Showing posts with label Ratapan Anak Tiri. Show all posts
Showing posts with label Ratapan Anak Tiri. Show all posts

Monday, November 6, 2023

FARADILLA SANDY DALAM FILM " RATAPAN ANAK TIRI 2"

 


Judul Film            : Ratapan Anak Tiri 2

Karya                     : Sandy Suwardi Hassan

Produser             : Alex Dial

Sutradara            : Sandy Suwardi Hassan

Produksi              : PT. Matari Artis Jaya Film

Tahun Produksi : 1980

Pemain                 : Soekarno M. Noor, Faradilla Sandy, Faraumaina Sandy, Cok Simbara, Robby Sugara, Paula Rumokoy, Fachrul Rozy

 

Sinopsis

Ratapan Anak Tiri 2 adalah sekuel dari Ratapan Anak Tiri yang mendapatkan sambutan luar biasa dari penonton dan juga prestasi yang di dapatkan. Siksaan, kepedihan, hinaan dan penderitaan tertumpah untuk selamanya bagi anak tiri menjadi daya tarik tersendiri bagi ratapan anak tiri.

Diratapan anak tiri kedua ini Faradilla Sandy kembali berakting dengan baik. Pemain di ratapan anak tiri dua ini juga berganti.Ningsih tidak lagi diperankan oleh Tanti Yosepha. Soekarno M. Noor  masih di percaya sebagai pak Yuwono, sedangkan Faradilla Sandy masih berperan sebagai Susi. Adegan di mulai dengan mereview kembali film Ratapan anak Tiri 1. Adegan-demi adegan diingatkan kembali. Begitu juga dengan lagu Ratapan Anak Tiri yang menyayat hati sebagai soundtrack yang ikut menambah suasana penonton kian larut dalam duka.

Susi (Faradilla Sandy) setelah ditinggal mati oleh Ibu kandungnya kemudian menyusul kakaknya Netty yang juga meninggal dengan membawa duka yang lara bagi Susi. Kematian Netty menyebabkan pukulan tersendiri bagi Susi. Susipun telah mempunyai seorang adik bernama Umi(Faraumaina Sandy). Sementara Ibu Tirinya, Ningsih setelah kehadiran anak kandungnya memperlakukan Susi seperti pembantunya. Sementara Pak Yuwono (Soekarno M. Noor) sedang terbaring di rumah sakit tanpa pernah ada yang menengoknya kecuali Susi. Istrinya, Ningsih dan Umi juga tidak pernah menengok Pak Yuwono di Rumah Sakit.

Umi menjadi anak kesayangan Ningsih, sehingga Susi selalu diperlakukan berbeda olehnya. Hal ini membuat Umi sering membela Susi kakaknya, akan tetapi jika diketahui Ningsih, maka Susilah yang akan kena marah. Susi sering diberikan makanan dengan lauk seadanya, sementara Umi diberikan lauk dengan daging dan susu.  Tapi seringkali Umi memberikan makanan kepada Susi secara sembunyi-sembunyi tanpa diketahui Ibunya, karena Umi sayang sekali dengan kakaknya.

Perbuatan Umi yang menaruh Anggur di bawah serbet yang sebenarnya diperuntukkan untuk Susi diketahui oleh Ibunya. Ningsih marah besar terhadap Susi, bahkan Susi akhirnya juga dilarang untuk mengikuti les yang diadakan oleh gurunya. Sedangkan Susi dirumah menjadi pembantu dengan memberesi meja makan, membersihkan rumah, akan tetapi Susi tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya bisa menangis saja.

*****

Susi tidak masuk sekolah, sehingga membuat gurunya (Cok Simbara) menjadi bertanya-tanya. Akhirnya ia menyuruh Reno untuk kerumah Susi menanyakan kabarnya. Reno(Fahrul Rozy) adalah teman sekelasnya  yang mencintai Susi akan tetapi ditolak oleh Susi.  Kesempat an ini tidak disia-siakan oleh Reno. Sesampai di rumah Susi, Reno masuk diam-diam dan menghabiskan semua makanan yang ada dirumah Susi. Sementara Susi sedang mandi. Ningsih dan Umi sedang pergi ke suatu acara.

