Setelah Nova Widianto/Lilyana gagal ke semifinal, Indonesia tidak menyisakan satupun wakilnya di semifinal setelah Taufik Hidayat dan Shendy Puspa Irawati/Meiliana Jauhari kandas dari lawannya masing-masing. Taufik Hidayat yang bermain di nomor tunggal putra gagal melakukan revans atas kekalahan dengan Lee Chong Wei(MAS). Meski demikian, permainan Taufik kali ini lebih berkembang dan lebih punya fighting spirit yang tinggi dibanding sepekan yang lalu.
Di set pertama, perburuan angka demi angka sangat ketat, Taufik mampu merebut set pertama dengan skor ketat 23-21. Memasuki set kedua, pertahanan Taufik Hidayat mengendur sehingga dengan mudah dipatahkan lawan. Set kedua menjadi milik Lee Chong Wei sekaligus memaksakan rubber set. Taufik gagal mengejar ketertinggalan dengan 12-21. Memasuki set penentuan, keadaan mulai berimbang kembali, namun sayang sekali peluang ini tidak dimanfaatkan Taufik Hidayat dengan baik, sehingga set ketiga di menangkan Lee Chong Wei sekaligus melangkah ke semifinal. Taufik harus mengakui keunggulan Chong Wei dengan 19-21.
Hasil buruk juga di torehkan oleh ganda putri Indonesia Shendy Puspa Irawati/Meiliana Jauhari yang kalah atas lawannya Lee Hyo Jung/Lee Kyung(KOR)Won yang juga merupakan unggulan kedua dengan straight set. Pasangan Korea tersebut tidak memberi kesempatan kepada ganda putri Indonesia untuk mengembangkan permainan, sehingga dalam waktu 26 menit ganda putri unggulan ke 3 tersebut berhasil menekuk permainan Shendy/Mei.
Meski secara postur tubuh Shendy Puspa Irawati maupun Meiliana Jauhari tidak kalah tinggi dibanding Lee Hyo Jung, namun pengalaman Shendy/Mei yang masih minim pertandingan menjadi salah satu faktor bagi kekalahan ini. Shendy/Mei kandas dengan skor 7-21, 14-21.
Kegagalan Indonesia di dua turnamen berturut-turun harus menjadi evaluasi tersendiri bagi PBSI, mungkin bukan hanya sekedar evaluasi terhadap pemainnya, tetapi harus juga mengevaluasi diri PBSInya, apakah kebijakan dan aturan yang baru saja diterapkan pasca Joko Santoso memimpin perlu ditinjau ulang kembali atau tidak. Karena dengan kepuasan yang dirasakan pemain, maka ia tidak terbebani lagi sehingga hasilnya lebih baik di masa mendatang.
Sementara itu skuad China kembali berpeluang menyapu bersih gelar setelah menempatkan semua wakilnya di semifinal. Dominasi China dalam dua turnamen belakangan mulai kelihatan membosankan, karena bisa ketebak calon juaranya, disamping pula China kini menghalalkan segala cara untuk meraih juara.
Showing posts with label Wilson Swiss Open Super Series. Show all posts
Showing posts with label Wilson Swiss Open Super Series. Show all posts
Saturday, March 14, 2009
Swiss Super Series 2009; Nova Widianto/Lilyana Natsir Terjungkal
Peraih Medali Perak Olimpiade Beijing China 2008 Nova Widianto/Lilyana Natsir tidak berdaya menghadapi Zheng Bo/Ma Jin(CHN) dengan rubber set. Juara dunia dua kali tersebut sangat buruk permainannya sehingga tidak mampu menghadapi lawan. Indonesia yang mengirimkan dua wakilnya di nomor ganda campuran gagal secara menyakitkan dari dua turnamen berturut-turut. Nova Widianto/Lilyana Natsir yang di harapkan menyumbangkan gelar justru harus kalah secara dramatis dari pasangan China tersebut. Kualitas permainan Nova/Lily jauh menurun dibanding sebelumnya. Adakah ini pengaruh dari kontrak antar PBSI yang banyak mempengaruhi pemain pelatnas lainnya atau sudah saatnya Nova Widianto yang kini berusia 32 tahun harus gantung raket?
