Thursday, May 2, 2013

JOICE ERNA DAN JOHAN SAIMIMA DALAM " DENDAM JUMAT KLIWON "

Dendam Jumat Kliwon


JUDUL FILM                        : DENDAM JUMAT KLIWON

SUTRADARA                       : L SUDJIO

CERITA                                  : WISJNU MAOURADHY, TEGUH WALUYO SWD

SKENARIO                           : WISJNU MAOURADHY, TEGUH WALUYO SWD

PRODUSER                          :  TIEN ALI

TAHUN PRODUKSI           : 1987

PRODUKSI                           : PT CANCER MAS FILM

JENIS                                     : FILM HOROR

PEMAIN                              : JOICE ERNA, JOHAN SAIMIMA, PONG HARYATMO, ARTHUR TOBING, LUCY SUBARDJO, SYAMSURI KAEMPUAN, ANGEL, H DJAUHARI EFFENDY, RONALD KANSIL, JAMAL JENTAK, BZ KADARJONO,

SINOPSIS :

Rumah sepasang suami istri (Arthur Tobing dan Joice Erna) di rampok oleh Dua orang pemuda. Bahkan istrinya setelah dirampok di perkosa lalu di bunuh. Salah seorang adalah suami(Johan Saimima) dari Samirah.  Sepasang suami istri tersebut akhirnya menjadi arwah penasaran dan menjadi hantu yang mengganggu keluarga perampok tersebut.

Terlebih dahulu hantu tersebut membunuh Ayah Samirah, yang merupakan mertua dari perampok tersebut. Kematiannya tidak wajar. Sebelum kematiannya Mila anak dari pasangan Samirah sering berbincang-bincang dengan arwah gentayangan tersebut.  Bahkan setelah mati ayah Samirah dirasuki oleh arwah gentayangan dan mengamuk. Ia berkelahi dengan Indra (Pong Harjatmo).

Indra menyukai sepupu Samirah bernama Lela. Malam itu selepas mengantarkan lela, Indrapun pulang. Namun ditengah jalan ia disusul oleh Lela kembali dan gak mau pulang dengan beralasan sedang berantem dengan Burhan. Maka Lela mengajak Indra jalan-jalan, tanpa disadari oleh Indra ia dibawa ke kuburan. Ketika tersadar Indra sudah dikuburan dan banyak kalajengking dipunggungnya. Maka iapun lari.

Teror belum puas sampai disini, setelah orangtua Samirah di bunuh, kematian berikutnya adalah dua orang perampok yang merupakan otak dari biang bencana yang di hadapi oleh sepasang suami istri tersebut. Setelah kematian tersebut, terror berikutnya pada keluarga yang lain. Namun berkat bantuan seorang pintar, akhirnya mereka dapat terselamatkan. Dan arwah gentayangan tersebut pun kembali ke alamnya.

Wednesday, April 24, 2013

NONTON BARENG FILM SAUR SEPUH BERSAMA PEMERAN BRAMA, LASMINI DAN BENTAR

Saur Sepuh 3 Kembang Gunung Lawu

Saur Sepuh.  Mendengar kata tersebut kita akan di bawa ke ingatan di era 80an dimana Sandiwara Radio masih merajai dan menjadi satu-satunya hiburan rakyat yang murah.  Saur Sepuh merupakan salah satu Sandiwara Radio karya Niki Kosasih yang booming di era 80an. Dengan setting kehancuran kerajaan Majapahit dan berdirinya kerajaan sahabat bernama Kerajaan Madangkara.   Kehadiran Sandiwara Radio Saur Sepuh mampu menyedot jutaan pendengar di pelosok tanah air.
Melalui kisah-kisah yang dibuat, pendengar akan di bawa untuk berkelana kedalam alam imajinasi masing-masing. Imaginasi tentang penggambaran sosok Brama Kumbara sebagai tokoh sentral dalam Saur Sepuh, juga Mantili yang memiliki julukan si pedang Setan dan pedang perak, penonton akan berimajinasi sesukanya, bagaimana sosok Brama apakah tinggi, besar, berkumis atau berotot. Sosok yang bijaksana sebagai panutan. Atau mau menggambarkan Mantili Si pedang Setan? Seperti apakah dia? Perempuan adik Brama Kumbara yang kadang-kadang lebih mengandalkan emosi. Atau  barangkali mau menggaambarkan Lasmini? Perempuan binal penggoda lelaki tampan? Lasmini adalah musuh bebuyutan Mantili dalam serial sandiwara radio Saur Sepuh. Semua imaji nasi boleh jadi setiap orang berbeda satu dengan yang lain.

Pemeran danSutradara Saur Sepuh

Cak Roes sedang menanyakan sesuatu

Suksesnya saur sepuh sebagai Serial Sandiwara Radio yang di putar di stasiun-stasiun radio di pelosok tanah air pun akhirnya di angkat ke layar lebar . Tahun 1988 dibuatlah film Saur Sepuh yang dilatarbelakangi oleh Sandiwara Radio. Melalui sebuah visualisasi dalam Film, maka penonton sudah tentu akan membandingkan benarkah sosok yang ia gambarkan selama ini dalam imajinasinya sesuai dengan yang di visualisasikan dalam film? Benarkah Brama Kumbara raja Madangkara sosoknya yang bijaksana, baik, memiliki ilmu tinggi sudah sesuai dengan gambaran ketika masih mendengarkan sandiwara radio? Terlepas dari gambaran masing-masing penonton, Saur Sepuh yang diangkat ke layar lebar hingga 5 film merupakan sebuah kesuksesan besar.  Melalui garapan Imam Tantowi sebagai sutradara , dengan dibintangi oleh Fendy Pradana sebagai Brama Kumbara, Elly Ermawati sebagai Mantili, Murtisaridewi Sebagai Lasmini dan Candy Satrio sebagai Raden Bentar saur sepuh memberikan warna yang berbeda dari film-film silat yang sebelumnya ada dengan bintang-bintang sekelas Barry Prima.
All Crew

