran Jawa Barat.

Perjalanan panjang, karena menurut perhitungan kontrak sudah over time. Suting pertama dimulai 18 Oktober 1990 diakhiri 18 Februari 1991. Untuk sutingnya saja, 4 bulan penuh. Sedangkan kontrak para karyawan overtime ada yang sebulan lebih. 

Kata Liliek, kendala yang paling berat, karena cuaca yang tak mau diajak kompromi. "Maklum , musim hujan!" katanya. Kadang, kata Liliek melanjutkan, sehari hanya bisa suting dua tiga shot saja. Terutama untuk adegan luar (exterior) dimana banyak adegan berat dengan menggunakan sling. 

Di samping cuaca sebagai penghambat yang tak mau di ajak kompromi, pembuatan set besar-besaran juga sedikit mengganggu. Cuma, untuk yang satu ini, semua bisa maklum. Lalu, kata beberapa kru yang enggan disebutkan jatidirinya, keharmonisan kerja di lapangan juga sering tak ada. "Namun semua gejolak yang bisa mengganggu kelancaran kerja, akhirnya dapat di selesaikan secara kekeluargaan. "Biasa, kalau kita kerja berlarut-larut ada saja gejolak itu,"tukas Liliek. Apa lagi sekarang produksi sedang rame, sambung kru lain. 

Setelah melewati proses penyelesaian cukup melelahkan, film yang dibintangi  Fendy Pradana, Lucy Subardjo (Perempuan berambut api), Dra. Mien Brodjo, Gino Makasutji, WD Mochtar, dan pengganti Ida Iasha Chatrianawati (pemeran utama) sudah masuk proses studio. Film yang di rencanakan  beredar pada bulan lebaran, untuk proses akhirnya terpaksa di bawa keluar negeri, ke Los Angeles. "Kami akan berusaha memberikan hiburan lebih baik kepada penggemar film Indonesia, khususnya yang telah menonton Misteri Dari Gunung Merapi. Sebab film ini memang serial film terbaru," jelas Liliek. 

Menjawab pertanyaan tentang daya tarik utama yang konon sangat diandalkan itu, Liliek bilang, "Film ini memang tidak ada IDA IASHA yang pada serial pertama dan kedua menjadi pemeran utamanya. Tapi pemain lain, terutama dengan andalan trick animasi, sangat menarik. Karena banyak trik dan animasi itu, kami harus lari ke luar negeri. "Bukan ingin melanggar aturan pemerintah hanya saja di Indonesia belum mampu saja!" tegas Liliek Sudjio.


~sumber : MF 123/90 tahn VII, 15-30 Maret 1991

CATATAN SI BOY 4, MENJUAL MIMPI REMAJA

 


FILM memang bukan realita, itu sebabnya para pembuat film juga di juluki sebagai "The dream merchant" alias "pedagang impian". Tak salah memang, karena lewat film mereka membuat penonton terbuai dengan hal-hal yang indah-indah tak ubahnya impian. Seperti terpampang dalam "Catatan Si Boy 4" ini, Boy dan adiknya , Ina, dengan gampang buka butik di Bali, bahkan untuk menjemput pacarnya, Vera ia menyiapkan helikopter pribadi. 

Uang dan materi memang berlimpah ruah bagi keluarga Boy dan juga tokoh-tokoh lainnya sepanjang jalan cerita film ini. Yang jadi problema utama masih tetap masalah asmara, yang terus berulang dari episode pertama. Pacaran putus, rujuk dan putus lagi, antara Boy dengan Vera. 

Sumber pertengkaran Boy-Vera di awal episode empat ini, bermula dengan ambisi Vera untuk menjadi fotomodel. Boy, terutama ibunya kurang sreg melihat pose ngablak Vera di majalah. Kekerasan Vera membuat mereka putus. 



Boy yang suntuk diajak adiknya Ina, da Wan Abud ke Bali. Terjalin perkenalan dengan cewek kalem, Cindy. Justru Vera juga datang ke Bali. Si Ban ci Meo ingin menjual Vera pada boss. Menyadari hal ini Vera ngamuk, Ia ingin kembali pada Boy, sayang sudah ada Cindy. 

Cerita dan skenario yang di tulis oleh Marwan Alkatiri dengan sutradara Nasri Cheppy boleh di bilang simpel saja, namun ketrampilan Cheppy dalam mengolah filmnya menjadi suatu suguhan yang segar dan menghibur. Absennya tokoh Emon (Didi Petet) yang lewat telepon mengabarkan sedang berada di Paris, tak menjadi halangan . Direka dua tokoh baru Wan Abud (Fuad Alkhar) yang berdarah Arab dan Meo (Ronny M Toha) yang sosoknya di buat mirip Emon dengan karakter berbeda. 

Adik Boy yang biasanya diperankan Btari Karlinda, diganti oleh Sisca Yulianti. Ortu Boy tetap Robert Syarief-Nani WIjaya, sedang ortu Vera juga tetap Boy Iskak-Ida Kusumah yang centil kelewatan. 

Saingan berat Vera sekarang Cindy di perankan oleh Paramitha Rusady Plus pendatang baru Ajeng Ade Chandra sebagai Cynthia kakak Cindy. Hampir semua adegan bersuasana riang, terutama karena ulah konyol Wan Abud. Misal ketika disuruh beli bunga oleh Boy untuk Cindy yang di pilih malah karangan bunga duka cita. 

Dengan ketrampilannya, Cheppy berusaha menyelipkan adegan Boy dan Wan Abud yang tak melalaikan Sholat. Lalu dalam mobil mewahnya, Boy tak pernah lupa menggantungkan tasbeh. 


~MF~