Wednesday, May 15, 2013

SAWARNA, SURGA TERSEMBUNYI DI PROPINSI BANTEN

[caption id="attachment_3242" align="aligncenter" width="574"]PIntu Masuk Desa Wisata Ciantir PIntu Masuk Desa Wisata Ciantir[/caption]

Terletak di Desa Sawarna Kec. Bayah Kabupaten Lebak – Banten, Pantai Sawarna merupakan salah satu tujuan wisata yang kini sedang berkembang. Bagi pecinta Fotografi pada khususnya, berkunjung ke Sawarna merupakan salah satu daya tarik yang patut di perhitungkan. Pantai pasir putihnya serta alamnya yang masih perawan menambah indah suasana.  Kita dapan menyusuri Pantai Ciantir hingga ke Tanjung Layar dan Lagoon Pari kala sedang surut pantainya.  Sungguh tak bosan menikmati deburan ombak yang membahana.

[caption id="attachment_3243" align="aligncenter" width="300"]Perahu Nelayan Perahu Nelayan[/caption]

[caption id="attachment_3244" align="aligncenter" width="300"]Penjala Ikan Penjala Ikan[/caption]

[caption id="attachment_3245" align="aligncenter" width="300"]Penjala Ikan menebarkan jala Penjala Ikan menebarkan jala[/caption]

Untuk menuju Sawarna, penulis mengandalkan tour berkala yang di adakan oleh travel. Dari Jakarta dengan hanya Rp. 450.000/orang kita berangkat bersama 5 orang, kalau di hitung-hitung cukup murah dibandingkan dengan menggunakan kendaraan umum untuk menuju desa Sawarna. Berangkat jam 21.00 dari Jakarta, tiba sekitar Jam 04.00 esok harinya, kita di sambut oleh warga setempat yang menunjukkan tempat dimana kami akan menginap selama 1 malam, dengan memarkirkan mobil di depan gerbang Desa Wisata Ciantir.

Menyeberangi jembatan gantung sepanjang 15an meter, bagi yang tidak terbiasa akan merasakan goyangan yang membuat kita akan berhenti sesaat agar jembatan tersebut tidak goyang. Pintu akses menuju Desa Wisata memang melalui Jembatan gantung yang digunakan oleh penduduk setempat, baik oleh pejalan kaki maupun oleh sepeda motor yang melewatinya, sehingga tak ayal ketika pengunjung sedang membludak akan terjadi antrian panjang untuk menyeberangi jembatan tersebut secara bergantian.

[caption id="attachment_3246" align="aligncenter" width="300"]Burung Pemakan Ikan Burung Pemakan Ikan[/caption]

Tiba di penginapan, saatnya kita gunakan untuk beristirahat sejenak melepas penat selama perjalanan. Sesaat mata ini terpejam untuk kemudian terbangun karena jam alarm berbunyi pukul 06.00. Segera tanpa menunggu komando dan guide yang telah di sediakan oleh travel, penulis dan beberapa rekan bergegas menuju pantai pasir putih ciantir. Ini adalah pengalaman pertama penulis ke Sawarna. Terasa sepi di pantai pagi itu, karena tidak di temui sebarang manusia kecuali kita dan penjala ikan. Serta beberapa ekor anjing kampung yang berkeliaran.  Dengan deburan ombak yang lumayan besar penulis menikmati keindahan pantainya sambil memperhatikan ulah penjala ikan yang menggunakan instingnya untuk menebarkan jala ikan pada saat-saat tertentu. Berbekal gear Camera Canon 7D yang penulis miliki pun setiap gerakan dan hal yang unik selalu diambil. Pagi itu sayang sekali cuaca kurang bersahabat. Mendung menggulung di pagi hari, sehingga tak dapat menikmati keindahan pagi karena matahari tertutup awan. Namun di ujung sebelah kiri pantai pasir putih terlihat berterbangan burung pencari ikan. Segera penulis menuju tempat yang terdapat burung pantai untuk mencoba membidiknya meski agak kesulitan karena setiap kali di dekati burung-burung tersebut pun akan terbang menjauh ditambah lensa yang penulis pakai saat itu adalah lensa kit sehingga kurang mendukung perburuan pagi itu.

Hari beranjak siang. Puas bermain di pantai pasir putih, penulis kembali ke penginapan untuk membersihkan badan dan sarapan pagi.

[caption id="attachment_3247" align="aligncenter" width="300"]Goa Lalay Goa Lalay[/caption]

GOA LALAY

Selain alam pantianya yang indah, tak ada salahnya kita mengunjungi objek wisata yang juga masih perawan. Goa Lalay . Untuk mencapai goa lalay kita harus berjalan sekitar 30 menit dari penginapan di desa wisata.  Melewati persawahan yang terletak di pinggir kali yang mengalir dengan gemericik karena dangkal. Di sepanjang jalan akan terlihat pemandangan hijau tanaman padi atau mungkin kalau pas musim panen akan melihat hamparan padi.  Matahari masih malu-malu untuk menampakkan diri, namun masih mengintip dari balik awan. Di sebelah kiri terdapat pemandangan Indah sebuah gunung yang biru seolah menawarkan kesejukan alami. Sebelum sampai di goa lalay kita juga akan melewati jembatan, namun kali ini jembatanya baru di buat permanen, cukup kuat untuk diseberangi. Jembatan dengan lebar sekitar 1,5 meter dan panjang 15m an. Dibawah jembatan sesekali terlihat anak-anak yang bertelanjang mandi di sungai sambil terjun dari atas batu yang ada.

[caption id="attachment_3248" align="aligncenter" width="300"]Goa Lalay Goa Lalay[/caption]

Bagi pengunjung disarankan untuk mengenakan sandal gunung, karena ketika hujan akan kesulitan apabila hanya menggunakan sandal jepit biasa. Sandal gunung lebih aman digunakan baik saat kita berjalan di alam maupun di pantai yang di beberapa bagian terdapat karang yang tajam.

