sekian
Monday, March 31, 2008
CERITA LUCU
Kebetulan sedang ada Persami, dan kita di undang. Malam belum usai, dan acarapun belumlah selesai tapi hari hampir pagi, aku bergegas ke tenda panitia. Ditenda ada dua perempuan tertidur duluan, Neni dan Titik . dan karena kecapekan akupun ikut tertidur disamping perempuan itu. Akupun ikutan tidur, dengan berselimut tenda yang tidak dipakai, kami tidur dalam satu selimut. Pada awalnya aku tertidur lelap karena kecapean mengikuti acara tersebut, tapi menjelang pagi, naluri lelakiku bangkit, bangun dengan sangat keras dan dibuat gelisah, mana udara dingin. aku gak tau yang terjadi, yang jelas kakiku beradu dengan kaki Titik, dan itu sangat hangat dan nikmat kurasa. Ah andai ditenda ini Cuma berdua, mungkin setan dengan leluasa menggodaku yang terjadi lain cerita. Akan tetapi beruntung iman didadaku masih ada, sehingga akupun bergegas bangun menuju ke mesjid sekolah. Setelah solat subuh usai, dan acara juga usai, maka kami pamitan pada panitia untuk pulang duluan tanpa harus menunggu acara penutupan, dan kembali kerumah masing-masing.
KENANGAN MASA SEKOLAH
******
Dan disekolah ini banyak sekali mendapatkan kenangan yang terikuir indah.
Sudiyono, sahabat sekaligus teman bersaing dalam kelas. Teman saling mencela dan teman saling berbagi cerita. Sudiono, sosok kecil hitam dan lantang dalam berbicara, disamping itu juga aku temanku adalah Taufan, teman beda kelas, dia baik dan penuh pengertian. Ada sih satu kelas yang nyebelin, terutama waktu PSG, tapi ya gak perlu diungkapin. Dan kalau di sekolah dulu paling sebel ya nama orang tua yang di panggil, JP singkatan Jupriyono ini bapaknya Adi, Sugianto - sugiani, bahan ledekan banget pokoke lah.
Dan disekolah ini banyak sekali mendapatkan kenangan yang terikuir indah.
Sudiyono, sahabat sekaligus teman bersaing dalam kelas. Teman saling mencela dan teman saling berbagi cerita. Sudiono, sosok kecil hitam dan lantang dalam berbicara, disamping itu juga aku temanku adalah Taufan, teman beda kelas, dia baik dan penuh pengertian. Ada sih satu kelas yang nyebelin, terutama waktu PSG, tapi ya gak perlu diungkapin. Dan kalau di sekolah dulu paling sebel ya nama orang tua yang di panggil, JP singkatan Jupriyono ini bapaknya Adi, Sugianto - sugiani, bahan ledekan banget pokoke lah.
Kemudian kalau adik kelas ada Erun Fajriah, Ika dan Asih, dan yang sampai sekarang masih ada kontak adalah Sri utami, idola kelas sekaligus idola guru matematikaku.
Siang itu, selepas pulang sekolah, aku bersama Wasito, Ika dan Asih berempat dengan mengenakan seragam sekolah pergi ke pantai Logending di Kebumen. 1,5 jam perjalanan menggunakan bis. Memang tidak direncanakan. Sore itu sesampai di pantai kitapun main air, pasir, mencari kepiting kecil dan mencari kerang. Dan yang tak kalah lucunya kita mengganggu orang pacaran yang sedang mojok, sampai merekapun pergi karena kita. Kalau inget hari ini tertawa sendiri. Diantara adik kelas, yang bisa membikin hatiku suka sih adalah Ika, Erun dan Dewi. Tapi dari ketiga-tiganya aku tidak berani mengungkapkan kata hatiku, sebatas suka sah sah saja toh. Karena sejujurnya masih lebih suka sama adik kelas di SMP .
***
Erun, dia sosok perempuan yang mandiri, setelah Bapaknya meninggal, keceriaannya menurun, ia tak seceria dulu. Erun baik, dan supel dalam bergaul. Ketika berita itu datang, aku sangat menyesal, karena aku tidak bisa datang mengantar jenazah orang tuamu Erun. Maafkan aku, penyesalan itu sampai sekarang masih membekas. Aku dengar kabar setelah Bapakmu meninggal, karena waktu itu aku sedang praktek Magang di pegadaian, sehingga praktis selama sebulan tidak menginjakkan sekolah. Kemudian ada juga Ika Nana, perempuan berambut keriting anak dari seorang pejabat di daerah Somagede, dia adalah teman dekat Erun. Ika bisa dibilang adalah adik kelas yang paling dekat denganku. Ia bisa diajak curhat, cerita dan becanda.
Sementara itu dari sudut sekolahku, ada juga Yuni puspita, perempuan ini rada jutek tapi baik. Ya jutek, karena memang dia kadang jutek banget kadang-kadang. berasa apa benci sama saya ya...
Sementara itu dari sebelah kelasku ada Roni Taufan, lelaki ksurus yang kadang sok berlagak kecakepan. Paling sebel jika sama Roni, kita pasti selalu rebutan cewek yang baru dikenal. Seperti biasa so pasti aku lah yang diumpan untuk kenalan, selanjutnya dia yang follow up. Pernah suatu ketika ikut anak PMR ke Jurangbahas, gw yang deketin anak SMP 8 Purwokerto Tutur eh Roni pula yang malah dekat. Ngiler gak sih, sampai akhirnya aku yang dicuekin…. naasib.
