Showing posts with label Sutrisno Wijaya. Show all posts
Showing posts with label Sutrisno Wijaya. Show all posts

Saturday, September 2, 2023

SUTRISNO WIJAYA DALAM FILM "BUKIT PERAWAN"

 


JUDUL FILM                        : BUKIT PERAWAN

SUTRADARA                       : H. ARWYS RANGKOTY

CERITA                                  : OSTIAN MOGALANA

PRODUSER                          : H. ARWYS RANGKOTY

PRODUKSI                           :  BOLAMAS JAYA FILM

TAHUN PRODUKSI           : 1976

JENIS                                     : FILM SILAT

PEMAIN                               : SUTRISNO WIJAYA, LILIEK A DELIANA, ENNY CHRISTINE, SARI ASMORO

SINOPSIS :

Tiga pendekar yang memiliki keahlian masing-masing memamerkan keahliannya untuk mengetahui siapa yang lebih unggul. Namun tidak ada yang lebih unggul. Untuk mewariskan ilmunya mereka maka dicarilah seorang murid. Jaka Lelana (Sutrisno Wijaya) adalah murid yang di pilihnya oleh ketiga guru tersebut. Meski pada awalnya menolak, namun akhirnya Jaka Lelana menerima tawaran untuk menjadi muridnya. Setelah tiga tahun belajar dan di tempa ilmu yang kuat, Jaka lelana di suruh turun gunung untuk membela kebenaran hingga ia terdampar di sebuah desa yang dikuasai oleh tuan tanah pemeras yang punya jagoan-jagoan hebat.

Di desa tersebut tidak ada satu orangpun yang berani menghadapi tuan tanah dan centengnya, termasuk seorang gadis yang di kawin paksa oleh tuan tanah. Namun berkat kedatangan Jaka, maka ia turut melawan kesewenang-wenangan tuan tanah tersebut dan berhasil menyelamatkan seorang gadis yang di paksa kawin oleh tuan tanah.

Setelah urusan selesai di desa tersebut, Jaka melanjutkan pengembaraannya untuk berkelana.

*****

Sutrisno Wijaya menjadi peran protagonist serasa aneh, karena ia lebih cocok untuk menjadi peran antagonis. Kalau di nilai 1 sd 10 film ini saya nilai 6, kekuatan ceritanya kurang namun bak buknya dapat.

Wednesday, February 11, 2015

ZAITUN SULAEMAN & ZIEALA JALIL DALAM FILM "PENDEKAR MATA SATU"






JUDUL FILM : PENDEKAR MATA SATU
SUTRADARA : SA KARIM
CERITA : DJASMAN DJAKIMAN
SKENARIO : FIRMAN TRIYADI
PRODUSER : DENNY H W
PRODUKSI : PT. KANTA INDAHFILM
TAHUN PRODUKSI : 1989
JENIS : FILM SILAT
PEMAIN : ZAITUN SULAEMAN, SUTRISNO WIJAYA, MALEK NOOR, ANTO CHANIAGO, ZIELA JALIL, JOSEPH HUNGAN

SINOPSIS :
Datuk Alang (Sutrisno Wijaya) di serang Limbong (Malek Noor) yang meminta tanah kekuasaan ayahnya di kembalikan. Datuk Alang terluka dan ditolong oleh Setan kuning yang tinggal di sungai emas. Setan Kuning memberitahukan pada Alang kalau ia bersedia menjadi tangan kanannya asalkan ia diberi uang dan perempuan. Setan kuning juga menyarankan agar Alang memiliki Sabuk badak dan Conde emas agar ia memiliki tubuh yang kebal dan dapat mengalahkan Landai dan Limbong. Alang memiliki Conde emas sementara Sabuk badak dipegang oleh kakak seperguruannya. Datuk Alang (Sutrisno Wijaya) dan Landai adalah adik kakak seperguruan. Gurunya Datuk Gading menginginkan kedua muridnya agar tidak memiliki sepasang Sabuk badak dan Conde emas untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Namun berkat hasutan Setan emas, Alang meracuni Landai kakak seperguruannya yang sedang sakit dan merebut sabuk badak.
Landai akhirnya tewas oleh Alang. Anak Landai berhasil selamat meski sebelumnya matanya terkena tombak yang dilemparkan oleh Alang. Anak Landai bernama Galak akhirnya ditolong oleh Buntar seorang abdi di sebuah perguruan. Galak di latih ilmu silat hingga dewasa.
Sementara itu setelah memiliki Sabuk Badak dan Conde Emas, perbuatan Alang semakin sewenang-wenang terhadap penduduk kampong. Limbong yang sebelumnya mengalahkannya pun akhirnya harus tewas di tangan Alang. Perbuatan Alang dengan dibantu oleh Setan Kuning banyak merugikan warga. Mereka berbuat sewenang-wenang. Alang juga mengambil seorang gundik dari Mak Naning, wanita berusia 16 tahun bernama Kenanga (Ziela Jalil). Kenanga di jadikan gundik oleh Alang. Kenanga adalah gadis buta yang diasuh oleh mak Naning karena kedua orang tuanya sudah meninggal.
Sementara itu Galak di tempat untuk belajar ilmu silat. Hingga saatnya tiba, ia turun gunung. Dengan di temani Buntar, Galak mencari pembunuh orang tuanya. Ditengah jalan ia bertemu dengan Kenanga yang ditolongnya karena Kenanga terjatuh. Mereka tidak tahu kalau Kenanga adalah gundik Alang. Alang dan Buntar berteman dengan Kenanga. Kehadiran Buntar dan Galak di kampung membuat kaki tangan Alang marah. Ia menangkap Buntar dan Galak di rumah Kenanga dan menuduhnya berzina. Namun akhirnya kedua orang tersebut di lepas oleh Alang, namun Alang menyuruh mengawasinya.
Samar-samar Galak berusaha mengingat siapa Alang, namun ia tidak yakin. Berkat bantuan Buntar yang menyelidikinya, akhirnya Galak yakin kalau Alang adalah orang yang dicari selama ini. Galak menuntut balas kematian orang tuanya. Berkat bantuan Kenanga yang menelan conde emas milik Alang, akhirnya Galak berhasil menghabisi Alang dan merebut kembali Sabuk Badak.