Menuju goa Lalay bukanlah melewati jalan yang mulus namun jalan setapak yang becek dan berlumpur ketika musim hujan. Di pintu masuk Goa , pengunjung akan dikenakan tariff masuk yang dikelola oleh penduduk setempat. Goa lalay masih sangat alami, tanpa penerangan dan terdapat banyak sekali kelelawar . Bagi pengunjung yang tidak berani akan mengurungkan masuk ke goa karena untuk memasuki goa tersebut harus melewati air. Sekilas goa ini terasa sempit, gelap tanpa penerangan namun inilah tantangannya. Dengan di pandu oleh guide local menggunakan lampu senter kita menyusuri goa dengan berjalan di air. Menurut guide tersebut, Goa tersebut cukup panjang apabila akan ditelusuri kedalam, namun karena gelap, melewati air juga membuat penulis mengurungkan niat untuk terus melaju ke dalam. Akhirnya penulis langsung keluar lagi melalui pintu goa yang berbeda mengikuti aliran air.

[caption id="attachment_3249" align="aligncenter" width="300"]Akses menuju Goa Lalay Akses menuju Goa Lalay[/caption]

[caption id="attachment_3250" align="aligncenter" width="300"]Mandi DI Kali Mandi DI Kali[/caption]

[caption id="attachment_3275" align="aligncenter" width="300"]Pemandangan menuju Goa Lalay Pemandangan menuju Goa Lalay[/caption]

SUNSET DI TANJUNG LAYAR

Selepas dari Goa Lalay kita dipandu menuju ke Tanjung Layar, pantai dimana terdapat gundukan batu yang menyerupai layar. Lagi-lagi dari goa Lalay menuju Tanjung Layar kita harus melewati persawahan dan perkampungan penduduk. Cukup jauh, dan trackingnya lumayan susah bagi pengguna sandal biasa. Untuk itu saran sekali lagi gunakan sandal gunung.

[caption id="attachment_3251" align="aligncenter" width="300"]Tanjung Layar Tanjung Layar[/caption]

[caption id="attachment_3252" align="aligncenter" width="300"]Keindahan Sunset di Tanjung Layar Keindahan Sunset di Tanjung Layar[/caption]

[caption id="attachment_3253" align="aligncenter" width="300"]Sunset di Tanjung Layar Sunset di Tanjung Layar[/caption]

Belum sampai di Tanjung Layar, kita terlebih dahulu melewati Pantai Pasir Putih. Kali ini matahari menampakkan batang hidungnya. Cuaca sangat panas….sehingga penulis urungkan niat menuju Tanjung layar yang merupakan deretan dari Pantai Pasir putih. Berhenti sejenak di warung-warung pinggir pantai sambil menikmati sebotol minuman teh sambil memandang lepas birunya laut dan menikmati deburan ombaknya. Nun jauh disana dipinggir pantai, penggunjung dengan asyik bermain sepak bola sambil berpanas-panasan. Sementara penulis sendiri mengamankan diri duduk manis di warung kecil yang menjual minuman dingin.  Untuk sementara perjalanan dihentikan dan bergegas menuju penginapan untuk makan siang, menunaikan sholat dzuhur dan istirahat siang.

Menjelang Sore selepas Solat Ashar penulis bergegas menuju ke tanjung Layar. Jarak Tanjung Layar ke penginapan sekitar 1 km. Untuk ukuran jarak memang jauh, namun sepanjang perjalanan kita menyaksikan pemandangan lepas pantai sementara dikiri jalan dikelilingi bukit kecil membuat indah suasana dan tak membuat capai. Sayang sekali cuaca sore itu pun kurang bersahabat. Meski sempat turun hujan gerimis namun penulis tetap mencari spot-spot yang bagus untuk di foto. Harapan langit biru jauh dari harapan, karena cuaca berawan, sehingga hasil fotopun kurang maksimal.

[caption id="attachment_3254" align="aligncenter" width="300"]Sunset di Tanjung Layar Sunset di Tanjung Layar[/caption]

[caption id="attachment_3255" align="aligncenter" width="300"]Tanjung Layar dari spot yang berbeda Tanjung Layar dari spot yang berbeda[/caption]

Tanjung Layar selalu ramai dikunjungi, namun kadang-kadang air laut hingga pinggir pantai sehingga tidak dapat mendekat ke Tugu batunya. Bagi yang lapar di pinggir-pinggir pantai juga tersedia warung-warung penduduk sekitar sehingga tidak perlu kuatir akan kehausan dan kelaparan. Namun disini harus berhati-hati ketika untuk bermain air karena terdapat palung yang dalam sehingga apabila terhempas ombak, kemungkinan untuk selamat kecil.

Spot foto di Tanjung layar sangat banyak, dipinggir-pinggir pantai di kelilingi oleh bebatuan , bukan pasir. Ombak yang berdebur pun membuat hasil foto akan terasa menarik. Bagi pecinta Slow Speed alias SS juga dapat mendapatkan hasil yang diinginkan karena ombaknya yang tinggi dan menghempas batu karang. Disini pengunjung diharapkan untuk berhati-hati dan menggunakan sepatu gunung. Pengalaman penulis, saat itu ada pengunjung yang kakinya terantuk batu karang karena memakai sandal jepit yang licin, dan potongan batu karangnya bersarang di dalam kulit sehingga harus di bawa kerumah sakit. Meski lukanya tidak seberapa namun membayangkannyapun perih sendiri.

[caption id="attachment_3256" align="aligncenter" width="300"]Tanjung Layar menjelang Sunset Tanjung Layar menjelang Sunset[/caption]

[caption id="attachment_3257" align="aligncenter" width="300"]Tanjung Layar dari kejauhan Tanjung Layar dari kejauhan[/caption]

Saat-saat di Tanjung layar adalah saat-saat yang ditunggu-tunggu untuk menanyaksikan sunset. Meski hampir putus asa karena ditutup oleh awan dan tidak ada harapan akan keluarnya sunset, namun berkat kesabaran, jelang magrib tak lebih dari 10 menit matahari menampakkan diri dengan kemerahan khas sunset. Sungguh indah sekali sunset di Tanjung Layar sore ini. Sawarna telah menawarkan sebuah surga untuk di nikmati. Penatnya sore itu akibat menunggu sunset akhirnya terbayar.