Siang itu, selepas pulang sekolah, aku bersama Wasito, Ika dan Asih berempat dengan mengenakan seragam sekolah pergi ke pantai Logending di Kebumen. 1,5 jam perjalanan menggunakan bis. Memang tidak direncanakan. Sore itu sesampai di pantai kitapun main air, pasir, mencari kepiting kecil dan mencari kerang. Dan yang tak kalah lucunya kita mengganggu orang pacaran yang sedang mojok, sampai merekapun pergi karena kita. Kalau inget hari ini tertawa sendiri. Diantara adik kelas, yang bisa membikin hatiku suka sih adalah Ika, Erun dan Dewi. Tapi dari ketiga-tiganya aku tidak berani mengungkapkan kata hatiku, sebatas suka sah sah saja toh. Karena sejujurnya masih lebih suka sama adik kelas di SMP .
***
Erun, dia sosok perempuan yang mandiri, setelah Bapaknya meninggal, keceriaannya menurun, ia tak seceria dulu. Erun baik, dan supel dalam bergaul. Ketika berita itu datang, aku sangat menyesal, karena aku tidak bisa datang mengantar jenazah orang tuamu Erun. Maafkan aku, penyesalan itu sampai sekarang masih membekas. Aku dengar kabar setelah Bapakmu meninggal, karena waktu itu aku sedang praktek Magang di pegadaian, sehingga praktis selama sebulan tidak menginjakkan sekolah. Kemudian ada juga Ika Nana, perempuan berambut keriting anak dari seorang pejabat di daerah Somagede, dia adalah teman dekat Erun. Ika bisa dibilang adalah adik kelas yang paling dekat denganku. Ia bisa diajak curhat, cerita dan becanda.
Sementara itu dari sudut sekolahku, ada juga Yuni puspita, perempuan ini rada jutek tapi baik. Ya jutek, karena memang dia kadang jutek banget kadang-kadang. berasa apa benci sama saya ya...
Sementara itu dari sebelah kelasku ada Roni Taufan, lelaki ksurus yang kadang sok berlagak kecakepan. Paling sebel jika sama Roni, kita pasti selalu rebutan cewek yang baru dikenal. Seperti biasa so pasti aku lah yang diumpan untuk kenalan, selanjutnya dia yang follow up. Pernah suatu ketika ikut anak PMR ke Jurangbahas, gw yang deketin anak SMP 8 Purwokerto Tutur eh Roni pula yang malah dekat. Ngiler gak sih, sampai akhirnya aku yang dicuekin…. naasib.
banyak cerita sih di kelas, kenangan2 sama. Tapi dari semua yang terkenang selain dengan teman kelas juga dengan guru. Pak Arwin, maaf banget saya banyak salah sama guru satu ini banyak meremehkan dan becandain. Bu Sri Lantasi... guru bahasa Indonesia Favorit yang kalau rambutku panjang dibilang sudah kayak bebek suruh di cukur, Ada lagi guru bahasa Inggris Bu Cukat Budi Rahayu... iki wong emang ayu, kalau lagi test di kertas coret-coretan aku suka gambar bu yayu. Pak Sasongko, yang aku ingat pernah di pisah tempat duduk gara-gara teman sebangku ribut. Saya bilang bukan saya pak.. nah pak sasongko bilang ... saya tidak menuduh anda... matanya tajam tau kaan.
ya gitulah kenangan yang sedang aku ingat. kapan kapan nulis lagi'
SEBAGIAN DARI KISAHKU
***
“Pur, apa kabar? Pagi itu aku menyapa Purnomo ponakan Gosus mantan pacarku.
“Woi baik, mana oleh-olehnya?”.
“heheh ada deh”…
Hari itu aku ketemu Purnomo, dan aku menanyakan kabar Gosus, sesungguhnya hati ini masih mengharapkan Gosus akan kembali padaku, setelah sekian lama rasa rindu ini aku pendam.
“Gosus kan dan kawin, udah punya anak 1” , demikian jawab Purnomo.
Bagai disambar petir, hati ini kaget sekali, meski aku harus menyembunyikan rasa kekagetanku pada pur. Kaget setengah mati, karena harapanku yang selama ini aku tunggu, telah pupus. Meski aku mengharapkan Gosus dengan sabar menunggu saatnya akan tiba. Akan tetapi yah, saat itu memang telah tiba, kabar itu telah datang dan dia telah memiliki keluarga. Hatiku tersadar karena selama ini aku hanya punya angan-angan kosong belaka. Kecewa sudah pasti iya, karena secara diam-diam aku masih menyimpan cintanya. Aku masih mengharapkan kembali padanya.
Sejak saat itulah harapanku padanya gugur. Dan aku bagai terbangun dari tidur, aku mulai hidup baru. Setelah kabar itu berlalu aku mulai berani kembali membuka hati pada orang lain. Dan terbukalah hati ini, hatiku diobral, cintaku di gadaikan. Aku mengenal Tasya, temen kerjaku freelance di sebuah Apotik dibilangan Jakarta Selatan, akhir kata aku nyambung pembicaraanku dan tanpa Ba bi bu jadilah aku pacaran dengannya. Sementara itu di tempat kerjaku aku juga mengenal Veni, yang pada akhirnya aku pacarin juga. Yang waktu itu aku kerja di dua tempat, dan aku punya dua pacar sekaligus, dengan waktu kencan aku atur sangat rapi.
