J
UDUL FILM : SESAL
SUTRADARA : SOPHAN SOPHIAN
PRODUSER : JIMMY YONATHAN, ARIFIN JACOB, HENDRI WILLIAM
CERITA : SOPHAN SOPHIAN & ALEX SUPRAPTO YUDHO
PRODUKSI : PT. GLOBAL SARANA MEDIA NUSANTARA PERMAI FILM
TAHUN PROD : 1994
JENIS : FILM DRAMA
PEMAIN : SOPHAN SOPHIAN, WIDYAWATI, RIMA MELATI, FRANS TUMBUAN, TEUKU RYAN, MARINA A HUSAIN, AMI PRIYONO, DEDDY MIZWAR, ROY B KARYADI
SINOPSIS :
Muthia (Widyawati) seorang konsul yang bekerja pada kedutaan Indonesia di Jerman, adalah seorang PNS Departemen Luar Negeri yang di tugaskan di Jerman. Kesibukannya yang luar biasa tidak melupakan akan tugas sebagai seorang istri. Muthia istri dari Affan (Sophan Sophian) seorang penulis yang selalu sibuk dengan pikiran pribadinya tanpa mau mengerti dan peduli perasaan Muthia sebagai istri. Namun Muthia selalu mengalah menghadapinya sejak pertama menikah. Affan selalu ingin di mengerti tanpa mau mengerti terhadap istrinya. Pada usia pernihakahan yang ke 22 Muthia telah di karuniai dua orang anak, Ganang (Teuku Ryan) dan Gadis (Marina A Husain). Muthia mengidap kanker yang terus menggerogotinya, namun selalu tegar menghadapinya.
Sementara itu Affan selalu marah-marah dan sikapnya yang emosi selalu membuat Muthia sedih. Sebagai seorang penulis, Affan selalu mencari ilham untuk menulis dengan berbagai cara. Kadang-kadang dalam membuat tulisan, apa yang ada di kamar kerjanya termasuk buku-buku di buat berantakan oleh Affan. Hingga suatu ketika Muthia membereskan buku-buku yang berserakan dilantai ketika Affan sedang menulis. Namun sayang, bukannya terima kasih yang diterima oleh Muthia namun malah kemarahan yang besar dari Affan. Muthia dianggap tidak bisa mengerti dirinya walau usia pernikahannya sudah menginjak usia yang ke 22 tahun. Hal ini membuatnya sedih. Melihat Ayah dan Ibunya bertengkar, Gadis memilih untuk pergi menenangkan diri, sementara Ganang lebih memilih untuk menguatkan hati Ibunya.
Sejak kecil Ganang dan Gadis sudah terbiasa akan pemandangan dari kedua orangtuanya yang selalu marah.
Meski sudah di peringatkan oleh Pak Dubes (Ami Priyono) untuk beristirahat atas saran Dokter yang menangani Muthia, namun, Muthia selalu mengerjakan tugas-tugasnya termasuk menghadiri kongres KTT yang ditugaskan oleh menteri urusan peranan wanita.
****
Hari demi hari, kanker yang di idap oleh Muthia semakin meluas, namun perhatian dari Affan begitu kurang, ia sibuk dengan tulis menulisnya. Ujung-ujungnya ketika tulisan Affan akan di publish di sebuah penerbit di Jakarta atas usaha Muthia, Affan justru tersinggung. Ia marah pada Muthia karena dianggap turut campur. Muthia pun hanya bisa bersedih. Sementara itu, sikap Affan belum juga berubah walau penyakit Muthia makin meluas. Bahkan payudaranya pun diangkat karena penyakitnya, Muthia memiliki jiwa yang tegar berkat anak-anaknya, Ganang dan Gadis juga tugas-tugas diplomatic yang diembannya.
*****
Menjadi seorang suami yang istrinya bekerja sebagai diplomat tidak membuat Affan bangga, namun sebaliknya ia merasa makin rendah diri,sehingga bawaannya marah-marah terus. Akibat ketersinggungannya pun akhirnya Affan pulang ke Jakarta tanpa memberitahu istrinya. Dalam kondisi sakit, Muthia pergi mengunjungi rekannya, Frans Tumbuan dan istrinya Rima Melati di Rotterdam. Ia menceritakan penyakitnya pada Rima. Rima yang pernah merasakan hal yang sama, sembuh dari Kanker akhirnya berbagi pengalaman kalau ia bisa kuat karena dorongan dari seluruh keluarga. Sementara Frans yang merasa bertanggungjawab akan nasib Muthia, akhirnya menelpon ke Jakarta untuk mencari keberadaan Affan untuk menyusul istrinya yang sedang berada di Rotterdam tempatnya.
Akhirnya berkat Frans, Affan mau pulang kembali menyusul istrinya yang berada di Rotterdam. Meski sikapnya belum berubah sepenuhnya yang egois, namun akhirnya Affan mau mengubah sikapnya lebih manis terhadap istrinya. Diakhir Kisah, akhirnya Muthia meninggal ketika sedang dirawat di rumah sakit, sementara Affan hanya menyesali diri, penyesalan yang sudah terlambat, karena kini ia hanya bisa mengenang kebaikan Istrinya ketika ia telah tiada.
****
Film sesal, merupakan film yang di sutradarai oleh Sophan Sophian. Film ini di ilhami oleh tulisan karya Ramadhan KH, sebuah tulisan dengan judul yagn sama yang dimuat di Majalah Matra.
Showing posts with label Teuku Ryan. Show all posts
Showing posts with label Teuku Ryan. Show all posts
Tuesday, February 22, 2011
Subscribe to:
Posts (Atom)