Akhirnya penulis mampu melihat sunset yang indah di sertai deburan ombak yang menghantam karang. Sungguh indah dan menakjubkan.

[caption id="attachment_3258" align="aligncenter" width="300"]Area Palung di Tanjung Layar yang sewaktu-waktu dapat menelan korban Area Palung di Tanjung Layar yang sewaktu-waktu dapat menelan korban[/caption]

[caption id="attachment_3259" align="aligncenter" width="300"]Posisi Palung yang dalam Posisi Palung yang dalam[/caption]

3LAGOON PARI

Sebelum bertolak ke Jakarta, esok paginya kami serombongan menuju ke Lagoon Pari. Untuk mencapai Lagoon Pari hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki karena sulitnya akses menuju lokasi yang belum memiliki jalan yang bagus. Untuk bisa lebih dengan dengan lokasi dapat di bantu dengan menggunakan Ojek yang disewa untuk menuju radius 1 km sebelum lokasi. Untuk menyewa ojek jangan heran, cukup mahal untuk ukuran Jakarta, karena dikenakan tariff Rp. 40.000, walaupun kalau dengan berjalan kaki juga tidak terlalu jauh, namun butuh perjuangan khususnya tenaga. Karena untuk menuju Lagoon Pari jalannya naik dan turun dan kalau hujan jalanan menjadi licin.

[caption id="attachment_3261" align="aligncenter" width="300"]Sunrise di Lagoon Pari Sunrise di Lagoon Pari[/caption]

[caption id="attachment_3262" align="aligncenter" width="300"]Bersama rombongan di Lagoon Pari Bersama rombongan di Lagoon Pari[/caption]

[caption id="attachment_3263" align="aligncenter" width="300"]Sunrise di lagoon pari Sunrise di lagoon pari[/caption]

Lagoon Pari lebih bagus di kunjungi ketika pagi, ketika matahari terbit. Namun sayang sekali pagi itu udara juga tidak cerah. Meski sedikit berawan, namun kali ini kita dapat menyaksikan semburat sunrise. Pemandangan Sunrise pagi ini pun sedikit terobati dengan hadirnya mentari pagi, meski cenderung mendung. Setelah puas memotret, perjalanan dilanjutkan ke Tanjung Layar kembali. Kali ini perjalanan tidak melalui jalan yang tadi dilalui namun karena kondisi laut sedang surut maka perjalanan kali ini ditempuh dengan berjalan kaki menyusuri pinggir pantai yang berbatu karang.

[caption id="attachment_3264" align="aligncenter" width="300"]Spot yang indah di seputar lagoon pari Spot yang indah di seputar lagoon pari[/caption]

[caption id="attachment_3265" align="aligncenter" width="300"]Masih dengan spot yang Indah. Masih dengan spot yang Indah.[/caption]

[caption id="attachment_3266" align="aligncenter" width="300"]Sawarna selalu mempesona Sawarna selalu mempesona[/caption]

Menyusuri pantai dengan deburan ombak yang besar dan buih putih bak kapas yang terurai menambah indah suasana pagi itu. Ombak menghempas karang dan menghasilkan buih putih yang indah. Bahkan di beberapa bagian karang yang menjulang tinggi akan terasa indah ketika dihempas ombak dan menghasilkan lelehan ombak seperti air terjun. Bagi pencinta SS ini menjadi momen yang bagus untuk dibidik. Hasilnya seperti yang kita harapkan, akan indah dan menakjubkan. Perjalanan kali ini diakhiri dengan kembali ke Tanjung layar dan bergegas ke penginapan untuk bersiap menuju Jakarta.

Sawarna, bagaikan surga yang tersembunyi.

Sawarna, tunggu kedatanganku kembali.!

sudah tau kan keindahan sawarna seperti apa? so jangan pernah gak kesana hehehe...

NB. bagi yang ingin mengadakan trip ke sawarna minimal 6 orang dapat menghubungi saya ya di email : sastrawan.jamparing@yahoo.co.id

Galery Sawarna lainnya :

[caption id="attachment_3267" align="aligncenter" width="300"]Penduduk Sekitar menamakan batu kabayan Penduduk Sekitar menamakan batu kabayan[/caption]

[caption id="attachment_3268" align="aligncenter" width="300"]Berpose sejenak Berpose sejenak[/caption]

[caption id="attachment_3269" align="aligncenter" width="300"]pose lainnya pose lainnya[/caption]

[caption id="attachment_3270" align="aligncenter" width="200"]Surut, jalan kaki menuju Tanjung Layar Surut, jalan kaki menuju Tanjung Layar[/caption]

[caption id="attachment_3271" align="aligncenter" width="300"]Penduduk Sekitar Penduduk Sekitar[/caption]

[caption id="attachment_3272" align="aligncenter" width="300"]Nelayan sedang membereskan jaring ikan Nelayan sedang membereskan jaring ikan[/caption]

[caption id="attachment_3273" align="aligncenter" width="300"]Lagoon Pari Lagoon Pari[/caption]

Sawarna

Tuesday, May 14, 2013

ROY MARTEN DALAM FILM GUNA GUNA ISTRI MUDA




JUDUL FILM                        : GUNA-GUNA ISTRI MUDA

SUTRADARA                       : BZ KADARYONO

CERITA                                  : W NGADIMAN

SKENARIO                           : ACKYL ANWARI

PRODUSER                          : TI JAYANATA – GEOGE TUMIWA

TAHUN PRODUKSI           : 1977

PRODUKSI                           : PT LEUSER FILM

JENIS                                     : FILM DRAMA

PEMAIN                              : ROY MARTIN, FARIDA REZINA, CONNIE SUTEDJA, HENDRA CIPTA, RINA HASSIM, HUSIN LUBIS, IJJAH BOMBER, BAMBANG IRAWAN

SINOPSIS :

Arifin memiliki dua orang istri. Istri pertama (Rina Hashim) dan istri kedua Sandra (Farida Rezanita). Sandra adalah wanita yang diambil istri oleh Arifin dari asal usulnya yang dianggap tidak jelas oleh istri pertama Arifin.  Sandra juga dianggap hanya mengincar harta Arifin saja. Seringkali ketika Arifin menginginkan hasrat untuk bercinta, Sandra selalu menolaknya dengan alasan datang bulan. Sementara itu diam-diam ada seorang pemuda bernama Anton (Hendra Cipta) yang menyukai Sandra. Namun Sandra sendiri tidak tertarik dengan Anton, ia justru tertarik dengan Tommy (Roy Martin) anak dari suaminya sendiri dengan istri pertamanya.

