Showing posts with label Avent Christie. Show all posts
Showing posts with label Avent Christie. Show all posts

Monday, June 13, 2011

JOHAN SAIMIMA DAN TUTI WASIAT DALAM FILM 'LELAKI SEJATI'


JUDUL FILM                        : LELAKI SEJATI

SUTRADARA                       : DANU UMBARA

PRODUSER                          : NY LEONITA SUTOPO

SKENARIO                           : WISNU MOURADHY

PRODUKSI                           :  PT.  INEM FILM

TAHUN PRODUKSI           : 1984

JENIS                                     : FILM DRAMA-LAGA

PEMAIN                               : JOHAN SAIMIMA, YAN BASTIAN, AVENT CHRISTIE, TANAKA, ERNA SANTOSO, FANNY BAUTY, TUTI WASIAT, NANDA JALADARA

SINOPSIS :

Tuti (Tuti Wasiat) dan adiknya (Nanda Jaladara) sedang berjalan menuntun sepedannya, namun tiba-tiba di kejutkan dengan kedatangan Parlan Antonio Subrata (Avent Christie) yang mengganggunya dan berusaha untuk memperkosa Tuti. Merasa dirinya terancam, Tuti mencoba membela diri sekuatnya, sementara itu adiknya berusaha mencari pertolongan kepada Hendra (Johan Saimima) yang juga merupakan pacar Tuti. Namun sayang kedatangan Hendra dan kawan-kawan terlambat di lokasi kejadian. Ia mendapati Tuti sudah lemas dan tidak berdaya. Akhirnya Tuti meninggal di pangkuan Hendra. Namun sebelum meninggal Tuti memberitahukan pada Hendra kalau dirinya masih suci. Sepeninggal Tuti, hanya berbekal barang bukti kunci motor, Hendra mencurigai pelaku yang telah membunuh Tuti.

Maka untuk menuntut kematian Tuti, Ia datang ke rumah Subrata Alexander(Yan Bastian) kakak dari Parlan yang merupakan pelaku utama. Namun Subrata yang juga teman dari Hendra tidak mempercayai akan tindakan adiknya.  Agar lebih jelasnya, Subrata menanyakan langsung pada Parlan, namun Parlan mengancam Hendra akan membeberkan bisnis Subrata yang kotor jika ia memberitahukan pada Hendra.

Akhirnya Hendra mengetahui rahasia Subrata dari Linda (Fanny Bauty) salah seorang anak buah Subrata yang ingin menuntut balas.  Sementara itu seorang polisi wanita (Erna Santoso) menyamar kerumah Subrata untuk  menjadi anak buahnya. Namun Subrata sudah curiga dari awal dan menyuruh anak buahnya untuk selalu mengawasi gerak geriknya.

Meski Parlan tidak bisa di sentuh oleh Hendra namun suatu saat akhirnya Parlan berhasil dilumpuhkan Hendra, karena tujuan utamanya bukanlah untuk membunuh Parlan namun tujuan utama Hendra adalah untuk membantu polisi. Sedangkan Subrata sendiri juga berhasil di tangkap akan kejahatannya.

Monday, May 9, 2011

LEO CANDRA DALAM FILM DUEL NAGA WULUNG


JUDUL FILM        : DUEL NAGA WULUNG

SUTRADARA       : DASRI YACOB

PRODUKSI           : PT. INEM FILM

SKENARIO           : PIETRAJAYA BURNAMA

PRODUSER          :  NY LEONITA SUTOPO

TAHUN                                 : 1982

JENIS                     : FILM LAGA

PEMAIN               : LEO CHANDRA, ENNY BEATRICE, AVENT CHRISTIE, ANITA CAROLINE, BOY TIRAYOH, DASRI YACOB, PIETRAJAYA BURNAMA

SINOPSIS :

Surian (Leo Chandra) menolong seorang wanita yang sedang di ganggu oleh Jarot (Avent Christie). Jarot pun marah pada Surian karena merasa telah diganggu oleh Surian, apalagi Surian telah memiliki Midah (Enny Beatrice) wanita yang juga ia cintai. Akhirnya Jarot memutuskan tali pertemanan dengan Surian. Padahal Surian dan Jarot adalah teman dekat semenjak masih kanak-kanak. Jarot pergi dengan membawa dendam.

Suatu hari Jarot menyuruh Surian untuk datang ke Bukit Ranti. Setelah berpamitan dengan Midah, maka segera Surian pergi ke Bukit Ranti untuk menghadapi pertarungan dengan Jarot. Kali ini Jarot kalah dan mengancam Surian. Akhirnya Surian dapat pulang dan kembali berkumpul dengan anak dan istrinya.

Ketika Surian dan Midah serta Dimas sedang dalam penggembalaan kerbau, tiba-tiba ia di serang orang tak di kenal dengan panah beracun. Surian terkena panah di tangannya dan menyuruh Midah pergi menyelamatkan diri. Setelah itu dengan menaiki kuda, Surian bergegas pergi ke tempat gurunya (Pietrajaya Burnama) untuk di sembuhkan. Proses penyembuhan pun selesai, segera lah Surian pulang kerumah. Namun apadaya, sesampai dirumah ia menyaksikan rumahnya telah hangus di bakar oleh Jarot dan anak buahnya. Jarot datang untuk memperkosa Midah, dan akhirnya membakar hidup-hidup Midah dan anaknya. Adik Ipar Surian, Murni memberitahukan pada Surian kalau Jarotlah pelakunya. Akhirnya karena Surian ingat akan persahabatan dengan Jarot yang pernah menolongnya, Surian pergi mengasingkan diri.

