Saturday, June 21, 2008

Maria Kristin Melaju ke Semifinal, Markis/Hendra tumbang



Dari ajang turnamen bulutangkis Djarum Indonesia Open Super Series 2008 di Istora Senayan Jakarta, Maria Kristin satu-satunya tunggal putri Indonesia yang tersisa berhasil melaju ke semifinal setelah mengkandaskan unggulan ke 7 Zhou Mi dari Hongkong. Tampil dengan penuh percaya diri Maria mampu membungkam runner up Olimpiade Athena yang saat itu masih membela China. Meski sempat beberapa kali ketinggalan angka, akan tetapi dengan ketenangan bermain Maria mampu mengumpulkan poin demi poin. Di set pertama sempat ketinggalan 1-5 dari Zhou Mi kemudian poin demi poin di raih Maria hingga menyamakan kedudukan 12-12 dan terus kejar mengejar angka terjadi hingga di tutup dengan kemenangan Maria 21-17.

Di set kedua Maria unggul 7-1 dari Zhou Mi. Akan tetapi ketenangan dan bola-bola Maria yang banyak keluar menyebabkan Zhou Mi mampu mengejar ketertinggalan hingga menyamakan kedudukan 14-14 dan selanjutnya terus memimpin dan ditutup 15-21. Sehingga set kedua menjadi milik Zhou Mi. Di set penentuan permainan Maria pada awal set belum panas sehingga ketinggalan angka. Akan tetapi dukungan penuh penonton istora mampu menyulap Maria untuk lebih bersemangat dan angka terus melaju. Hingga kemenangan di raih Maria dengan 21-16. Ini adalah kemengan terbesar selama Maria mengikuti ajang Super Series hingga melaju ke semifinal. Perolehan tertinggi adalah perempat finalis Indonesia Open Super Series 2007 tahun lalu.

Di semifinal hari ini Maria ditantang unggulan kedua dari China Zhang Ning yang juga merupakan peraih emas Olimpiade Athena 2004. Diatas kertas Zhang Ning di unggulkan segala-galanya, akan tetapi Maria juga akan bermain bagus untuk bisa meraih hasil yang lebih baik.

Ganda putra kalah

Sementara itu dukungan penuh penonton istora tidak mampu mendongkrak tekanan yang dialami oleh Markis/Hendra sebagai unggulan pertama. Markis Hendra ditumbangkan oleh pemain gado-gado Indonesia/Amerika Chandra Wijaya/Tony Gunawan. Kejar Mengejar angka dari set pertama terus terjadi, akan tetapi siapa yang siap dialah yang menang. Chandra/Tony yang bemain dengan santai mampu membungkam unggulan pertama tersebut dengan skor 21-18. Di set kedua kejar mengejar angka juga terus terjadi hingga di tutup dengan kemenangan Markis/Hendra 21-18. Akan tetapi di set ketiga permainan ganda putra Indonesia tersebut melemah dan mampu di tutup dengan kemenangan Chandra/Tony 21-10.

Kalau di lihat dari track record permainan Chandra/Tony yang sebenarnya sudah tidak muda lagi, memang layak di acungi jempol, karena mereka jarang berlatih bersama akan tetapi masih bisa berpadu di lapangan. Kemenangan Chandra/Tony sekaligus memumpus keinginan publik untuk menonton pemainnya. Dengan demikian Indonesia tidak meloloskan satupun wakilnya di ganda putra.

Friday, June 20, 2008

Maria Kristin Melangkah Ke Perempat Final


Turnamen Djarum Indonesia Open Super Series 2008 ini meski tidak seramai tahun sebelumnya dengna mundurnya beberapa pemain unggulan, akan tetapi tetap menjadi magnet bagi para pecinta bulutangkis tanah air. Bermain di court 1 Maria Kristin yang berhadapan dengan Yao Jie yang sepi dukungan bermain dengan penuh percaya diri. Penonton lebih tertarik untuk mendukung permainan di lapangan 2 antara Markis Kido/Hendra Setiawan melawan ganda putra Malaysia Chong Min Chan/Choon Eng Chew. Gegap gempita penonton mendukung pasangan Markis/Hendra. Sementara itu Maria Kristin dengan percaya diri mampu tampil memukau. Penempatan bola-bola Maria dengan drop shotnya mampu mematikan lawan. Meski sempat ketinggalan angka, akan tetap Maria mampu membalikan keadaan dan selalu memimpin perolehan angka.

