Showing posts with label dewi rosaria indah. Show all posts
Showing posts with label dewi rosaria indah. Show all posts

Monday, November 6, 2023

FARADILLA SANDY DALAM FILM "RATAPAN ANAK TIRI "

 


Judul Film            : Ratapan Anak Tiri (1)

Skenario              : Sandy Suwardi Hassan

Sutradara            : Sandy Suwardi Hassan

Pemain                 : Soekarno M. Noor, Tanty Yosepha, Faradila Sandy, Bambang Irawan, Dewi Rosaria Indah, Tatiek Tamsil.

Produksi              : PT Serayu Agung Jaya Film

Tahun Produksi : 1973

Sinopsis :

Yuwono (Soekarno M. Noor) ditinggal pergi oleh istrinya (Tatiek Tamsil) untuk selama-lamanya setelah melahirkan anak ketiganya.  Setelah sebelumnya dilarang untuk hamil lagi yang ketiga kalinya oleh dokter karena memang membahayakan nyawa ibu dan anaknya. Akibat melanggar larangan dokter,  ketika melahirkan anak ketiga, keduanya pun meninggal. Meninggalnya istri tercinta menyebabkan Yuwono terpukul sekali, apalagi ia mempunyai dua orang anak yang masih membutuhkan kasih sayang ibunya. Netty (Dewi Rosaria Indah) dan Susi (Faradilla Sandy) begitu kehilangan sekali dengan ibunya yang sudah meninggal.

Adalah Ningsih (Tanti Yosepha) seorang wanita kantoran yang juga bawahan Yuwono yang telah mencuri hati anak-anak Yuwono dengan kebaikan dan kelembutannya bagaikan seorang Ibu. Meski dilarang oleh atasannya karena Ningsih bukanlah sosok yang baik bagi anak-anaknya, akan tetapi Yuwono akhirnya menikahi Ningsih.  Akhirnya Ningsih pun resmi menjadi istri Yuwono. Di awal kehidupan keluarga tersebut sangat harmonis dan begitu manis. Yuwono menjalankan perannya sebagai suami demikian pula dengan Ningsih yang menjadi ibu dari anak-anaknya menjalankan perannya dengan sangat manis.

Hingga suatu ketika tragedy itupun terjadi. Yuwono dituduh menggelapkan uang perusahaan sebesar 14 juta hingga akhirnya Yuwono di penjara. Sebenarnya Yuwono tidak pernah melakukan perbuatan ini, akan tetapi penggelapan ini dilakukan oleh Harun (Bambang Irawan) yang sebenarnya mencintai Ningsih.  Begitu mengetahui suaminya di penjara, Ningsih berusaha sabar dan tetap manis sikapnya dengan kedua anak Yuwono. Akan tetapi Harun bermain di air keruh. Dengan rayuan-rayuannya akhirnya Harun mampu kembali mengambil hati Ningsih, keduanya pun terlibat dengan perselingkuhan, sekaligus Harun menghasu Ningsih bahwa ia hanya menjadi babu bagi anak-anak Yuwono.

Atas hasutan-hasutan Harun, Ningsih pun berubah pikiran dan sifat aslinyapun kelihatan. Pembantunya (Roldiah Matulessy) di pecat, dan peran-peran keluarga seperti mengepel, mencuci piring dan sebagainya menjadi tugas kakak beradik Netty dan Susi. Keduanya sering di marahin, di pukul, bahkan sering sekali makan dengan nasi sisa. Tak jarang pula Netty dan Susi sering tidak makan, karena untuk itu mereka harus kerja sendiri. Setiap kesalahan kecil selalu menjadi bencana bagi keduanya. Bahkan tak jarang keduanya tidak bisa masuk rumah karena pintunya dikunci dari luar, ketika Ningsih dan Harun sedang pergi. Terpaksa keduanya menunggu diluar pintu pagar, atau bahkan tidur di luar rumah. Sementara Ningsih dan Harun asyik dengan perselingkuhannya, dan tidak peduli dengan keadaan anak tirinya.

