Showing posts with label Sinetron. Show all posts
Showing posts with label Sinetron. Show all posts

Thursday, July 11, 2013

MARIAM SI MANIS JEMBATAN ANCOL, NOSTALGIA SINETRON






Masih ingat dengan Mariam? Hantu cantik jembatan ancol?  Sinetron Mariam Si Manis Jembatan ancol pernah ditayangkan di stasiun TV Indosiar medio 90an dengan bintang Kiki Fatmala sebagai Mariam, juga di bintangi oleh hantu centil Karina (Ozy Syahputra) dan juga Ade Juwita turut memperkuat sinetron ini dengan kecentilannya.





Legenda si Manis Jembatan Ancol sendiri memang berkembang secara turun temurun sebagai salah satu cerita rakyat yang dimiliki oleh Jakarta (betawi).  Konon dahulu kala ada seorang gadis cantik yang di perkosa dan mayatnya dibuang di sungai tepatnya jembatan yang terletak di Jl RE Martadinata. Konon sering terlihat penampakan Mariam di lokasi tersebut. Ada beberapa versi cerita tentang Mariam. Kisah Si Manis Jembatan Ancol sendiri pernah diangkat ke layar lebar dengan bintang  Lenny Marlina, Farouk Afero dan Krisbiantoro. Kisah film ini boleh dikatakan sebagai awal cerita Simanis Jembatan ancol, bukan menitik beratkan pada hantu Si manis.




Berbeda dengan film berbeda pula dengan sinetron. Kisah Mariam diangkat pula melalui Mariam Si Manis Jembatan Ancol yang tayang di Indosiar dengan Bintang Kiki Fatmala sebagai Mariam, sedangkan di RCTI juga ada Si Manis Jembatan Ancol dengan bintangnya Diah permatasari. Kedua-duanya menceritakan tentang petualangan Mariam, hantu cantik yang selalu menolong para hantu yang baru mati dengan menanyakan penyebab kejadian mereka mati.


Sinetron ini lebih menitik beratkan pada kisah komedi hantu cantik, cukup menghibur dan ringan dengan durasi tayang yang hanya 30 menit sekali tayang, sehingga terasa tidak membosankan. Sinetron ini menjadi hidup karena hadirnya sosok Karina, hantu dengan kepala plontos, juga kelucuan Ade Juwita dengan kata-katanya yang kadang-kadang bisa membuat kita tertawa.



Kalau boleh jujur, sinetron-sinetron jaman dulu lebih bagus, ceritanya juga gak monoton.



Yuk bernostalgia.







Tuesday, July 2, 2013

NOKTAH MERAH PERKAWINAN, NOSTALGIA SINETRON 90an


Noktah Merah Perkawinan

Masih ingat sinetron ‘Noktah Merah Perkawinan’? Sinetron yang tayang di salah satu stasiun Swasta Indosiar di tahun 1996an?. Noktah merah perkawinan cukup melekat di hati penonton karena jalan ceritanya yang cukup realistis dengan konflik keluarga yang di bangun. Kata-kata “Kepala Rumah tangganya aja yang gak becus” atau “puas mas tampar saya?, tampar lagi, tampar….!” Adalah kata-kata yang diingat oleh pemirsa karena berada dalam opening sinetron ini.



Noktah merah perkawinan tayang di Indosiar setiap senin sd Jumat setiap jam 18.00, merupakan salah satu sinetron yang selalu di tunggu-tunggu oleh pemirsanya. Betapa tidak, sinetron ini mampu menghipnotis dengan gaya dan konflik keluarga yang realistis dibandingkan dengan sinetron-sinetron sekarang.  Noktah Merah Perkawinan dibintangi oleh Priambodo atau biasa dipanggil mas Pri (Cok Simbara), Ambar (Ayu Azhari) istrinya dan juga Bagas (Perdana Batang Taris) dan Ayu (Niken Ayu) yang memerankan sebagai anak Pri dan Ambar.  Sinetron ini diperkuat oleh Mien Brodjo yang berperan sebagai pembantu di rumah Ambar dan juga Yulinar (Berliana Febrianti) sebagai anaknya.

Selain itu bintang-bintang baru saat itu juga turut ambil bagian seperti Teddy Syah (sebagai pupung) adik dari Ambar dan juga ada Dina Lorenza, Mang Udel sebagai ayah Ambar.

Bagi yang pernah menyaksikan sinetron ini tentu masih ingat bagaimana konflik di bangun tanpa intrik-intrik ‘menjijikan’ seperti sekarang ini.  Dalam Rumah tangga tersebut Ambar dan Pri seringkali cekcok, apalagi kehadiran Pupung adik Ambar yang tinggal di keluarga tersebut turut menambah permasalahan keluarga tersebut. Belum lagi hasutan mertua Mas Pri yang turut memperkeruh konflik antara Ambar dan Priambodo. Pekerjaan sampingan Ambar sebagai foto model juga turut menambah permasalahan keluarga. Percekcokan demi percekcokan pun terjadi. Akhirnya Ambar dan Priambodo pun bercerai, tentu saja yang menjadi korban adalah anak-anaknya, Bagas dan Ayu.