Akibat perbuatan Reno, keadaan rumah menjadi berantakan.  Umi yang sedang mandi tidak berani keluar dari kamar mandi, sementara Reno berpesta pora sambil menghabiskan makanan yang ada dirumah sambil menunggu Susi dari kamar mandi. Mengetahui Susi tidak keluar dari kamar mandi, akhirnya Reno pun pulang. Akan tetapi perbuatan Reno diketahui oleh Ningsih dan menuduh susi telah memasukkan teman lelakinya ketika ia tidak berada dirumah. Susi pun kena marah. Akan tetapi Ningsih terjatuh ketika sedang meluapkan kemarahan ke Susi akibat ia menginjak kulit pisang yang dibuang ke lantai oleh Reno. Ningsih pingsan, dan susi memanggil dokter tetangganya.

Merasa sering diperlakukan kasar dan tidak adil dirumah, akhirnya ketika Ningsih sedang pingsan, Susi kabur dari rumah. Melihat kakaknya pergi dari rumah, Umi yang juga merasa tidak tahan dengan perbuatan Ibunya pun berusaha ikut pergi dengan Susi, akan tetapi Susi menolaknya. Susi pergi tanpa tujuan, ia hanya mengikuti kemana langkah kakinya. Sedangkan Umi yang ditolak oleh Susi pergi akhirnya memutuskan untuk pergi sendiri. Melihat kegigihan Umi, akhirnya Susi bersedia pergi berdua dengan Umi.  Orang pertama yang didatangi setelah kabur dari rumah adalah ayahnya yang sedang terbaring dirumah Sakit. Untuk ongkos perjalanan, Susi menjual bajunya kepada tukang Koran yang dibayar sangat murah.

Setelah menjual bajunya, Susi menemui ayahnya, akan tetapi Umi ditinggal di luar karena takut ketahuan oleh ayahnya yang tentu akan menimbulkan pertanyaan. Susi tidak mau memberitahu keadaanya karena takut ayahnya sakit lebih parah. Setelah dari Rumah sakit, Susi ketempat seorang temannya, Ani untuk menumpang sementara. Akan tetapi Umi tidak kerasan disana. Akhirnya Umi pergi lari dari rumah Ani seorang diri tanpa tau tujuannya. Untuk makan Umi menjual apa saja yang melekat di badannya termasuk emas yang dijual dengan sangat murah. Mengetahui adiknya pergi, Susi berusaha mencari Susi kesana kemari, akan tetapi belum menemui hasil. Sedangkan tujuan Umi yang pertama adalah kerumah sakit Carolus dimana ayahnya di rawat. Seorang diri dengan menggunakan sisa penjualan emas, akhirnya Umi sampai ke Rumah Sakit. Sesampai dirumah Sakit Umi tidak menemukan Ayahnya, akhirnya Umi pun kembali pergi mencarinya.

Susi yang berusaha mencari Umi, ditengah perjalanan bertemu dengan Ningsih. Ningsih marah pada Susi karena Susi berani melawan. Susi merasa Ningsih tidak berhak memarahinya, karena penderitaan selama ini sudah cukup. Dan susi juga tidak pernah merasa di tolong oleh Ningsih, karena kehidupan Susi adalah murni hasil penjualan perhiasan mendiang Ibunya tanpa pernah ditolong sepeserpun oleh Ningsih. Akhirnya Susi dan Umi pun bertemu.

