Wednesday, December 30, 2009

KILAS BALIK BULUTANGKIS TANAH AIR 2009

Mengakhiri  tahun 2009, dunia perbulutangkisan Indonesia kembali terkesima dengan rencana pengunduran diri pemain Ganda Putra terkuat Indonesia sekaligus peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 Markis Kido dan Hendra Setiawan. Surat telah dilayangkan ke PBSI namun belum ada tanggapan serius atas Surat pengunduran diri pemain terbaik yang dimiliki pelatnas saat ini.  Markis Kido beralasan pengunduran dirinya adalah agar ia dapat bermain secara professional, sedangkan alas an Hendra setiawan, pengunduran dirinya dari pelatnas adalah karena ia masih ingin berpasangan dengan Markis Kido yang memang sudah dipasangkan sejak lama. Keduanya merasa cocok, dan Hendra merasa kesulitan untuk mencari pendamping baru dan belum tentu cocok.

Tentu saja bagi Hendra akan kesulitan untuk berdampingan dengan Markis Kido jika masih berada di pelatnas, sementara patnernya berada di luar pelatnas. Keputusan Markis Kido/Hendra Setiawan untuk mengundurkan diri dari pelatnas patut di apresiasi meskipun prestasi mereka masih yang terbaik saat ini bagi Indonesia. Apalagi keduanya juga berencana untuk tetap menggunakan nama Indonesia setiap kali bertanding dan siap apabila sewaktu-waktu di butuhkan untuk membela Negara.

Sebenarnya keputusan untuk bermain secara professional merupakan keputusan yang terbaik, karena dengan demikian mereka akan lebih termotivasi untuk dapat meraih kejuaraan. Hal ini juga telah dilakukan oleh pendahulunya Taufik Hidayat yang memilih bermain secara professional dan tidak menghuni pelatnas. Toh selama ini Taufik juga masih menggunakan bendera Indonesia dalam setiap pertandingan.

Memang benar, patut disayangkan apabila pemain Indonesia tersebut mengundurkan diri dari pelatnas, karena dengan demikian kedudukan pemain Indonesia akan timpang dan kekuatannya menurun. Apalagi pelapis dari Markis/Hendra juga belum menunjukkan hasil yang bagus . Namun demikian, seharusnya ini menjadi cambuk bagi PBSI untuk lebih memacu prestasi pemain sehingga tidak kalah dari para pemain-pemain Negara lain seperti China dan Korea Selatan. Sudah seharusnya PBSI mampu mendongkrak kembali bulutangkis Indonesia yang dulu pernah ditakuti oleh Negara-negara lain.

Jika menilik prestasi-prestasi pemain-pemain bulutangkis Indonesia selama 2009 masih belum sesuai harapan public. Di beberapa ajang super series bahkan Indonesia tidak mampu menempatkan wakilnya di final.

Mengawali tahun 2009 Nova Widianto/Lilyana Natsir berhasil meraih juara di Malaysia Super Series setelah mengalahkan unggulan kedua asal Korea Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung dengan 21-14 dan 21-19. Sementara itu ganda putra Indonesia hanya berpuas diri untuk menjadi runner up melalui Alvent Yulianto/Hendra A Gunawan yang bermain secara professional.  Korea menjadi Negara terbanyak yang menempatkan wakilnya di final.

Selain Malaysia Super Series, Indonesia hanya meraih gelar super series di Jepang Super Series bulan September melalui ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan yang mengalahkan rekan senegaranya Yonathan Suryatama Dasuki/Rian Sukmawan dengan 21-19 dan 24-22.  Sementara itu Taufik Hidayat yang melaju hingga ke final gagal meraih gelar setelah takluk dari Bao Chun Lai (CHN) dengan 15-21 dan 12-21. Bulan Berikutnya Indonesia meraih gelar di Denmark Super Series melalui tunggal putra Simon Santoso yang berhasil meraih gelar setelah menaklukkan Marc Zwiebler (GER) dengan 21-14 dan 21-6. Marc  melangkah ke final setelah mengalahkan tunggal putra Indonesia Sony Dwi Kuncoro di semifinal.