Fendy Pradana sebelumnya bukanlah pemain film laga . Berperan sebagai Brama Kumbara  sosoknya yang tinggi dan besar terasa pas dengan imaginasi yang selama ini di dengar hanya di Sandiwara Radio. Sosoknya mewakili penggambaran bagaimana Brama Kumbara yang selama ini banyak orang imaginasikan. Sedangkan Elly Ermawati yang juga merupakan pengisi suara asli dalam serial Sandiwara Radio dengan tokoh yang sama yaitu sebagai Mantili boleh dibilang sosoknya mampu  mewakili imaginasi para penggemar Sandiwara Radio. Sosok yang tak kalah pentingnya dalam Saur Sepuh adalah Lasmini yang di perankan oleh Murtisaridewi. Lasmini adalah sosok wanita yang centil, manja, binal dan suka menggoda lelaki terasa sangat pas ketika di bawakan oleh Murtisaridewi. Meski menurut penuturan Imam Tantowi sebagai sutradara, pada awalnya beliau merasa terkecoh dengan Murtisaridewi karena saat datang casting ia terlihat seperti sosok tante-tante yang dirasakan pas untuk tokoh Lasmini, namun setelah di teluusuri Murtisaridewi baru duduk di kelas I SMA. Sunggu suatu gambaran yang luar biasa.
Laris di Sandiwara Radio, Saur Sepuh laris pula di layar kaca, terbukti menurut data Perfin  Saur Sepuh I Satria Madangkara (1988) sebagai film terlaris I di Jakarta dengan perolehan penonton 575.480, Saur Sepuh II Pesanggrahan Keramat(1989) juga menjadi film terlaris I di Jakarta menurut data Perfin dengan perolehan penonton 583.604 dan Saur Sepuh 3 Kembang Gunung Lawu(1990) merupakan film terlaris I dengan perolehan penonton 611.073. Tentu saja prestasi ini patut dibanggakan.

Candy Satrio si Raden Bentar

Meski Saur Sepuh sudah lama di produksi dan barangkali hanya tinggal mengenangnya, namun penggemar saur sepuh di pelosok tanah air masih banyak terutama penggemar film-film saur Sepuh. Apalagi ditambah bioskop tanah air yang saat ini sudah tidak bersahabat lagi dengan film-film silat menjadikan Saur Sepuh sebagai sebuah film  yang masih banyak di buru oleh penggemarnya.  Dengan berbekal kepingan CD Saur Sepuh maka penggemarpun mampu dibawa ke masa silam, masa dimana kejayaan film Indonesia terutama saur sepuh mampu menyedot penonton untuk menonton film di bioskop dengan genre Silat. Silat adalah kebudayaan Indonesia yang patut kita banggakan dan kita lestarikan, seperti juga halnya dengan film Indonesia yang patut untuk terus di lestarikan.

Kalau dalam sandiwara radio ada Bentar Palsu, maka disini muncul Lasmini Palsu yang merayu Raden Bentar. 


Adalah Komunitas Pecinta Film Indonesia Jadul atau KPFIJ yang berhasil menyatukan kembali pemain Saur Sepuh melalui acara Nonton bareng yang kerap di gelar. Ada hal yang unik kali ini karena acara nonton bareng dengan tema Nobar Saur Sepuh 3 Kembang Gunung Lawu bertempat di sebuah kafe di bilangan Jakarta Selatan yang di helat 16 April 2013 mampu menyatukan kembali pemain-pemain Saur Sepuh yang sudah lebih dari 20 tahun yang lalu di putar di bioskop.  Pagelaran nonton bareng kali ini di hadiri oleh bintang-bintang film saur sepuh seperti Fendy Pradana (Brama Kumbara), Murtisaridewi (Lasmini), Candy Satrio (Raden Bentar) dan tak kalah pentingnya adalah kehadiran Imam Tantowi sebagai sutradara film tersebut. Selain kehadiran empat orang yang terlibat film tersebut juga nonton bareng kali ini di hadiri oleh Harry Sabar, penata music dalam saur sepuh I Satria Madangkara.
Bersama Brama Kumbara, Bibi Lasmini dan Raden Bentar

Kehadiran para pemain saur sepuh dalam nobar kali ini sangat di tunggu –tunggu oleh para penggemar saur sepuh yang ingin mengenal lebih dekat para pemain film yang dahulu di sanjungnya dan hanya dapati dilihat di layar lebar. Menjadi momen penting bagi penggemar untuk dapat berinteraksi dengan mereka.  Dalam sesi bincang-bincang maka dengan puas para penonton dapat melontarkan pertanyaan . Fendy Pradana selepas bermain film layar lebar akhirnya berbagi cerita kalau sebenarnya Fendy juga masih aktif baik di sinetron maupun di film. Kabar terakhir Fendy bermain dalam sebuah film anak-anak yang akan tayang pada bulan Juli mendatang.

Murtisaridewi menjadi satu-satunya sosok yang paling ayu diantara yang lain karena rivalnya Mantili tidak hadir dalam nobar kali ini setelah dari pihak panitia berusaha mengundangnya namun tidak mendapat tanggapan.  Murtisaridewi saat ini berdomisili di Solo mengikuti suaminya Didik Riyadi, sehingga kesempatan nobar Saur sepuh ini dirasa sangat berharga bagi para penonton khususnya anggota Komunitas Pecinta Film Indonesia Jadul karena mbak Murti mau meluangkan waktunya untuk datang menghadiri acara ini. Kegiatan Murtisaridewi saat ini disibukkan oleh aktivitasnya untuk mempersiapkan diri terjun kedunia politik dengan menjadi caleg dari sebuah partai politik untuk daerah pemilihan di wilayahnya Solo. Murtisaridewi berjanji kelak kalau terpilih menjadi anggota legislatif akan memperjuangkan budaya dan kesenian asli Indonesia.
Candy Satrio mungkin diantara dua pemain tersebut saat ini yang paling eksis karena wajahnya masih terlihat di layar kaca. Dalam film Saur Sepuh Candy Satrio  berperan sebagai Raden Bentar, sosok muda anak dari Brama kumbara yang jatuh cinta dengan Lasmini , namun ditentang oleh banyak pihak. Ditemani oleh sang istri tercinta Tya Subiakto, Candy hadir dan turut berbagi cerita. Dan yang unik adalah ketika istrinya Tya Subiakto baru mengetahui kalau suaminya pernah main film silat justru saat nobar ini, jadi selama ini ia tidak mengetahui kalau suaminya adalah bintang film silat juga.

Kehadiran bintang-bintang saur sepuh rasanya tidak lengkap kalau belum ada cerita dari sang sutradara Imam Tantowi. Imam Tantowi lebih banyak menjawab pertanyaan-pertanyaan penonton tentang film-film yang digarapnya. Beliu juga menceritakan pengalaman menggarap Saur Sepuh I yang membutuhkan 1000 ekor kuda. Dan kuda-kuda tersebut tidak dapat di hadirkan dari pulau jawa saja namun harus dihadirkan dari luar pulau, dengan sewa kuda perhari Rp. 60rb untuk ukuran saat itu. Imam Tantowi juga menjawab pertanyaan penonton yang menginginkan untuk memproduksi kembali film-film layar lebar dengan konsep silat atau laga, namun dengan begitu arifnya beliau mengatakan kalau ia menginginkan yang lebih muda yang harusnya menggarap film-film silat dengan di padukan teknologi yang ada saat ini sehingga hasilnya akan lebih bagus dibandingkan dengan jamannya.  Harry Sabar juga menjadi salah satu yang turut berbagi cerita tentang ilustrasi sebuah music di film.