Sedangkan di akhir kisah, Ningsih dan Yuwono terlibat perkalahian yang menyebabkan keduanya akhirnya pun harus kehilangan nyawa. Setelah sebelumnya Yuwono membongkar kebusukan Ningsih, Yuwono akhirnya mengetahui kalau kematian Netty kakak Susi adalah mati secara mengenaskan karena keracunan yang dilakukan oleh Ningsih. Yuwono mempunyai bukti kalau Ningsihlah yang meracuninya, akan tetapi ketika sedang berebutan bukti tersebutlah, akhirnya keduanya sama-sama meninggal secara mengenaskan

****

Ratapan Anak Tiri 2 masih melanjutkan kesedihan yang sama dengan Ratapan Anak Tiri 1, akan tetapi disini penonton akan di suguhi dengan keberanian Susi melawan ketidak adilan Ningsih selama ini. Film ini juga bisa dikategorikan film musical, karena di film ini bertabur lagu-lagu yang di nyanyikan. Juga munculnya Mus Mulyadi sebagai penyanyi di film ini juga menambah suasana film ini lebih hidup, walaupun kalau boleh jujur, hadirnya lagu-lagu yang ditampilkan secara utuh cukup mengganggu jalan cerita.

 

 

FARADILLA SANDY DALAM FILM "RATAPAN ANAK TIRI "

 


Judul Film            : Ratapan Anak Tiri (1)

Skenario              : Sandy Suwardi Hassan

Sutradara            : Sandy Suwardi Hassan

Pemain                 : Soekarno M. Noor, Tanty Yosepha, Faradila Sandy, Bambang Irawan, Dewi Rosaria Indah, Tatiek Tamsil.

Produksi              : PT Serayu Agung Jaya Film

Tahun Produksi : 1973

Sinopsis :

Yuwono (Soekarno M. Noor) ditinggal pergi oleh istrinya (Tatiek Tamsil) untuk selama-lamanya setelah melahirkan anak ketiganya.  Setelah sebelumnya dilarang untuk hamil lagi yang ketiga kalinya oleh dokter karena memang membahayakan nyawa ibu dan anaknya. Akibat melanggar larangan dokter,  ketika melahirkan anak ketiga, keduanya pun meninggal. Meninggalnya istri tercinta menyebabkan Yuwono terpukul sekali, apalagi ia mempunyai dua orang anak yang masih membutuhkan kasih sayang ibunya. Netty (Dewi Rosaria Indah) dan Susi (Faradilla Sandy) begitu kehilangan sekali dengan ibunya yang sudah meninggal.

Adalah Ningsih (Tanti Yosepha) seorang wanita kantoran yang juga bawahan Yuwono yang telah mencuri hati anak-anak Yuwono dengan kebaikan dan kelembutannya bagaikan seorang Ibu. Meski dilarang oleh atasannya karena Ningsih bukanlah sosok yang baik bagi anak-anaknya, akan tetapi Yuwono akhirnya menikahi Ningsih.  Akhirnya Ningsih pun resmi menjadi istri Yuwono. Di awal kehidupan keluarga tersebut sangat harmonis dan begitu manis. Yuwono menjalankan perannya sebagai suami demikian pula dengan Ningsih yang menjadi ibu dari anak-anaknya menjalankan perannya dengan sangat manis.

Hingga suatu ketika tragedy itupun terjadi. Yuwono dituduh menggelapkan uang perusahaan sebesar 14 juta hingga akhirnya Yuwono di penjara. Sebenarnya Yuwono tidak pernah melakukan perbuatan ini, akan tetapi penggelapan ini dilakukan oleh Harun (Bambang Irawan) yang sebenarnya mencintai Ningsih.  Begitu mengetahui suaminya di penjara, Ningsih berusaha sabar dan tetap manis sikapnya dengan kedua anak Yuwono. Akan tetapi Harun bermain di air keruh. Dengan rayuan-rayuannya akhirnya Harun mampu kembali mengambil hati Ningsih, keduanya pun terlibat dengan perselingkuhan, sekaligus Harun menghasu Ningsih bahwa ia hanya menjadi babu bagi anak-anak Yuwono.