Prestasi juga diraih pemain Indonesia melalui ajang Prancis Super Series melalui pasangan ganda campuran Nova Widianto/Lilyana Natsir setelah mengalahkan Hendra A Gunawan/Vita Marissa dengan 21-7 dan 21-7, serta ganda putra Markis Kido/Hendra setiawan yang menekuk musuh bebuyutannya Koo Kien Kit/Tan Boen Heong (MAS) dengan 15-21, 21-15 dan 21-14. Peluang lainnya gagal ditorehkan Taufik Hidayat setelah takluk dari Lin Dan (CHN) dengan skor telak 6-21 dan 15-21. Selanjutnya Indonesia tidak meraih gelar di ajang super series lagi.

Bahkan ketika menjadi tuan rumah Djarum Indonesia Super Series, Indonesia kembali tidak meraih gelar satupun seperti tahun 2007 silam. Ini kali kedua Indonesia tidak meraih gelar di negerinya sendiri sejak pertama kali kejuaraan Indonesia open di gelar.

Prestasi-prestasi pemain Indonesia di ajang dunia kian terpuruk seiring meratanya kekuatan pemain lawan, sehingga bukan tidak mungkin dengan mundurnya Markis Kido/Hendra Setiawan dan juga Nova Widianto yang tidak akan dipasangkan dengan Lilyana Natsir, prestasi Indonesia di tahun 2010 akan semakin buruk.  Di nomor tunggal putri, masih belum ada yang bisa menjadi harapan untuk bisa berbicara di ajang internasional.

Tahun 2010 ada even besar yang harus diikuti terutama perebutan piala Thomas dan Uber yang akan berlangsung di Thailand. Di nomor beregu putra, perolehan buruk ditorehkan di Jakarta tahun 2008 silam setelah ditekuk Korea, dan China masih sebagai pemegang Piala tersebut. Sementara itu di nomor beregu putrid, Indonesia meraih prestasi gemilang setelah Maria Kristin dkk mampu menembus final sebelum takluk dari China dengan 0-3. Akankah 2010 prestasi Indonesia akan membaik?

Harapan pecinta bulutangkis tanah air tentu saja prestasi Indonesia akan lebih baik di tahun 2010, tentu saja tetap waspada dengan kekuatan Negara lain yang lebih menggeliat.

Thursday, December 3, 2009

RYAN HIDAYAT DALAM FILM SI ROY




JUDUL FILM        : SI ROY

SUTRADARA       : ACHIEL NASRUN

PRODUSER          : RAMESH KS, MADHU S MATHANI

PRODUKSI           : ANDALAS KENCANA FILM

TAHUN PROD    : 1989

JENIS                     : FILM REMAJA

PEMAIN               : RYAN HIDAYAT, MARGIE DAYANA, MONICA GUNAWAN, ADE GIULIANO, YUNITA YUNIANI, JAMES SAHERTIAN, AGUS ZULKARNAEN

SINOPSIS :

Roy (Ryan Hidayat) adalah ketua senat yang penuh dengan dedikasi. Pada suatu kesempatan, untuk mengurangi jurang antara si kaya dan simiskin dikampusnya, Roy dan kawan-kawan melakukan kegiatan kemah. Sebagai ketua senat, Roy mengkoordinasikan dengan teman-teman tentang keberangkatannya.  Salah satu pesertanya adalah mahasiswi Novi (Margie Dayana) yang merupakan anak orang kaya yang sudah terbiasa hidup enak.  Novi menarik perhatian sendiri bagi Roy. Hingga di suatu malam didalam perkemahan Roy bercerita pada Tiwi (Monica Gunawan) tentang perasaannya pada Novi. Roy tidak tahu kalau Tiwi sebenarnya diam-diam juga mencintai Roy namun selalu dipendamnya.