Dipenjara, Yuwono selalu bertanya kepada petugas sipir karena tidak ada yang menengoknya. Hingga suatu hari, Yuwono kaget karena tiba-tiba kedua anaknya tiba di penjara dan mengadukan kejadian yang telah menimpa mereka. Netty dan Susi lari dari rumah setelah disuruh tidur diluar, sementara Ningsih dan Harun pergi asyik bersuka ria. Mengetahui keadaan anak-anaknya, Yuwono meminta tolong kepada petugas sipir penjara untuk menjaga anaknya. Walau dengan senang hati petugas tersebut bersedia menolong, akan tetapi Netty dan Susi lebih memilih untuk lari dan tidak mau diasuh olehnya.

Kehidupan dijalanan yang keras harus dialami oleh Netty dan Susi. Tidur di emper-emper toko, berjalan dengan disertai malam dan hujan tanpa tujuan yang pasti, hingga akhirnya Susi jatuh sakit ketika sedang tidur di pinggir jalan. Badan susi panas, mengetahui adiknya sakit Netty berusaha mencari obat dan makanan, akan tetapi ketika Netty sedang pergi mencari obat, Susi yang sudah tidak tahan lagi dengan rasa laparnya akhirnya juga mencari makan sendiri. Akhirnya keduanya pun terpisah dan saling mencari satu dengan yang lain.

Yuwono akhirnya bebas, setelah pelaku yang sebenarnya Harun ditangkap dan dipenjara. Begitu bebas, Yuwono langsung menuju rumahnya, akan tetapi ia mendapati rumahnya sudah tidak berpenghuni dan ternyata memang sudah dijual oleh Ningsih dan Harun. Yuwono pun melangkah gontai mencari anaknya yang terpisah. Sementara Netty dan Susi yang sebelumnya terpisah, akhirnya pun bertemu kembali, keduanya saling berpelukan. Di akhir kisah, Yuwono dan kedua anaknya bertemu, mereka menangis pilu.

Sebuah Seri drama yang cukup membawa penontonnya ikut terbawa emosi yang di kembangkan oleh sang sutradara. Sutradara Sandy Suwardi Hasan berhasil membawa penontonnya untuk ikut terlibat emosi didalamnya. Ratapan Anak Tiri adalah salah satu film yang boleh dibilang film yang mengharu biru dengan kekerasan yang dialami oleh anak tiri akibat perlakuan ibu tirinya yang kejam. Sukses dengan Ratapan anak tirinya, film ini dibuat skuelnya dengan Ratapan Anak Tiri 2 dan Ratapan Anak Tiri 3. Kemampuan Acting Soekarno M. Noor sudah tidak diragukan lagi, akan tetapi di ratapan anak tiri 1 ini, lebih mengekspose betapa tidak enaknya mempunyai Ibu tiri. Sementara Faradila Sandy, bintang cilik yang berbakat dan aktingnya juga sangat alami sehingga mampu menambah nyawa film ini. Film ini juga tercatat sebagai peraih piala Majalah Junior FFI 1974 untuk pemeran cilik Faradila Sandy dan Piala GPBSI FFI 1974 untuk kategori film terlaris 1973-1974.

 

 

Sunday, September 10, 2023

FILM JADUL : TANGISAN IBU TIRI

 


JUDUL FILM        :TANGISAN IBU TIRI

SUTRADARA       : YUNG INDRAJAYA

PRODUKSI           : PT  INTERNATIONAL ARIES ANGKASA FILM

CERITA                  : YUNG INDRAJAYA

PRODUSER          : WIM UMBOH

TAHUN PROD    : 1974

JENIS                     : FILM DRAMA

PEMAIN               : RACHMAT HIDAYAT, EMILIA CONTESSA, DIANA REYNETTE, DEWI ROSARIA INDAH, MARLIA HARDI

SINOPSIS :

Dewi (Dewi Rosaria Indah) seorang anak piatu yang telah ditinggal mati oleh Ibunya adalah murid sekolah dasar di bayang-bayangi cerita akan jahatnya Ibu Tiri setelah diceritakan cerita bawang merah dan bawang putih di sekolah. Sehingga ia sangat membenci Ibu tiri, apalagi anak tetangganya, Ani sering dimarahi oleh Ibu tirinya. Kejahatan Ibu tiri begitu melekat bagi Dewi dalam pikirannya.  Sebelum Ibunya meninggal, Ani tidak pernah disuruh-suruh, namun setelah Ibunya meninggal dan memiliki Ibu tiri, kehidupan Ani menjadi sangat menyedihkan. Contoh ini pula yang selalu melekat dalam pikiran Dewi akan jahatnya Ibu tiri.