Di set pertama, Maria menang mudah dengan 21-19. Yao Jie Pemain peringkat 18 dunia pernah mengalahkan Xie Xingfang di turnamen Uber Cup di Jakarta kemarin, akan tetapi pemain tersebut tidak mampu mengimbangi permainan Maria Kristin sehingga harus mengakui keunggulan Maria.
Di set kedua Maria yang sempat ketinggalan 2-3 berhasil menyamakan kedudukan dan selalu memimpin perolehan angka hingga kedudukan 15-13 dan kemudian 16-14. hingga pada akhirnya Yao Jie mampu menyamakan kedudukan 16-16 dan sempat unggul 17-16 dari Maria. Akan tetap dropshot Maria mampu menyamakan kedudukan hingga akhirnya kedudukan berubah 20-18 untuk Maria. Akibat kesalahan sendiri bola Maria nyangkut di net dan mengubah kedudukan 20-19. Ini poin kritis yang membuat penonton deg degan. Akan tetapi ketika pegang serve dan dikembalikan Maria, bola Yao Jie keluar hingga kemenangan ini diraih oleh Maria menjadi 21-19.

Di babak perempat final kali ini Maria ditantang oleh Zhou Mi pemain China yang hijrah ke Hongkong. Peluang gadis kelahiran 25 Juni 1985 ini masih fifty-fifty karena Zhou Mi juga merupakan runner up Olimpiade 2004 di Athena Yunani. Akan tetap dengan kematangannya mudah-mudahan Maria mampu melangkah ke babak semifinal.

Markis/Hendra menang dengan susah payah; Luluk/Alvent Tumbang


Bermain di court 2 Unggulan nomor satu dalam kejuaraan Djarum Indonesia Open Super Series 2008 Markis Kido/Hendra Setiawan harus menang susah payah melawan ganda putra Malaysia Chong Min Chan/Choon Eng Chew. Markis Hendra dipaksa bermain tiga set setelah sebelumnya menang mudah di set pertama dengan 21-12 . Di set kedua Markis Kido yang terkenal dengan smesh setannya banyak sekali melakukan kesalahan sendiri dengan melakukan smesh yang nyangkut di net. Sebenarnya kesalahan ini tidak perlu terjadi kalau Kido bermain tenang dan tanpa emosi. Memang di lapangan kelihatan sekali Kido tertekan apalagi lawan juga meremehkan dengan senyumnya yang senyum remeh temeh banget. Sehingga beberapa kali ketika serve di pegang Malaysia, Kido tidak bisa konsentrasi akibat senyum yang remeh tersebut. Kesalahan demi kesalahan dilakukan Kido, sehingga perolehan angka di set kedua di pegang oleh ganda Malaysia. Di set ke tiga kembali Kido bermain dengan kesalahan yang seharusnya tidak perlu terjadi, akan teapi ketika kedudukan telah unggul Kido/hendra mampu bermain tenang lagi dan kemenangan di tutup dengan 21-12 17-21 dan 21-16. Di babak Perempat final yang akan berlangsung hari ini Markis Kido/Hendra Setiawan akan menghadapi pasangan gado-gado Indonesia/USA Chandra/Tony.

Keberhasilan Kido/Hendra tidak bisa di ikuti oleh pasangan ganda putra Luluk Hadiyanto/Alvent Yulianto. Luluk/Alvent dipaksa takluk oleh ganda muda Korea Sung Hyun Ko/Yi Goo Kwoon dengan rubber set. Permainan Luluk/Alvent tidak bisa berkembang dan selalu ketinggalan dalam perolehan angka. Kalah diset pertama 21-17, diset kedua mencoba mengubah permainan akan tetapi bola-bola Luluk sering nyangkut di net, sehingga menyebabkan ganda Korea mampu memimpin dalam perolehan angka. Akan tetapi Luluk/Alvent mampu membalikkan keadaan dan menang 21-18 di set kedua. Di set ketiga Luluk Alvent tidak mampu mengimbangi permainan ganda muda Korea dan kalah dengan skor 21-17. Hasil ini kurang menggembirakan karena menghadapi ganda muda seharusnya Luluk/Alvent mampu memberikan perlawanan.