Veni baik sekali bahkan aku sudah mengenal keluarganya di Bogor sana, dan beberapa kali main kesana sambutannya sangat hangat, sementara itu dengan Tasya akupun demikian. Apakah aku buaya dengan memacari 2 orang sekaligus? Enggak, aku bukanlah buaya, akan tetapi aku ingin membuktikan bahwa aku juga bisa berbuat demikian. Kuakui ini dampak dari kekecewaanku ditinggal kawin sama pacarku terdahulu. Tapi sepandai-pandainya menyimpan bangkai, suatu saat akan ketahuan juga, dan akhirnya Tasya dan Veni memutuskan tali cintanya padaku secara hampir bersamaan. Sakit hati? Enggak.. karena hatiku telah ditutup iblis, banyak wanita diluar sana yang mengagumiku (masak sih.. hehe) , begitu prinsipku.
Lepas dari Tasya dan Veni diriku jatuh di Sisca, perempuan chinese yang menganggapku juga chinese. Chinese? Masa sih. Dengan sisca kuakui hanya for fun, karena aku tau, dari segi keyakinan tidak mudah untuk menyatukan. Keyakinan yang berbeda. Sampai akhirnya tanpa kuketahui sisca menikah dengan fuli secara diam-diam. Sakit hati? Ya jelas itu perasaanku. Bahkan sumpah serapah dan sebagainya, walaupun pada akhirnya ia minta maaf. Akan tetapi hubunganku tidak berhenti sampai disini, aku harus bersandiwara dengan fuli suaminya. Aku harus berpura-pura telah menikah apabila di depan fuli. Meski ini suatu kesepakatan antara aku sama Sisca, akan tetapi hati ini tidak bisa dibohongi. Meski aku tetap menjalankan peranku sebagai aktor di depan fuli, aku akan berakting seolah –olah aku sudah punya anak.. Yah inilah cinta aku pikir. Aku harus rela berkorban.
Dengan caraku inilah, aku bisa tetap berhubungan baik dengan mereka, meski hati ini terasa berat. Akan tetapi lambat laun perasaanku pun hilang, dan aku telah melupakan semua yang telah terjadi antara aku dengannya.
***
“Pur, apa kabar? Pagi itu aku menyapa Purnomo ponakan Gosus mantan pacarku.
“Woi baik, mana oleh-olehnya?”.
“heheh ada deh”…
Hari itu aku ketemu Purnomo, dan aku menanyakan kabar Gosus, sesungguhnya hati ini masih mengharapkan Gosus akan kembali padaku, setelah sekian lama rasa rindu ini aku pendam.
“Gosus kan dan kawin, udah punya anak 1” , demikian jawab Purnomo.
Bagai disambar petir, hati ini kaget sekali, meski aku harus menyembunyikan rasa kekagetanku pada pur. Kaget setengah mati, karena harapanku yang selama ini aku tunggu, telah pupus. Meski aku mengharapkan Gosus dengan sabar menunggu saatnya akan tiba. Akan tetapi yah, saat itu memang telah tiba, kabar itu telah datang dan dia telah memiliki keluarga. Hatiku tersadar karena selama ini aku hanya punya angan-angan kosong belaka. Kecewa sudah pasti iya, karena secara diam-diam aku masih menyimpan cintanya. Aku masih mengharapkan kembali padanya.
Sejak saat itulah harapanku padanya gugur. Dan aku bagai terbangun dari tidur, aku mulai hidup baru. Setelah kabar itu berlalu aku mulai berani kembali membuka hati pada orang lain. Dan terbukalah hati ini, hatiku diobral, cintaku di gadaikan. Aku mengenal Tasya, temen kerjaku freelance di sebuah Apotik dibilangan Jakarta Selatan, akhir kata aku nyambung pembicaraanku dan tanpa Ba bi bu jadilah aku pacaran dengannya. Sementara itu di tempat kerjaku aku juga mengenal Veni, yang pada akhirnya aku pacarin juga. Yang waktu itu aku kerja di dua tempat, dan aku punya dua pacar sekaligus, dengan waktu kencan aku atur sangat rapi.
Veni baik sekali bahkan aku sudah mengenal keluarganya di Bogor sana, dan beberapa kali main kesana sambutannya sangat hangat, sementara itu dengan Tasya akupun demikian. Apakah aku buaya dengan memacari 2 orang sekaligus? Enggak, aku bukanlah buaya, akan tetapi aku ingin membuktikan bahwa aku juga bisa berbuat demikian. Kuakui ini dampak dari kekecewaanku ditinggal kawin sama pacarku terdahulu. Tapi sepandai-pandainya menyimpan bangkai, suatu saat akan ketahuan juga, dan akhirnya Tasya dan Veni memutuskan tali cintanya padaku secara hampir bersamaan. Sakit hati? Enggak.. karena hatiku telah ditutup iblis, banyak wanita diluar sana yang mengagumiku (masak sih.. hehe) , begitu prinsipku.
