Showing posts with label Imam Tantowi. Show all posts
Showing posts with label Imam Tantowi. Show all posts

Wednesday, October 25, 2023

BARRY PRIMA DAN LYDIA KANDOU DALAM FILM "SRIGALA"

 


JUDUL FILM                        : SRIGALA

SUTRADARA                       :  SISWORO GAUTAMA PUTRA

SKENARIO                           : IMAM TANTOWI

CERITA                                  : SUBAGIO S

PRODUSER                          :  SABIRIN KASDANI

PRODUKSI                           :  RAPI FILM

TAHUN                                 : 1981

JENIS                                     : THRILLER

PEMAIN                               : BARRY PRIMA, RUDY SALAM, LYDIA KANDOU, SISCA KARABETY, S. PARYA, MIEKE WIJAYA, DORMAN BORISMAN

SINOPSIS :

Kisah berawal dari kedatangan tiga orang pemburu harta karun yaitu Caroko (S Parya), Tomy (Barry Prima) dan Johan (Rudy Salam) ke Situ Angsana yang terletak di hutan. Situ Angsana adalah situ tua yang sudah tidak terawatt lagi. Kedatangan ketiga orang tersebut adalah untuk mencari harta karun yang tersembunyi di dasar situ atau danau.  Sesampai di sebuah bangunan tua yang sudah tidak terawat dan banyak sarang laba-laba, mereka beristirahat sejenak sebelum memulai perburuan harta karun dengan kesepakatan yang di buat oleh Caroko dengan pembagian Caroko mendapatkan 50% dan sisanya Tomy dan Johan akan mendapatkan bagian masing-masing 25%.

Hari pertama penyelaman belum berhasil mendapatkan apa yang di cari di dasar danau Tomy dan Johan bertugas menyelam sedangkan Caroko bertugas menjaga di dalam perahu mesin.  Pencarian di lanjutkan di hari berikutnya. Saat Johan dan Tomy menyelam, dari kejauhan terlihat oleh Caroko 3 orang pecinta alam datang ke danau. Melalui lensa teleskop, Caroko melihat ketiga orang tersebut terdiri dari 2 orang wanita dan satu orang laki laki. Mereka adalah Ninan (Lydia Kandou), Hesty (Sisca Karabety) dan Pono (Dorman Borisman). Kedatangan mereka tentu saja mengusik misi yang di bawa oleh Caroko. Hingga akhirnya Caroko bersama Johan dan Tomy menghampiri ketiga pecinta alam tersebut dengan perahu motornya. Caroko berusaha mengusir mereka untuk pergi dan mengatakan tentang keangkeran danau dan hutan disekitarnya. Namun usahanya tidak berhasil. Nina pun terjun ke air hingga hampir tenggelam. Nina di tolong oleh Johan dan Tomy. Tanpa di sadari, kedatangan mereka di danau tersebut diawasi oleh sepasang mata dari kejauhan.

Akhirnya setelah ketiga pecinta alam tersebut berkenalan dengan Caroko dan kawan-kawan, Tomy dan Johan yang sudah jatuh hati pada Nina dan Hesty mengajak tinggal di sekitar tempat mereka menginap. Nina, Hesty dan Pono membuat tenda di sekitar rumah yang Johan dan tomy tempati. Meskipun mereka sudah berada pada tempat yang sama namun kegiatan yang di lakukan oleh Caroko masih di rahasiakan oleh mereka pada Nina dan kawan-kawan. Hingga pada suatu siang ketika ketika Caroko dan kedua temannya melanjutkan perncarian harta karun ke dasar danau, dari kejauhan tanpa sengaja Nina dan kawan-kawan melihat kegiatan mereka.  Tomy dan Johan mendapatkan sebuah peti harta karun dari dasar danau dan segera diangkat dengan di bantu oleh Caroko. Kemudian di bawa kedarat dan segera di buka. Namun ketika di buka bukanlah harta karun yang ada tapi sesosok mayat yang ada dalam peti. Melihat apa yang ada di depan mata dari kejauhan, Nina pun berteriak ketakutan. Hal ini mendapat respon Caroko untuk menenggelamkan kembali peti mati tersebut.  Tanpa di ketahui oleh mereka, sepasang mata yang selalu memperhatikan gerak gerik mereka pun hadir kembali.