Sementara itu ganda putri asal Klub Djarum Shendy Puspa/Meilina Jauhari secara mengejutkan mengalahkan unggulan kedua dari Jepang Kumiko Ogura/Reiko Shiota dengan rubber set. Unggul di set pertama 21-17, permainan Shendy/Meilina mengendur pada set kedua dan harus menyerah dengan 14-21. Di set ketiga yang merupakan set penentuan, pemain asal Klub Djarum tersebut tidak menyia-nyiakan kesempatan dan terus menekan permainan Kumiko/Reiko sehingga mampu menutup set ketiga dengan 21-14.

Vita Marissa/Lillyana ganda putri unggulan ke 4 melibas ganda putri gado-gado Nicole Grether (GER)/Charmaine Reid (CAN) dengan straight set 21-16 21-17. Hasil ini membawa Vita/Lilyana ke perempat final dan ditantang unggulan ke 5 dari Malaysia Eu Hui Chin/Wong Pei Ty. Vita/Lily yang sudah sering bertemu dengan unggulan ke 5 ini diatas kertas akan mampu mengatasi perlawanan ganda putri Malaysia tersebut.

Hasil Lainnya Simon Santoso (INA) beat Dicky Palyma (NED) 22-20 21-9 , Sony DK (INA) beat Joachim Persson (DEN) 21-18 16-21 dan 21-19,Tony Gunawan/Chandra Wijaya beat Albert Saputra/Rizky Yanu (INA) 21-10 21-12. Flandy/Vita (INA) beat M Rijal/Greysa Polii (INA) 16-21 21-18 dan 23-21. Nova Widianto/Lilyana Natsir (INA) beat David Lindley/Susana Rayappan (ENG) 21-16 21-9. Wei Yili/Zhang Yawen (CHN) beat Nitya Krishinda/Lita Nurlita (INA) 21-17 21-10 dan Maria Kristin (INA) beat Yao Jie (NED) 21-14 21-19.

Thursday, June 19, 2008

Jo Novita/Greysa Polii melangkah ke perempat final


Mendapat bye di babak pertama turnamen Djarum Indonesia Open Super Series 2008 membuat keuntungan tersendiri bagi pasangan ganda putri pelatnas Jo Novita/Greysa Polii. Berpasangan dengan Greysa Polii, Jo berhasil menundukkan rekan senegaranya di babak ke dua dengan straightset. Jo/Greys berhadapan dengan Endang/Rani. Faktor kelelahan juga berpengaruh dalam pertandingan sehingga Endang/Rani tidak mampu mengimbangi permainan Jo/Greys dan harus menyerah dalam dua set langsung 21-15 21-10 dalam tempo 31 menit.
Kemenangan ini sekaligus membawa Jo/Greys melaju ke perempat final dan akan berhadapan dengan pemenang antara unggulan pertama Wei Yili/Zhang Yawen vs Nitya Krisinda/Lita Nurlita yang saat ini belum bertanding.

Kemenangan Jo/Greys tidak di ikuti oleh tunggal putra Alamsyah Yunus dan ganda campuran Devin Lahardi/Lita Nurlita.
Alamsyah Yunus harus mengakui keunggulan Ronald Susilo (SIN) dengan rubber set. Meski mampu memaksa untuk rubber set akan tetapi pertahanan Alamsyah Yunus di set ketiga sangat lemah sehingga dengan mudah di patahkan lawan.
Hasil yang diperoleh antara Ronald Susilo melawan Alamsyah adalah 21-18 18-21 dan 21-6.

Kekalahan juga dialami oleh pasangan ganda campuran Devin Lahardi/Lita Nurlita. Devin/Lita harus mengakui ketangguhan pemain China Zheng Bo/Gaoling. Juara bertahan Indonesia Open Super Series ini yang tahun lalu mengalahkan Nova/lilyana di final mampu mengalahkan Devin/lita dalam waktu 34 menit dengan skor 21-13 21-10. Meski sempat unggul di awal set pada perolehan angka, akan tetapi Devin/Lita masih kalah kelas dibandingkan ganda campuran China tersebut.

Sementara itu pemain lainnya saat berita ini diturunkan belum bertanding.