Lepas dari Tasya dan Veni diriku jatuh di Sisca, perempuan chinese yang menganggapku juga chinese. Chinese? Masa sih. Dengan sisca kuakui hanya for fun, karena aku tau, dari segi keyakinan tidak mudah untuk menyatukan. Keyakinan yang berbeda. Sampai akhirnya tanpa kuketahui sisca menikah dengan fuli secara diam-diam. Sakit hati? Ya jelas itu perasaanku. Bahkan sumpah serapah dan sebagainya, walaupun pada akhirnya ia minta maaf. Akan tetapi hubunganku tidak berhenti sampai disini, aku harus bersandiwara dengan fuli suaminya. Aku harus berpura-pura telah menikah apabila di depan fuli. Meski ini suatu kesepakatan antara aku sama Sisca, akan tetapi hati ini tidak bisa dibohongi. Meski aku tetap menjalankan peranku sebagai aktor di depan fuli, aku akan berakting seolah –olah aku sudah punya anak.. Yah inilah cinta aku pikir. Aku harus rela berkorban.
Dengan caraku inilah, aku bisa tetap berhubungan baik dengan mereka, meski hati ini terasa berat. Akan tetapi lambat laun perasaanku pun hilang, dan aku telah melupakan semua yang telah terjadi antara aku dengannya.
***
DARI CATATAN YANG HAMPIR TERBUANG
JURANG BAHAS....(anggep judulnya gitu)
.................................
***
Tibalah saatnya liburan sekolah tiba, dan ketika liburan pula pesta Jumbara (Jumpa Bhakti Gembira) dari PMR sekolah tiba. Kali ini tempat jumbara berada di desa
Tibalah saatnya liburan sekolah tiba, dan ketika liburan pula pesta Jumbara (Jumpa Bhakti Gembira) dari PMR sekolah tiba. Kali ini tempat jumbara berada di desa
Jurang Bahas, suatu desa kecil di lereng sebelah bukit disuatu kecamatan lumbir. Tiba di Jurang Bahas hari menjelang siang. Lapangan masih sepi oleh tenda-tenda yang belum berdiri. Nun di sebelah barat radius 100 meter, terdapat bukit menjulang, menambah suasana sejuk alam pedesaan. Tak jauh dari tenda kami, terdapat kali kecil yang membentang, dan disinilah kadang kita mandi. Dan disebelah kanan luar lapangan terdapat perumahan penduduk, sekretariat dan tanah berkebun. Haripun mulai ramai, dan tenda-tenda satu persatu memenuhi lapangan sehingga terlihat begitu sempit dan padat.
Sebagai pengurus Osis mendapat kehormatan untuk mengawal mereka, bersama Wasito,Roni dAN anggota lainnya. Sementara regu yang kami kawal adalah regu putri yang terdiri dari Dewi KF, Dewi Rusmiati, Darinah, Watimah, Elli, Rusminah dan ada beberapa lagi. Disini aku bisa dekat sama mereka, keseharian disekolah antara kakak dan adik kelas menyebabkan kami tidak bisa bergaul seenaknya, akan tetapi dengan adanya kegiatan ini kami bisa mengenal satu persatu diantara mereka
Selepas senja, malam tiba, tiba-tiba hujan datang. Lapangan pun banjir. Sehingga tidak ada lagi tempat untuk tidur. Untunglah penduduk sekitar baik, sehingga anak-anak diungsikan di rumah penduduk. Malam pertama di jurang bahas, sangat sepi, dan dingin akibat hujan. Satu kejadian lucu malam itu terjadi, sesuai aturan laki-laki dilarang tidur ditenda perempuan dan sebaliknya. Akan tetapi karena keadaan memaksa kami untuk tidur di tenda mereka. Dan ketika kami diberitahu ada pemeriksaan dari panitia, maka buru-buru kami tidur dan ditutup dengan menggunakan tikar oleh Rus dan Tri. Tetapi sungguh kami dibuat ketawa sekaligus dongkol, karena panitia yang ditunggu-tunggu tidak pernah ada.
Keesokan harinya mereka melakukan kegiatan yang telah terjadwal. Aku berkenalan dengan anak-anak dari lain sekolah. Dari berbagai tingkat, baik SMP maupun SMA. Jurang bahas banyak mengukir kenangan. Satu puisi yang tersimpan sampai sekarang :
JURANG BAHAS
Sepi dan sunyi
Tapi rapi
Dibalik sebuah bukit yang indah dan hijau
Terbentang lapangan sempit penuh tenda
Berbagai kenangan terukir disana
Aku rindu ingin mengulanginya
Jurang bahas
Kini tinggal kenangan
Tinggalkan puing-puing dan keping hati yang tersisa
Aku ingin kembali
***
Hari-hari dilalui dengan indah. Jurang bahas menyisakan kenangan, lewat foto-foto yang lucu kami bisa bernostalgia dan berbagi cerita. Kami cerita seolah masih di jurang bahas yang indah.
Selepas senja, malam tiba, tiba-tiba hujan datang. Lapangan pun banjir. Sehingga tidak ada lagi tempat untuk tidur. Untunglah penduduk sekitar baik, sehingga anak-anak diungsikan di rumah penduduk. Malam pertama di jurang bahas, sangat sepi, dan dingin akibat hujan. Satu kejadian lucu malam itu terjadi, sesuai aturan laki-laki dilarang tidur ditenda perempuan dan sebaliknya. Akan tetapi karena keadaan memaksa kami untuk tidur di tenda mereka. Dan ketika kami diberitahu ada pemeriksaan dari panitia, maka buru-buru kami tidur dan ditutup dengan menggunakan tikar oleh Rus dan Tri. Tetapi sungguh kami dibuat ketawa sekaligus dongkol, karena panitia yang ditunggu-tunggu tidak pernah ada.
