Showing posts with label Jeram Cinta. Show all posts
Showing posts with label Jeram Cinta. Show all posts

Saturday, February 26, 2011

IDA IASHA DALAM FILM JERAM CINTA


JUDUL FILM        : JERAM CINTA

SUTRADARA       : WAHAB ABDI

PRODUKSI           : PT. PANCARAN INDRA CINE  FILM

CERITA                  : SATMOWI ATMOWILOTO

PRODUSER          : ANTON INDRACAYA

TAHUN PROD    : 1988

JENIS                     : FILM DRAMA

PEMAIN               : IDA IASHA, COK SIMBARA, ROY MARTEN, HARRY CAPRI, JOHAN SAIMIMA, HERLINA EFFENDY, ZAINAL ABIDIN

SINOPSIS :

Lia (Ida Iasha) mengalami kecelakaan pesawat yang di tumpanginya ketika ia harus ke Kalimantan. Ayah dan Ibunya di Jakarta tidak percaya kalau Lia sudah meninggal meski dari tim pencari Korban telah mengatakan kalau Lia sudah meninggal, namun naluri seorang Ibu tidak bisa di tipu. Ia merasa kalau Lia masih hidup, karena jumlah korban tidak ditemukan semua, sehingga ada kemungkinan kalau Lia masih hidup. Untuk itulah Ibu lia menyuruh Iken (Cok Simbara) pacar dari Lia untuk mencari keberadaannya di pedalaman Kalimantan.

Untuk membiayai kepergian Iken, Ibu Lia memberikan perhiasan yang di miliki untuk dijual sebagai bekal perjalanan Iken selama pencarian Lia. Hal ini terdengar oleh Rony (Roy Marten) kakak kandung Lia, namun ia diam saja melihat pembicaraan Iken dan Ibunya. Ibu lia yang di panggil Inang oleh Iken menyuruh agar Iken tidak memberitahukan kepada siapa-siapa akan kepergiannya.  Sementara itu di kantor, Iken juga di suruh oleh Ayah Lia untuk mencari keberadaan Lia di Kalimantan. Namun kali ini juga di wanti-wanti agar Iken tidak memberitahukan kepergiannya pada Inang.  Ayah lia yang di panggil tulang oleh Iken pun setuju.

****

Maka berangkatlah Iken ke Kalimantan dengan di temani beberapa temannya termasuk Matahari (Harry Capri)  dan kawan-kawannya dengan menaiki kapal. Namun belum sampai jauh keberangkatan Iken, ia disusul oleh Rony. Meski pada awalnya Iken menolak keikutsertaan Rony, namun akhirnya ia pun menyetujuinya.  Berangkatlah mereka ke Kalimantan dengan Kapal. Sesampai di sana, Iken dan kawan-kawannya tidur di tenda. Sementara itu keberadaan mereka di hutan juga di endus oleh kelompok lain yang menamakan orang-orang Pak Jakson yang tertarik untuk menguasai harta karun yang berasal dari peninggalan Kutai.

Akhirnya keberadaan Iken pun di ketahui, merekapun bekerjasama untuk mendapatkan harta peninggalan yang berasal dari kutai. Iken pun akhirnya terlibat untuk bekerjasama dengan mereka. Iken adalah orang yang bermuka dua, ternyata di balik kesanggupannya untuk mencari Lia, ia justru bekerjasama untuk mendapatkan harta. Agar para teman-temanya tidak curiga, maka Iken menyuruh orang-orang Jackson untuk tidak menampakkan batang hidungnya agar teman-temannya tidak curiga.

Sementara itu di hutan sana di perkampungan suku punan milik suku Dayak, seorang perempuan sedang mengajar tentang keIndonesiaan pada anak-anak Suku. Ia juga mengajarkan ilmu agama pada mereka. Perempuan itu adalah Lia yang ternyata keberadaanya masih hidup. Lia telah menyatu dengan suku Dayak. Sementara itu salah seorang teman Iken, Johan (johan Saimima) tertembak oleh orang-orang Jackson ketika ia dan Matahari curiga pada Iken dan mengikutinya. Ia tertembak dan ditolong oleh sukuDayak. Ketika upacara penyembuhan terhadap penolak bala sedangberlangsung, maka datanglah Rony, Iken, Matahari dan lainnya ke kampung tersebut. Dan secara tidak sengaja bertemu dengan Johan yagn telah ditolong suku Punan.

Ditempat tersebut pula, Rony akhirnya menemukan adiknya Lia. Sementara itu Iken sibuk untuk mencari harta kekayaan peninggalan kutai. Ditempat itu pula akhirnya Rony berhasil menemukan adiknya. Dan segera di beritahukan pada Anton kekasihnya. Namun disaat upacara adat berlangsung untuk merayakan kegembiraan., tiba-tiba terdengar letusan senapan yagn dilakukan oleh orang-orangnya Jackson. Iken marah pada mereka, karen a telah merusak rencananya. Namun akhirnya Ia tidak bisa berbuat apa-apa. Sementara itu iken akhirnya menemukan Harta yang diinginkannya, namun aksinya kepergok Matahari.

Iken akhirnya tertembak, sedangkan Lia akhirnya lebih memilih tinggal di suku Dayak ketimbang pulang ke Jakarta

*****

Sebuah film yang mengangkat kebudayaan suku dayak. Sangat layak untuk di t. onton