Pada setiap kesempatan, Novi yang sudah menarik perhatian Roy selalu dicari jika tidak ada. Suatu hari, rombongan kemah pergi kesebuah kawah.  Novi yang tidak terbiasa jalan jauh akhirnya berpisah dengan rombongan bersama Iwan (Ade Giuliano). Mengetahui salah satu anggotanya tidak dalam rombongan, akhirnya Roy mencari keberadaan Novi dan Iwan. Ketika menemukan Novi, Roy dan kawan-kawan pun kaget karena Novi jatuh kejurang dan diselamatkan oleh Roy. Roy yang memang sudah menaruh hati pada Novi akhirnya mengungkapkan perasaannya di kebun binatang Ragunan.  Atas dasar balas budi, akhirnya Novi menerima Roy meski dengan setengah hati. Sementara itu, mengetahui Novi jadian sama Roy, temen-temen Novi menertawakannya demikian juga teman-teman Roy juga tidak setuju jika Roy jadian sama Novi yang terkenal matre dan Roy yang terkenal miskin, namun dasar cinta, Roy tidak menghiraukannya.

Akhirnya Novi selingkuh dengan Iwan. Namun perbuatannya diketahui Roy ketika mau mengantarkan surat dari ayahnya yang setelah diketahui sebenarnya adalah atasan dari ayah Novi. Novi pun selalu menghindar dari Roy karena sebenarnya Novi tidak suka pada Roy karena menganggap Roy bukan orang kaya dan tidak akan bisa mengajak ketempat-tempat yang biasa dikunjungi Novi. Mengetahui Novi dan Iwan ada hubungan akhirnya Roy dan Iwan berkelahi. Sementara itu Tiwi yang cintanya bertepuk sebelah tangan akhirnya pergi keluar negeri dan menitipkan kaset untuk Roy dengarkan. Setelah mendengarkan kaset, akhirnya Roy tahu kalau Tiwi suka padanya namun sayang sekali sekarang sudah berada diluar negeri.

Sementara itu mengetahui hubungan Roy dan Novi tidak terlalu bagus dan menganggap rendah Roy, Suli, temen Novi mendekati Roy.  Namun kedekatan Suli dan Roy diketahui oleh Linda yang segera memberitahukan pada Novi.  Suli dan Roy sering jalan berdua. Ketika sedang berada di café, Roy teringat dengan Tiwi yang suka akan lagu yang sedang di lantunkan oleh penyanyi café tersebut. Tentu saja hal ini tidak disukai oleh Suli. Apalagi ketika Roy curhat tentang Tiwi yang dianggapnya sahabat yang paling baik. Suli pun berniat mengungkapkan perasaanya pada Roy, tapi akhirnya di urungkan ketika Roy malah menanyakan Novi.

Melihat kedekatan Suli dan Roy apalagi sering jalan berdua, akhirnya membuat Novi cemburu. Novi melabrak Suli untuk tidak dekat-dekat dengan Roy. Namun Suli juga tidak mau kalah karena Novi dianggap sudah putus hubungan dengan Roy dan lebih menyukai Iwan.

***

Iwan yang masih menaruh dendam pada Roy akhirnya berhasil membalaskan dendamnya pada Roy. Namun perbuatan Iwan diketahui Novi, dan segera menolong Roy. Novi akhirnya tahu siapa Roy. Roy adalah anak dari atasan papa Novi. Diakhir kisah Novi dan Roy balikan lagi menjadi kekasih.

Wednesday, December 2, 2009

MESKI BERHADIAH BESAR, FINAL SUPER SERIES SEPI PEMINAT

Meski berhadiah besar dengan total hadiah USD 500.000, namun Final Super Series 2009 yang berlangsung di Stadion tertutup Bandaraya Johor bahru Malaysia berlangsung sepi, aliah para pemain-pemain bintang tidak turut ambil bagian di turnamen tutup tahun ini. Final super series yang menggunakan sistem round robin hanya akan mengundang 8 wakil di masing-masing nomor dengan peringkat super series yang telah ditentukan.  Dibandingkan dengan final super series tahun lalu,  final super series tahun ini sepi dari para pemain-pemain top dunia. Hanya tuan rumah Malaysia saja yang menjamu tamunya dengan wakil-wakilnya yang memang sedang naik daun seperti di nomor tunggal putra ada Lee Chong Wei, Ganda putri Wong Pei Tty/Eei Hui Chin yang masih peringkat satu dunia, juga ganda putra Koo Kien Kit/Tan Boon Heong.