Beberapa kali Anton bertemu Sandra namun sikapnya ketus. Akibat cintanya yang tidak terbalas, Anton akhirnya pergi dukun Darsih (Connie Sutedja) untuk mengguna-guna Sandra agar mencintainya. Persyaratan diajukan oleh Darsih agar persyaratan di penuhi oleh Anton. Namun usaha Anton untuk menggaet Sandra gagal karena Anton keliru mengambil persyaratan yang di persyaratkan padanya. Selanjutnya usaha Anton pun di lakukan lagi. Berhasil. Anton berhasil mempengaruhi Sandra dengan guna-gunanya. Namun sayang sekali  perbuatan Anton ketahuan oleh Sandra setelah ia berhasil menggaulinya. Sandra marah dan meminta Anton untuk menunjukkan siapa Dukun yang telah melakukannya.

Keesokan harinya, Sandra pergi ke rumah Darsih. Bukan mencabut guna-guna yang ada pada dirinya, namun ia justru ingin memelet Tommy dengan guna-guna Darsih. Usaha Sandra berhasil. Tommy terpikat dengannya dan sering berduaan di kamar secara diam-diam. Namun perbuatan Anton berhasil diketahui oleh adiknya yang langsung melaporkan pada Ibunya. Ibu Arifin marah pada Sandra.  Sandra menjadi marah. Akhirnya Sandra kembali ke dukun Darsih. Kali ini ia melancarkan guna-guna yang ditujukan untuk Arifin dan istrinya. Sandra ingin agar istri Arifin menjadi gila, sementara Sandra ingin agar Arifin mati.  Agaknya guna-guna Darsih cukup ampuh dan dapat membuat istri Arifin gila. Namun hal ini di curigai oleh pembantu Arifin kalau nyonya bukanlah karena gila tapi karena guna-guna. Arifin percaya, dan mengutus pembantunya untuk mencari dukun. Namun dukun yang dituju pembantu arifin adalah orang yang salah, karena ia adalah Darsih, dukun yang telah dijanjikan oleh Sandra kalau berhasil membuat Arifin mati dan istrinya gila ia akan mendapatkan separuh harta Sandra.

Akibatnya bukannya sembuh, penyakit istrinya menjadi tambah parah, dan Arifin juga di buat lumpuh. Namun keluarga Arifin berhasil di sembuhkan oleh seorang kiai dan mengembalikan guna-guna tersebut pada pemiliknya. Pertarungan terakhir adalah antara Darsih dan seorang Kiai. Darsih kalah, keluarga Arifin pun terbebas dari guna-guna termasuk Tommy.

Wednesday, May 8, 2013

MENIKMATI PESONA CURUG 7 CILEMBER



Pintu Masuk

Penampakan Curug 7 CIlember

Bagi pecinta fotografi, berburu tempat untuk memotret adalah sebuah keharusan. Curug Cilember. Curug Cilember terletak di desa Jogjogan kec. Cipayung Bogor, merupakan salah satu dari curug yang memiliki pesona keindahan alamnya yang menyegarkan, asri dan sejuk.  Untuk mencapai Curug 7 Cilember dapat di tempuh melalui perjalanan dari Jakarta sekitar 2,5 jam untuk perjalanan dengan kendaraan sepeda motor sedangkan dengan mobil membutuhkan waktu sekitar 1,5jam untuk mencapai lokasi. Dari arah Jakarta, perjalanan di lanjutkan menuju Puncak di daerah Cipayung.  Setelah Chimory dan Taman Matahari kita akan melihat plang hijau penunjuk Arah menuju Curug Cilember, tinggal diikuti petunjuk tersebut.  Untuk menghindari salah jalan, ada baiknya bertanya ke penduduk sekitar.

Lokasi curug ini juga mudah di jangkau karena infrastruktur menuju lokasi cukup baik dengan jalan beraspal, meski jalannya cukup sempit. Untuk mencapai lokasi kita akan menemui jalan masuk menuju lokasi yang menanjak dan terus menanjak hingga ditemukan pintu gerbang Curuh CIlember. Dari kejauahan sudah terlihat kabut tipis diatas pegunungan nan hijau seolah mengundangnya untuk segera sampai ke tujuan dan ikut bercengkerama dengan mereka.


Spot sebelum sampai curug juga indah

Bagaikan di hutan

Di pintu masuk tersedia lokasi parkir yang cukup nyaman, yang menampung mobil sedangkan bagi pengendara sepeda motor biasanya ditaruh di tempat yang berbeda meski masih satu lokasi. Bagi pengendara motor parkir tanpa menginap ditambah dengan penitipan helm dikenakan tariff 10rb sekali parkir.  Selesai? Belum…, masih belum afdol kalau belum berpose di pintu masuk CIlember. Setelah berpose sejenak maka dilanjutkan dengan membeli karcis masuk. Untuk weekend Rp. 12rb perkepala sudah termasuk asuransi kecelakaan. Dilokasi Curug Cilember sinyal handphone lumayan susah dan kadang blank sama sekali. Namun bagi yang terbiasa eksis di jejaring social jangan kuatir, karena pengelola menyediakan area hotspot sekitar curug sehingga cukup membantu bagi para pengakses internet dengan mudah.