Sebuah Renungan


Oleh Taufiq Ismail

Kita hampir paripurna menjadi bangsa porak-poranda,
terbungkuk dibebani hutang dan merayap melata sengsara di dunia.
Penganggur 40 juta orang,
anak-anak tak bisa bersekolah 11 juta murid,
pecandu narkoba 6 juta anak muda,
pengungsi perang saudara 1 juta orang,
VCD koitus beredar 20 juta keping,
kriminalitas merebat disetiap tikungan jalan
dan beban hutang di bahu 1600 trilyun rupiahnya.

Pergelangan tangan dan kaki Indonesia diborgol
diruang tamu Kantor Pegadaian Jagat Raya,
dan dipunggung kita dicap sablon besar-besar:
Tahanan IMF dan Penunggak Bank Dunia.

Kita sudah jadi bangsa kuli dan babu,
menjual tenaga dengan upah paling murah sejagat raya.
Ketika TKW-TKI itu pergi
lihatlah mereka bersukacita antri penuh harapan dan angan-angan
di pelabuhan dan bandara,
ketika pulang lihat mereka berdukacita
karena majikan mungkir tidak membayar gaji,
banyak yang disiksa malah diperkosa
dan pada jam pertama mendarat di negeri sendiri diperas pula.

Negeri kita tidak merdeka lagi,
kita sudah jadi negeri jajahan kembali.
Selamat datang dalam zaman kolonialisme baru, saudaraku.

Dulu penjajah kita satu negara,
kini penjajah multi kolonialis banyak bangsa.
Mereka berdasi sutra,
ramah-tamah luar biasa dan banyak senyumnya.

Makin banyak kita meminjam uang,
makin gembira karena leher kita makin
mudah dipatahkannya.

Di negeri kita ini, prospek industri bagus sekali.
Berbagai format perindustrian, sangat menjanjikan,
begitu laporan penelitian.
Nomor satu paling wahid, sangat tinggi dalam evaluasi,
dari depannya penuh janji, adalah industri korupsi.

Apalagi di negeri kita lama sudah tidak jelas batas halal dan haram,
ibarat membentang benang hitam di hutan kelam jam satu malam.
Bergerak ke kiri ketabrak copet,
bergerak ke kanan kesenggol jambret,
jalan di depan dikuasai maling,
jalan di belakang penuh tukang peras,
yang di atas tukang tindas.

Untuk bisa bertahan berakal waras saja di Indonesia, sudah untung.

Lihatlah para maling itu kini mencuri secara berjamaah.
Mereka bersaf-saf berdiri rapat, teratur berdisiplin dan betapa khusyu'.
Begitu rapatnya mereka berdiri susah engkau menembusnya.
Begitu sistematiknya prosedurnya tak mungkin engkau menyabotnya.
Begitu khusyu'nya, engkau kira mereka beribadah.
Kemudian kita bertanya, mungkinkah ada maling yang istiqamah?

Lihatlah jumlah mereka, berpuluh tahun lamanya,
membentang dari depan sampai ke belakang,
melimpah dari atas sampai ke bawah,
tambah merambah panjang deretan saf jamaah.
Jamaah ini lintas agama, lintas suku dan lintas jenis kelamin.
Bagaimana melawan maling yang mencuri secara berjamaah?
Bagaimana menangkap maling
yang prosedur pencuriannya malah dilindungi dari atas sampai ke bawah?
Dan yang melindungi mereka, ternyata,
bagian juga dari yang pegang senjata dan yang memerintah.

Bagaimana ini?

Tangan kiri jamaah ini menandatangani disposisi MOU dan MUO (Mark Up
Operation),
tangan kanannya membuat yayasan beasiswa,
asrama yatim piatu dan sekolahan.
Kaki kiri jamaah ini mengais-ngais upeti ke sana kemari,
kaki kanannya bersedekah, pergi umrah dan naik haji.

Otak kirinya merancang prosentasi komisi dan pemotongan anggaran,
otak kanannya berzakat harta,
bertaubat nasuha
dan memohon ampunan Tuhan.

Bagaimana caranya melawan maling begini yang mencuri secara berjamaah?

Jamaahnya kukuh seperti diding keraton,
tak mempan dihantam gempa dan banjir bandang,
malahan mereka juru tafsir peraturan
dan merancang undang-undang,
penegak hukum sekaligus penggoyang hukum,
berfungsi bergantian.