Kehadiran para pemain dalam nobar Saur sepuh 3 episode Kembang Gunung Lawu menjadikan tontonannya menjadi bernyawa dan menjadi sebuah reuni Saur Sepuh yang langka, yang sangat sulit terjadi kembali. Semoga dengan hadirnya reuni saur sepuh ini dapat mengingatkan kembali akan kejayaan film Indonesia di negerinya sendiri .

Bersama Pak Imam Tantowi dan Bung Harry Sabar

Foto Bersama

Suasana nobar


3 Dara (eh tiga bukan bujang)

Hello

Fendy Pradana


Wednesday, April 10, 2013

DICKY ZULKARNAEN DALAM FILM " KRAKATAU "

Krakatau


JUDUL FILM                        : KRAKATAU

SUT. RADARA                    : SANDY SUWARDI HASAN

CERITA                                  : GANES TH

SKENARIO                           : GANES TH

TAHUN PRODUKSI           : 1977

PRODUKSI                           : PT TATY & SONS FILM

JENIS                                     : FILM LAGA

PEMAIN                              : DICKY ZULKARNAIN, TUTY KIRANA, WD MOCHTAR, DEBBY CHINTYA DEWI, A DARMAWAN, TONY HIDAYAT, MUNI CADER

SINOPSIS :

Wiraganda (Dicky Zulkarnaen) diutus oleh gurunya di perguruan Krakatau untuk mencari muridnya yang telah murtad bernama Bodin(WD Mochtar) yang telah bertahun-tahun meninggalkan perguruan. Wiraganda di suruh mencarinya ke daerah Tanjung Kait. Untuk menyamarkan siapa Wiraganda agar Bodin mau muncul saat di cari oleh orang-orang Krakatau, maka Wiraganda diganti namanya menjadi Somad. Selama bertahun-tahun perguruan Krakatau mengutus muridnya untuk mencari Bodin, namun ia tidak pernah muncul.

Maka pergilah Somad ke tempat yang di tunjuk oleh gurunya. Sesampai di tempat tujuan, Somad sudah di hadang oleh para jagoan tuan tanah karena Somad memecahkan kendi yang di bawa oleh anak penghulu (Tuti Kirana). Bahkan kedatangan Somad ke tempat tersebut dilarang untuk mendatangi mesjid oleh Penghulu, karena selama ini dilarang oleh Tirtaganda (A Darmawan) setelah kematian murid perguruan Krakatau di mesjid tersebut. Namun somad member pengertian pada Penghulu. Kedatangan Somad langsung mendapat tuduhan dari Tirtaganda atas tuduhan mencuri jam emas berantai miliknya. Namun Somad mengelaknya. Untuk membuktikannya Somad berhasil menangkap pencuri yang sesungguhnya dan diserahkan pada Tirtaganda. Pencuri tersebut beralasan telah jatuh dari pohon sehingga dapat di tangkap oleh Somad, namun ayah Tirta, Bodin (WD Mochtar) yang selalu bersembunyi mengenali pukulan yang ada di tubuh Gobang si pencuri adalah pukulan dari orang-orang Krakatau.

Berita keberhasilan Somad menangkap Gobang sampai juga ke telinga Surya(Muni Cader) yang juga saudara dari Tirtaganda namun hidup terpisah darinya. Surya sebenarnya adalah pewaris sah anak tuan tanah sebelum akhirnya di geser oleh Tirtaganda yang sebenarnya tidak berhak. Hal ini diketahui dari kapte laut (Tony Hidayat). Namun atas kesewenang-wenangan Tirtaganda, maka Surya tersingkir dan hidup terpisah dengan Istrinya Inah (Debby Chintya Dewi). Surya akhirnya berkenalan dengan Somad dan mengajaknya untuk tinggal dirumahnya. Namun hal ini selalu diawasi oleh anak buah Tirta.

*****

Sepak terjang Somad tidak disukai oleh Tirta sehingga dengan menggunakan caranya ia menghasut Surya namun tidak berhasil. Justru Inah, istri Surya yang telah membocorkan rahasia Somad pada Tirta, Surya merasa sebagai Sahabat Somad membelanya, namun malang, ia harus tewas di tangan Tirta. Tirta menggunakan caranya untuk memancing Somad keluar, maka terjadilah pertarungan. Tirta mengeluarkan tembakan dan mengenai anak buahnya dan Bodin yang pura-pura mati dan ditolong Somad. Namun ketika somad pergi, Bodin bangun . Saat bersamaan meletuslah gunung Krakatau. Masyarakat berlarian menyelamatkan diri, sementara itu Siti(Tuti Kirana) anak penghulu di tangkap oleh Tirta. Mereka pun mengejar Tirta untuk membebaskan Siti.Belakangan diketahui kalau penghulu adalah salah seorang murid dari Krakatau juga. Maka bersama Somad ia ingin membereskan semuanya. Diketahui juga bahwa orang yang dicari Somad sebenarnya adalah Suganda, namun tidak diketahui siapa Suganda dan yang mana.

Melihat keadaan Tirta yang terdesak akhirnya Suganda alias Bodin pun menampakkan diri. Pertarungan pun tidak terelakkan, namun Suganda melarang Somad untuk melawannya karena ia mengaku kalau Suganda adalah ayahnya. Untuk meyakinkan Somad yang bernama asli Wiraganda, Suganda gamenceritakan semuanya, termasuk siapa Tirta sebenarnya.Tirta akhirnya terbunuh oleh Somad. Tirta sebenarnya adalah anak dari Tuan tanah sebelumnya dari istri Suganda yang sekarang. Sedangkan Suganda  akhirnya takluk dengan guru Somad setelah berkelahi dan mau diajak ke perguruan Krakatau.

Monday, April 8, 2013

NOBAR SAUR SEPUH EPISODE KEMBANG GUNUNG LAWU





KPFIJ Kembali menghadirkan Nonton Bareng film-film klasik Indonesia. Kali ini akan hadir nobar Film saur Sepuh 3, Kembang Gunung Lawu. Sebuah Film yang diangkat dari Serial sandiwara Radio kenamaan pada era 80an. Sebagai Apresiasi terhadap perfilman Indonesia, KPFIJ bekerjasama dengan Cafe Mahakam mempersembahkan Nobar Saur Sepuh 3.