Keesokan harinya mereka melakukan kegiatan yang telah terjadwal. Aku berkenalan dengan anak-anak dari lain sekolah. Dari berbagai tingkat, baik SMP maupun SMA. Jurang bahas banyak mengukir kenangan. Satu puisi yang tersimpan sampai sekarang :
JURANG BAHAS
Sepi dan sunyi
Tapi rapi
Dibalik sebuah bukit yang indah dan hijau
Terbentang lapangan sempit penuh tenda
Berbagai kenangan terukir disana
Aku rindu ingin mengulanginya
Jurang bahas
Kini tinggal kenangan
Tinggalkan puing-puing dan keping hati yang tersisa
Aku ingin kembali
***
Hari-hari dilalui dengan indah. Jurang bahas menyisakan kenangan, lewat foto-foto yang lucu kami bisa bernostalgia dan berbagi cerita. Kami cerita seolah masih di jurang bahas yang indah.
...........cerita ini belum selesai lho.......
Wednesday, March 26, 2008
MY LITTLE ANGEL
Kado untuk anakku.... Salwa Aurel F.
'2006
Subhanallah….ajaib..
Tangismu ramaikan hampa nurani
Menepis kesepian diri
Dalam nada tak tersembunyi
Kuperhatikan kedip mata kecilmu
Lentik jemarimu dan kecil tapak kakimu
Bibir mungil dan hidungmu tak semancung aku
Bening mata dan tipis rambutmu
Halus kulitmu belum tersentuh aroma duniawi
Merah…
Ketika tangis memecah bagai delima merekah
Semerah itulah kamu…
Sehari, seminggu dan sebulan..
Matamu mulai bergerak
Tanganmu mulai terangkat
Tapi
Kau tumbuh tanpa kasih asi ibumu
Sepercik kau cicip tapi segelas kau muntahkan
Tapi aku tau ibumu berusaha untukmu
Dua bulan kau mulai mengangkat kaki dan memiringkan badan
Kau lucu
Seperti ayah dulu
Senyummu manis…
Dan hari-harimupun kini dimulai
Kau mulai mendengarkan, merespon tawa
Lucu ketika teriak kau…
Gemes menyusu pada jempol yang lentik
Lentik dan putih bayimu belum usai
Dan kau harus ikuti perjalanan ini
Salwa…
Hadiah dari surgawi
Semanis kata dan semanis senyummu
Lekas besar yah
Dan jaga ibumu..
Jadilah bidadari kecil yang manis
Penyejuk hidup keluarga
'2006
Subhanallah….ajaib..
Tangismu ramaikan hampa nurani
Menepis kesepian diri
Dalam nada tak tersembunyi
Kuperhatikan kedip mata kecilmu
Lentik jemarimu dan kecil tapak kakimu
Bibir mungil dan hidungmu tak semancung aku
Bening mata dan tipis rambutmu
Halus kulitmu belum tersentuh aroma duniawi
Merah…
Ketika tangis memecah bagai delima merekah
Semerah itulah kamu…
Sehari, seminggu dan sebulan..
Matamu mulai bergerak
Tanganmu mulai terangkat
Tapi
Kau tumbuh tanpa kasih asi ibumu
Sepercik kau cicip tapi segelas kau muntahkan
Tapi aku tau ibumu berusaha untukmu
Dua bulan kau mulai mengangkat kaki dan memiringkan badan
Kau lucu
Seperti ayah dulu
Senyummu manis…
Dan hari-harimupun kini dimulai
Kau mulai mendengarkan, merespon tawa
Lucu ketika teriak kau…
Gemes menyusu pada jempol yang lentik
Lentik dan putih bayimu belum usai
Dan kau harus ikuti perjalanan ini
Salwa…
Hadiah dari surgawi
Semanis kata dan semanis senyummu
Lekas besar yah
Dan jaga ibumu..
Jadilah bidadari kecil yang manis
Penyejuk hidup keluarga
Tuesday, March 25, 2008
SETAHUN TLAH BERLALU
Tepat setahun 10 hari sudah aku tidak mengisi blog ini. sempat beberapa kali mencoba untuk mengisi, akan tetapi selalu gagal dan gagal lagi karena aku lupa password.
kini setahun telah berlalu aku ingin kembali mengisi hari-hariku dengan blog ini. Insya Allah....
Mudah-mudahan ada kemudahan dibalik itu. setelah semua kerinduanku mencapai puncaknya... setelah beberapa kali kejenuhan itu berbalik ke kerinduanku.... kerinduan akan nulis apa saja... kerinduan untuk menuangkan kata dalam nada dan irama jiwa di patri dalam selembar kertas... kerinduan untuk mengungkap semua makna dan arti diriku.
kadang kerinduan itu adalah kerinduan terhadap sahabat, teman, keluarga dan juga kerinduan akan apapun yang menyebabkan rindu...
kini... dengan kerinduan ini aku ingin mengukir betapa berartinya arti diriku di dalam mengungkap semua. ada kepuasan tersendiri.... seolah merasakan betapa seteguk air itu akan melepaskan dahaga ketika aku menuliskan ini.