Bagaimana caranya memroses hukum maling-maling yang jumlahnya ratusan ribu,
barangkali sekitar satu juta orang ini,
cukup jadi sebuah negara mini,
meliputi mereka yang pegang kendali perintah,
eksekutif, legislatif, yudikatif dan dunia bisnis,
yang pegang pestol dan
mengendalikan meriam,
yang berjas dan berdasi.
Bagaimana caranya?

Mau diperiksa dan diusut secara hukum?
Mau didudukkan di kursi tertuduh sidang pengadilan?
Mau didatangkan saksi-saksi yang bebas dari ancaman?
Hakim dan jaksa yang bersih dari penyuapan?

Percuma

Seratus tahun pengadilan, setiap hari 8 jam dijadwalkan
Insya Allah tak akan terselesaikan.
Jadi, saudaraku, bagaimana caranya?
Bagaimana caranya supaya mereka mau dibujuk, dibujuk, dibujuk agar bersedia
mengembalikan jarahan yang berpuluh tahun
dan turun-temurun sudah mereka kumpulkan.
Kita doakan Allah membuka hati mereka, terutama karena terbanyak dari mereka
orang yang shalat juga, orang yang berpuasa juga, orang yang berhaji juga.
Kita bujuk baik-baik dan kita doakan mereka.

Celakanya,
jika di antara jamaah maling itu ada keluarga kita,
ada hubungan darah atau teman sekolah,
maka kita cenderung tutup mata,
tak sampai hati menegurnya.

Celakanya,
bila di antara jamaah maling itu ada orang partai kita,
orang seagama atau sedaerah,
Kita cenderung menutup-nutupi fakta,
lalu dimakruh-makruhkan
dan diam-diam berharap
semoga kita mendapatkan cipratan harta tanpa ketahuan.

Maling-maling ini adalah kawanan anai-anai dan rayap sejati.
Dan lihat kini jendela dan pintu Rumah Indonesia dimakan rayap.
Kayu kosen, tiang,kasau, jeriau rumah Indonesia dimakan anai-anai.
Dinding dan langit-langit, lantai rumah Indonesia digerogoti rayap.
Tempat tidur dan lemari, meja kursi dan sofa, televisi rumah Indonesia
dijarah anai-anai.

Pagar pekarangan, bahkan fondasi dan atap rumah
Indonesia sudah mulai habis dikunyah-kunyah rayap.
Rumah Indonesia menunggu waktu, masa rubuhnya yang sempurna.

Aku berdiri di pekarangan, terpana menyaksikannya.
Tiba-tiba datang serombongan anak muda dari kampung sekitar.
"Ini dia rayapnya! Ini dia Anai-anainya! " teriak mereka.
"Bukan. Saya bukan Rayap, bukan!" bantahku.
Mereka berteriak terus dan mendekatiku dengan sikap mengancam.

Aku melarikan diri kencang-kencang.
Mereka mengejarkan lebih kenjang lagi.
Mereka menangkapku.
"Ambil bensin!" teriak seseorang.
"Bakar Rayap," teriak mereka bersama.
Bensin berserakan dituangkan ke kepala dan badanku.

Seseorang memantik korek api.
Aku dibakar.
Bau kawanan rayap hangus.
Membubung Ke udara.

Tunggal Putri sisakan Maria Kristin


Hasil pertandingan hari pertama kurang begitu memuaskan. Setelah Firda gagal ke babak dua, Indonesia hanya menyisakan satu wakilnya di tunggal putri untuk melaju ke babak berikutnya. Bertanding di lapangan satu, Maria Kristin yang berhadapan dengan rekan senegaranya Pia Zebadiah berhasil melaju ke babak kedua dengan straight set 21-19 dan 22-20. Pia yang merangkak dari babak kualifikasi harus puas untuk sampai di babak pertama kejuaraan Djarum Indonesia Open Super Series 2008 di Istora Senayan Jakarta 2008. Pia yang melejit namanya setelah membawa tim uber ke final menjadi bahan perbincangan yang mengharapkan kemenangannya ketika melawan Maria. Akan tetapi kematangan dan pengalaman Maria mampu meredam permainan Pia dengan skor tipis.