China yang selalu merajai di setiap turnamen, kali ini juga hanya mengirimkan dua wakilnya di nomor tunggal putra melalui Bao Chun Lai dan di nomor ganda putra Chen Xu/Zhendong Guo. Sedangkan pemain top dunia Lin Dan tidak turut ambil bagian dinomor ini. Di nomor tunggal dan ganda putri yang selalu merajai, China juga tidak mengirimkan satu wakilnyapun di final super series. Sementara itu pasangan ganda campuran China juga turut absen.

Indonesia sendiri hanya menurunkan wakilnya di nomor tunggal putra melalui Taufik Hidayat, ganda campuran Hendra A Gunawan/Vita Marissa, dan ganda putra melalui Alvent Yulianto/Hendra A Gunawan dan Rian Sukmawan/Yonathan Suryatama Dasuki. Sementara itu pemain-pemain pelatnas tidak ambil bagian untuk persiapan SEA GAMES di Laos pekan mendatang.   Sementar itu tunggal putra Taufik Hidayat sudah mengalami kekalahan pertama dari Bao CHun Lai (CHN) . Taufik berada satu grup dengan Lee Chong Wei (MAS) , Bao Chun Lai (CHN) Yu Hsieh Hsing (TPE). Agaknya Taufik akan kesulitan untuk dapat lolos untuk jadi juara group ataupun runner up mengingat sudah mengalami satu kekalahan. Untuk dapat lolos Taufik harus dapat mengalahkan Lee Chong Wei dan Yu Hsieh Hsing.

Daftar selengkapnya dari para pemain yang turut ambil bagian :

TUNGGAL PUTRA :

1. Lee Chong Wei (MAS)

2. Peter Heog Gade (DEN)

3. Bao Chun Lai (CHN)

4. Taufik Hidayat (INA)

5. Park Sung Hwan (KOR)

6. Bonsaak Ponsana (THA)

7. Jan O Jorgensen (DEN)

8. Yu Hsieh Hsing (TPE)

TUNGGAL PUTRI :

1. Saina Nehwal (IND)

2. Salakjit Ponsana (THA)

3. Juliane Schenk (GER)

4. Wong Mew Chow (MAS)

5. Nicole Grether (GER)

6. Carmain Rein (CAN)

7. Yao Jie (NED)

8. Porntip Buranaprasertsuk (THA)

Ganda Putra :

1. Koo Kien Kit /Tan Boon Heong (MAS)

2. Cartsen Mogensen/Mathias Boe (DEN)

3. Anthony Clark/Nathan Robertson (ENG)

4. Alvent Yulianto/Hendra A Gunawan (INA)

5. Mohd Zakry Abdul Latief/Mohd Fairuzizuan Mohd Tazari(MAS)

6. Zhendong Guo/CHen XU (CHN)

7. RIan Sukmawan/Yonathan Suryatama Dasuki (INA)

8. Jung Jae Sung/Lee Yong Dae

Ganda Putri  :

1. Wong Pei Tty/Eei Hui Chin (MAS)

2. Chen Wen Hsing/Chien Yu Chin (TPE)

3. Kamilla Ritter Juh/Lena Frier Kristiansen (DEN)

4. Carmain Reid (CAN)/Nicole Grether (GER)

5. Duang Anong/Kuncala Voravicitchaikul (THA)

6. Laura CHoinet/Wenny Rahmawati (FRA)

7. Gabrielle White/Jenny Wallwork (ENG)

8. Chou Chia Chi / Yang Li Ying (TPE)

Ganda Campuran :

1. Joachim Fischer Nielsen/Christina Pederson (DEN)

2. Shongphon Anugritayawon/Kuncala Voravicitchaikul (THA)

3. Diju V/Jwala Gutta (IND)

4. Hendra A Gunawan/Vita Marissa (INA)

5. Sudket Prapkamol/Saralee Thoungthongkam (THA)

6. Anthony Clark/Donna Kellog (ENG)

7. Sung Hyun Ko/Jung Eun Ha (KOR)

8. Robert Meteusiak/Nadiezda Kostiusky (POL)