Aku ingin belajar menulis dari blog ini... dan kerinduan untuk menulis itu justru muncul setelah seorang temanku membaca blog ini dan kemudian memberikan dorongan padaku untuk kembali mengisi entah apapun itu kedalam media ini.
buat sahabatku... entah siapa dia mungkin juga sahabat yang masih misterius... terima kasih... telah kembali menyalakan semangat untuk menggoreskan isi dalam dada...
buat anakku dan juga istriku ......terima kasih telah memberikan semangat luar biasa sehingga bisa melewati semua cerita....
.....
kini setahun telah berlalu aku ingin kembali mengisi hari-hariku dengan blog ini. Insya Allah....
Mudah-mudahan ada kemudahan dibalik itu. setelah semua kerinduanku mencapai puncaknya... setelah beberapa kali kejenuhan itu berbalik ke kerinduanku.... kerinduan akan nulis apa saja... kerinduan untuk menuangkan kata dalam nada dan irama jiwa di patri dalam selembar kertas... kerinduan untuk mengungkap semua makna dan arti diriku.
kadang kerinduan itu adalah kerinduan terhadap sahabat, teman, keluarga dan juga kerinduan akan apapun yang menyebabkan rindu...
kini... dengan kerinduan ini aku ingin mengukir betapa berartinya arti diriku di dalam mengungkap semua. ada kepuasan tersendiri.... seolah merasakan betapa seteguk air itu akan melepaskan dahaga ketika aku menuliskan ini.
Aku ingin belajar menulis dari blog ini... dan kerinduan untuk menulis itu justru muncul setelah seorang temanku membaca blog ini dan kemudian memberikan dorongan padaku untuk kembali mengisi entah apapun itu kedalam media ini.
buat sahabatku... entah siapa dia mungkin juga sahabat yang masih misterius... terima kasih... telah kembali menyalakan semangat untuk menggoreskan isi dalam dada...
buat anakku dan juga istriku ......terima kasih telah memberikan semangat luar biasa sehingga bisa melewati semua cerita....
.....
Wednesday, March 14, 2007
Capek deh....!!
Ini bukan sekedar kata, kata-kata yang tak bermakna. Ketika melayang menahan asa dan kemudian ketika asa itu kian menghilang seiring dengan perjalanan waktu. Ia tak dapat dipertahankan, asa-asa suatu ketika. Kemudian ketika asa itu dirajut kembali, lagi dan lagi terpatahkan oleh suatu masa yang entah kenapa selalu saja tak berpihak. Dan keberpihakan itu seolah tak mau mendekat dan bersahabat.
kata satu dua dan tiga yang tak pernah terpecahkan. Kadang aku bingung dengan orang-orang yang ada disekitar. Mengapa mereka tak pernah sejalan dengan pikiranku, padahal aku tahu pikiran mereka salah. Selalu dan selalu saja dipertentangkan dan disalahkan. Aku capek !! kadang hidup ini harus dijalani dengan indah, tapi seindah apa? Mereka gak pernah mau mengerti perasaanku, kekecewaanku dan kemauanku. Aku capek.!!
asaku, rinduku dan semua suka dukaku tertumpuk dalam dadaku, aku lelah ketika harus menghadapi detik demi detik kehidupan ini, tapi aku tidak boleh mati karenanya, biarlah mereka ketawa, aku akan terus berkarya dengan setumpuk PR yang ada di otakku.
kata satu dua dan tiga yang tak pernah terpecahkan. Kadang aku bingung dengan orang-orang yang ada disekitar. Mengapa mereka tak pernah sejalan dengan pikiranku, padahal aku tahu pikiran mereka salah. Selalu dan selalu saja dipertentangkan dan disalahkan. Aku capek !! kadang hidup ini harus dijalani dengan indah, tapi seindah apa? Mereka gak pernah mau mengerti perasaanku, kekecewaanku dan kemauanku. Aku capek.!!
asaku, rinduku dan semua suka dukaku tertumpuk dalam dadaku, aku lelah ketika harus menghadapi detik demi detik kehidupan ini, tapi aku tidak boleh mati karenanya, biarlah mereka ketawa, aku akan terus berkarya dengan setumpuk PR yang ada di otakku.
Tuesday, November 14, 2006
LELAH
Sudah lama banget gak update blog, yah ingin kembali aku tuangkan isi hati ini. Ini aku tulis kala itu ketika susah untuk tidur banyak sekali pkiran menerawang tak tentu arah,
Salam bagi sahabat semua
LELAH(MENUNGGU MATI)
September 2004
Aku lelah
Memandangi langit-langit kamar
Aku belum mencium bau kematianku
Dalam detak jantung
Dan aroma nafas lesu serta senyap di awal pagi
Telena oleh mantra-mantra setan
Dan sandiwara hidup yang belum usai
Lelahku mengajak berbaring
Sambil kembali menerawang langit-langit
Yang telah bosan di perhatikan
Kematianku belum juga datang
Seolah enggan menyapa
Apalagi sekedar bertandang dalam redup mata dan lelah jiwa
Atau ini hanya sinetron malam
Yang menghabiskan satu episode cerita
Dalam wacana yang tak jelas
Dan episode itu tak cepat berakhir
Detik menuju menit kemudian jam
Tapi sinetron menjelang kematian belum juga berakhir
Embusan angin menandakan pagi
Dan senyap awal pagi masih menyelimuti tapi episode satu cerita belum juga usai
Jiwaku lelah, tubuhku resah
Menunggu kematian di awal pagi ini
Yang belum menghampiri
Salam bagi sahabat semua
LELAH(MENUNGGU MATI)
September 2004
Aku lelah
Memandangi langit-langit kamar
Aku belum mencium bau kematianku
Dalam detak jantung
Dan aroma nafas lesu serta senyap di awal pagi
Telena oleh mantra-mantra setan
Dan sandiwara hidup yang belum usai
Lelahku mengajak berbaring
Sambil kembali menerawang langit-langit
Yang telah bosan di perhatikan
Kematianku belum juga datang
Seolah enggan menyapa
Apalagi sekedar bertandang dalam redup mata dan lelah jiwa
Atau ini hanya sinetron malam
Yang menghabiskan satu episode cerita
Dalam wacana yang tak jelas
Dan episode itu tak cepat berakhir
Detik menuju menit kemudian jam
Tapi sinetron menjelang kematian belum juga berakhir
Embusan angin menandakan pagi
Dan senyap awal pagi masih menyelimuti tapi episode satu cerita belum juga usai
Jiwaku lelah, tubuhku resah
Menunggu kematian di awal pagi ini
Yang belum menghampiri
Friday, June 23, 2006
BERAS!!!!!
