JUDUL FILM :JAYAPRANA
SUTRADARA : BZ KADARJONO
PRODUKSI : PT INEM FILM
CERITA :
PRODUSER : NY. LEONITA SUTOPO
TAHUN PROD : 198
JENIS :
FILM DRAMA
PEMAIN : JOHAN SAIMIMA, SITA GRAMICH, YAN
BASTIAN, TIEN KADARYONO, Drs. IG JAGAT KIRANA, TANAKA, CHERY IVONE
SINOPSIS :
Kerajaan Buleleng
di serang oleh kerajaan Karangasem yang telah bermusuhan. Raja Buleleng (Yan
Bastian) menyuruh rakyatnya untuk bahu membahu mempertahankan tanahnya. Adalah seorang pemuda Nyoman Jayaprana (Johan
Saimima) yang telah berhasil membantu Raja buleleng memenangkan pertempuran.
Akhirnya Nyoman Jayaprana diangkat menjadi Panglima Muda kerajaan Buleleng,
meski juga terjadi perdebatan oleh para bawahannya ada yang mendukung dan ada
juga yang menentang tentang pengangkatan Jayaprana. Karena Jayaprana berasal
dari rakyat kebanyakan sehingga tidak pantas diangkat menjadi Panglima muda.
Namun akhirnya Jayaprana diangkat menjadi Panglima muda.
Namun demikian,
pengangkatan Jayaprana menjadi Panglima muda tidak disukai oleh I G Wayan Merta
yang merasa kedudukannya terancam. Maka iapun meminta Sawunggaling untuk
menyingkirkan Jayaprana, namun Sawunggaling memberikan saran agar Wayan merta
tidak buru-buru menyingkirkan Jayaprana.
Dalam upacara
pengangkatan Jayaprana, maka di suguhilah tarian-tarian. Salah seorang penari ,
Layonsaro (Sita Gramich) ternyata berhasil mencuri perhatian Raja dan Jayaprana
tanpa sepengetahuan mereka berdua.
Demikian juga bagi Layonsari, ia tercuri hatinya pada Jayaprana.
Sementara itu
dalam pasewakan agung, Jayaprana disuruh oleh Raja untuk mencari istri. Maka
disuntinglah Layonsari oleh Jayaprana untuk dijadikan sebagai istrinya.
Pernikahan keduanya dilangsungkan, namun Raja yang telah jatuh hati pada
Layonsari menjadi uring-uringan dan sering membayangkan berduaan dengan
Layonsari.
Perihal jatuh
cintanya raja pada Layonsari di ketahui oleh Sawunggaling, dan dianggap sebagai
kesempatan emas untuk melenyapkan Jayaprana oleh Wayang Merta. Maka Wayan Merta
menyuruh Sawunggaling untuk menghasut raja. Akhirnya raja yang telah terhasut
oleh Sawunggaling menyetujui untuk melenyapkan Jayaprana dan mengambil
Layonsari sebagai permaisurinya. Raja meyerahkan siasat sepenuhnya pada
Sawunggaling. Hal yang dilakukan pertama oleh Sawunggaling adalah menyuruh
orang untuk meneluh Jayaprana. Namun sayang teluh tersebut mental, Jayaprana
berhasil mengatasinya.
Sementara itu, untuk memuluskan siasat, Raja
memanggil Jayaprana untuk menghadap dan ditugaskan untuk mengatasi kerusuhan di
wilayah barat. Meski Jayaprana tahu kalau wilayah barat tidak ada kerusuhan
namun ia tetap berangkat menjalankan titah Raja. Jayaprana berat hati untuk meninggalkan
Layonsari, namun seorang prajurit harus tetap menjalankan titahnya meski
perintah itu mendadak. Jayaprana menganggap kalau perpisahannya sudah diatur
oleh dewata.
Kepergian Jayaprana dijadikan momen yang baik bagi
Raja untuk merayu Layonsari untuk dijadikan istri. Layonsari di panggil ke
istana untuk menghadap raja. Sesampai di
istana, Raja merayu Layonsari untuk dijadikan permaisuri dengan bergelimpangan
harta, namun sayang sekali Layonsari menolaknya, karena cintanya pada
Jayaprana. Sementara itu di wilayah barat, Jayaprana menjadi heran karena
keonaran yang di titahkan untuk ditumpas tidak ada sama sekali. Jayaprana
menjadi heran, namun Sawunggaling yang mendampinginya sekaligus yang memiliki
siasat membagi prajuritnya menjadi
beberapa bagian, sedangkan Jayaprana bersama Sawunggaling melanjutkan
perjalanan. Dalam perjalanan Jayaprana dihadang oleh orang-orang suruhan
sawunggaling yang memang telah mempersiapkan siasat ini, namun Jayaprana
berhasil menumpasnya. Sawunggaling membuka kepada Jayaprana tentang siasat ini,
yang sebenarnya adalah titah dari Raja yang telah jatuh cinta pada Layonsari.
Sebagai seorang ksatria, Jayaprana berani menghadapi resiko menjadi kstaria.
Jayaprana akhirnya mati setelah ditusuk kerisnya sendiri oleh Sawunggaling.
Kematian Jayaprana disambut gembira oleh Raja yang
ingin segera mempersunting Layonsari untuk dijadikan permaisuri. Ia menjemput
Layonsari, namun karena cintanya pada Jayaprana, akhirnya Layonsari bunuh diri
dengan menusukkan kerisnya ke dadanya. Sedangkan Raja akhirnya menjadi gila
pasca kematian Layonsari.
******
Film Jayaprana merupakan film drama sejarah dari
Bali. Jayaprana & Layonsari merupakan cerminan Romeo dan Julietnya Bali
yang memiliki cinta sehidup dan semati.