Di babak kedua yang akan berlangsung hari ini Maria di tantang pemain Belanda Yao Jie yang ketika uber cup 2008 berhasil mengalahkan Xie Xingfang. Diatas kertas postur dan peringkat Yao Jie diatas Maria, akan tetapi tekad Maria untuk melaju ke semifinal juga besar ditambah dukungan penonton Istora, bukan tidak mungkin Maria akan mengalahkan Yao Jie, pemain asal China yang kini membela Belanda.

Hasil lainnya di babak pertama turnamen Indonesia Super Series 2008 adalah sebagai berikut :

1. Luluk/Alvent (INA) beat Jacob/Mikel (DEN) 21-13 21-5
2. Simon Santoso (INA) beat Peter Koukl 21-9 21-12
3. Nitya/Lita Nurlita (INA) beat Hoi Waah Chou/Wai Chee Kon (HKG) 20-22 21-7 dan 21-12
4. Flandy/Vita (INA) beat JOachim/Christinna Pederson (DEN) 21-14 21-16
5. Albert Saputra/Rizky Yanu (INA) beat Yonathan Suryatama/RIan Sukmawan (INA) 21-19 21-17
6. Endang/Rani (INA) beat Shok Chin Chong/Kei Wei Won (MAS) 21-10 21-16
7. Maria Kristin (INA) beat Pia Zebadiah (INA) 21-19 22-20
8. Sony DK (INA) beat Ari Yuli Wayu (INA0 21-18 21-13
9. M. Rijal/Greysa Polii (INA) beat Peng Soon Chan/Yu Hang Oi (MAS) 21-11 21-15
10. Tien Hoo Woon/Soon Hock Ong (MAS) beat Fernando Kurniawan/Lingga Liee (INA) 17-21 21-12 21-11

11. Markis/Hendra Setiawan (INA) beat Teik Chai Gan/Woon Fui Lin (MAS) 21-16 21-17

12. Lena Frier/Kamilla Ritter (DEN) beat Nathali Poluakan/Yulianti C J (INA) 21-18 23-21
13. Devin Lahardi/Lita Nurlita (INA) beat Rassmuss Bonde/Helle Nielsen (DEN) 21-16 21-11

14. Nova Widianto/Lilyana Natsir (INA) beat Wei Kiong Tan/Khe Wei Woon (MAS) 21-15 16-21 dan 21-14

Babak kedua hari ini dimulai pukul 14.00 WIB dengan tiket masuk Rp. 10.000 untuk kelas 1.

Wednesday, June 18, 2008

Firdasari gagal melangkah ke babak kedua

Firdasari harus menelan pil pahit di depan pendukungnya sendiri setelah kalah dua set langsung dari pemain Korea Hwang Hye Youn di babak pertama Djarum Indonesia Open Super Series 2008. Semangat Firda tidak bisa di imbangi dengan penempatan bola yang baik, sehingga mudah sekali terbaca lawan. Di set pertama sempat menyamakan kedudukan 8-8 akan tetapi dengan keuletannya pemain Korea tersebut terus meninggalkan perolehan angka Firda hingga set di tutup dengan 21-15 untuk Korea. Set kedua Firda selalu ketinggalan angka, Firda sering mati sendiri.  Sangat disayangkan kekalahan Firda ini karena bermain di kandang sendiri.

Sementara itu pasangan ganda putra Bona Septono/M Akhsan berhasil membukukan kemenangan pada laga perdana hari ini. Bona/Akhsan mengalahkan ganda Denmark Anders/Simon Molyhus  dengan straight set. Pasangan muda in menang dengan skor 21-18 21-12. Sedangkan ganda campuran Frans Kurniawan/Sandy Puspa juga membukukan kemenangan dengan skor 17-21 21-19 21-19. Sempat kalah di set pertama menyebabkan keduanya harus mengubah permaina. Frans/Sandy mengalahkan pasangan Malaysia Kim Wah Lim/ Wong Pei Ty. Meski sempat meragukan di awal permainan akan tetapi kemenangan ini membuktikan bahwa pemain muda juga mampu berbicara ketika menghadapi lawan yang diatas kertas lebih tangguh.