Menghadirkan Murtisari Dewi sebagai Lasmini juga akan dihadiri oleh Candy Satrio sebagai Raden Bentar.

Catat harinya :

Selasa, 16 April 2013 jam 19.00 bertempat di Cafe Mahakam, Jl. Mahakam I Blok M Jakarta Selatan, (Seberang Hotel Grand Mahakam, deretan Aquarius Mahakam).

Jangan tunda, tunggu apa lagi.. ketemu artis idola.

Gratis......................!!! untuk konsumsi silahkan pesan dan bayar masing2......

untuk informasi dapat menghubungi email : kpfij@yahoo.co.id

Tuesday, March 26, 2013

FILM JADUL : GADIS FOTO MODEL



Gadis Foto Model

JUDUL FILM                        : GADIS FOTO MODEL

SUTRADARA                       : SUPRAPTO MARCUS

CERITA                                  : SUPRAPTO MARCUS, SJAMSUDIN

SUARA                                  : IBNU HASAN

PRODUSER                          : SJAMSUDIN

PRODUKSI                           :  PT.  SJAM STUDIO FILM PRODUCTION

TAHUN PRODUKSI           : 1989

JENIS                                     : FILM THRILLER

PEMAIN                               : CUT IRNA, ANNEKE LUTFIA PUTRI, ALFIAN, NIKE ASTRINA, KIKI AMALIA, CONNIE SUTEDJA , TIMBUL

SINOPSIS :

Susi (Cut Irna) adalah seorang model terkenal.  Suatu hari bersama teman-temannya satu geng, Nency (Nike Astrina) dan lain-lain atas undangan Budi (Alfian) orang yang selama ini dekat dengan Susi untuk menghadiri acara ulang tahun Lia (Anneke Lutfia Putri) yang baru tinggal di tempat kos tante Budi (Connie Sutedja). Lia adalah juara Top Model saat ini.

Kehadiran Lia ditengah-tengah mereka membuat iri Susi, apalagi Susi menuduh kalau Lia memiliki kedekatan dengan Budi. Dibakar Iri hati dan rasa cemburu, Susi merencanakan untuk member pelajaran pada Lia. Bersama teman-teman satu gengnya, Susi menjemput Lia setelah peragaan busana. Meski pada awalnya menolak namun setelah di paksa Lia mau menuruti keinginan Susi dan kawan-kawan untuk mengikuti mereka.  Sebelum masuk mobil terjadi keributan antara Susi dan Lia. Susi menuduh Lia memiliki hubungan dengan Budi meskipun Lia sudah menjelaskannya. Akhirnya terjadilah pengeroyokan terhadap Lia yang berujung dengan disiramnya muka Lia hingga rusak oleh Susi dengan air termos. Dalam kondisi tidak sadarkan diri Susi membuang tubuh Lia kedalam sungai dengan di bantu oleh teman-temannya.

*****

Pasca kejadian tersebut terror demi terror menghantui Susi. Dari telepon masuk hingga adanya rampok yang tiba-tiba hadir setelah menelepon.  Di tempat Lain Budi dibuat panic karena kehilangan Lia di rumah kostnya. Merasa bertanggungjawab Budi berusaha mencari keberadaan Lia melalui teman-temannya.  Titik terang pun akhirnya di dapat. Sebelum Lia hilang, Lia dijemput oleh teman-temannya perempuan.  Dan budi menduga kalau ini perbuatan Susi dan kawan-kawan karena dibakar cemburu.

Teror tidak hanya di hadapi oleh Susi, namun juga teman-teman susi yang lain. Bahkan suatu ketika Susi hampir diperkosa ditengah jalan ketika terjadi ban kemps, namun usahanya dapat digagalkan. Lia ditolong oleh pembantunya yang menyusulnya ke kota setelah susi mendatanginya ke kampong karena anaknya sakit.

Susi mulai stress dan pucat karena terror yang diterimanya. Akhirnya Susi pun mengetahui siapa yang berada di belakang terror selama ini. Adalah Lia yang ternyata masih hidup yang berusaha untuk membalas dendam pada Susi. Lia yang sudah rusak mukanya akibat perbuatan Susi menuntut balas atas perbuatan susi. Dengan menodongkan pisau kearah Susi, Lia berusaha mengejarnya. Namun naas bagi Susi, ia terjatuh dari lantai dua rumahnya dan akhirnya tewas. Lia pun akhirnya ditangkap.

***********

Gadis foto model merupakan sebuah film yang dibintangi oleh Cut Irna. Namun sayang sekali Cut Irna yang juga menelurkan beberapa album kini sudah tidak aktif lagi di dunia hiburan Indonesia. Film ini juga merupakan debut kedua bagi Nike Ardilla yang kala itu masih menggunakan nama Nike Astrina. Nike Astrina sebelumnya juga pernah bermain dalan film Kasmaran sebagai figuran bersama Ida Iasha.



Thursday, March 21, 2013

RIA IRAWAN & HERMAN FELANI DALAM FILM " KEMBANG KERTAS "



Kembang Kertas

JUDUL FILM                        : KEMBANG KERTAS

SUTRADARA                       : SLAMET RAHARDJO DJAROT

CERITA                                  : PUTU WIDJAYA

SKENARIO                           : PUTU WIDJAYA

MUSIK                                  : FRANKI RADEN

PRODUSER                          :  HARRIS LASMAN

TAHUN PRODUKSI           : 1984

PRODUKSI                           : PT NUSANTARA FILM

JENIS                                     : FILM DRAMA

PEMAIN                              : DEWI YULL, HERMAN FELANI, RIMA MELATI, LENI MARLINA, ZAINAL ABIDIN, RIA IRAWAN, LEROY OSMANI, LINA BUDIARTI, BANGUN SUGITO

SINOPSIS :

Kehidupan Rini (Dewi Yull) dan Ani (Ria Irawan) tiba-tiba berubah setelah ayahnya, Prabowo (Zainal Abidin) di tangkap dan di jebloskan ke penjara karena terlibat penyelewengan dana. Rini begitu syok menghadapinya dan menyalahkan mamanya Lestari (Rima Melati) yang dianggap sebagai biang kerok dari semuanya, karena mamanya tidak menerima keadaan ayahnya sehingga untuk menghidupi kebutuhan akhirnya harus korupsi. Meski Prabowo adalah orang jujur sekalipun.

Selepas ditangkapnya Prabowo, mereka harus pindah dari rumahnya yang bagus ke rumah susun yang sempit atas bantuan dari tante Wahyuni (Leni Marlina). Kehidupan yang berubah drastis membuat Rini yang paling stress menghadapinya di banding dengan Ani adiknya yang lebih santai menghadapi kenyataan. Sementara itu tante Wahyuni dengan caranya sendiri berusaha membebaskan Prabowo dari penjara. Wahyuni juga berhasil mengajari Rini dan Ani untuk lebih tegar.