Lepas loket penjualan karcis, langsung menuju pintu masuk . Begitu masuk langsung disuguhi oleh gemericik suara air pegunungan. Udara sejuk menambah adem. Hilang semua penat yang terjadi selama perjalanan dan digantikan dengan suasana yang segar.  Bagi pecinta fotografi ini merupakan salah satu surge karena dapat memotret keindahan alamnya yang masih alami serta jernihnya air yang mengalir melalui alur di sela-sela bebatuan. Filosofi Slow Speed bagi fotografer menjadi alas an utama untuk memasuki area ini karena terdapat banyak spot yang dapat di pakai untuk memotret.


spot untuk SS sebelum sampai curug

Spot ini juga keren

Sebelum memasuki area Curug 7 dan selepas pintu masuk pengunjung dimanjakan dengan jalanan yang sudah rapi, meski hanya berkisar 1meter lebarnya, namun bukan jalanan tanah yang dilalui. Di dalam area tersebut juga disewakan tenda untuk berteduh atau bagi beberapa petualang di gunakan untuk menginap dengan diselingi api unggun bagi pengunjung yang menyewanya. Dikiri dan kanan jalan akan ditemui tenda-tenda yang didirikan untuk disewakan. Pohon pinus yang menjulang tinggi sepanjang perjalanan menuju curug 7 turut menambah indahnya pemandangan. Seolah tak bosan memandang dan melihatnya dengan kesejukan alamnya.  Hijau dan sejuk.

Cuaca di sekitar Cilember sering di selimuti kabut tipis yang kerapkali turun dengan tiba-tiba dan menghilang lagi, hanya numpang lewat saja. Apalagi bila kondisi hujan tiba, acapkali puncak pepohonanpun tak kelihatan akibat tebalnya kabut yang turun. Kita di bawa seolah-olah sedang mendaki gunung yang tinggi. Bagi sebagian orang, turunnya kabut cukup menakutkan karena jarak pandang yang terbatas membuat imaginasi kita langsung sirna. Rasa takut segera menghampiri entah apa rasa yang dirasakan namun segera sirna ketika kabut tersebut lewat dan suasana temaram akibat kabut kembali cerah. Rasa takutpun berubah menjadi rasa optimis. Optimis untuk menggali lagi lebih dalam keindahan curug.


Sesampai di curug 7 rasanya belum afdol kalau kaki tidak masuk air. Nyes, dingin sedingin air es…, jernih air pegunungannya sangat terasa. Tak kuasa tanganpun mengambilkan air untuk di basuhkan ke muka. Sungguh segar seluruh tubuh dibuatnya. Penat dan capai selama dalam perjalanan terbayar sudah.  Cuaca di sekitar Curug 7 juga kerap sekali di selimuti oleh kabut tipis yang kadang-kadang turun, apalagi ketika cuaca sedang hujan, maka kabut akan turun. Hal ini menambah suasana sejuk dan nyaman di hati. Kesejukan yang mampu menghunjam kedalam hati sanubari. Tenang, damai di buatnya.

In action

Di lokasi Curug 7 juga di sediakan penyewaan tenda bagi yang ingin sekalian camping tak jauh dari pintu masuk Curug.  Tidak perlu kuatir dengan area sanitasi karena sudah tersedia toilet, dan kalaupun mau mencoba mandi dan berendam di bawah curug 7 dengan airnya yang jernih juga bisa.

Di Cilember, sebenarnya terdapat keseluruhan 7 curug kalau mau di telusuri. Namun kekuatan fisik untuk menyusuri satu persatu perlu di pertimbangkan mengingat jalannya yang terus menanjak.  Setelah kita mencapai Curug 7, agak keatas ada Curug 6, namun saat ini jalan untuk menuju Curug 6 sudah di tutup mengingat medannya yang cukup sulit untuk mencapai Curug 6.  Pengunjung biasanya langsung menuju ke curug 5 yang tak kalah indahnya.  Di sekitar Curug 5 pengunjung yang tidak membawa bekal juga tidak perlu kuatir karena sudah tersedia warung tempat menjual gorengan sehingga ketika kita lapar dapat membelinya disitu.
Naik ke curug 5

akses ke Curug 5

Menuju curug 3

Pulang


Kalau mau kita telusuri satu persatu Curug demi curug hingga sampai ke curug 1 tidaklah mudah, karena di atas Curug 5 terdapat peringatan jika ingin menuju curug berikutnya untuk meminta ijin dulu ke pengelola. Penulis sendiri perjalanan dihentikan hingga curug 5 dan mencoba untuk berpuas diri sambil melihat pemandangan sekitar yang pada saat itu dalam kondisi berkabut sehabis turun hujan.

Jadi, kapan lagi kita kunjungi objek wisata di sekitar kita. Tidak perlu mahal, kenali dan cintai objek sekitar kita.

Thursday, May 2, 2013

JOICE ERNA DAN JOHAN SAIMIMA DALAM " DENDAM JUMAT KLIWON "

Dendam Jumat Kliwon


JUDUL FILM                        : DENDAM JUMAT KLIWON

SUTRADARA                       : L SUDJIO

CERITA                                  : WISJNU MAOURADHY, TEGUH WALUYO SWD

SKENARIO                           : WISJNU MAOURADHY, TEGUH WALUYO SWD

PRODUSER                          :  TIEN ALI

TAHUN PRODUKSI           : 1987

PRODUKSI                           : PT CANCER MAS FILM

JENIS                                     : FILM HOROR

PEMAIN                              : JOICE ERNA, JOHAN SAIMIMA, PONG HARYATMO, ARTHUR TOBING, LUCY SUBARDJO, SYAMSURI KAEMPUAN, ANGEL, H DJAUHARI EFFENDY, RONALD KANSIL, JAMAL JENTAK, BZ KADARJONO,

SINOPSIS :

Rumah sepasang suami istri (Arthur Tobing dan Joice Erna) di rampok oleh Dua orang pemuda. Bahkan istrinya setelah dirampok di perkosa lalu di bunuh. Salah seorang adalah suami(Johan Saimima) dari Samirah.  Sepasang suami istri tersebut akhirnya menjadi arwah penasaran dan menjadi hantu yang mengganggu keluarga perampok tersebut.