Di tunggal putri Maria Febe Kusumastuti harus mengakui keunggulan unggulan ketiga Pi Hongyan . Meski kalah, akan tetapi Maria Febe kalah dengan terhormat. Maria mampu mengimbangi permainan Pi, hanya saja faktor lucky saja yang belum berpihak padanya. Maria febe Kalah dengan rubber set 21-19 15-21 dan 20-22.
Ganda putra pelatnas Tommy Sugiarto juga harus menelan kekalahan setelah ditekuk Lee Tsuen Seng dengan skor 25-27 dan 17-21.

Sementara itu ganda putra pelatnas nomor dua Luluk/Alvent saat ini sedang bertanding. skor sementara untuk Luluk/Alvent adalah 21-17 dan 6-5. Semoga kemenangan ada ditangan Luluk/Alvent.

Andre Kurniawan Tedjono langsung rontok di babak pertama


Dari turnamen Djarum Indonesia Open Super Series 2008 pemain tunggal asal klub Djarum Andre Kurniawan Tedjono langsung rontok di babak pertama. Bermain di lapangan 4 Andre Kurniawan berhadapan dengan Tunggal putra Hongkong Ng Wei permainan Andre tidak berkembang sehingga dengan mudah dipatahkan oleh pertahanan lawan. Andre Kurniawan yang pada Djarum Indonesia Open Super Series 2007 bermain cukup gemilang dengan masuk ke perempat final, pada kejuaraan kali ini tidak mampu menyamai prestasi yang diperolehnya tahun lalu.
Andre harus mengakui keunggulan Ng Wei dengan straight set 20-22 dan 14-21.

Sementara itu pemain-pemain Indonesia lainnya juga mulai berguguran. Di sektor tunggal putri Rosaria Yuswin Pungkasari harus mengakui keunggulan Saina Nehwal dengan straight set 12-21 14-21. Pemain muda yang masih minim pengalaman tersebut tidak mampu mengejar ketertinggalan dan mengimbangi permainan Saina.

Di sektor ganda putra yang sudah bertanding, pasangan muda Bagus/Aji juga harus menelan pil pahit setelah di babak pertama di kalahkan oleh ganda Malaysia Chung Chiat Khoo/Tan Bin Shen. Sempat unggul di set pertama akan tetapi permainan Bagus/Aji tidak berkembang dan terbaca lawan sehingga mudah sekali untuk di patahkan. Bagus/Aji harus menyerah dalam dua set langsung 17-21 dan 12-21.

Sementara itu partai lain saat berita ini diturunkan belum bertanding.

Pia Zebadiah lolos ke babak Utama, Alamsyah menyusul


Merangkak dari kualifikasi Pia Zebadiah lolos ke babak utama turnamen Djarum Indonesia Open Super Series 2008 di Istora Senayan Jakarta. Mendapat bye di babak pertama kualifikasi, babak kedua di tantang oleh pemain pelatnas lainnya Fransisca Ratnasari. Menghadapi permainan Nana panggilan akrab Fransiska Ratnasari, Pia sempat ketinggalan di set pertama dan tidak mampu mengimbangi permainan Nana sehingga set pertama ditutup dengan 14-21. Memasuki set kedua perolehan angka Pia juga masih meragukan karena selalu ketinggalan angka, akan tetapi Pia mampu membalikan keadaan dan menutup set kedua dengan kemenangan tipis 21-19. Diset penentuan Pia menutup set sekaligus memenangkan pertandingan dengan 21-16. Pada final Kualifikasi, Pia berhadapan dengan pemain China Taipei Hsia Huan Chen dengan rubber set. Bermain di lapangan 3 Pia harus memeras keringat untuk bisa memenangkan pertandingan ini. Diset pertama Pia kalah tipis dengan 19-21. Akan tetapi pada set kedua dan ketika keadaan berubah menjadi milik pemain yang merupakan adik kandung Markis Kido ini dengan menutup set 21-13 21-19 dan memastikan diri ke babak utama.

Pada pertandingan babak utama hari ini, Pia agaknya juga harus berjuang keras untuk bisa lolos ke babak kedua. Pia ditantang pemain pelatnas lainnya Maria Kristin yang merupakan tunggal terbaik Indonesia saat ini. Diatas kertas Maria bisa mengatasi permainan Pia, akan tetapi keuletan dan bola-bola Pia tidak bisa diremehkan, karena bola-bola Pia kadang-kadang susah di duga.