Namun keadaan ini membuat mereka hidup dalam kepalsuan seperti kembang kertas, mereka berdandan dari make up yang di kasih tante Wahyuni. Bahkan untuk melampiaskan kekesalan mereka menjadi pemabuk dan juga menjadi pelacur.

*****



Usaha Wahyuni berhasil, Prabowo bebas, namun di balik semuanya, ternyata Wahyuni masih memendam cintanya pada Prabowo, sehingga setelah Probowo bebas wahyuni berhasil mempengaruhinya untuk usaha bersama dengan Prabowo dan merekapun akhirnya tinggal serumah.

Lambat laun keadaan ini diketahui oleh Rini yang tanpa sengaja memergoki ayahnya dan Wahyuni ketika sedang berduaan di kamar. Rini marah dan lari pulang kerumah. Ia menangis, sementara Lestari yang sebenarnya sudah tahu pun hanya bisa pasrah. Lestari bahkan melakukan percobaan bunuh diri, namun berhasil di pergoki oleh Rini. Rini berhasil menemukan surat-surat terakhir yang berhasil dibuat oleh lestari sebelum melakukan percobaan bunuh diri. Akhirnya Rini ditemani oleh Anton (Herman Felani) pemuda yang di kenalnya ketika ia menolongnya ketika Anton di keroyok mendatangi rumah Wahyuni dan meminta ayahnya untuk kembali atau kalau mau menikah, ayahnya harus menceraikan mamanya dulu. Terjadi adu mulut antara Rini dan Wahyuni, bahkan Rini mengancam akan membunuh Wahyuni. Namun wahyuni mengusir Rini agar pergi dari rumahnya.

Wahyuni memberikan pilihan pada Prabowo agar ia segera menceraikan istrinya karena inilah saat yang tepat namun Prabowo akhirnya memilih kembali pada keluarganya.  Namun Wahyuni pun akhirnya sadar meski ia mencintai Prabowo, namun  ia membantu keluarga tersebut untuk bersatu setelah keluarga tersebut berantakan. Wahyuni ikut membantu Lestari untuk mencari Rini yang menghilang. Rini akhirnya menjadi fotografer di Bali bersama Anton.  Keluarga inipun akhirnya bersatu setelah Prabowo menjalani sidang.

*********

Kembang Kertas adalah merupakan film terbaik FFI 1985. Dalam film ini juga menghadirkan tokoh wartawan (Bangun Sugito) yang selalu datang dan pergi. Datang ketika ada masalah, dan menghilang begitu saja ketika tidak ada masalah.

Friday, March 15, 2013

SUZANNA & DICKY SUPRAPTO DALAM FILM " NAPSU GILA "

napsu Gila


JUDUL FILM                        : NAPSU GILA

SUTRADARA                       : ALI SHAHAB

CERITA                                  : ALI SHAHAB

SKENARIO                           : ALI SHAHAB

TAHUN PRODUKSI           : 1973

PRODUKSI                           : PT TIDAR JAYA FILM

JENIS                                     : FILM HORROR

PEMAIN                              : SUZANNA, DICKY SUPRAPTO, TAN JENG BOK, NURNANINGSIH, HABIBAH, SYAMSUDIN SYAFEI, MENZANO, SOFIA AMANG, HUSIN LUBIS, BISSU

SINOPSIS :

Piah (Suzanna) terlihat kebingungan, dan bertanya setelah melihat pengumuman lowongan pekerjaan di sebuah panti. Maka setelah bertanya, Piah pun menuju sebuah panti jompo yang cukup terpencil dan diterima sebagai pengasuh di rumah tersebut. Dalam panti tersebut tinggal orang-orang jompo dengan berbagai karakter, dari Nurna seorang mantan bintang film, Kapten yang kerjanya selalu mengintip perempuan dan bermabuk-mabukan, juga ada perempuan tua yang selalu menjahit baju untuk calon cucunya karena tak percaya kalau cucunya sudah meninggal, serta seorang tua ahli purbakala yang memliki kebiasaan aneh yaitu tidur di peti mati.

Kedatangan Piah di rumah tersebut ternyata membawa petaka bagi penghuni rumah tersebut. Kematian demi kematian misterius terjadi di rumah tersebut. Adalah Nurna, mantan bintang film yang kecewa karena tidak pernah sukses film yang di bintangi yang menjadi korban pertama. Ia tewas tergantung setelah sebelumnya berdebat dengan Piah karena tanpa ijinnya, Nurna memakai baju dan perhiasan milik Piah. Nurna menuduh Piah telah mencurinya di stasiun kereta api. Namun kematian Nurna ternyata di ketahui oleh Kapten.  Akhirnya Piah menyuruh Baron (Ardi HS) salah seorang penghuni Panti untuk membunuh Kapten dan menguburkannya. Kematian Kapten meski di buat sewajar mungkin oleh Piah namun ternyata mampu di baca oleh Bissu ahli purbakala yang suka tidur di peti mati. Maka untuk menutupi perbuatannya langkah selanjutnya Piah adalah membunuh bisu di peti mati. Piah juga menyuruh Baron untuk membunuh tukang yang suka mengantar bahan makanan kerumah tersebut karena tanpa sengaja mengetahui mayat Kapten di gudang. Kematian demi kematian terus terjadi di rumah tersebut tanpa di ketahui oleh siapapun hingga datanglah seorang polisi (Dicky Suprapto) yang menyamar menjadi anak dari salah seorang penghuni rumah tersebut.

Maka penyelidikan pun di mulai, Piah merasa gerah.  Namun akhirnya di ketahui bahwa Piahlah dalang dari rentetan kejadian di rumah tersebut. Piah di ketahui lari dari rumah setelah ia membunuh ayah angkatnya (Hadisyam Tahax) karena ingin memperkosanya setelah Piah mengetahui kalau dirinya adalah anak pungut dan ingin di nikmati oleh ayah pungutnya. Setelah membunuh ayah angkatnya Piah pergi bekerja di rumah jompo tersebut dan menjadi pembunuh. Namun akhirnya Piah mati setelah peluru polisi menembus dadanya. Petualangan Piah pun berhenti.