Memang prestasi seseorang naik turun itu wajar, akan tetapi pemain sekelas Nova/Lily tidak seharusnya tersingkir di babak-babak awal pertandingan. Zheng Bo yang sebelumnya berpasangan dengan Gao Ling, kini dipasangkan dengan pemain muda usia Ma Jin yang dalam dua kali penampilan langsung naik daun. Di set pertama kualitas permainan Nova/lilyana sangat terlihat timpang sekali di banding dengan permainan Zheng Bo/Ma Jin. Nova/Lilyana menyerah mudah dengan 13-21. Memasuki set kedua, lagi-lagi permainan Nova/lily tidak bisa berkembang bahkan di awal set harus ketinggalan jauh sekali dengan 1-9 atas Zheng Bo/Ma Jin. Nova/Lily mendapat tekanan bertubi-tubi dari pasangan China tersebut sehingga permainannya tidak bisa berkembang. Nova/Lily hanya di beri kesempatan menambah angka menjadi 12-21.
Kalau di lihat grafik permainan Nova Widianto/Lilyana Natsir tahun lalu adalah pasangan yang paling stabil prestasinya. Ditambah lagi peringkat tertinggi masih disandangnya sehingga tidak heran apabila PBSI membebankan juara untuk pasangan Indonesia tersebut. Tapi apa mau di kata, begitu pemain-pemain China keluar kandang, terlihat sekali persaingan makin tidak menarik karena makin di kuasai China disemua nomor. Dan Nova/Lily sebagai pemain berperingkat satu, sangat disayangkan sekali apabila mentalnya langsung ngeper keteka menghadapi lawan dari China.
Kegagalan Nova/Lily sekaligus mengubur impian pecinta bulutangkis Indonesia untuk dapat meraih gelar setelah di All England juga gagal total. Bahkan Indonesia terancam tidak membawa gelar meski masih ada wakil di nomor ganda putri Shendy Puspa Irawati/Meiliana Jauhari dan tunggal putra Taufik Hidayat yang saat ini belum bertanding.
Memang prestasi seseorang naik turun itu wajar, akan tetapi pemain sekelas Nova/Lily tidak seharusnya tersingkir di babak-babak awal pertandingan. Zheng Bo yang sebelumnya berpasangan dengan Gao Ling, kini dipasangkan dengan pemain muda usia Ma Jin yang dalam dua kali penampilan langsung naik daun. Di set pertama kualitas permainan Nova/lilyana sangat terlihat timpang sekali di banding dengan permainan Zheng Bo/Ma Jin. Nova/Lilyana menyerah mudah dengan 13-21. Memasuki set kedua, lagi-lagi permainan Nova/lily tidak bisa berkembang bahkan di awal set harus ketinggalan jauh sekali dengan 1-9 atas Zheng Bo/Ma Jin. Nova/Lily mendapat tekanan bertubi-tubi dari pasangan China tersebut sehingga permainannya tidak bisa berkembang. Nova/Lily hanya di beri kesempatan menambah angka menjadi 12-21.
Kalau di lihat grafik permainan Nova Widianto/Lilyana Natsir tahun lalu adalah pasangan yang paling stabil prestasinya. Ditambah lagi peringkat tertinggi masih disandangnya sehingga tidak heran apabila PBSI membebankan juara untuk pasangan Indonesia tersebut. Tapi apa mau di kata, begitu pemain-pemain China keluar kandang, terlihat sekali persaingan makin tidak menarik karena makin di kuasai China disemua nomor. Dan Nova/Lily sebagai pemain berperingkat satu, sangat disayangkan sekali apabila mentalnya langsung ngeper keteka menghadapi lawan dari China.
Kegagalan Nova/Lily sekaligus mengubur impian pecinta bulutangkis Indonesia untuk dapat meraih gelar setelah di All England juga gagal total. Bahkan Indonesia terancam tidak membawa gelar meski masih ada wakil di nomor ganda putri Shendy Puspa Irawati/Meiliana Jauhari dan tunggal putra Taufik Hidayat yang saat ini belum bertanding.
Subscribe to:
Posts (Atom)