Sementara itu kesuksesan Pia ke babak utama juga diikuti oleh pemain non pelatnas Maria Febe Kusumastuti dan juga lolos ke babak utama Rosaria Yuswin Pungkasari setelah mereka harus berjuang dalam 3 kali pertandingan dalam sehari. Di final kualifikasi Maria Febe menghadapi Fu Mingtian tunggal putri asal Singapura dengan skor 21-18 15-21 dan 21-17 dan Rosaria Yuswin Pungkasari menghadapi pemain Indonesia lainnya Tieke Ariedaningrum dengan straight set 21-11 21-12. Di babak utama yang akan berlangsung 18 Juni ini Maria Febe akan menghadapi unggulan ketiga asal Prancis Pi Hongyan dan Rosaria akan menghadapi Saina Nehwal dari India.

Tunggal Putra juga meloloskan pemainnya ke babak utama. Alamsyah Yunus berhasil mengatasi permainan Poompat Shapkulchananart dengan straight set 21-13 21-8. Keberhasilan Alamsyah di ikuti pemain Indonesia asal klub Djarum Ari Yuli Wahyu dan juga keberhasilan diraih oleh Indra bagus Ade Candra.

Alamsyah Yunus yang sedianya akan menghadapi pemain pelatnas Taufik Hidayat, hari ini di tantang oleh Arvind Bhat dari India akibat mundurnya Taufik, Sementara Ari Yuli Wahyu akan ditantang Sony Dwi Kuncoro dan Indra Bagus melawan Ronald Susilo dari Singapura.
Teka teki mundurnya Taufik terjawab sudah, mundurnya Taufik disebabkan karena PBSI tidak mendaftarkan Taufik di Djarum Indonesia Open Super Series 2008 karena dipersiapkan untuk Olimpiade Beijing.

Tuesday, June 17, 2008

Djarum Indonesia Open Super Series 2008 Bagian 2; Kesempatan emas Meraih Gelar


Absennya pemain-pemain unggulan dari China dan Korea membuat gelaran kejuaraan Bulutangkis Djarum Indonesia Open Super Series 2008 kurang greget. Absennya tunggal putra nomor wahid dunia Lin Dan menyusul pengunduran diri Lee Chong We tunggal putra peringkat 2 asal Malaysia membuat kejuaraan ini tidak memikat. Sementara pemain-pemain Korea seperti ganda putra yang sedang naik daun Jung Jae Sung/Lee Yong Dae dan menyusul mundurnya pasangan China Fu Haifeng/ Cai Yun menyebabkan persaingan di sektor ganda putra juga tidak menarik. Bahkan ganda putra Malaysia Koo/Tan juga tidak ambil bagian di Indonesia Super Series kali ini. Agaknya Koo/Tan sengaja disimpan untuk dipersiapkan di Olimpiade Beijing 2008 Agustus nanti.

Berdasarkan drawing terakhir nama Taufik Hidayat tidak dimasukkan kedalam drawing, ini menyebabkan dugaan bahwa sektor tunggal putra hanya di hadiri oleh pemain-pemain muda. Bao Chun Lai yang menjadi unggulan pertama akan ditantang oleh pemain-pemain yang sebenarnya minim pengalaman. Dari Indonesia meski akan mengandalkan Sony dan Simon Santoso.

Sementara itu di sektor ganda putri dan tunggal putri masih menyisakan pemain asal China. Di ganda putri pasangan Wei Yili/Zhang Yawen mendapatkan bye di babak pertama dan kemungkinan besar akan bertemu dengan ganda putri pelatnas Jo Novita/Greysa Polii di babak perempat final. Untuk tunggal putri China mengirimkan Zhu Lin dan Zhang Ning. Agaknya dari semua sektor, sektor tunggal dan ganda putri masih menyisakan permainan yang lebih menarik untuk ditonton.

Mundurnya pemain unggulan di ajang ini justru harus dijadikan sebagai kesempatan emas untuk meraih gelar di negeri sendiri. Meski selama ini masih minim prestasi, akan tetapi dari sektor ganda putra diharapkan mampu meraih peluang ini. Dukungan penonton dan kepercayaan diri pemain diharapkan akan mendapatkan hasil yang gemilang.