Beras!!! Siapa sih yang tidak kenal beras. Setiap hari kita makan nasi. Nasi terbuat dari beras. Lewat beras pula, manusia akan bisa mempertahankan kehidupannya. Beras sudah menjadi makanan pokok di sebagian besar masyarakat dunia. Dan karena beras pula, rakyat bisa antri. Antri untuk mencari sesuap nasi. Kemudian juga muncul istilah beras untuk rakyat miskin ‘raskin’. Beras 1000 perak perkilo hasil dari subsidi pemerintah untuk masyarakat kecil. Banyak yang di untungkan akibat beras, beras ‘raskin’ diperebutkan akan tetapi juga di korup? Ini benar-benar terjadi di daerah saya yang kecil, karena ‘oknum’ yang menjual raskin untuk kepentingan pribadi.Alhasil rakyat yang benar-benar membutuhkan malah tidak kebagian.
Pagi ini ketika dalam perjalanan ke tempat kerja, terlihat beras tumpah. Aneh, hati ini terenyuh, sedih… karena terbayang kalau beras tersebut adalah milik si miskin, maka si miskin mungkin tidak jadi makan nasi. Terbayang betapa beras sangat di cari, lihatlah di pasar cipinang, banyak yang mengais beras, dikumpulkan dari hasil jejatuhan, lalu di jual lagi oleh para pencari beras. Sedikit demi sedikit mereka peroleh beras tersebut, lalu dijualnya untuk diganti dengan lauk seadanya.
Masih terbayang jelas ingatanku kala itu, kala rezim orde baru, ada yang namanya swasembada beras, yah dimana negara kita mampu berproduksi beras lewat hasil pertanian, lantas sekarang? Beras itu di impor? Malu. Dan ironisnya lagi dari beberapa kasus impor beras, terdapat beberapa pejabat yang bermain untuk kepentingan sendiri. Koruptor? Entahlah, aku gak tau apa definisi koruptor. Pejabat bulog adalah pejabat yang paling sering disebut-sebut. Lantas sudahkah kita memperlakukan beras itu selayaknya? Ternyata belum. Kadang kita makan nasi seenaknya, lantas tersisa lalu dibuang, tanpa pernah berpikir banyak saudara-saudara kita yang tidak makan. Tapi mau apa lagi? Bingung juga sih ..
Pagi ini ketika dalam perjalanan ke tempat kerja, terlihat beras tumpah. Aneh, hati ini terenyuh, sedih… karena terbayang kalau beras tersebut adalah milik si miskin, maka si miskin mungkin tidak jadi makan nasi. Terbayang betapa beras sangat di cari, lihatlah di pasar cipinang, banyak yang mengais beras, dikumpulkan dari hasil jejatuhan, lalu di jual lagi oleh para pencari beras. Sedikit demi sedikit mereka peroleh beras tersebut, lalu dijualnya untuk diganti dengan lauk seadanya.
Masih terbayang jelas ingatanku kala itu, kala rezim orde baru, ada yang namanya swasembada beras, yah dimana negara kita mampu berproduksi beras lewat hasil pertanian, lantas sekarang? Beras itu di impor? Malu. Dan ironisnya lagi dari beberapa kasus impor beras, terdapat beberapa pejabat yang bermain untuk kepentingan sendiri. Koruptor? Entahlah, aku gak tau apa definisi koruptor. Pejabat bulog adalah pejabat yang paling sering disebut-sebut. Lantas sudahkah kita memperlakukan beras itu selayaknya? Ternyata belum. Kadang kita makan nasi seenaknya, lantas tersisa lalu dibuang, tanpa pernah berpikir banyak saudara-saudara kita yang tidak makan. Tapi mau apa lagi? Bingung juga sih ..