Ketika malam tiba, hujan badai melanda sekitar perkemahan, Johan dan Tomy mengajak mereka untuk masuk kedalam rumah yang mereka tempati karena Caroko sedang kekota. Akhirnya Nina dan Hesty ikut dengan Johan dan Tomy sementara Pono menyusul kemudian setelah menolaknya.

Hujan yang begitu deras dan disertai angin membuat suasana makin mencekam. Malam-malah Johan diam-diam pergi ke danau . Sementara itu kondisi badai yang tak juga reda membuat Hesty ingin melepaskan rasa buang air kecil kebelakang. Dari sinilah terror di mulai. Hesty akhirnya tewas dengan mengenaskan ketika akan kencing.  Mengetahui Hesty tidak muncul-muncul akhirnya Pono di suruh untuk menyusul Hesty.  Maka segera Pono mencari Hesty kebelakang. Namun Pono pun harus mati secara mengenaskan di dalam mobil.

Mengetahui Hesty dan Pono belum kembali, Nina dan Tomy akhirnya menyusul merka, namun akibat badai yang tak kunjung reda, akhirnya mereka berpencar untuk mencari Pono dan Hesty.  Pertama-tama adalah Tomy yang mencari mereka namun ternyata juga tak kunjung kembali, maka Nina segera mencari mereka ditengah badai.  Segala tempat di cari tapi tidak ketemu, kemudian Nina menuju ke kemahnya. Dan Nina begitu kaget setelah mengetahui kalau Tomy juga tewas secara mengerikan.

Di luar sana, Caroko yang baru kembali dari kota pun akhirnya harus tewas secara mengenaskan setelah di tabrak dengan mobil oleh orang yang tak di kenal di tengah badai yang melanda.

Ketika tinggal Nina seorang, tiba-tiba muncullah Nyonya Hilda (Mieke Wijaya) ia memperkenalkan siapa dirinya. Ia adalah pemilik rumah tersebut setelah ia menikah dengan pemilik rumah tersebut yang seorang kolektor benda-benda antik dengan nilai koleksi yang tidak ternilai harganya. Namun Nyonya Hilda tidak bahagia karena ia hanya di anggap benda saja oleh suaminya. Hingga suatu hari ia mengadakan persekongkolan dengan Caroko untuk membunuh suaminya.  Akhirnya Caroko membunuh suami nyonya Hilda dan membuangnya ke dasar danau. Berkali-kali Caroko berusaha mengambil harta karun namun  berhasil di cegah.  Nyonya Hilda ingin menguasai harta dari suaminya.

Setelah menceritakan kisahnya, maka korban selanjunya adalah  Nina yang akan di bunuh oleh Nyonya Hilda. Nina terus berusaha lari namun terus dikejar oleh Nyonya Hilda. Akhirnya  perkelahian sengitpun berlangsung namunakhirnya dengan tekad yang kuat, Nina akhirnya berhasil membunuh nyonya Hilda. Akhirya Nina lari ke danau ditengah malam, dan ia mendapati mayat Johan di pinggir danau. Nina menaiki perahu untuk menghindari ketakutan di daratan yang telah menimpanya. Esok harinya Nina di selamatkan oleh warga dan kepolisian. Dan pihak kepolisian berterima kasih pada Nina karena misteri kematian suami nyonya Hilda yang tidak terungkap akhirnya pun terungkap akibat peristiwa tersebut.   

Pelajaran yang bisa diambil adalah keserakahan akan membawa bencana.

 

Monday, October 9, 2023

BARRY PRIMA DALAM FILM "SILUMAN SRIGALA PUTIH"

 

Siluman Srigala Putih

Judul Film            : SILUMAN SRIGALA PUTIH

Sutradara            : Imam Tantowi

Produser             : Handi Muljono

Produksi              : PT. Kanta Indah Film

Tahun Produksi : 1987

Pemain                 : Barry Prima, Advent Bangun, Atut Agustinanto, Okky Olivia, Muni Cader, Belkiez Rachman, Johan Moosdijk, Hassan Dollar

 

Sinopsis :

Siluman Serigala Putih (Advent Bangun) perampok yang merajalela dimana-mana. Ia merampok warga yang mempunyai kekayaan. Sementara itu Jari Getih (Atut Aguntinanto) jua merupakan perampok yang menyamar sebagai seorang saudagar. Jari Getih berlagak pedagang besar dan selalu dikelilingi wanita-wanita cantik. Jari Getih mendapat beking seorang Marsose. Suatu ketika Serigala Putih datang ke penginapan Terang Bulan dimana Jari Getih menginap. Akan tetapi pemilik penginapan mengatakan tidak ada kamar. Serigala Putih marah dan membunuh pemilik penginapan. Sementara itu Jari Getih yang melihat kejadian tersebut hanya diam dan bersembunyi dibalik ketiak orang-orang penginapan.  Jagoan-jagoan penginapan dibuat tidak berkutik oleh Serigala Putih.

