Film "Cinta DI Balik Noda" yang berhasil masuk nominasi dalam FFI 1984 di Yogya termasuk sukses di pasaran, berhasil menelorkan Meriam Bellina sebagai The Best Actrees FFI 1984. Kemudian dilanjutkan dengan judul "Kulihat Cinta Di Matanya" dengan tokoh tetap sama Atika Adrianto yagn dimainkan oleh Meriam Bellina.
Film ini memakan waktu pembuatan dari persiapan sampai lolos sensor selama satu tahun dengan budget pembuatan cukup tinggi untu pembuatan film jenis ini, yaitu mencapai Rp. 350juta, merupakan film musikal terbesar yang pernah di buat Indonesia. Bobby Sandy yang menyutradarai film ini telah berbuat secermat mungkin agar "Kulihat Cinta Di Matanya" bisa lebih bagus dari "Cinta Di Balik Noda". Latihan tari untuk menghadapi suting film ini melibatkan ratusan orang, karena diadakan pergantian beberapa kali sera memakan waktu lebih dari satu bulan.
Dalam "Cinta Di Balik Noda" telah di ceritakan, bahwa Atika Adrianto merupakan seorang super star yang kemudian kehilangan cahayanya, terjebak kehidupan narkotika dan kriminil. Dalam film "Kulihat Cinta Di Matanya" ini dengan segala upaya ia berusaha untuk bangkit kembali.
Ibu Atika (Maria Oentu) dan bibinya (Ade Irawan) sangat prihatin sekali atas keadaan Atika yang demikian parah. Bermacam-macam cara dilakukan hingga Atika sembuh, dan berusaha membujuknya agar melanjutkan kuliahnya.
Namun dunia kampus telah menerimanya dengan cemoohan "rampok masuk kampus", "Superstar korban narkotik" da beberapa okol-olok lainnya. Hingga membuat sakit hati muak dan tidak kerasan. Ikang (Ikang Fawzi) seorang penyanyi rock yang saudaranya dekat dengan Atika mengajaknya untuk kembali aktif di dunia pentas. Namun hanya sambutan dingin dan ejekan yang diterima dari sana sini termasuk Pub yang pernah membuatnya sukses.
Kemudian Atika bertemu dengan Sonny yang mengajaknya untuk mengadakan pertunjukkan keliling daerah. Dalam pertunjukkan tersebut mereka mendapat sukses, namun tenyata Sonny adalah seorang penipu. Kembali Atika di tolong oleh Ikang.
Ketika seroang teman Atika memperkenalkannya degan Sakti (Achan Rachman) seorang pelatih tari, Atika bangkit kembali. Kali ini sebagai seorang penari.
Namun pada saat kesuksesan hampir terwujud, pertunjukan Atika di jegal oleh Elissa (Henidar Amroe) seorang primadona dari kelompok usaha pertunjukkan Kaharudin (Pietrajaya Burnama) yang pernah menjadi pacar Sakti. Disini Elissa di bantu Willy (August Melasz) yang mengancam Kaharudin untuk menggagalkan pertunjukkan Atika.
Tentu saja Atika tidak dapat menerima perlakuan ini, maka terjadilah pertengkaran dan perkelahian yagn menyebabkan terjadinya kebakaran di panggung pertunjukkan.
Akibat kejadian tersebut nama Atika semakin buruk, karena ia dianggap pembuat onar. Hingga wajahnya yang tercoreng menjadi semakin hancur. Namun dengan bantuan Budenya Sakti dan teman-teman dekatnya ia berusaha untuk bangkit menegakkan kariernya kembali.
Waktu copy film ini di cetak di Tokyo film ini langsung mendapat permintaan untuk di edarkan di Singapura, Malaysia , Taiwan dan Philipina.

No comments:
Post a Comment