Namun Jarot penasaran, dan memancing keluar Surian dengan menculik adik iparnya Murni.  Mendengar istrinya di culik orang-orang jarot, Suami Murni (johan Saimima) marah dan segera mencari Jarot. Sementara itu Murni berhasil lolos dari tangan Jarot dan sampai ke padepokan baru tempat Surian mengasingkan diri. Atas Informasi yang di peroleh dari Murni, terpaksa Surian keluar dari persembunyiannya, karena tindak tanduk Jarot sudah diluar batas dengan menculik para wanita dan merampok.

Jebakan pun dibuat Jarot untuk membunuh Surian. Melalui tangan Nyi Rasmi, akhirnya Jarot dapat terperangkap dan terkena racunnya. Namun demikian, Nyi Rasmi mati terbunuh oleh Surian. Surian sendiri pingsan akibat terkena racun yang ganas. Ia di tolong oleh gurunya. Untuk menyembuhkan racunnya, Surian harus terkena racun yang lebih ganas. Akhirnya Surian pun dapat sembuh dari racun setelah terkena racun yang lebih ganas.

Duel terakhir pun terjadi. Surian akhirnya mampu membunuh Jarot.

Wednesday, January 26, 2011

ADVENT BANGUN DAN AVENT CHRISTIE DALAM FILM DIA YANG BERHATI BAJA



JUDUL FILM        : DIA YANG BERHATI BAJA

SUTRADARA       : SA KARIM

PRODUKSI           : PT  INEM  FILM

CERITA                  : MARLAN JAAS, SA KARIM

PRODUSER          : NY. LEONITA  SUTOPO

TAHUN PROD    : 1985

JENIS                     : FILM ACTION SEJARAH

PEMAIN               : ADVENT BANGUN, AVENT CHRISTIE, HARRY CAPRI, PONG HARJATMO, JOHAN SAIMIMA, ZURMAINI, KAMSUL

SINOPSIS :

Dia yang berhati baja merupakan film action dengan latar belakang Sumpah Pemuda tahun 1928. Film ini juga dibintangi oleh Advent Bangun, salah seorang aktor laga yang terkenal meski hanya sebagai pemeran pembantu.

*****

Salim (Kamsul) adalah seorang pemuda yang baru pulang dari belajar selama 6 tahun di eropa. Ia kembali ke Indonesia untuk ikut berjuang melawan kompeni Belanda. Malam itu, Salim dan kawan-kawan sedang berunding mengenai Sumpah yang akan di lakukan oleh para pemuda-pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.  Untuk itulah, Salim di utus oleh Wahid untuk berangkat ke Andalas dan Celebes. Namun perundingan yang dilakukan tersebut diketahui oleh antek-antek Belanda yang segera melakukan penembakan. Wahid tertembak, namun Salim berhasil lolos dengan membawa dokumen-dokumen penting yang akan dibawa ke Andalas dan Celebes dalam Kongres Pemuda.

Kapten Kompeni marah karena Salim berhasil lolos. Maka ia menyuruh antek-antek Belanda untuk mencari keberadaan Salim. Sebuah petunjuk pun di dapat kalau Salim kemungkinan akan meminta pertolongan pada pesantren milik Kyai Rahman. Untuk itulah Kompeni menempatkan orang-orangnya di pesantren untuk mengawasi siapa-siapa saja yang datang. Dan benar saja, Salim akhirnya datang ke pesantren Kiai Rahman untuk meminta pertolongan.  Orang-orang kompeni terus mengawasi pesantren tersebut.  Untuk mengalihkan orang-orang kompeni, maka Kiai Rahman menyurus santrinya untuk keluar dengan menyamar sebagai tamunya. Namun sayang, begundal-begundal kompeni tidak bisa dikecoh. Sehingga Kiai Rahman harus bersabar untuk mengantarkan Salim menyeberang ke Andalas.

Karena beberapa usaha tidak berhasil, maka salah seorang santri Kiai Rahman (Pong Harjatmo) bersedia di korbankan demi bangsa dan negara. Ia keluar dengan memakai baju yang dipakai Salim, sedangkan salim sendiri akhirnya memakai baju adat Jawa untuk dapat keluar dari pesantren dengan di kawal anak Kiai Rahman, Pertiwi (Zurmaini). Maka benar saja, santri kiai Rahman tertembak. Namun Salim dan Pertiwi berhasil meloloskan diri.

Namun demikian, dimanapun keberadaan Salim, Belanda selalu mengintainya.  Meski banyak rintangan, namun Salim berhasil menyeberang ke Andalas.  Ia bertemu dengan Harimau Andalas (Advent Bangun) yang mengantarkannya untuk menyeberang.