Seorang Pendekar (Barry Prima) yang kebetulan sedang berada di sekitar penginapan tersebut karena tidak diperbolehkan menginap di penginapan yang dikhususkan untuk orang-orang kaya tersebut, akhirnya ditantang oleh  Serigala Putih untuk berkelahi setelah orang-orang yang menghadapi Serigala Putih kalah semua. Akan tetapi pendekar tersebut merasa tidak cukup ilmunya, maka pergilah Serigala Putih dari tempat tersebut. Jari Getih bermain di air keruh. Ia ikut bermain untuk mempengaruhi orang-orang sekitar agar bisa membunuh serigala Putih, termasuk juga menyuruh Pendekartersebut untuk membunuh Serigala Putih. Jari Getih berlagak lugu. Padahal Jari Getih adalah perampok yang kejam yang berhasil mengelabui rakyat, karena sebenarnya Jari Getih adalah perampok yang sekarang sedang merajalela di sekitar kota Tangerang. Jari Getih juga pembunuh keluarga Pendekar tersebut, akan tetapi dengan penampilannya, Jari Getih mampu mengelabui pengembara hingga tidak mengenalinya.

Jari Getih pun menghasut warga sekitar Tangerang untuk membunuh Serigala Putih, termasuk juga dengan Pendekar karena bayarannya memang tinggi yang diberikan Jari Getih. Akhirnya Pendekar menemukan Serigala putih. Meski Siluman Serigala Putih merasa tidak mempunyai urusan dengan Pendekar, akan tetapi akhirnya Ia meladeni ajakan Pendekar untuk berkelahi. Pendekar berhasil membunuh Serigala Putih, akan tetapi Jari Getih tidak percaya karena tidak ada bukti yang dibawa. Jari Getih Ingkar janji, ia tidak mau membayar uang yang telah disepakatinya.

Jari Getih menyuruh orang-orang untuk mengecek kebenarannya dengan menyeret mayat Serigala Putih yagn telah dikuburkan. Akan tetapi sesampai di kuburan, mereka melihat Serigala Putih masih hidup, padahal sebenarnya itu adalah orang suruhan Jari Getih yang menyamar. Pemilik Warung dimana Pendekar tinggal juga akhirnya mengetahui kalau pedagang yang selama ini dikenalnya adalah Jari Getih. Ia pun dibunuh oleh Jari Getih. Pendekar menolong Anak gadis yang keluarganya dirampok oleh Jari Getih ketika hampir tenggelam disungai.

Jari Getih yang mengaku pedagang dari Lampung tersebut juga menghasut agar dapat menangkap pendekar yang sebenarnya telah membunuh Siluman Serigala Putih. Meski setelah Siluman Serigala Putih terbunuh, akan tetapi perampokan tetap merajalela. Bahkan Jari Getih sok menjadi pahlawan dengan menolong orang yang sedang kesusahan untuk membantunya. Bahkan ia menyuruh kepala kampung untuk menyewa jawara-jawara dari kulon untuk membunuh pendekar. Jari Getih pintar sekali memutar balikkan fakta dengan keluguannya hingga orang-orang percaya padanya. Anak gadis pemilik warung tersebut akhirnya berusaha dibunuh oleh Jari Getih.  Tiba-tiba Jari Getih dan orang-orang sekitar sudah datang dan menuduh pendekarlah pelaku yang akan membunuhnya. Akhirnya demi keamanan yang disebut-sebut jari getih, akhirnya pendekar di usir dari kampung tersebut.

Selama dalam perjalanan, anak gadis yang ditolong menceritakan kepada pendekar tentang siapa dirinya. Ia menceritakan keluarganya dibunuh oleh Jari Getih secara kejam. Kemudian pendekar pun menceritakan tentang keluarganya yang juga dihabisi oleh Jari Getih. Akhirnya keduanya bersama-sama mencari Jari Getih untuk membalas dendam.

