Showing posts with label film jadul.. Show all posts
Showing posts with label film jadul.. Show all posts

Wednesday, November 5, 2025

BOY TIRAYOH


 BOY TIRAYOH. Sebelum kenal dunia film, Boy tidak menyangka kalau ia mampu berakting di depan kamera. Soalnya ia hanyalah seorang preman yagn getol nongkrong di Pasar Baru tidak jauh dari rumahnya. 

Suatu waktu, Boy ketiban rejeki peran yang di sodorkan oleh Sanggar Prathivi, sebuah group sandiwara. It terjadi pada tahun 1973, saat Sanggar Prativi kekurangan pemain sehubungan dengan penampilannya di layar televisi. dan Pilihannya  jatuh kepada Boy Tirayoh yang sering mangkal dekat markas Sanggar Prativi. Setelah ia sempat tiga kali tampil di teve, tak lama kemudian "Saya diminta oleh sutradara Nico Pelamonia untuk turut membintangi film yang akan di garapnya berjudul "Prahara Betinanya seorang Perempuan," (1974), saya kebagian peran pembantu utama. Itulah film pertama saya, "cerita Boy. 

Lewat Sanggar Prativi, Boy mengenal dunia yang baru, dunia akting. Ia cukup lama juga mendekam di Sanggar Prativi hingga tahun 1981, dibawah pimpinan Peter Broto. 

Tawaran pun berdatangan, Film berikutnya adalah "Pahitnya Cinta Manisnya Dosa," bersama Yenny Rachman, Drg Fadly dengan sutradara Wahab Abdi. Kemudian pada tahun 1977, Arta Cata Film menggarap sebuah film yang berjudul "Cacat Dalam Kandungan" di sutradarai oleh Fritz G Schadt. Boy disini sebagai pemeran utama di samping Donna Arta pemain utama wanitanya. 

Boy Tirayoh mengakui kalau kariernya makin berkembang karena berkat bimbingan sutradara Fritz G Schadt. Dan setelah membintangi "Cacat Dalam Kandungan", Boy sempat vacuum beberapa lama. Dalam kevacuuman ia mengalikan profesi sebagai dubber. 

Sudah banyak juga artis film yang suaranya diisi (didubber) oleh Boy Tirayoh. Tercatat nama Roy Marten (Rahasia Perkawinan), Herman Felani (Sekuntum Duri), Alex Kembar (Dukun Lintah) Rano Karno (Bunga Cinta Kasih) dan banyak lagi. Lumayan sebagai dubber saya banyak di bantu oleh Titi Qadarsih dan Mbak Maria Oentoe dari Sanggar Prativi. Setelah vacuum Boy berperan sebagai pemeran utama dalam film "Buaya Putih" dan "Tongkat Sakti".

Di film Kamp Tawanan Wanita, Boy Tirayoh berperan sebagai Letnan Nakamura. 

Setelah berada di Sanggar Prativi, Boy akhirnya keluar tapi tetap aktif berkecimpung di dunia film dan sandiwara. Dramawan Boy membentuk sebuah sanggar yagn di beri nama Sanggar Mayapada dengan Jabatan sebagai asisten Sutradara di bawah Idris Affandi. Selain aktif sebagai dramawan dan film, ia juga tergabung dalam Gabdika (Gabungan Bela Diri) Shitoroyu Indonesia. Menurut Boy ia sudah menguasai ilmu beladiri sejak tahun 1972. Selain sebagai bintang film Boy juga kerap sebagai Pembawa Acara tau MC. 

~RF 474

Pada era sinetron, salah satu sinetron panjang Boy adalah Cinta Fitri. 



Wednesday, May 7, 2025

KETIKA SENYUMMU HADIR, Akibat Pendidikan Seks di SMA


 Ketika senyummu hadir merupakan film yang di bintangi oleh Vivi Samodro dan Sandy Taroreh.