Wednesday, March 13, 2013

TIARA JACQEULINEA DAN YURIKE PRASTICA DALAM FILM " LUKISAN BERLUMURDARAH "

Lukisan Berlumur Darah


JUDUL FILM                        : LUKISAN BERLUMUR DARAH

SUTRADARA                       : TORRO MARGENS

CERITA                                  : ABDULLAH HARAHAP (NOVEL)

SKENARIO                           : IMAM TANTOWI/TORRO MARGENS

PRODUSER                          :  YB MOHAMED ISA, (MP.AMN.PS)

TAHUN PRODUKSI           : 1988

PRODUKSI                           : PT KANTA INDAH FILM/CIPTA TUAH SDN. BHD

JENIS                                     : FILM HORROR

PEMAIN                              : TIARA JACQEULINEA, DHARMA HARUN, YURIKE PRASTICA, PIET PAGAU, HAMZA WAHID, YOSEPH HUNGAN, ABDI WIYONO, HESTI SYANI

SINOPSIS :

Rumah Diarsi (Yurike Prastica) istri dari seorang Belanda dirampok oleh dua orang perampok.  Kedatangan perampok tersebut berhasil diketahui oleh suami Diarsi. Namun malang, suami Diarsi dibunuh oleh dua orang perampok tersebut di hadapan Diarsi. Diarsipun berteriak, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan Diarsipun di perkosa oleh perampok tersebut di hadapan Yunan (Piet Pagau) pembantunya yang diam-diam mencintai Diarsi.  Namun Diarsi berhasil membunuh kedua perampok tersebut. Tanpa melaporkan ke polisi Diarsi meminta tolong pada Yunan untuk membantunya menguburkan orang-orang tersebut di bawah pohon beringin depan rumahnya dan di kamar mandinya.  Namun entah mengapa, Yunan akhirnya juga membunuh Diarsi.

*****

Sepasang suami Istri, Agus (Dharma Harun) dan Hana (Tiara Jacqeulinea) membeli rumah tua yang sudah terbengkalai dari orang tengah sehingga ia tidak mengetahui asal usul rumah tersebut.  Agus adalah seorang guru SMA ditempat tersebut. Ketika baru datang dirumah tersebut, Hana langsung tertarik pada lukisan seorang perempuan yang telah usang namun ia merasa selalu tersedot perhatiannya. Setiap kali melihat lukisan tersebut, Hana akan merasa terhipnotis. Malam itu mereka tidur dengan nyenyaknya, tanpa disadari pohon beringin di depan rumah tumbang. Dan di bawah pohon tersebut di temukan tengkorak manusia.  Melalui seorang kiai, dengan mengucap bismillah, pohon tersebut pun di potong-potong. Ketika Hana akan mengantarkan minuman ke para pekerja yang sedang memotong dahan pohon beringin, tiba-tiba ia terkesiap kaget karena pohon yang di potong mengeluarkan darah. Hana jatuh pingsan.

Semenjak kedatangan di rumah tersebut Hana sering bersikap aneh apalagi kalau sudah memandang lukisan seorang wanita, ia bahkan sering meninggalkan tugasnya sebagai seorang istri. Hal ini tentu membuat Agus marah. Seringkali akibat lukisan tersebut, Hana menjadi bersikap aneh dan emosional sehingga untuk menyadarkannya Agus harus berbuat kasar.  Hana juga sering dirasuki mimpi-mimpi menakutkan yang menggambarkan wanita dalam lukisan tersebut. Hana melihat kalau wanita tersebut di bunuh dan menyuruh Hana untuk membalaskan dendam.

Sementara Agus yang merasakan keanehan di sarankan untuk sembahyang. Namun tidak dengan Hana, justru ia menjadi sering kerasukan arwah wanita dalam lukisan tersebut yang haus darah dan ingin membalaskan dendamnya. Akibatnya Hana berhasil membunuh dua penduduk karena dendamnya. Namun akhirnya aksi ini diketahui oleh Agus. Meski agus berhasil menyadarkan Hana untuk beberapa saat namun lagi-lagi Hana harus kerasukan arwah wanita tersebut hingga nyari membunuh Agus jika tidak ada kemunculan Yunan. Yunan yang mengetahui kalau Hana telah di rasuki Diarsi akhirnya berhasil menangkapnya dan meminta Agus mengalungkan tasbih ke leher Hana. Arwah Diarsi pun keluar. Melalui bantuan warga dan seorang Kiai akhirnya Lukisan bergambar seorang wanita di bakar oleh Hana. Maka Diarsi pun menjerit kepanasan dan hilang.

Akhirnya rumah tersebut terbebas dari gangguan.

Thursday, March 7, 2013

RANO KARNO & PARAMITHA RUSADY DALAM FILM " KUBERIKAN SEGALANYA "




JUDUL FILM                        : KUBERIKAN SEGALANYA

SUTRADARA                       : Galeb Husin

CERITA                                  : IDA FARIDA

SKENARIO                           : ASRUL SANI

MUSIK                                  : IDRIS SARDI

PRODUSER                          : SUDWIKATMONO, AUGUST PURWANTO EKA

PRODUKSI                           :  PT.  INDOASIA REKAPERKASA FILM

TAHUN PRODUKSI           : 1992

JENIS                                     : FILM DRAMA

PEMAIN                               : RANO KARNO, PARAMITHA RUSADY, DEDDY MIZWAR, NIHAYAH ABUBAKAR, GITO GILAS, CLARA SINTA, ANTON SUMADI, HIM DAMSIK, ROLDIAH MATULESSY, ANWAR FUADY, BUNG SALIM,  ATTY CANCER

SINOPSIS :

Anisah (Nihayah Abubakar) gadis yang mempunyai cacat bawaan, tidak memiliki kedua tangannya sejak lahir sepeninggal kedua orangtuanya menyusul kakaknya Faisal (Rano Karno) di Jakarta dari Padang dengan menaiki kapal. Sesampai di Jakarta Anisah tinggal bersama Faisal yang seorang mahasiswa dan Fitri (Paramitha Rusady) adiknya. Meski memiliki cacat namun Anisah diperlakukan sama seperti orang kebanyakan sehingga iapun mampu beraktivitas dan memiliki ketrampilan meski memiliki keterbatasan. Segala aktivitasnya di lakukan dengan menggunakan kedua kakinya termasuk makan, maupun merajut kain semua di lakukan secara piawai dengan kedua kakinya.

Kehadiran Anisah membawa warna baru bagi rumah Faisal dan tetangganya Adam (Deddy Mizwar) seorang pemusik yang diam-diam mengagumi Anisah. Meski dalam beberapa kejadian Adam harus terbelalak dengan apa yang dilihatnya seperti ketika Anisah harus menyuapkan makananya sendiri dengan kakinya. Bagi orang yang normal ini diluar kemampuan karena pasti sulit untuk dilakukan.
*****

Sebagai seorang mahasiswa, Faisal tidak hanya kuliah saja namun juga menjalankan usaha dengan temannya (Anwar Fuadi). Namun keberuntungan tidak berpihak padanya, ia di tipu dan uang hasil tabungannya habis karenanya. Faisal menjadi patah arang.  Ia bertekad akan mencari pekerjaan dan mengambil cuti kuliah, namun Anisah yang mengetahui keadaan Faisal memberikan support, ia mengambil tabungannya untuk diberikan pada Faisal untuk kuliah. Ia tidak mengijinkan Faisal untuk bekerja, namun harus fokus pada kuliahnya.