Perampokan yang dilakukan oleh Jari Getih dan anak buahnya kian merajalela hingga membuat penduduk menjadi ketakutan. Pada suatu kesempatan, Jari Getih yang menyamar sebagai pedagang pura-pura sedang dirampok, dan perampok tersebut mengambil liontin yang dimiliki Jari Getih. Melihat Liontin ayahnya yang dipegang oleh Jari Getih, Anak gadis yang kebetulan berada di tempat tersebut akhirnya mengenali liontin ayahnya dan mendekati Jari Getih. Hingga akhirnya terbongkarlah siapa Jari Getih. Akhirnya Jari Getih berhasil dibunuh oleh Pendekar.

****

Dibawah Arahan Sutradara Imam Tantowi, film ini menjadi misteri diawalnya karena tidak tahu siapa sebenarnya Jari Getih. Hingga diakhir cerita baru diketahui siapakah Jari Getih. Recomend untuk di tonton

Wednesday, April 24, 2013

NONTON BARENG FILM SAUR SEPUH BERSAMA PEMERAN BRAMA, LASMINI DAN BENTAR

Saur Sepuh 3 Kembang Gunung Lawu

Saur Sepuh.  Mendengar kata tersebut kita akan di bawa ke ingatan di era 80an dimana Sandiwara Radio masih merajai dan menjadi satu-satunya hiburan rakyat yang murah.  Saur Sepuh merupakan salah satu Sandiwara Radio karya Niki Kosasih yang booming di era 80an. Dengan setting kehancuran kerajaan Majapahit dan berdirinya kerajaan sahabat bernama Kerajaan Madangkara.   Kehadiran Sandiwara Radio Saur Sepuh mampu menyedot jutaan pendengar di pelosok tanah air.
Melalui kisah-kisah yang dibuat, pendengar akan di bawa untuk berkelana kedalam alam imajinasi masing-masing. Imaginasi tentang penggambaran sosok Brama Kumbara sebagai tokoh sentral dalam Saur Sepuh, juga Mantili yang memiliki julukan si pedang Setan dan pedang perak, penonton akan berimajinasi sesukanya, bagaimana sosok Brama apakah tinggi, besar, berkumis atau berotot. Sosok yang bijaksana sebagai panutan. Atau mau menggambarkan Mantili Si pedang Setan? Seperti apakah dia? Perempuan adik Brama Kumbara yang kadang-kadang lebih mengandalkan emosi. Atau  barangkali mau menggaambarkan Lasmini? Perempuan binal penggoda lelaki tampan? Lasmini adalah musuh bebuyutan Mantili dalam serial sandiwara radio Saur Sepuh. Semua imaji nasi boleh jadi setiap orang berbeda satu dengan yang lain.

Pemeran danSutradara Saur Sepuh

Cak Roes sedang menanyakan sesuatu

Suksesnya saur sepuh sebagai Serial Sandiwara Radio yang di putar di stasiun-stasiun radio di pelosok tanah air pun akhirnya di angkat ke layar lebar . Tahun 1988 dibuatlah film Saur Sepuh yang dilatarbelakangi oleh Sandiwara Radio. Melalui sebuah visualisasi dalam Film, maka penonton sudah tentu akan membandingkan benarkah sosok yang ia gambarkan selama ini dalam imajinasinya sesuai dengan yang di visualisasikan dalam film? Benarkah Brama Kumbara raja Madangkara sosoknya yang bijaksana, baik, memiliki ilmu tinggi sudah sesuai dengan gambaran ketika masih mendengarkan sandiwara radio? Terlepas dari gambaran masing-masing penonton, Saur Sepuh yang diangkat ke layar lebar hingga 5 film merupakan sebuah kesuksesan besar.  Melalui garapan Imam Tantowi sebagai sutradara , dengan dibintangi oleh Fendy Pradana sebagai Brama Kumbara, Elly Ermawati sebagai Mantili, Murtisaridewi Sebagai Lasmini dan Candy Satrio sebagai Raden Bentar saur sepuh memberikan warna yang berbeda dari film-film silat yang sebelumnya ada dengan bintang-bintang sekelas Barry Prima.
All Crew