Thursday, June 1, 2006
tiba-tiba aku rindu sahabatku
Tiba-tiba aku teringat padamu. Ingat rumahmu yang menghadap ke barat dengan satu batang pohon jambu di depan rumahmu. Sejuk. Ingat ketika sore itu 31 januari 1995, ketika kita pergi bersama ke pantai, bermain mencari kerang, karena saat itu sedang musim kerang di pantai widara payung yang terkenal angker dengan ombak gedenya. Ketika itu masih berseragam SMA kita ke pantai sepulang sekolah bersama Wasito, Agus, Fatur, Aku dan kamu. Nun jauh disana, pantai itu yang indah kita tertawa bersama bermain bercanda…
Dan ketika pulang dari pantai.. alamaaaaak… ban sepeda kita kempes, lalu kita sama-sama menuntun sepeda sejauh 2 kilometer sampai ke rumahmu. Dan sampai disana sepeda diisi angin oleh kakekmu itu. Sampai akhirnya akupun pulang kemaleman, karena radius rumahmu dengan rumahku sangat jauh, lintas kabupaten. 2 jam perjalanan naik bis. Walhasil sampe rumahpun aku dimarahin, karena sudah dicari-cari.
Ketika pertama kenal kamu, hati ini ketawa, sungguh-sungguh ketawa, kamu kecil, item dan gaya bicaramu lucu. Tapi kamu pinter, pribadi tangguh yang gak mengenal menyerah. Aku sebel kalo kamu panggil namaku dengan nama Bapakku bukan namaku. Aku juga sebel kalo disekolah nama Bapakku lebih dikenal sama teman sekelasku di banding sama namaku sendiri. Kadang teringat ketika kita sama-sama bersaing di organisasi sekolah, tutur bahasamu teratur bahkan kadang aku bilang ‘sok’ banget.
Di bandingkan sama temen-temenku yang lain, kamu bukanlah teman yang istimewa, tapi kita pernah sama-sama berjuang, dikelas, berjuang dalam organisasi sekolah, berjuang dalam keagamaan. Pernah suatu ketika aku mencari kambing kurban bersama adik kelas, dan pas saat itu ada latihan pramuka, kita terlambat, dan kamu memanggil adik kelasku, waktu itu aku bilang ke kamu, sudahlah kita ada alasannya, tapi kamu beda, kamu seorang pemimpin kecil yang komit dengan apa yang kamu pimpin, mengingatkanku pada pemimpin-pemimpin kita saat ini, yang begitu gampangnya menaikkan harga-harga. Bahkan para elit-elit politik di gedung DPR sana berkali-kali naik gaji, sementara rakyat kecil tidak tersentuh. Korupsi dimana-mana disemua lini pemerintahan. Menyebalkan!
Kemudian ketika kamu ke rumahku, kita ke kali serayu. Dan lagi-lagi kita naik sepeda.
Ketika kita lulus sekolah, aku keJakarta, dan konon kamu pergi ke Jogya kuliah di kota gudeg. Beberapa kali kutanyakan kabar tentangmu sama temen-temen tapi tidak terkoneksi, dan kini entah kamu dimana, mungkin kamu sudah sukses dengan keluarga yang sukses pula. Diono si hitam kecil yang ‘kemaki’ dan kadang ‘kemlinti’..
Dan ketika pulang dari pantai.. alamaaaaak… ban sepeda kita kempes, lalu kita sama-sama menuntun sepeda sejauh 2 kilometer sampai ke rumahmu. Dan sampai disana sepeda diisi angin oleh kakekmu itu. Sampai akhirnya akupun pulang kemaleman, karena radius rumahmu dengan rumahku sangat jauh, lintas kabupaten. 2 jam perjalanan naik bis. Walhasil sampe rumahpun aku dimarahin, karena sudah dicari-cari.
Ketika pertama kenal kamu, hati ini ketawa, sungguh-sungguh ketawa, kamu kecil, item dan gaya bicaramu lucu. Tapi kamu pinter, pribadi tangguh yang gak mengenal menyerah. Aku sebel kalo kamu panggil namaku dengan nama Bapakku bukan namaku. Aku juga sebel kalo disekolah nama Bapakku lebih dikenal sama teman sekelasku di banding sama namaku sendiri. Kadang teringat ketika kita sama-sama bersaing di organisasi sekolah, tutur bahasamu teratur bahkan kadang aku bilang ‘sok’ banget.
Di bandingkan sama temen-temenku yang lain, kamu bukanlah teman yang istimewa, tapi kita pernah sama-sama berjuang, dikelas, berjuang dalam organisasi sekolah, berjuang dalam keagamaan. Pernah suatu ketika aku mencari kambing kurban bersama adik kelas, dan pas saat itu ada latihan pramuka, kita terlambat, dan kamu memanggil adik kelasku, waktu itu aku bilang ke kamu, sudahlah kita ada alasannya, tapi kamu beda, kamu seorang pemimpin kecil yang komit dengan apa yang kamu pimpin, mengingatkanku pada pemimpin-pemimpin kita saat ini, yang begitu gampangnya menaikkan harga-harga. Bahkan para elit-elit politik di gedung DPR sana berkali-kali naik gaji, sementara rakyat kecil tidak tersentuh. Korupsi dimana-mana disemua lini pemerintahan. Menyebalkan!
Kemudian ketika kamu ke rumahku, kita ke kali serayu. Dan lagi-lagi kita naik sepeda.
Ketika kita lulus sekolah, aku keJakarta, dan konon kamu pergi ke Jogya kuliah di kota gudeg. Beberapa kali kutanyakan kabar tentangmu sama temen-temen tapi tidak terkoneksi, dan kini entah kamu dimana, mungkin kamu sudah sukses dengan keluarga yang sukses pula. Diono si hitam kecil yang ‘kemaki’ dan kadang ‘kemlinti’..
Subscribe to:
Posts (Atom)