Temanku, kadang aku merasakan kejenuhan dikala tidak ada sesuatu yang aku kerjakan, pada saat tidak ada teman disisiku, maupun juga pada saat merindukan seseorang, akan tetapi kerinduan itu kadang tak terbalas. Kerinduan akan kenyataan manis yang kadang membuahkan madu dan racun cinta. Sehingga cinta suciku dan kasih sayang yang murni tidak dapat menepiskan kerinduan itu, maka jadilah jenuh. Jenuh yang sangat mengganggu. Teman, kadang diri ini lemah ketika kejenuhan dan kerinduan itu muncul, disaat itu pula terdengar alunan nada yang seirama dengan jiwa. Irama nada tersebut sangat mengganggu karena hanya akan membuat tambah sedih. Jenuh.
Aku bertanya lagi, kenapa dan ada apa dalam diri ini, kenapa pada saat-saat ini orang yang paling diharapkan muncul, tak jua kunjung menyapa. Akankah jenuh ini karena cinta? Ah enggak!! Bukan sekedar cinta…
Akan tetapi banyak hal yang membuatku sedih, banyak hal yang membuatku jenuh pada aroma jiwa nestapa. Kejenuhan itu juga muncul karena rutinitas yang itu-itu saja. Lantas kenapa dengan rutinitas itu? Kenapa dengan kegiatan yang memang sudah terprogram, akan tetapi malah membuat jenuh? Kenapa? Akankah kejenuhan itu bertahan lama?
Kejenuhan yang mengendap didasar hati, sangat berpengaruh dengan kondisi kejiwaan seseorang, termasuk aku. Kejenuhan itu membuatku malas untuk melakukan aktivitas yang nyata. Aku malah berbuat. Ah akankan kejenuhan ini berujung pedih. Kenapa kejenuhan itu muncul hanya karena kerinduan, kenapa kejenuhan itu muncul hanya karena kasih sayang yang jauh.
Aku tlah mencoba untuk menepis bayang-bayangnya, akan tetapi semakin kutepis, semakin dekat pula kerinduan itu datang.
Mengatasi kejenuhan tidak segampang apa yang orang katakana, memang kejenuhan itu bisa diatasi dengan melakukan aktivitas lain agar lebih fresh dan enjoy, akan tetapi betapa susahnya mengusir kejenuhan itu.
Ah aku jenuh akan tetapi merindukannya.
Dalam bgt tulisannya, spt yang kurasakan belakangan ini
ReplyDelete