Fendy Pradana sebelumnya bukanlah pemain film laga . Berperan sebagai Brama Kumbara  sosoknya yang tinggi dan besar terasa pas dengan imaginasi yang selama ini di dengar hanya di Sandiwara Radio. Sosoknya mewakili penggambaran bagaimana Brama Kumbara yang selama ini banyak orang imaginasikan. Sedangkan Elly Ermawati yang juga merupakan pengisi suara asli dalam serial Sandiwara Radio dengan tokoh yang sama yaitu sebagai Mantili boleh dibilang sosoknya mampu  mewakili imaginasi para penggemar Sandiwara Radio. Sosok yang tak kalah pentingnya dalam Saur Sepuh adalah Lasmini yang di perankan oleh Murtisaridewi. Lasmini adalah sosok wanita yang centil, manja, binal dan suka menggoda lelaki terasa sangat pas ketika di bawakan oleh Murtisaridewi. Meski menurut penuturan Imam Tantowi sebagai sutradara, pada awalnya beliau merasa terkecoh dengan Murtisaridewi karena saat datang casting ia terlihat seperti sosok tante-tante yang dirasakan pas untuk tokoh Lasmini, namun setelah di teluusuri Murtisaridewi baru duduk di kelas I SMA. Sunggu suatu gambaran yang luar biasa.
Laris di Sandiwara Radio, Saur Sepuh laris pula di layar kaca, terbukti menurut data Perfin  Saur Sepuh I Satria Madangkara (1988) sebagai film terlaris I di Jakarta dengan perolehan penonton 575.480, Saur Sepuh II Pesanggrahan Keramat(1989) juga menjadi film terlaris I di Jakarta menurut data Perfin dengan perolehan penonton 583.604 dan Saur Sepuh 3 Kembang Gunung Lawu(1990) merupakan film terlaris I dengan perolehan penonton 611.073. Tentu saja prestasi ini patut dibanggakan.

Candy Satrio si Raden Bentar

Meski Saur Sepuh sudah lama di produksi dan barangkali hanya tinggal mengenangnya, namun penggemar saur sepuh di pelosok tanah air masih banyak terutama penggemar film-film saur Sepuh. Apalagi ditambah bioskop tanah air yang saat ini sudah tidak bersahabat lagi dengan film-film silat menjadikan Saur Sepuh sebagai sebuah film  yang masih banyak di buru oleh penggemarnya.  Dengan berbekal kepingan CD Saur Sepuh maka penggemarpun mampu dibawa ke masa silam, masa dimana kejayaan film Indonesia terutama saur sepuh mampu menyedot penonton untuk menonton film di bioskop dengan genre Silat. Silat adalah kebudayaan Indonesia yang patut kita banggakan dan kita lestarikan, seperti juga halnya dengan film Indonesia yang patut untuk terus di lestarikan.

Kalau dalam sandiwara radio ada Bentar Palsu, maka disini muncul Lasmini Palsu yang merayu Raden Bentar. 


Adalah Komunitas Pecinta Film Indonesia Jadul atau KPFIJ yang berhasil menyatukan kembali pemain Saur Sepuh melalui acara Nonton bareng yang kerap di gelar. Ada hal yang unik kali ini karena acara nonton bareng dengan tema Nobar Saur Sepuh 3 Kembang Gunung Lawu bertempat di sebuah kafe di bilangan Jakarta Selatan yang di helat 16 April 2013 mampu menyatukan kembali pemain-pemain Saur Sepuh yang sudah lebih dari 20 tahun yang lalu di putar di bioskop.  Pagelaran nonton bareng kali ini di hadiri oleh bintang-bintang film saur sepuh seperti Fendy Pradana (Brama Kumbara), Murtisaridewi (Lasmini), Candy Satrio (Raden Bentar) dan tak kalah pentingnya adalah kehadiran Imam Tantowi sebagai sutradara film tersebut. Selain kehadiran empat orang yang terlibat film tersebut juga nonton bareng kali ini di hadiri oleh Harry Sabar, penata music dalam saur sepuh I Satria Madangkara.
Bersama Brama Kumbara, Bibi Lasmini dan Raden Bentar

Kehadiran para pemain saur sepuh dalam nobar kali ini sangat di tunggu –tunggu oleh para penggemar saur sepuh yang ingin mengenal lebih dekat para pemain film yang dahulu di sanjungnya dan hanya dapati dilihat di layar lebar. Menjadi momen penting bagi penggemar untuk dapat berinteraksi dengan mereka.  Dalam sesi bincang-bincang maka dengan puas para penonton dapat melontarkan pertanyaan . Fendy Pradana selepas bermain film layar lebar akhirnya berbagi cerita kalau sebenarnya Fendy juga masih aktif baik di sinetron maupun di film. Kabar terakhir Fendy bermain dalam sebuah film anak-anak yang akan tayang pada bulan Juli mendatang.

