PROSES! FILM MISTERI DARI GUNUNG MERAPI 3, PEREMPUAN BERAMBUT API
Ibarat Perjuangan , Ia harus melalui perjalanan panjang penuh lika liku yang melelahkan dan pengorbanan. Itulah yang dialami Liliek Sudjio, ketika menggarap Misteri Gunung Merapi 3 Perempuan Berambut Api yang mengambil LOKASI SUTING seluruhnya di daerah wisata Pangandaran Jawa Barat.
Perjalanan panjang, karena menurut perhitungan kontrak sudah over time. Suting pertama dimulai 18 Oktober 1990 diakhiri 18 Februari 1991. Untuk sutingnya saja, 4 bulan penuh. Sedangkan kontrak para karyawan overtime ada yang sebulan lebih.
Kata Liliek, kendala yang paling berat, karena cuaca yang tak mau diajak kompromi. "Maklum , musim hujan!" katanya. Kadang, kata Liliek melanjutkan, sehari hanya bisa suting dua tiga shot saja. Terutama untuk adegan luar (exterior) dimana banyak adegan berat dengan menggunakan sling.
Di samping cuaca sebagai penghambat yang tak mau di ajak kompromi, pembuatan set besar-besaran juga sedikit mengganggu. Cuma, untuk yang satu ini, semua bisa maklum. Lalu, kata beberapa kru yang enggan disebutkan jatidirinya, keharmonisan kerja di lapangan juga sering tak ada. "Namun semua gejolak yang bisa mengganggu kelancaran kerja, akhirnya dapat di selesaikan secara kekeluargaan. "Biasa, kalau kita kerja berlarut-larut ada saja gejolak itu,"tukas Liliek. Apa lagi sekarang produksi sedang rame, sambung kru lain.
Setelah melewati proses penyelesaian cukup melelahkan, film yang dibintangi Fendy Pradana, Lucy Subardjo (Perempuan berambut api), Dra. Mien Brodjo, Gino Makasutji, WD Mochtar, dan pengganti Ida Iasha Chatrianawati (pemeran utama) sudah masuk proses studio. Film yang di rencanakan beredar pada bulan lebaran, untuk proses akhirnya terpaksa di bawa keluar negeri, ke Los Angeles. "Kami akan berusaha memberikan hiburan lebih baik kepada penggemar film Indonesia, khususnya yang telah menonton Misteri Dari Gunung Merapi. Sebab film ini memang serial film terbaru," jelas Liliek.
Menjawab pertanyaan tentang daya tarik utama yang konon sangat diandalkan itu, Liliek bilang, "Film ini memang tidak ada IDA IASHA yang pada serial pertama dan kedua menjadi pemeran utamanya. Tapi pemain lain, terutama dengan andalan trick animasi, sangat menarik. Karena banyak trik dan animasi itu, kami harus lari ke luar negeri. "Bukan ingin melanggar aturan pemerintah hanya saja di Indonesia belum mampu saja!" tegas Liliek Sudjio.
~sumber : MF 123/90 tahn VII, 15-30 Maret 1991