Showing posts with label Penyanyi Balad. Show all posts
Showing posts with label Penyanyi Balad. Show all posts

Tuesday, April 29, 2008

KANGEN LAGU-LAGU EBIET G ADE

MASIH ADA WAKTU


Ebiet G Ade




Kita mesti bersyukur
Bahwa k
ita masih diberi waktu
Entah sampai kapan
Tak ada yang bakal dapat menghitung
Hanya atas kasihNya

Hanya atas kehendakNya
Kita masih bertemu matahari

Kepada rumpun di lalang
Kepada bintang gemintang
Kita dapat mencoba
Meminjam catatannya

Sampai kapankah gerangan
Waktu yang masih tersisa
Semuanya menggeleng
Semuanya terdiam
Semuanya menjawab tak mengerti
Yang terbaik hanyalah
Segeralah bersujud

Mumpung kita masih diberi waktu.


Sepenggal syair Masih Ada Waktunya Ebiet G Ade. Penyanyi balada yang kini entah kemana. Kangen rasanya mendengarkan lagu-lagu Ebiet yang bias bikin adem, bikin suasana hati tenang yang membawa ke kedamaian tanpa emosi yang meledak-meledak yang kemudian mampu membawa ke sebuah perenungan diri. Perenungan bahwa kita masih di beri waktu untuk menyaksikan matahari esok pagi. Segala atas kehendak yang Maha Kuasa. Lihat dan dengarlah syair diatas betapa dalam terkandung pesan untuk kita, pesan untuk sekedar merenungkan bahwa kita masih di beri waktu. Kita mesti bersyukur bahwa semua terjadi tidak dengan sendirinya, akan tetapi terjadi dengan ada yang mengaturnya. Tuhan bersama kita, dan semua atas kehendakNya.



Ebiet G Ade, meski lewat lagu tapi mampu mengobati rasa kangen ku pada beliau yang kini menyendiri, jarang sekali tampil di televise. Lagu-lagu beliau akan terdengar ketika ada bencana menerpa. Sungguh indah, meski sederhana liriknya akan tetapi mengandung pesan yang sangat dalam. Ebiet G Ade adalah sosok penyanyi yang akrab dengan fenomena alam, kehidupan social, duka derita dan bencana. Terlahir dengan nama Abid Ghoffar Aboe Dja’far 54 tahun silam, Ebiet G Ade mampu membawakan lagu-lagunya dengan baik.


Terakhir Ebiet G Ade terlihat di layer kaca ketika di undang oleh tim Kick Andy Metro TV. Sedikit mengobati perasaan rindu akan lagu-lagu beliau yang sudah lama sekali tidak mengeluarkan album. Terakhir adalah Album Kompilasi 25th Anniversary yang membawakan lagu-lagu lama dengan beberapa aransemen ulang. Lagu-lagu Ebiet sarat akan pesan-pesan moral, tentang alam, tentang fenomena social, bencana dan ketidakberdayaan, meskipun memang sih ada lagu-lagu cintanya juga. Lirik-lirik yang pas dengan suasana hati, suasana jiwa yang di rundung nestapa, membuat kita tenang tapi tidak berarti cengeng. Mampu sekedar membawa untuk merenung tanpa harus dengan hangar binger seperti band-band jaman sekarang yang lebih menonjolkan cinta dan trend anak muda. Kehadiran Ebiet G Ade belum mampu tergantikan oleh penyanyi siapapun. Sosoknya yang sederhana dan bersahaja tanpa glamour dunia musiknya membuatku semakin mengagumi beliau. Saat ini tidak ada band-band atau penyanyi yang sekaliber Ebiet G Ade yang membawakan lagu dengan pesan-pesan yang indah.


Memang masa Ebiet belumlah lewat, karena ketika terjadi bencana pada khususnya, lagu-lagu Ebiet akan terdengar laris di penjuru radio-radio nusantara.


Kita Masih ingat tragedi yang memilukan



Kenapa harus mereka yang terpilih menghadap

Tsunami Aceh, Gempa di Yogya, Bengkulu, dan bencana alam lainnya yang menghantam negeri ini menyisakan banyak kesedihan. Kenapa harus mereka yang terpilih menghadap? Kenapa harus orang-orang kecil yang terkena bencana, yang hidup dari makan sehari-hari seadanya tapi penuh kedamaian. Mereka-mereka yang taat membayar pajak, mereka yang hidup dari kerja keras hanya untuk menghidupi diri dan keluarganya. Orang-orang terpinggir yang ketika harus mengurus segala sesuatu penuh dengan birokrasi uang. Mereka yang dengan ikhlas mendarmakan baktinya pada tetangga, Negara dan bangsa dengan menyisihkan sedikit hartanya agar tetap bisa hidup tanpa ada tunggakan pajak sebagai pendapatan Negara. Kenapa harus mereka?


Kenapa justru koruptor-koruptor di negeri ini yang nota bene mengambil hak rakyat dari hasil pajak yang dibayarkan justru bebas berkeliaran. Kenapa selalu saja orang kecil yang tertimpa bencana?



Kita mesti bersyukur
Bahwa kita masih diberi waktu

Ya semua ada hikmahnya. Dan kita mesti bersyukur bahwa kita masih di beri waktu olehNya untuk menatap hari esok. Disaat seperti sekarang ini , ketika harga barang melambung tinggi, hampir semua elemen produk ekonomi mengalami kenaikan. Lantas siapakah yang haru menjerit, menangis, menahan lapar dan gizi buruk? Rakyat lah yang selalu menderita sementara elit-elit politik lebih mementingkan partai dan pundit-pundinya tanpa harus memikirkan rakyat yang notabene adalah konstituennya.


Saat-saat seperti ini mendengarkan lagu-lagu Ebiet G Ade memberikan kesejukan tersendiri. Sebagai bahan introspeksi dimana kita bisa merenung dan melibatkan diri dalam emosi. Untuk kita renungkan dan memberikan berita kepada kawan bahwa masih ada hari esok yang lebih baik. Yang jelas masih ada waktu untuk kita membenahi diri.