KILAS BALIK - RANO KARNO DAN YESSY GUSMAN DI SUMPAH POCONG
Pertemuan Rano Karno dan Yessy Gusman dalam kancah perfilman nasional dimulai dari Rio Anakku (1973) garapan Hasmanan. Waktu itu baru jadi figuran. Tahun berikutnya 1974, keduanya muncul bareng lagi membintangi "Romi dan Yuli" sebagai pemeran utama. "Itulah film pertama kami, dimana kami mendapat ujian berat. Kami harus bercinta, padahal belum pernah tahu, apa itu cinta," celetuk Yessy. Rano yang duduk berdampingan, lalu menimpali, "Kami saling mengenal jauh sebelum terjun ke film. Dulu kami satu sanggar, bergabung di sanggar Kak Yana".
Pasangan Rano & Yessy di tahun 70an memang menjadi pujaan kaum remaja, itu bermula setelah sukses penampilan mereka dalam "Gita Cinta Dari SMA", garapan Arizal, terus menyusul "Puspa Indah Taman Hati" masih juga garapan Arizal. Rano dan Yessy ibarat simbol kebahagiaan kaum remaja. Terutama yaa,, mereka yang sedang di mabuk cinta.
Maka, kaduanyapun tak lepas dari gosip, percintaan di luar film pun terjalin di hati mereka. Bahkan pernah disebut-sebut mereka akan menikah sebagai suami istri. Memang sebelum mereka berpisah, keduanya masih empat muncul dalam satu frame dalam produksi Karno's Film, perusahaan ayah Rano, Sukarno M Noor (alm) membintangi "Selamat Tinggal Duka" tiba-tiba Yessy berangkat ke Amerika, menimba ilmu. Sekarang Yessy mengaku telah bergelar MBA sedangkan Rano berpredikat produser, melanjutkan warisan usaha ayahnya.
Kini, keduanya ketemu lagi membintangi "Sumpah Pocong Lintang Dan Bayu". Sedangkan sutradara di percayakan kepada Ismail Soebardjo, yang pernah di hajar habis-habisan oleh pers film karena film jiplakannya "Bercanda Dalam Duka" yang diambil dari film asing.
Setelah Tirai Perkawinan 1984, garapan Ida Farida, Yessy tak pernah muncul lagi di layar putih. Rindu juga, tapi kesibukan belajar tak bisa ditinggalkan, " katanyaIa juga mengaku rindu sekali dengan Rano Karno. "Saya juga Rindu"! sambut Rano Cepat. Namun keduanya lalu nyeletuk lagi, hampir berbarengan memperjelas bahwa kerinduannya hanya terbatas dalam pemunculan bersama di film. "Rano sudah punya Dewi, sayapun sudah punya buntut, tegas Yessy. Dua-duanya saling punya.
Menjawab pertanyaan, pertimbangan menerima "Sumpah Pocong Lintang Dan Bayu", Yessy katakan," Semula ragu juga", Kayaknya film horor, saya hampir menolak karena saya nggak bisa main film horor. Tapi setelah di jelaskan, dan saya membaca skenarionya, ternyata bukan film horor. Saya langsung terima, Obat kangen!" paparnya.
"Mulanya sih gemeteran juga sedikit. Tapi setelah baca Bismillah dan doa-doa akhirnya perasaan khawatir dan takut hilang juga," kata Yessy Gusman mengenang saat-saat akan dimulainya pembuatan "Sumpah Pocong" . Yessy mengakui swaktu suting memang terasa sakral, tapi setelah di dahului doa-doa perasaan yang menyelinap dalam dirinya bisa di halau. Pembuatan film Sumpah Pocong berlangsung di daerah yang tradisi sumpah pocong itu sendiri masih ada.
Selama sebulan berada di Yogya, suaminya Okky Tjakra sempat berkunjung sekali menjenguk Yessy dan putranya. Sebagian besar sutingnya berlangsung di desa Ketep dan Puluhan sekitar satu setengah jam dari Yogya.
"Perpisahan" yang cukup lama itu nampaknya sempat membikin Okky berpikir dua kali untuk melepas Yessy main film lagi. Untuk film berikutnya Okky megusulkan kalau bisa sutingnya yang di dalam kota saja.
Tapi dia mendukung saya untuk tetap main film sepanjang saya bisa berkarya dengan baik dan mengatur waktu untuk rumah tangga, anak maupun suami, kilahnya, Yessy sendiri menyambut dukungan suami itu dengan mengutamakan keluarga. "Paling paling saya akan main film dua atau tiga film saja dalam setahun," lanjutnya.
~~ sumber : MF
No comments:
Post a Comment