DIAN NITAMI. Sejak umur 15 tahun perempuan bertinggi 171 cm ini mengawali karir di dunia film. Filmnya antara lain Di balik Dinding Kelabu, Cinta Anak Zaman, Johny Indo, Atas Boleh Bawah Boleh, Luka Diatas Luka, Kamus Cinta Sang Primadona, Catatan Si Doi dan lain lain.
Bungsu dari 4 bersaudara pasangan keluarga Soerjo Muntasir dan Takanitami ini dalam film Catatan Si Doi berperan sebagai Tio, seorang mahasiswi utkang bikin gara-gara, berantem, manasin orang dan tukang ngaduin orang.
"Saya paling suka memerankan Tio dalam film "Catatan Si Doi". Ada tantangan untuk berperan disini, meski kurang yakin. Bisa nggak sih Dian beprean seperti Jilly... itu tuh dalam film teve "R" dimana belum dilog saja, Jilly sudah bisa membangkitkan kebencian penonton," papar Dian yang punya darah Jepang dari ibunya.
"Awal terjun ke dunia film, benar-benar nggak di sangka deh!" paparnya. Kebetulan ketika itu ia mengantarkan Ida Iasha, sehabis ada acara meeting, pulangnya diajak Ida ke Virgo Film untuk teken kontrak. Disana ia ketemu Ferry Anggriawan dan Sophan Sophian, terus di tawari main film. "Ya, saya mau saja. Hitung-hitung cari pengalaman lain. Wah, pertama berhadapan dengan Kamera saya benar-benar grogi deh. Belum lagi saya malu, teman-teman di sekolah pada ngeledek kalau saya jadi bintang film. Tapi, sekarang sih udah biasa saja, emang ini sebagian dari dunia saya," ujarnya.
Tapi konon bukan tujuan utama. Dia harus mikir tentang masa depan yang bisa menjamin. Coba kalau saya kecelakaan dan saya jadi jelek, kan pasti nggak laku lagi di film. Bener nggak?" kata dian yang jadi team basket di sekolahnya.
Pengalaman yang menjadi kebanggaan didunia film ketika Dian main untuk film "Pelarian Johny Indo " (Judul akhirnya jadi : Johny Indo, kisah nyata seorang Narapidana), yang juga punya kisah ketakutannya.
"Ya ketika suting itu di Nusa Kambangan kan semua pemain juga krunya tinggal di wisma. Di Wisma itu, Dian kenal baik sama seorang narapidana yang sudah bapak-bapak. Bapak itu suka nganterin makanan, ketika Dian tanya kenapa di hukum? Bapak itu bilang karena jadi dukun cabul, yang telah memp erkosa dan memb unuh lima orang wanita. Jadi dia dihukum seumur hidup. Kalau tadinya Dian berani pulang ke wisma sendiri, setelah tahu bapak yang suka ada disana itu berubah takut. Tapi pasti nggak apa-apa kan ya, dia sudah baik. Cuman ikut di film ini, Dian bangga, Bayangkan saja Dian bisa masuk ke Nusakambangan. Kan kalau orang awam susah sekali untuk masuk daerah tahanan Nusakambangan," kata Dian, yang dua kali pernah di cium oleh makhluk aneh di Sumatera ini.
Ya, itu bukan adegan dalam film, bila Dian kena sosor bibir orang yang tak di kenalnya. Kejadiannya ketika perempuan yang lahir di Jakarta pada 18 Juni 1971 ini ikut promosi film "Luka Di Atas Luka" di Sumatera bersama pemeran lainnya lagi turun dari mobil, dimana disekitarnya penuh kerumunan orang.
Rombongan artis itu berjalan ke sebuah gedung. Tiba-tiba dari arah belakang ada yang menepuk bahunya. Dia menoleh ke belakang, tahu-tahu pipinya sudah kena sosor bibir orang yang tak dikenalnya. Srupp!!
"Saya kaget da malu, Dian nggak tahu, oran gitu mau berbuat begitu. Sudah nyipok langsung kabur. Dian ingat-ingat dan lihat tampang orang itu, Makhluk aneh kali, " kata perempuan yang suka makn bakso dan pizza ini.
Kedua kalinya masih di sumatera juga, juga promosi film Luka Di Atas Luka, di Lok Seumawe, Ketika itu Dian sedang berada di podium, Dian mengajak seorang penonton naik ke atas panggung untuk menari. Selesai menari, tba-tiba bibir pemuda itu nyelonong ke wajah Dian, ia tak bisa mengelak dan dibuat kaget kembali.
"Wah pokoknya Dian nggak suka tampang orang itu, meski masih ingat, Kok, pada begitu ya, aneh!" kenang Dian.
~sumber : MF 057/25 tahun V , 3 - 16 September 1988