Atas hasutan-hasutan Harun, Ningsih pun berubah pikiran dan sifat aslinyapun kelihatan. Pembantunya (Roldiah Matulessy) di pecat, dan peran-peran keluarga seperti mengepel, mencuci piring dan sebagainya menjadi tugas kakak beradik Netty dan Susi. Keduanya sering di marahin, di pukul, bahkan sering sekali makan dengan nasi sisa. Tak jarang pula Netty dan Susi sering tidak makan, karena untuk itu mereka harus kerja sendiri. Setiap kesalahan kecil selalu menjadi bencana bagi keduanya. Bahkan tak jarang keduanya tidak bisa masuk rumah karena pintunya dikunci dari luar, ketika Ningsih dan Harun sedang pergi. Terpaksa keduanya menunggu diluar pintu pagar, atau bahkan tidur di luar rumah. Sementara Ningsih dan Harun asyik dengan perselingkuhannya, dan tidak peduli dengan keadaan anak tirinya.

Dipenjara, Yuwono selalu bertanya kepada petugas sipir karena tidak ada yang menengoknya. Hingga suatu hari, Yuwono kaget karena tiba-tiba kedua anaknya tiba di penjara dan mengadukan kejadian yang telah menimpa mereka. Netty dan Susi lari dari rumah setelah disuruh tidur diluar, sementara Ningsih dan Harun pergi asyik bersuka ria. Mengetahui keadaan anak-anaknya, Yuwono meminta tolong kepada petugas sipir penjara untuk menjaga anaknya. Walau dengan senang hati petugas tersebut bersedia menolong, akan tetapi Netty dan Susi lebih memilih untuk lari dan tidak mau diasuh olehnya.

Kehidupan dijalanan yang keras harus dialami oleh Netty dan Susi. Tidur di emper-emper toko, berjalan dengan disertai malam dan hujan tanpa tujuan yang pasti, hingga akhirnya Susi jatuh sakit ketika sedang tidur di pinggir jalan. Badan susi panas, mengetahui adiknya sakit Netty berusaha mencari obat dan makanan, akan tetapi ketika Netty sedang pergi mencari obat, Susi yang sudah tidak tahan lagi dengan rasa laparnya akhirnya juga mencari makan sendiri. Akhirnya keduanya pun terpisah dan saling mencari satu dengan yang lain.

Yuwono akhirnya bebas, setelah pelaku yang sebenarnya Harun ditangkap dan dipenjara. Begitu bebas, Yuwono langsung menuju rumahnya, akan tetapi ia mendapati rumahnya sudah tidak berpenghuni dan ternyata memang sudah dijual oleh Ningsih dan Harun. Yuwono pun melangkah gontai mencari anaknya yang terpisah. Sementara Netty dan Susi yang sebelumnya terpisah, akhirnya pun bertemu kembali, keduanya saling berpelukan. Di akhir kisah, Yuwono dan kedua anaknya bertemu, mereka menangis pilu.

Sebuah Seri drama yang cukup membawa penontonnya ikut terbawa emosi yang di kembangkan oleh sang sutradara. Sutradara Sandy Suwardi Hasan berhasil membawa penontonnya untuk ikut terlibat emosi didalamnya. Ratapan Anak Tiri adalah salah satu film yang boleh dibilang film yang mengharu biru dengan kekerasan yang dialami oleh anak tiri akibat perlakuan ibu tirinya yang kejam. Sukses dengan Ratapan anak tirinya, film ini dibuat skuelnya dengan Ratapan Anak Tiri 2 dan Ratapan Anak Tiri 3. Kemampuan Acting Soekarno M. Noor sudah tidak diragukan lagi, akan tetapi di ratapan anak tiri 1 ini, lebih mengekspose betapa tidak enaknya mempunyai Ibu tiri. Sementara Faradila Sandy, bintang cilik yang berbakat dan aktingnya juga sangat alami sehingga mampu menambah nyawa film ini. Film ini juga tercatat sebagai peraih piala Majalah Junior FFI 1974 untuk pemeran cilik Faradila Sandy dan Piala GPBSI FFI 1974 untuk kategori film terlaris 1973-1974.