Terlebih dahulu hantu tersebut membunuh Ayah Samirah, yang merupakan mertua dari perampok tersebut. Kematiannya tidak wajar. Sebelum kematiannya Mila anak dari pasangan Samirah sering berbincang-bincang dengan arwah gentayangan tersebut.  Bahkan setelah mati ayah Samirah dirasuki oleh arwah gentayangan dan mengamuk. Ia berkelahi dengan Indra (Pong Harjatmo).

Indra menyukai sepupu Samirah bernama Lela. Malam itu selepas mengantarkan lela, Indrapun pulang. Namun ditengah jalan ia disusul oleh Lela kembali dan gak mau pulang dengan beralasan sedang berantem dengan Burhan. Maka Lela mengajak Indra jalan-jalan, tanpa disadari oleh Indra ia dibawa ke kuburan. Ketika tersadar Indra sudah dikuburan dan banyak kalajengking dipunggungnya. Maka iapun lari.

Teror belum puas sampai disini, setelah orangtua Samirah di bunuh, kematian berikutnya adalah dua orang perampok yang merupakan otak dari biang bencana yang di hadapi oleh sepasang suami istri tersebut. Setelah kematian tersebut, terror berikutnya pada keluarga yang lain. Namun berkat bantuan seorang pintar, akhirnya mereka dapat terselamatkan. Dan arwah gentayangan tersebut pun kembali ke alamnya.

Wednesday, April 24, 2013

NONTON BARENG FILM SAUR SEPUH BERSAMA PEMERAN BRAMA, LASMINI DAN BENTAR

Saur Sepuh 3 Kembang Gunung Lawu

Saur Sepuh.  Mendengar kata tersebut kita akan di bawa ke ingatan di era 80an dimana Sandiwara Radio masih merajai dan menjadi satu-satunya hiburan rakyat yang murah.  Saur Sepuh merupakan salah satu Sandiwara Radio karya Niki Kosasih yang booming di era 80an. Dengan setting kehancuran kerajaan Majapahit dan berdirinya kerajaan sahabat bernama Kerajaan Madangkara.   Kehadiran Sandiwara Radio Saur Sepuh mampu menyedot jutaan pendengar di pelosok tanah air.
Melalui kisah-kisah yang dibuat, pendengar akan di bawa untuk berkelana kedalam alam imajinasi masing-masing. Imaginasi tentang penggambaran sosok Brama Kumbara sebagai tokoh sentral dalam Saur Sepuh, juga Mantili yang memiliki julukan si pedang Setan dan pedang perak, penonton akan berimajinasi sesukanya, bagaimana sosok Brama apakah tinggi, besar, berkumis atau berotot. Sosok yang bijaksana sebagai panutan. Atau mau menggambarkan Mantili Si pedang Setan? Seperti apakah dia? Perempuan adik Brama Kumbara yang kadang-kadang lebih mengandalkan emosi. Atau  barangkali mau menggaambarkan Lasmini? Perempuan binal penggoda lelaki tampan? Lasmini adalah musuh bebuyutan Mantili dalam serial sandiwara radio Saur Sepuh. Semua imaji nasi boleh jadi setiap orang berbeda satu dengan yang lain.

Pemeran danSutradara Saur Sepuh

Cak Roes sedang menanyakan sesuatu

Suksesnya saur sepuh sebagai Serial Sandiwara Radio yang di putar di stasiun-stasiun radio di pelosok tanah air pun akhirnya di angkat ke layar lebar . Tahun 1988 dibuatlah film Saur Sepuh yang dilatarbelakangi oleh Sandiwara Radio. Melalui sebuah visualisasi dalam Film, maka penonton sudah tentu akan membandingkan benarkah sosok yang ia gambarkan selama ini dalam imajinasinya sesuai dengan yang di visualisasikan dalam film? Benarkah Brama Kumbara raja Madangkara sosoknya yang bijaksana, baik, memiliki ilmu tinggi sudah sesuai dengan gambaran ketika masih mendengarkan sandiwara radio? Terlepas dari gambaran masing-masing penonton, Saur Sepuh yang diangkat ke layar lebar hingga 5 film merupakan sebuah kesuksesan besar.  Melalui garapan Imam Tantowi sebagai sutradara , dengan dibintangi oleh Fendy Pradana sebagai Brama Kumbara, Elly Ermawati sebagai Mantili, Murtisaridewi Sebagai Lasmini dan Candy Satrio sebagai Raden Bentar saur sepuh memberikan warna yang berbeda dari film-film silat yang sebelumnya ada dengan bintang-bintang sekelas Barry Prima.
All Crew

Fendy Pradana sebelumnya bukanlah pemain film laga . Berperan sebagai Brama Kumbara  sosoknya yang tinggi dan besar terasa pas dengan imaginasi yang selama ini di dengar hanya di Sandiwara Radio. Sosoknya mewakili penggambaran bagaimana Brama Kumbara yang selama ini banyak orang imaginasikan. Sedangkan Elly Ermawati yang juga merupakan pengisi suara asli dalam serial Sandiwara Radio dengan tokoh yang sama yaitu sebagai Mantili boleh dibilang sosoknya mampu  mewakili imaginasi para penggemar Sandiwara Radio. Sosok yang tak kalah pentingnya dalam Saur Sepuh adalah Lasmini yang di perankan oleh Murtisaridewi. Lasmini adalah sosok wanita yang centil, manja, binal dan suka menggoda lelaki terasa sangat pas ketika di bawakan oleh Murtisaridewi. Meski menurut penuturan Imam Tantowi sebagai sutradara, pada awalnya beliau merasa terkecoh dengan Murtisaridewi karena saat datang casting ia terlihat seperti sosok tante-tante yang dirasakan pas untuk tokoh Lasmini, namun setelah di teluusuri Murtisaridewi baru duduk di kelas I SMA. Sunggu suatu gambaran yang luar biasa.
Laris di Sandiwara Radio, Saur Sepuh laris pula di layar kaca, terbukti menurut data Perfin  Saur Sepuh I Satria Madangkara (1988) sebagai film terlaris I di Jakarta dengan perolehan penonton 575.480, Saur Sepuh II Pesanggrahan Keramat(1989) juga menjadi film terlaris I di Jakarta menurut data Perfin dengan perolehan penonton 583.604 dan Saur Sepuh 3 Kembang Gunung Lawu(1990) merupakan film terlaris I dengan perolehan penonton 611.073. Tentu saja prestasi ini patut dibanggakan.

