Film Indonesia jadul |
Film, bagi sebagian orang boleh dikatakan merupakan kebutuhan, sebagai sarana belajar, atau hanya hiburan semata. Dalam sejarah film Indonesia muncul dan di produksi pertama kali tahun 1926 melalui film bisu, Lutung Kasarung. film ini hanya mengandalkan efek bisu dan hanya imaginasi penonton yang ikut berperan serta dalam film ini. Selanjutnya perkembangan film Indonesia mengalami peningkatan dengan di produksi film-film karya sineas Indonesia.
Berbicara film maka tentu saja akan berbicara para sineas dan perkembangan perfilman itu sendiri. Film Indonesia pada awalnya berformat hitam putih hingga seperti sekarang ini yang sudah dipenuhi dengan teknologi maju. Melihat film, sama artinya melihat Indonesia pada jamannnya. baik itu model baju, model rambut, gaya bahasa mapunun trendseternya saat itu. Bahkan yang lebih dalam, adalah tentang keindahan dan kejadulan alam Indonesia pada saat sebuah film dibuat. Panorama atau gambaran alam yang di tampilkan dalam sebuah film klasik, akan sangat berbeda dengan saat kita menonton film dimasa sekarang.
Melalui film klasik Indonesia kita dapat melihat potret Indonesia sesungguhnya dengan di balut oleh sebuah cerita. Sebut saja Film lewat Djam malam, kita dapat melihat ornament, model rumah dan juga kantor pada masa itu, bahasa yang digunakan juga bukan bahasa gaul yang kadang sulit dimengerti tapi bahasa Indonesia yang baik dan sopan. Selanjutnya dalam film Si Manis Jembatan Ancol yang dimainkan oleh Lenny Marlina dan Krisbiantoro, disitu kita masih melihat betapa perawannya betawi kala itu. Coba bandingkan dengan sekarang, hampir semua tempat isinya gedung.
Menelisik film Indonesia klasik memang Indah dan mampu membawa suasana bernostalgia, bagi yang sudah dewasa tentu saja sebagai ajang nostalgia, sedang bagi generasi remaja hal ini bisa menjadi tempat pembelajaran dengan melihat Indonesia kala itu.
Film Indonesia klasik itu kaya akan warna, sebut saja film tahun 70an yang mengandalkan film drama sebagai film unggulannya, kemudian film 80an, Drama masih tetap mendominasi, namun film silat dan komedi ikut mewarnai jagat perfilman kala itu. selain juga adanya film Horror yang di dominasi oleh Suzanna sebagai pemainnya. Melewati 80an dan menginjak film tahun 90an, terjadi kelesuan dalam pembuatan film, bahkan Film Indonesia sempat dianggap mati kala FFI 1992 sebagai ajang penghargaan terakhir sebelum akhirnya hidup kembali tahun 2004. Sepanjang 1992 sampai dengan tahun 2000an praktis hanya beberapa film saja yang di produksi, dan kebanyakan bertema sekwilda (Sekitar wilayah dada) dan paha. Akhir 90an muncul film Petualangan Sherina dan awal 2000an tepatnya tahun 2002 muncul film Ada Apa dengan Cinta sebagai film yang dianggap mampu mengangkat kembali perfilman Indonesia.
Dari masa ke masa kita mampu melihat Indonesia melalui film klasiknya Indonesia. (baca : film jadul)