Murtisaridewi menjadi satu-satunya sosok yang paling ayu diantara yang lain karena rivalnya Mantili tidak hadir dalam nobar kali ini setelah dari pihak panitia berusaha mengundangnya namun tidak mendapat tanggapan.  Murtisaridewi saat ini berdomisili di Solo mengikuti suaminya Didik Riyadi, sehingga kesempatan nobar Saur sepuh ini dirasa sangat berharga bagi para penonton khususnya anggota Komunitas Pecinta Film Indonesia Jadul karena mbak Murti mau meluangkan waktunya untuk datang menghadiri acara ini. Kegiatan Murtisaridewi saat ini disibukkan oleh aktivitasnya untuk mempersiapkan diri terjun kedunia politik dengan menjadi caleg dari sebuah partai politik untuk daerah pemilihan di wilayahnya Solo. Murtisaridewi berjanji kelak kalau terpilih menjadi anggota legislatif akan memperjuangkan budaya dan kesenian asli Indonesia.
Candy Satrio mungkin diantara dua pemain tersebut saat ini yang paling eksis karena wajahnya masih terlihat di layar kaca. Dalam film Saur Sepuh Candy Satrio  berperan sebagai Raden Bentar, sosok muda anak dari Brama kumbara yang jatuh cinta dengan Lasmini , namun ditentang oleh banyak pihak. Ditemani oleh sang istri tercinta Tya Subiakto, Candy hadir dan turut berbagi cerita. Dan yang unik adalah ketika istrinya Tya Subiakto baru mengetahui kalau suaminya pernah main film silat justru saat nobar ini, jadi selama ini ia tidak mengetahui kalau suaminya adalah bintang film silat juga.

Kehadiran bintang-bintang saur sepuh rasanya tidak lengkap kalau belum ada cerita dari sang sutradara Imam Tantowi. Imam Tantowi lebih banyak menjawab pertanyaan-pertanyaan penonton tentang film-film yang digarapnya. Beliu juga menceritakan pengalaman menggarap Saur Sepuh I yang membutuhkan 1000 ekor kuda. Dan kuda-kuda tersebut tidak dapat di hadirkan dari pulau jawa saja namun harus dihadirkan dari luar pulau, dengan sewa kuda perhari Rp. 60rb untuk ukuran saat itu. Imam Tantowi juga menjawab pertanyaan penonton yang menginginkan untuk memproduksi kembali film-film layar lebar dengan konsep silat atau laga, namun dengan begitu arifnya beliau mengatakan kalau ia menginginkan yang lebih muda yang harusnya menggarap film-film silat dengan di padukan teknologi yang ada saat ini sehingga hasilnya akan lebih bagus dibandingkan dengan jamannya.  Harry Sabar juga menjadi salah satu yang turut berbagi cerita tentang ilustrasi sebuah music di film.

Kehadiran para pemain dalam nobar Saur sepuh 3 episode Kembang Gunung Lawu menjadikan tontonannya menjadi bernyawa dan menjadi sebuah reuni Saur Sepuh yang langka, yang sangat sulit terjadi kembali. Semoga dengan hadirnya reuni saur sepuh ini dapat mengingatkan kembali akan kejayaan film Indonesia di negerinya sendiri .

Bersama Pak Imam Tantowi dan Bung Harry Sabar

Foto Bersama

Suasana nobar


3 Dara (eh tiga bukan bujang)

Hello

Fendy Pradana


Tuesday, March 22, 2011

DEBBY CYNTHIA DALAM FILM BALADA CEWEK JAGOAN


JUDUL FILM        : BALADA CEWEK JAGOAN

SUTRADARA       : TATANG S

PRODUKSI           : PT. GANESHA  FILM

SKENARIO           : IMAM TANTOWI

PRODUSER          :  CHADIR B

TAHUN PROD    : 1986

JENIS                     : FILM DRAMA LAGA

PEMAIN               : DEBBIE CYNTHIA DEWI, MARY SAY, LIRA ROSDIANA, COK SIMBARA, WD MOCHTAR, MIEN BRODJO, YENNY FARIDA, PIET PAGAU, LEROY OSMANI, MAWARDI HARLAN

SINOPSIS :

Hariman (Cok Simbara) seorang wartawan foto tiba-tiba tanpa sengaja mendengar bunyi tembakan dari seberang rumahnya. Terjadi perampokan atas Toko Mas Sri Murni, pemiliknya tewas setelah ditembak oleh kawanan perampok pimpinan Alex(WD Mochtar) yang juga merupakan sindikat Narkotika dan perempuan.  Hariman berhasil memotret perampok-perampok tersebut, namun sayang sekali aksi Hariman di ketahui oleh Roby (Piet Pagau) salah seorang perampok tersebut ketika sedang memotretnya.