Candy Satrio si Raden Bentar

Meski Saur Sepuh sudah lama di produksi dan barangkali hanya tinggal mengenangnya, namun penggemar saur sepuh di pelosok tanah air masih banyak terutama penggemar film-film saur Sepuh. Apalagi ditambah bioskop tanah air yang saat ini sudah tidak bersahabat lagi dengan film-film silat menjadikan Saur Sepuh sebagai sebuah film  yang masih banyak di buru oleh penggemarnya.  Dengan berbekal kepingan CD Saur Sepuh maka penggemarpun mampu dibawa ke masa silam, masa dimana kejayaan film Indonesia terutama saur sepuh mampu menyedot penonton untuk menonton film di bioskop dengan genre Silat. Silat adalah kebudayaan Indonesia yang patut kita banggakan dan kita lestarikan, seperti juga halnya dengan film Indonesia yang patut untuk terus di lestarikan.

Kalau dalam sandiwara radio ada Bentar Palsu, maka disini muncul Lasmini Palsu yang merayu Raden Bentar. 


Adalah Komunitas Pecinta Film Indonesia Jadul atau KPFIJ yang berhasil menyatukan kembali pemain Saur Sepuh melalui acara Nonton bareng yang kerap di gelar. Ada hal yang unik kali ini karena acara nonton bareng dengan tema Nobar Saur Sepuh 3 Kembang Gunung Lawu bertempat di sebuah kafe di bilangan Jakarta Selatan yang di helat 16 April 2013 mampu menyatukan kembali pemain-pemain Saur Sepuh yang sudah lebih dari 20 tahun yang lalu di putar di bioskop.  Pagelaran nonton bareng kali ini di hadiri oleh bintang-bintang film saur sepuh seperti Fendy Pradana (Brama Kumbara), Murtisaridewi (Lasmini), Candy Satrio (Raden Bentar) dan tak kalah pentingnya adalah kehadiran Imam Tantowi sebagai sutradara film tersebut. Selain kehadiran empat orang yang terlibat film tersebut juga nonton bareng kali ini di hadiri oleh Harry Sabar, penata music dalam saur sepuh I Satria Madangkara.
Bersama Brama Kumbara, Bibi Lasmini dan Raden Bentar

Kehadiran para pemain saur sepuh dalam nobar kali ini sangat di tunggu –tunggu oleh para penggemar saur sepuh yang ingin mengenal lebih dekat para pemain film yang dahulu di sanjungnya dan hanya dapati dilihat di layar lebar. Menjadi momen penting bagi penggemar untuk dapat berinteraksi dengan mereka.  Dalam sesi bincang-bincang maka dengan puas para penonton dapat melontarkan pertanyaan . Fendy Pradana selepas bermain film layar lebar akhirnya berbagi cerita kalau sebenarnya Fendy juga masih aktif baik di sinetron maupun di film. Kabar terakhir Fendy bermain dalam sebuah film anak-anak yang akan tayang pada bulan Juli mendatang.

Murtisaridewi menjadi satu-satunya sosok yang paling ayu diantara yang lain karena rivalnya Mantili tidak hadir dalam nobar kali ini setelah dari pihak panitia berusaha mengundangnya namun tidak mendapat tanggapan.  Murtisaridewi saat ini berdomisili di Solo mengikuti suaminya Didik Riyadi, sehingga kesempatan nobar Saur sepuh ini dirasa sangat berharga bagi para penonton khususnya anggota Komunitas Pecinta Film Indonesia Jadul karena mbak Murti mau meluangkan waktunya untuk datang menghadiri acara ini. Kegiatan Murtisaridewi saat ini disibukkan oleh aktivitasnya untuk mempersiapkan diri terjun kedunia politik dengan menjadi caleg dari sebuah partai politik untuk daerah pemilihan di wilayahnya Solo. Murtisaridewi berjanji kelak kalau terpilih menjadi anggota legislatif akan memperjuangkan budaya dan kesenian asli Indonesia.
Candy Satrio mungkin diantara dua pemain tersebut saat ini yang paling eksis karena wajahnya masih terlihat di layar kaca. Dalam film Saur Sepuh Candy Satrio  berperan sebagai Raden Bentar, sosok muda anak dari Brama kumbara yang jatuh cinta dengan Lasmini , namun ditentang oleh banyak pihak. Ditemani oleh sang istri tercinta Tya Subiakto, Candy hadir dan turut berbagi cerita. Dan yang unik adalah ketika istrinya Tya Subiakto baru mengetahui kalau suaminya pernah main film silat justru saat nobar ini, jadi selama ini ia tidak mengetahui kalau suaminya adalah bintang film silat juga.

Kehadiran bintang-bintang saur sepuh rasanya tidak lengkap kalau belum ada cerita dari sang sutradara Imam Tantowi. Imam Tantowi lebih banyak menjawab pertanyaan-pertanyaan penonton tentang film-film yang digarapnya. Beliu juga menceritakan pengalaman menggarap Saur Sepuh I yang membutuhkan 1000 ekor kuda. Dan kuda-kuda tersebut tidak dapat di hadirkan dari pulau jawa saja namun harus dihadirkan dari luar pulau, dengan sewa kuda perhari Rp. 60rb untuk ukuran saat itu. Imam Tantowi juga menjawab pertanyaan penonton yang menginginkan untuk memproduksi kembali film-film layar lebar dengan konsep silat atau laga, namun dengan begitu arifnya beliau mengatakan kalau ia menginginkan yang lebih muda yang harusnya menggarap film-film silat dengan di padukan teknologi yang ada saat ini sehingga hasilnya akan lebih bagus dibandingkan dengan jamannya.  Harry Sabar juga menjadi salah satu yang turut berbagi cerita tentang ilustrasi sebuah music di film.