Gara-gara dada Ninuk 'terpegang' tangan Roy saat main basket, pecahlah geger di sekolah dan di rumah kedua keluarga yang bersangkutan. Mula-mula Pak Alex, guru Olahraga kebingungan mendengar murid-muridnya menyoraki Roy, sedangkan Ninuk menangis. Ia mendapat keterangan dari seorang murid; "tokek Ninuk di kobok Roy Pak!".

"Apa itu tokek?" Heran Pak Alex yang baru paham setelah si murid menunjuk ke dada. 

Roy dan Ninuk di giring ke kantor Kepsek. Bu Theresia, tapi di depan sang kepsek keduanya bungkam seribu bahasa. Bahkan Roy tak kuasa menjawab, apakah ia melakukannya dengan sengaja atau tidak. Persoalannya mungkin lain kalau Roy adalah anak berandalan. Justru selama ini ia merupakan bintang kelas dan murid teladan. 

Berbuntut panjang karena ayah Ninuk, Pak Siswoyo yang nampaknya seorang pejabat berkedudukan lumayan mencak-mencak tak terima putrinya di perlakukan tak senonoh. Ia datang menyatroni ke sekolah. Menuntut Roy di hukum seberat-beratnya, kalau tidak akan memperkarakannya. Malah menyalahkan sekolah yang memasukkan kurikulum pendidikan s e k s  sebagau satu mata pelajaran. 

Kenap dulu tak menolak waktu pertemuan orang tua murid dengan guru?" Tanya bu Theresia Sabar.

Pak Hendra , ayah Roy pun kelimpungan saat menerima surat dari Bu Theresia. Padahal selama ini ia sangat membanggakan Roy. Ia tak habis mengerti, apa yagn sebenarnya terjadi pada anaknya yang mulai masa puber ini. 

Kalau kedua ayah digambarkan temperamental, adalah sebaliknya kedua ibu, sama-sama jauh lebih sabar dalam menanggapi. 

Pak Siswoyo bertekad meruwat Ninuk dengan toto coro Jowo. Begitulah lewat satu upacara resmi , Ninuk di ruwat, diguyur air tujuh kali dengan air kembang. 

Abang Ninuk, Seno, tak kuasa mencegah kawan-kawannya mengeroyok Roy. Namun dengan karatenya, Roy berbalik menghajar mereka. Baru ketika Seno sendiri yang memukulnya ia malah tak melawan. Adalah kawan-kawan Roy yang  kemudian membalas mengeroyok Seno sampai babak belur. Bertambah lagi kemurkaan Pak Sisiwoyo. 

Justru saat Pak Siswoyo mengajarkan pencak silat pada Seno, datang Roy untuk meminta maaf. Karuan saja ia diusir. Melihat itu, Ninuk malah menyalahkan ayahnya. 

Pelan-pelan kegamangan Roy memang bisa diatasi. Antaranya lewat dialog terbuka dengan wali kelasnya Bu Widya. "Tak cukup hanya pandai dan berprestasi tapi juga harus bermental kuat dan belajar bertanggungjawab. 

Di depan sidang guru-gurupun bu Widya mengemukakan "Wajar itu tak selalu benar. Tolong beri kesempatan pada Roy untuk mengoreksi kesalahannya."

Sedangkan Pak Hendra sampai membatalkan keberangkatannya ke Jepang untuk teken kontrak besar dengan dalih gagah; Demi Generasi mudah, hari depan seorang anak Indonesia, Anakku Sendiri!".

Pak hendra minta untuk bisa mendampingi anaknya. Mau saja diajak ke disko untuk menyelami jiwa anak muda. Perhatian sang ayah yang kelewat berlebihan pada Roy ini, sempat menimbulkan keirian Renny adik Roy. Untuk lagi-lagi ibu yang bijaksana bisa mendamaikannya. 

Saat Segalanya berlangsung normal kembali, Roy membuktikan dirinya menjadi tetap jago basket andalan regunya. Kemenangannya di sambut Ninuk dengan kecupan di pipi. Wah, saking kagetnya, mata Pak Siswoyo sampai melotot menyaksikan ulah putrinya sendiri.