Showing posts with label Nawi Ismail. Show all posts
Showing posts with label Nawi Ismail. Show all posts

Wednesday, June 11, 2025

Nawi Ismail dan Dicky Zulkarnaen di Lokasi Suting


 Alm. Nawi Ismail terkadang di kenal sebagai sutradara Streng. Kalau sudah marah di lokasi, omongan apapun bisa meluncur dari mulutnya secara langsung, tapi kemarahan itu tidak berumur lama. 

Dicky Zulkarnaen yang berlakon sebagai si Pitung, pernah di perintahkan Nawi untuk mandi di sungai yang airnya kotor. Untuk melakukan ini, Dicky ogah-ogahan. Terpaksa sutradara otodidak itu membentaknya. Apa boleh buat, daripada nanti bikin lebih malu di hadapan orang banyak, maka Dicky menuruti kemauan Nawi, seperti juga yang tertulis di skenario, bahwa Si Pitung di jebak kawan seperjuangan yang di lakonkan Alam Surawidjaya.Jimat yang menjadi kekuatannya di rampas saat si Pitung sedang mandi. 

Untuk adegan ini terpaksa Nawi harus kerja keras. Selain pengaruh cuaca, masing-masing pemain tidak konsentrasi penuh.  Setengah hari waktu yang di butuhkan Nawi  untuk menggolkan adegan tadi. Rupanya Nawi masih kurang puas, break pertama bukan di pergunakan untuk makan, malah mengompres Dicky. Adegan yagn semula sudah dianggap bagus diulang kembali. Kali ini Dicky kelihatan lebih serius. Cukup dua kali latihan menyelupkan kepala di air keruh, tepuk tangan bergemuruh. "Langsung take ya Dic.

Kamera dan lampu sudah siap, Dicky sudah nyebur ke sungai setelah terlebih dahulu mengeringkan  badan lewat siraman matahari. "Kamera.. action.." Nawi memberi aba-aba. Dicky asyik dengan permainanya, bgitu juga dengan alam surawidjaya, "Cut.." Teriak Nawi lagi. 

Kini giliran Dicky yang marah. "Ada apa lagi sih beh.."Kata Dicky jengkel.

"Awas..ada mayat hanyut" timpal Nawi kembali. Yang dimaksud mayat tiada lain adalah kotoran manusia yang mengambang dalam jumlah 'kolosal(banyak)" mengenai kepala Dicky. 

Dicky setelah mengetahui itu minta agar tubuhnya kembali di bersihkan. Bahkan ia meminta kepada kru untu mengecek kepinggiran sungai. "Mungkin ada aksi masal tuh. Masa sih yang namanya kotoran manusia sendiri segitu banyaknya, " sergah Dicky. 


#dickyzulkarnaen

#nawiismail 

Sunday, April 24, 2016

Krisbiantoro & Emilia Contessa dalam film PILIH MENANTU






JUDUL FILM                        : PILIH MENANTU

SUTRADARA                       : NAWI ISMAIL

CERITA                                  : SUDARNO

PRODUSER                          : M. THAMRIN

PRODUKSI                           :  PT.  ADHI YASA FILM

ILUSTRASI MUSIK            :  BUDIMAN BJ

TAHUN PRODUKSI           : 1974

JENIS                                     : FILM DRAMA KOMEDI

PEMAIN                               : EMILIA CONTESSA, A HAMID ARIEF, CONNIE SUTEDJA, KRIS BIANTORO, WOLLY SUTINAH, EDDY GOMBLOH, SYAMSYU, AWALUDIN

SINOPSIS :

Pak Lurah (A Hamied Arief) memiliki seorang anak gadis Romlah (Emilia Contessa) yang di cintai oleh Kris (Krisbiantoro) keponakan tetangga Pak Lurah. Kris tinggal dirumah pamannya yang selalu berseteru dengan Pak Lurah.  Antara Paman Kris dengan Pak Lurah tidak pernah akur. Paman Kris adalah pecinta ayam jago yang sudah di tawar jutaan rupiah dengan hobinya judi sabung ayam dibantu oleh Eddy (Eddy Gombloh) sebagai pembantunya yang bertugas mengurus ayam.  Suatu hari ayam kesayangan Paman Kris lepas dan lari kesana kemari menghancurkan semuanya, dari tukang Asinan yang harus meminta ganti rugi hingga masuk kerumah Pak Lurah dan menghancurkan isi rumahnya termasuk makanan yang telah tersedia di meja makan turut di hancurkan. Romlah bahkan harus dicakar oleh ayam di sekitar lehernya. Meski susah namun akhirnya ayamnya berhasil ditangkap.

Baru saja ditangkap dan belum sempat keluar rumah, Pak Lurah tiba-tiba Pulang dan merasa curiga karena rumahnya berantakan. Namun demikian Eddy yang menyembunyikan ayam akhirnya berhasil keluar dari rumah tersebut.  Hubungan antara Kris dan Romlah tidak disetujui oleh Pak Lurah, namun tidak demikian dengan Bu Lurah (Connie Sutedja) yang menyetujui hubungan mereka.

*****

Suatu hari datanglah Syamsu (Samyu) bersama ibunya (Wolly Sutinah) untuk melamar Romlah sebagai istrinya. Syamsu mengaku sebagai pegawai pertamina padahal sebenarnya ia hanya seorang tukang minyak eceran. Saat Bersamaan Paman Kris datang juga untuk melamar Romlah. Karena keduanya datang bersamaan, maka keduanya sama-sama di belum diberi jawaban. Pak Lurah tentu lebih memilih Syamsu, sedangkan Bu Lurah lebih memilih Kris. Hingga akhirnya datang orang tua pelamar ketiga yang datang untuk melamar Romlah. Dengan dijanjikan harta yang luar biasa besar, maka akhirnya pelamar terakhir diterima meski tanpa melihat anak yang akan dinikahkan dengan Romlah. Hari pernikahan itupun datang, namun sayang sekali melihat calon suaminya yang penyakitan, ngileran dan seperti orang sinting, Romlah takut dan akhirnya pernikahan itupun di batalkan. Akhirnya Romlah kembali ke Kris.