Untuk menambah biaya hidup, Anisah yang memiliki ketrampilan membuat kue mengkoordinir pengemis melalui seorang pengemis yang pernah di ajak kerumahnya (Atty Cancer) dan ini berhasil karena orang-orang yang tadinya memiliki pekerjaan sebagai pengemis beralih menjadi penjual kue. Dengan dibantu oleh Adam, usaha Anisah berhasil dalam membantu perekonomian keluarga. Koordinator pengemis merugi, karena pengemis yang biasa ia kordinasi beralih berjualan kue, maka ia menyuruh anak buahnya untuk mencari para pengemis tersebut, namun usahanya sia-sia karena mereka tetap lebih memilih sebagai penjual kue.

Sementara Fitri yang mulai kuliah bertemu dengan Erwin (Gito Gilas) di kampusnya. Benih-benih cinta merekapun tumbuh, namun Fitri tidak mau kalau Erwin meninggalkannya gara-gara cacat Anisah, seperti halnya pacar Faisal, Maruti (Clara Shinta) yang akhirnya memutuskan tali cintanya dengan Faisal setelah mengetahui ia memiliki keluarga yang cacat. Fitri melarang kakaknya untuk bertemu dengan Erwin. Hingga suatu ketika tanpa sengaja Erwin datang kerumah dan ditemui oleh Anisah. Mereka ngobrol cukup lama. Hal ini di ketahui oleh Fitri ketika di mobil akan mengantarkan Fitri pulang. Erwin bercerita kalau ia baru bertemu kakaknya sebelum ia menjemputnya. Fitri marah pada Anisah. Fitri melontarkan kata-kata yang pedas pada Anisah.  Fitri mengatakan kalau tidak ada yang mau sama Anisah dengan potongan tubuh seperti itu.  Hal ini membuat Anisah bersedih.

Namun tanpa disadari, pembicaraan ini di dengar oleh Erwin yang kebetulan mengantarkan kue yang ketinggalan di mobil. Erwin pun minta maaf kalau kata-kata tersebut tidak seharusnya keluar dari Fitri. Erwin sudah mengenal Anisah sejak lama tanpa diketahui oleh Fitri.

Menyadari kesalahannya akhirnya Fitri memeluk Anisah dan memohon maaf. Di akhir kisah akhirnya Erwin dan Fitri menikah.
*******

Sebuah pelajaran yang berharga, karena dari film ini kita bisa melihat bahwa cacat bukanlah akhir dari segalanya namun cacat itu memiliki keistimewaan tersendiri. Menonton film ini cukup membuat kita tersadar dan bersedih karenanya. Apalagi diiringi ilustrasi music Idris sardi yang mengharukan.

Kuberikan segalanya juga mendapatkan penghargaan dalam FFI 1992 untuk pemeran pembantu pria terbaik Deddy Mizwar, dan penata music Idris Sardi

Penghargaan

Piala Citra, FFI 1992,untuk peran pembantu pria(Deddy Mizwar),Musik.(Idris Sardi merebut Citra ke 10 untuk musik.Terbanyak yang dicapai untuk katagori sejenis selama FFI 1973-1992)Penghargan kusus dewan juri,FFI 1992 untuk pemeran Utama Wanita(Nihayah Abubakar).Penghargan khusus FFAP 1993,untuk film kemanusian (Most Humanistic)Unggulan FFI 1992,untuk film Sutradara,pemeran Utama Pria(Rano Karno),Pemeran pembantu Wanita. (Paramita Rusady),Cerita Skenario,Fotografi,Artistik,Editing,Suara, Terpuji untuk aktor (Deddy Mizwar) FFB 1993.

Wednesday, March 6, 2013

DIAN SASTRO WARDOYO

Koleksi Dian Sastrowardoyo


Dian Sastrowardoyo, artis cantik yang lahir 16 Maret 1982 merupakan salah satu bintang film Indonesia dengan acting yang memukau. Dian Sastrowardoyo mengawali karirnya sebagai juara pertama Gadis Sampul yang diadain oleh majalah GADIS.  Yuk kita cek film-filmnya.

Bintang Jatuh

Film pertama Dian adalah Film Bintang Jatuh (2000) yang di sutradarai oleh Rudi Sudjarwo. Di film ini Dian yang masih baru di jagat acting di sandingkan dengan pemain film Marcella Zalianty, Garry Iskak dan Indra Birowo. Bintang Jatuh merupakan salah satu film yang di putar secara indie dari kampus ke kampus dan tidak tayang di bioskop, karenanya jarang sekali yagn tahu film ini.

Pasir Berbisik

Kemudian ditahun berikutnya Dian Sastrowardoyo berhasil main film disandingkan dengan aktris senior Christine Hakim dalam film Pasir Berbisik (Whispering Sands)  arahan Nan Achnas. Kenaturalan Dian di film ini begitu terlihat.  Keheningan dan jalan cerita di film ini cukup membuat penulis merasa bingung ketika menontonnya sekali, karena tidak menangkap pesan yang ada. Namun setelah menontonnya beberapa kali maka barulah tahu apa yang ingin disampaikan oleh film ini. Kadang di Indonesia sebuah film bagus akan terasa berat ketika kita tidak dengan mudah mencernanya. Pasir berbisik juga banyak meraih penghargaan

  • Best Cinematography Award, Best Sound Award dan Jury's Special Award For Most Promising Director untuk Festival Filem Asia Pacific 2001

  • Festival Film Asiatique Deauville 2002 - Dian Sastrowardoyo memenangkan Artis Wanita Terbaik

  • Festival Film Antarabangsa Singapura ke-15- Dian Sastrowardoyo memenangkan Artis Wanita Terbaik

  • Festival Film Indonesia 2004 meraih nominasi di 8 kategori : Film Terbaik,Aktris Terbaik (Dian Sastrowardoyo dan Christine Hakim),Aktor Pendukung Terbaik (Didi Petet dan Slamet Rahardjo),Aktris Pendukung Terbaik (Dessy Fitri),Sinematografi Terbaik (Yadi Sugandi),Tata Artistik Terbaik (Frans X.R. Paat),Tata Musik Terbaik (Thoersi Agreswara),dan Tata Suara Terbaik (Adimolana Machmud dan Hartanto).