Pasca perceraian, untuk menggantikan peran Ambar, Priambodo menikahi Yulinar, namun sayangnya meski anak-anak sudah mengenal Yulinar, namun ia tidak menerima kalau Yulinar sebagai mamanya. Konflik antara anak tiri dan Ibu tiri yang terjadi berulang, meski Yulinar selalu sabar.


Uniknya lagi, sinetron ini, meski Ambar dan Priambodo sudah bercerai, namun sejatinya mereka masih saling mencintai satu sama lain. Perceraian bukanlah dikarenakan sudah tidak mencintai lagi, namun karena keadaanlah yang mengharuskan mereka bercerai. Sehingga meskipun bercerai, Ambar kerapkali datang dan kadang-kadang turut campur dalam pendidikan anak-anaknya, Ambar sering menyalahkan Yulinar kalau ia tidak becus mengurus anak-anaknya, seolah-olah Ambar ingin mendapatkan simpati kembali dari Priambodo, disisi lain Priambodo juga tidak bisa bersikap tegas. Yulinar selalu merasa kalah duluan dari Ambar..

Kalau kita perhatikan, soundtrack yang dibuat untuk sinetron ini juga mampu membius pemirsanya, dengan lirik-lirik yang memang sengaja dibuat khusus untuk sinetron tersebut, bukan karena lagu yang sudah jadi lantas dijadikan soundtrack.  Noktah Merah perkawinan hadir ketika sinetron-sinetron di TV swasta sedang mulai booming , namun dengan cerita yang belum membosankan seperti sekarang ini memang layak untuk di kenang dan di ingat. Ayo… tampar lagi mas….. tampar…….!!

Ini lho lirik noktah merah perkawinan itu :

Ada noda dalam hidupku
Melukai relung hatiku
Telah aku ingkari buah hati sendiri
Ku tak tahu lagi
Semuanya telanjur terjadi
Semuanya tak bisa kuhindari lagi

Dulu cinta kupersembahkan
Untukmu sampai akhir zaman
Tapi kau telah ingkar
Semua jadi pudar
Cinta kita hancur
Tinggal puing terpendam terkubur
Dalam hati yang kini telah hancur
Karena...

Noktah merah perkawinan
Telah menghancurkan mahligai cinta
Dan juga buah hati kita

Kini hanya bisa menangis sendiri
Hanya bisa bercanda dalam sepi
Berat hati kita terdiam di sini
Hanya bisa bercanda dalam mimpi

Friday, July 18, 2008

TV, Kuis dan Sinetron

Jagad pertelevisian kita saat ini telah dikuasai oleh industri sinetron. Sinetron-sinetron yang saat ini sedang booming adalah sinetron remaja. Dari semua sinetron-sinetron tersebut, tetap saja isinya sama, kalau gak perebutan harta ya perebutan pacar yang sebenarnya tidak masuk akal sekali anak seusia mereka kadang-kadang melakukan tindakan dengan mencelakakan lawannya. Ehm ini mungkin yang dimaksud kreatif...... tapi kok tidak pada tempatnya ya.

Well....... aku bukan mau ngomongin sinetron, tapi aku disini justru kangen dengan acara-acara semacam kuis yang dulu sempat merajai TV nasional kita. Kuis-kuis garapan Ibu Ani Sumadi yang mampu membuat kita ikut-ikutan berpikir dan menebak-nebak. Tapi masa-masa itu telah lewat dan digantikan dengan sinetron yang sesungguhnya hanya menimbulkan imaginasi baru bagi penontonnya, bukan menumbuhkan semangat. Beda dengan kuis, kalau kuis kita mungkin berimaginasi untuk bisa mengikuti kuis tersebut dan mendapatkan hadiah, tapi imaginasi kuis adalah imaginasi positif. Memang tidak bisa dipungkiri stasiun TV bisa hidup karena banyaknya pemasang iklan, akan tetapi kan tetep dong memperhatikan penonton.

Dulu kuis semacam TAK TIK BOOM dengan pembawa acara Dede Yusuf di RCTI mampu membawa penontonnya untuk ikut-ikutan menjawab. Kuis Kata Berkait - RCTI, Kuis Piramida - RCTI, Kuis Aksara bermakna - TVRI, Kuis berpacu Dalam melodi, TVRI, dan banyak lagi kuis-kuis yang di pelopori oleh Ibu Ani Sumadi, Ada juga kuis Sang Juara - TPI yang para penontonnya juga ikut-ikutan berpacu menjawab soal-soal. Ini tentu sangat positif bagi perkembangan pengetahuan pemirsa, lantas kemana mereka semua? ide kreatif sudah tidak ada atau memang TV lebih tertarik menayangkan sinetron kejar tayang?

Ehm.. . kayaknya sih memang hampir semua TV lebih memilih sinetron dibanding acara yang lebih mendidik.

Jujur, jenuh banget ngeliat acara TV sekarang (kecuali berita ya.) mereka lebih ngedepanin sinetron, kalau enggak ya acara pencarian bakat yang sebenarnya juga hanya ingin meraih rating saja dengan pertunjukkan yang lamanya minta ampun seperti di acara MM. Kalau aku boleh memilih aku lebih memilih acara kuis dibanding sinetron. Tapi kapan kuis akan merajai TV kita ya............. capek deh.......