Dewi tinggal bersama seorang ayah bernama ArmanHidayat) seorang pengusaha yang sering sekali keluar kota, bersama 4 orang saudara kandungnya dan seorang pembantu bernama Bi Titin. Anak Sulung Arman, Lia (Emillia Contessa) dan juga adik satu sekolah dengan Dewi, Susi serta dua orang adik susi lainnya tinggal bersama dalam satu rumah dengan diawasi oleh seorang pembantu. 

****

Di sekolah, Susi mendapatkan seorang guru baru yang menggantikan Ibu Sugiyanti karena harus pindah ke Surabaya. Guru baru tersebut bernama Tia (Diana Reynette). Kedatangan guru baru didalam kelas Susi langsung mencuri perhatiannya, karena kebaikan Bu Tia pada Susi. Sifat keibuan Tia menyebabkan Susi nyaman. Kebaikan Bu Tia juga diceritakan pada ayahnya , Arman. Hingga suatu ketika Arman harus ke sekolah Susi untuk bertemu dengan gurunya. Alangkah kagetnya Tia dan Arman, karena ternyata mereka saling kenal.  Dulunya mereka bertetangga. Sedangkan kalau dirumah Susi tidak nyaman, karena Bi Titin tidak memperhatikan anak-anak akan tetapi lebih memperhatikan diri sendiri. Ketika Susi sakitpun, Bi Titin malah membentak-bentak Susi tanpa diketahui oleh Arman karena sibuk diluar kota. Sementara uang yang dikasih ke Bi Titin lebih banyak di korupsi olehnya, sehingga ketika Susi Sakit, ia tidak sembuh-sembuh. Susi bahkan sampai mengigau memanggil nama Bu Tia. Akhirnya Bu Tia pun datang kerumah Susi. Sedangkan Dewi, terlalu ketus terhadap adik-adiknya.

Sejak pertemuan Arman dan Bu Tia di sekolah menyebabkan benih cinta di antara keduanya, akhirnya karena anak-anak masih membutuhkan kasih sayang seorang ibu, maka Bu Tia mau di peristri oleh Arman, dan melepaskan pekerjaannya sebagai guru.

Kedatangan Bu Tia di rumah, tidak disambut gembira oleh anak-anak Arman, terutama oleh Dewi, Lia dan Bi Titin pembantunya. Namun kedatangan Bu tia di rumah menjadi sangat berarti bagi Susi. Meski telah menikah dengan Bu tia, namun Arman tetap saja sibuk dengan bisnis luar kotanya, sementara itu keadaan dirumah menjadi kacau. Dewi tidak bisa menerima kehadiran ibu tirinya, apalagi setelah di doktrin kalau ibu tiri itu kejam, sedangkan Lia juga ikut membenci Ibu Tirinya, karena telah di hasut oleh Bi Titin yang tidak suka atas kehadiran Bu Tia di rumah tersebut. Apalagi setelah peran Bi Titin juga diambil oleh pembantu yang dibawa Tu Tia, maka semakin bencilah Bi Titin pada Bu Tia.

Puncaknya Bi Titin dikeluarkan dari rumah tersebut setelah ia kedapatan mencuri uang Bu Tia. Kepergian Bi titin membuat marah Dewi dan Lia, meski Bu Tia telah memberikan alasan yang jelas, namun anak-anak tidak mau menerima alasan apapun. Kenakalan Dewi dan Lia semakin menjadi, hingga pada puncaknya Bu Tia tidak kuat lagi menghadapi anak-anak. Intimidasi mental yang dihadapi Bu Tia sudah tidak bisa di tolerir lagi.  Apalagi setelah anak bungsu Arman meninggal, membuat Bu Tia semakin di hakimi oleh anggota keluarga tersebut. Termasuk Arman yang menimpakan seluruh kesalahan pada Tia. Tia tidak kuat dan ingin keluar dari rumah tersebut.

Namun sebelum keluar Tia mendengar kalau Lia ditampar oleh Arman karena Lia di tangkap Polisi. Tia menolong Lia , dan lia memohon pada Tia untuk tidak meninggalkan rumah tersebut, Arman juga akhirnya mengetahui dari mulut Susi biang dari kesalahan yang ditimpakan kepada Bu Tia adalan Dewi. Akhirnya Keluarga tersebut kembali bersatu, Tia akhirnya juga hamil yang disambut dengan kebahagiaan oleh seluruh keluarga.