Ada Apa Dengan Cinta

Bermain bagus di film Pasir Berbisik, kali ini Dian Sastro menjadi bintang utama dalam film Ada Apa Dengan Cinta produksi Miles  dengan sutradara Mira Lesmana dan Riri Riza. Film Remaja ini memasangkan Dian berpasangan dengan actor Nicolas Saputra seorang pria dingin yagn jatuh cinta pada Cinta (Dian Sastro Wardoyo). Tercatat film ini mampu menyedot penonton karena film yang di bawakan cukup ringan namun mengena di hati penontonnya . Chemistry yang dibangun antara Dian dan Nicolas juga sangat mengena.

Ada Apa Dengan Cinta merupakan salah satu langkah awal film Indonesia setelah sekian lama terpuruk meski sebelumnya ada film Petualangan Sherina yang patut di acungi jempol yang digadang-gadang sebagai awal kebangkitan film Indonesia, namun pasca AADC dunia perfilman Indonesia kian menggeliat hingga sekarang.

Ada apa dengan cinta juga merupakan film yang meraih penghargaan dalam ajang Festival Film Indonesia 2004 setelah selama lebih dari 1 dekade FFI dihentikan. Penghargaan yang diraih adalah :

  • Piala Citra Festival Film Indonesia 2004

    • Pemeran Utama Wanita Terbaik (Dian Sastrowardoyo)

    • Sutradara Terbaik (Rudi Soedjarwo)

    • Tata Musik Terbaik (Melly Goeslaw & Anto Hoed)

    • Film Pilihan Masyarakat

    • Skenario (Jujur Prananto, Rako Prijanto, Riri Riza)



Banyu Biru

Banyu Biru merupakan film Dian berikutnya. Kali ini ia berpasangan dengan Tora Sudiro. Berbeda dengan film sebelumnya, peran Dian di film ini boleh dibilang sangat kecil, sosok utama adalah Tora Sudiro. Banyu Biru berkisah tentang seorang pemuda Banyu (Tora sudiro) yang mencoba menemukan jawaban. Seorang  anak muda yang bekerja sebagai pegawai layanan konsumen sebuah hypermarket. Ia tenggelam dalam rutinitasnya. Kejadian di suatu hari yang ganjil menginspirasi Banyu untuk melakukan perjalanan, mencari jalan keluar atas masa lalunya yang selalu dibayangi peristiwa masa kecilnya.



Ungu Violet

Setelah sebelumnya di pertemukan dengan Garry Iskak dalam satu frame ketika masih baru di dunia acting, kali ini Dian Sastro Wardoyo kembali bertemu di film Ungu Violet bersama Garry Iskak. Meski tokoh sentralnya sendiri adalah Lando (Rizky Hanggono) dan Kalin (Dian Sastro Wardoyo)

Ungu violet bercerita tentang seorang gadis penjaga tiket busway yang karena ketidaksengajaan akhirnya menjadi seorang Model yang terkenal berkat Lando yang menemukan kecantikan Kalin ketika sedang naik bus dan tanpa sengaja memotretnya. Dari sinilah awal karir Kalin. Kedekatan Kalin dan Lando pun kian lama kian dekat hingga membuat hati Kalin terpaku pada Lando, namun tanpa disadari Lando akhirnya memutuskan tali persahabatan dengan Kalin tanpa disertai alas an yang jelas. Kalin marah, meski pada akhirnya Lando memiliki kesempatan untuk menjelaskannya ketika Kalin sedang diberi cincin pertunangan oleh  managernya (Garry Iskak). Kalin mengejar lando, namun sebuah mobil menabraknya hingga Kalin terkena pecahan kaca di kedua matanya. Kalin buta. Selama dirumah sakit, Lando setia menemaninya hingga suatu saat Kalin mendapatkan donor mata. Setelah kembali dapat melihat, Kalin segera mencari Lando, namun sudah terlambat, karena Lando sudah meninggal, karena penyakit yang dideritanya. Itu pula yang menjadi alas an Lando untuk menjauhi Kalin kala itu. Dan Kalinpun baru tersadar karena matanya yang sekarang adalah mata Lando yang di donorkan padanya…,



Belahan Jiwa

Film produksi 2005 ini dibintangi antara lain oleh Nirina Zubir, Marcella Zalianty, dan Dina Olivia. Dian Sastro berperan sebagai Cempaka, seorang yang memiliki beberapa kepribadian yang di perankan oleh Nirina, Marcella dan Dina Olivia serta Dian Sendiri. Menonton film ini cukup sulit untuk menangkap apa yang di maui oleh penulisnya Sekar Ayu Asmara.

Putri Gunung Ledang

Putri Gunung Ledang merupakan film Malaysia yang bercerita tentang legenda Melayu yaitu putrid Gunung Ledang . Film Ini juga turut di perkuat oleh acting Christine Hakim dan Alex Komang dari Indonesia.

3 Doa 3 Cinta

Dian Sastro wardoyo kembali di pertemukan dengan Nicolas Saputra dalam film 3 Doa 3 Cinta. Film ini berlatar belakang pesantren, seorang pemuda (Nicolas Saputra) yang mencari ibu kandungnya di Jakarta melalui Dona Satelit (Dian Sastro Wardoyo) seorang penyanyi dangdut. Meski pada akhirnya tahu kalau orang tuanya sudah meninggal setelah dipertemukan dengan mucikari yang biasa menangani ibu kandungnya berkat bantuan Dona Satelit.

Film ini tidak semeledak film AADC.



Dunia Tanpa Koma (DTK)

Dunia Tanpa Koma merupakan sebuah drama seri yang pernah di tayangkan oleh RCTI sebanyak 15 episode. Tidak seperti sinetron-sinetron pada umumnya, Dunia Tanpa Koma merupakan Sinetron yang bagus karena intriknya tidak mengada-ada dan kita bisa belajar dari film ini.

Dian sastro berperan sebagai Raya seorang wartawati yang bekerja pada Majalah Target. Ia dihadapkan pada dua pilihan cinta antara Bayu (tora Sudiro) yang gamang untuk memutuskan pernikahannya dengan pacarnya (Endita) dan cintanya pada Bram (Fauzi Baadila) wartawan yang merupakan saingan dari majalah Target. Sinetron ini di kemas sangat bagus serta tidak menjual mimpi. Realistis. Cukup panjang 15 episode namun tidak bosan melihat acting Dian disini.

Selain film-film diatas Dian juga pernah bermain dalam film Drupadi namun sayang sekali hingga saat ini belum pernah keluar DVD maupun VCD filmnya.