Akhirnya atas suruhan bos Alex, ia menyuruh anak buahnya Roby untuk menghabisi Hariman sebelum sempat mencetak foto-fotonya. Sementara itu Hariman bermaksud melaporkan kejadian perampokan di Toko Mas Sri Murni kepada polisi melalui telepon, namun usahanya di ketahui oleh Roby yang langsung menodongkan pistol dari luar telepon umum. Hariman lemas dibuatnya, namun akhirnya usaha Roby untuk menembak Hariman berhasil digagalkan setelah warga sedang berlari kea rah sumber perampokan. Hariman lolos dari maut, dan pulang kerumah, namun Ibunya (Mien Brodjo) kaget karena Hariman tiak ikut nimbrung di tempat perampokan.

Usaha Hariman yang memotret perampokan di ceritakan pada tiga kawan ceweknya yakni Noni, Yetty dan kawannya Rima. Hariman dianggap ceroboh.  Keesokan harinya ketika Hariman sedang mengendarai mobil, ia berhasil di ketahui oleh kawanan perampok yang memang sedang mengincarnya. Kejar mengejar antara Hariman dan kawanan perampok pun terjadi. Akhirnya Hariman dapat di kejar dan terluka parah setelah di bentur-benturkan dengan menggunakan Forklift.

Hariman di bawa kerumah sakit, dengan ditunggui oleh Ibunya dan ketiga kawan perempuannya, yang ternyata merupakan tiga cewek jagoan. Mereka berunding tentang keselamatan Hariman atas perampok-perampok tersebut yang menginginkan negative filmnya.  Untuk mencari hasil foto Hariman, Noni (Debbie Cynthia dewi) menyuruh Yetti untuk mencari negative foto di rumah Hariman. Namun usaha Yetti hampir gagal setelah diketahui oleh kawanan perampok. Bahkan Yetti hampir tewas setelah ia hampir di tabrak ketika di dalam telepon umum. Yetti segera mengabarkan pada Noni di rumah sakit.

Sementara itu, Ibu akhirnya di sandera oleh perampok setelah berhasil mengelabui Noni dan kawan-kawannya di rumah sakit. Kawanan perampok menyamar sebagai dokter sehingga mereka terkecoh. Ibu dibawa ke pulau dengan menggunakan perahu motor oleh kawanan perampok yang di gabungkan dengan wanita-wanita korban sindikat. Namun kepergian Ibu berhasil diketahui oleh Noni dan temannya yang menguntit kepergian perampok tersebut.

******

Melalui nelayan yang telah menyeberangkan Ibu Hariman, tiga cewek sekawan tersebut akhirnya berhasil meringkus nelayan tersebut dan berhasil memaksanya untuk menunjukkan keberadaan Ibu Hariman di pulau. Akhirnya nelayan tersebut akhirnya menunjukkan persembunyian kawanan sindikat atas bantuan Simon si nelayan. Meski penjagaannya cukup ketat namun mereka berhasil memasuki pulau setelah mengecoh penjaga. Namun sayang Simon akhirnya harus mati tertembak oleh kawanan perampok.

Setelah berhasil mempersenjatai diri ketiga cewek jagoan akhirnya berhasil memasuki jantung pertahanan perampok. Mereka berhasil melumpuhkan para penjaga. Perkelahian dan penembakan pun berlangsung ketat. Akhirnya ketiga cewek berhasil membebaskan Ibu Hariman dan juga perempuan-perempuan yang telah di sandera oleh sindikat perdagangan wanita yang akan di jual ke Macau. Alex berhasil di tembak, perahu yang di pakai untuk melaraikan diri menabrak batu karang. Kapal pun hancur terbakar. Sementara itu Yetty dan Rima baru tahu kalau Noni ternyata adalah seorang polisi yang ditugaskan untuk mengungkap sindikat narkotika dan perdagangan wanita.