Thursday, July 3, 2008

Bulutangkis ; Meraih Asa di Olimpiade Beijing 2008


Perhelatan besar Olimpiade yang ke 29 tahun akan segera berlangsung di Beijing China. Pesta olahraga terakbar di dunia yang telah memasuki ke 29 tahun ini akan berlangsung sejak 08 Agustus 2008 sampai dengan 24 Agustus 2008 di Beijing China. Cabang-cabang yang telah berhasil meloloskan wakilnya di kualifikasi olimpiade akan segera mengirimkan atletnya termasuk salah satunya adalah cabang olahraga bulutangkis.
Cabang olahraga bulutangkis mengirimkan sebelas wakilnya untuk 5 nomor yang akan dipertandingkan.

Dari situs BWF yang dilansir 30 Juni peserta yang telah masuk kualifikasi dari Indonesia sebanyak 11 orang. Kesebelas orang tersebut terdiri dari :

1. Tunggal Putri Maria Kristin Yulianti (24)
2. Tunggal Putra : Taufik Hidayat (7) dan Sony Dwi Kuncoro (6)
3. Ganda Putra : Markis Kido /Hendra Setiawan (1) dan Luluk/Alvent (7)
4. Ganda Putri : Vita Marissa/Lilyana Natsir (9)
5. Ganda Campuran : Nova Widianto/Lilyana Natsir (1) dan Flandy Limpele/Vita Marissa (3)

peringkat tersebut didasarkan peringkat yang dikeluarkan per 1 Mei 2008 oleh BWF.

Dari kelima nomor akankah tradisi emas olimpiade akan berhasil di raih dari cabang bulutangkis? Dengan persiapan dan kerja keras seharusnya bisa, meski kadang-kadang dilapangan itu hasilnya bisa berubah. Peringkat saja tidak jaminan. Dari kelima nomor semua mempunyai peluang, hanya faktor keberuntungan saja yang akan bicara.

Mereview hasil Emas Olimpiade sejak pertama kali di peroleh berikut hasilnya.

1. Olimpiade Barcelona 1992 diraih oleh pasangan Susi Susanti dan Alan Budi Kusuma

2. Olimpiade Atlanta 1996 diraih Ganda Putra Ricky A Subagja/Rexy Mainaki

3. Olimpiade Sidney 2000 diraih Ganda Putra Candra Wijaya/Tony Gunawan

4. Olimpiade Athena 2004 diraih tunggal putra Taufik Hidayat.

siapa yang akan mengikuti jejak berikutnya? Justru saya berharap akan ada kejutan dari sektor tunggal dan ganda putri. Akan tetapi apapun hasilnya, tradisi emas bulutangkis adalah harga mati yang memang harus di persembahkan untuk Indonesia tercinta.

TV dan Olimpiade

Meski perhelatan akbar akan tetapi sampai saat ini belum ada tanda-tanda tv nasional yang mau menayangkan perhelatan tersebut. Mahalnya hak siar yang mencapai 13,5 milyar adalah salah satu alasan yang menyebabkan terancamnya siaran olimpiade. Sejak tahun 2000 praktis pecinta bulutangkis Indonesia tidak bisa menangis haru menyaksikan pahlawan bulutangkis via siaran televisi. Tahun 2004 final Taufik hidayat yang meraih emas tidak disiarin di TV lokal, sungguh sangat disayangkan, karena kita tidak lagi bisa menyaksikan kemenangan dan menangis haru seperti tahun 1996 Ricky/Rexy yang berhasil meraih emas dan tahun 2000 Chandra/Tony yang menerima tongkat estafet tradisi emas olimpiade. Serentak para pecinta bulutangkis tanah air terharu gembira menangis menyaksikan pahlawan bulutangkisnya meraih emas sekaligus membuktikan bahwa Indonesia masih perkasa. Disamping juga Trikus/Minarti yang meraih perak saat melawan ganda campuran tak terkalahkan dari Korea Kim Dong Moon/Ra Kyung Min.

Akankah tahun ini kita bisa menangis haru menyaksikan kemenangan dan lagu Indonesia Raya berkumandang lagi? Akankah tangisan haru itu akan hadir lagi setelah sekian lama bulutangkis Indonesia terpuruk......?

1 comment:

  1. bulu tangkis selalu mendapat tempat khusus bagi warga Indinesia. selain karena bulutangkis selalu mengharumkan negeri ini, juga karena bulutangkis sangat mengakar bagi kehidupan bangsa indonesia. saya sangat berharap Bulutangkis indonesia dapa mengulang kejayaannya di masa lampau.
    mengingat sat itu, indonesia sangat ditakuti sebagai rajanya bulutangkis, maka seharusnya bangsa ini mengembalikan argumen itu ke dalam posisi kenyaataan. olimpiade Athena 2004 membawa indonesia menjadi negara yang diperhitungkan dalam olimpiade athena, dan untuk tahun ini, bulutangkis akan memberikan satu medali emas bagi indonesia.

    ReplyDelete