Kehadiran para pemain dalam nobar Saur sepuh 3 episode Kembang Gunung Lawu menjadikan tontonannya menjadi bernyawa dan menjadi sebuah reuni Saur Sepuh yang langka, yang sangat sulit terjadi kembali. Semoga dengan hadirnya reuni saur sepuh ini dapat mengingatkan kembali akan kejayaan film Indonesia di negerinya sendiri .

Bersama Pak Imam Tantowi dan Bung Harry Sabar

Foto Bersama

Suasana nobar


3 Dara (eh tiga bukan bujang)

Hello

Fendy Pradana


Wednesday, April 10, 2013

DICKY ZULKARNAEN DALAM FILM " KRAKATAU "

Krakatau


JUDUL FILM                        : KRAKATAU

SUT. RADARA                    : SANDY SUWARDI HASAN

CERITA                                  : GANES TH

SKENARIO                           : GANES TH

TAHUN PRODUKSI           : 1977

PRODUKSI                           : PT TATY & SONS FILM

JENIS                                     : FILM LAGA

PEMAIN                              : DICKY ZULKARNAIN, TUTY KIRANA, WD MOCHTAR, DEBBY CHINTYA DEWI, A DARMAWAN, TONY HIDAYAT, MUNI CADER

SINOPSIS :

Wiraganda (Dicky Zulkarnaen) diutus oleh gurunya di perguruan Krakatau untuk mencari muridnya yang telah murtad bernama Bodin(WD Mochtar) yang telah bertahun-tahun meninggalkan perguruan. Wiraganda di suruh mencarinya ke daerah Tanjung Kait. Untuk menyamarkan siapa Wiraganda agar Bodin mau muncul saat di cari oleh orang-orang Krakatau, maka Wiraganda diganti namanya menjadi Somad. Selama bertahun-tahun perguruan Krakatau mengutus muridnya untuk mencari Bodin, namun ia tidak pernah muncul.

Maka pergilah Somad ke tempat yang di tunjuk oleh gurunya. Sesampai di tempat tujuan, Somad sudah di hadang oleh para jagoan tuan tanah karena Somad memecahkan kendi yang di bawa oleh anak penghulu (Tuti Kirana). Bahkan kedatangan Somad ke tempat tersebut dilarang untuk mendatangi mesjid oleh Penghulu, karena selama ini dilarang oleh Tirtaganda (A Darmawan) setelah kematian murid perguruan Krakatau di mesjid tersebut. Namun somad member pengertian pada Penghulu. Kedatangan Somad langsung mendapat tuduhan dari Tirtaganda atas tuduhan mencuri jam emas berantai miliknya. Namun Somad mengelaknya. Untuk membuktikannya Somad berhasil menangkap pencuri yang sesungguhnya dan diserahkan pada Tirtaganda. Pencuri tersebut beralasan telah jatuh dari pohon sehingga dapat di tangkap oleh Somad, namun ayah Tirta, Bodin (WD Mochtar) yang selalu bersembunyi mengenali pukulan yang ada di tubuh Gobang si pencuri adalah pukulan dari orang-orang Krakatau.

Berita keberhasilan Somad menangkap Gobang sampai juga ke telinga Surya(Muni Cader) yang juga saudara dari Tirtaganda namun hidup terpisah darinya. Surya sebenarnya adalah pewaris sah anak tuan tanah sebelum akhirnya di geser oleh Tirtaganda yang sebenarnya tidak berhak. Hal ini diketahui dari kapte laut (Tony Hidayat). Namun atas kesewenang-wenangan Tirtaganda, maka Surya tersingkir dan hidup terpisah dengan Istrinya Inah (Debby Chintya Dewi). Surya akhirnya berkenalan dengan Somad dan mengajaknya untuk tinggal dirumahnya. Namun hal ini selalu diawasi oleh anak buah Tirta.

*****

Sepak terjang Somad tidak disukai oleh Tirta sehingga dengan menggunakan caranya ia menghasut Surya namun tidak berhasil. Justru Inah, istri Surya yang telah membocorkan rahasia Somad pada Tirta, Surya merasa sebagai Sahabat Somad membelanya, namun malang, ia harus tewas di tangan Tirta. Tirta menggunakan caranya untuk memancing Somad keluar, maka terjadilah pertarungan. Tirta mengeluarkan tembakan dan mengenai anak buahnya dan Bodin yang pura-pura mati dan ditolong Somad. Namun ketika somad pergi, Bodin bangun . Saat bersamaan meletuslah gunung Krakatau. Masyarakat berlarian menyelamatkan diri, sementara itu Siti(Tuti Kirana) anak penghulu di tangkap oleh Tirta. Mereka pun mengejar Tirta untuk membebaskan Siti.Belakangan diketahui kalau penghulu adalah salah seorang murid dari Krakatau juga. Maka bersama Somad ia ingin membereskan semuanya. Diketahui juga bahwa orang yang dicari Somad sebenarnya adalah Suganda, namun tidak diketahui siapa Suganda dan yang mana.

Melihat keadaan Tirta yang terdesak akhirnya Suganda alias Bodin pun menampakkan diri. Pertarungan pun tidak terelakkan, namun Suganda melarang Somad untuk melawannya karena ia mengaku kalau Suganda adalah ayahnya. Untuk meyakinkan Somad yang bernama asli Wiraganda, Suganda gamenceritakan semuanya, termasuk siapa Tirta sebenarnya.Tirta akhirnya terbunuh oleh Somad. Tirta sebenarnya adalah anak dari Tuan tanah sebelumnya dari istri Suganda yang sekarang. Sedangkan Suganda  akhirnya takluk dengan guru Somad setelah berkelahi dan mau diajak ke perguruan Krakatau.