Thursday, May 1, 2025

CERITA DI BALIK SUTING SI RAWING 1 YANG BERLOKASI DI SUKABUMI

 


Cuaca Buruk, hujan lebat terus menerus selama dua hari, Sabtu dan minggu, memaksa suting Si Rawing break. Seperti biasanya, selama suting di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, sejak pagi buta, seluruh kru film yang di komandani oleh Denny HW telah sibuk dengan tugasnya masing-masing. 

Biasanya, usai sarapan pagi, sekitar pukul 07.30 WIB mereka sudah meluncur ke hutan Citepus, lokasi suting, sekitar 7km dari penginapan mereka. Tapi pagi itu, walau jarum jam telah menunjukkan pukul 11.00 Wib, mereka masih bergerombol di teras hotel. "Menunggu hujan reda," jelas Denny.

"Hujan Reda, kita ke lokasi yuk...!" ajak salah satu kru. "Tanggung! Sebentar lagi break makan siang! " jawab Denny. Memang, tidak lama kemudian komando untuk menikmati makan siang terdengar dari ruang makan, Tak pelak mereka segera berlari menyerbunya.

Belum usai mereka santap siang, hujanpun turun lagi. Kali ini, justru lebih lebat. "Apa boleh buat, kita break!" kata Denny setelah melihat jarum jam di tangannya sudah menunjukkan angka 3, menjelang sore. "Mudah-mudahan besok kita bisa suting," kata Denny penuh harap.

Tuhan Jua yang mentukan. harapan Denny tak terkabulkan. Hujan justru turun lebih lebat sejak menjelang subuh. Tapi semua kru tetap siaga dengan tugas masing-masing.

Walaupun dua hari gagal suting, Denny dan krunya tidak membiarkan hari-harinya berlalu tanpa manfaat. Mengisi saat kosong itu mereka mengadakan diskusi dan rencana kerja lebih matang. Terutama yang menyangkut rencana adegan berbahaya dengan sling tinggi. 

"Setelah dua hari gagal suting, mudah-mudahan besok kita bisa suting!" kata Denny penuh harap. 

Seperti biasanya, tugas Putri, gadis yang memang jadi karyawan film, sekitar pukul 05.00 Wib sudah teriak-teriak membangunkan kru dan pemain. Yang telat bangun iapun tak segan menggedor pintu kamarnya. NGgak peduli, apakah itu kamar Denny, sang komandan, maupun kamar figuran. Pokoknya gedor!.

Kali ini harapan Denny di kabulkan. Pagi hari, udara sangat cerah. Tapi, dasar musim hujan. Gerimispun sempat turun, saat seluruh kru sudah siap berangkat ke lokasi.

"Menurut pawang, disana tidak hujan!" jelas Denny sambil menunjuk ke arah lokasi suting. Dengan keyakinan itu, maka iapun segera meluncur ke lokasi. 

Apa yang dikatakan Denny benar. Mentari yagn dirindukan kini mau bersinar cerah seperti musim kemarau."Wah, pawangnya hebat!" tukas salah seorang kru. "Baru kali ini kami menggunakan jasa dari pawang, terpaksa!, kelakar Denny.

Seperti ketakutan, berpacu dengan cuaca, para kru tanpa terkecuali, semua kerja keras untuk mempersiapkan suting. Penata artistik di bawah komando Wijoyono, mau tak mau harus ekstra sibuk. Membangun  set di tengah kebun jagung,"semua kan ingin kerjaan segera selesai!", kata wijoyono yang juga di kenal sebagai pemain itu.

Shot untuk adegan SI Rawing ketemu ibunya, sebenarnya tidak banyak. Hanya dun cine. Atau kurang lebih 12 shot saja. Cine pendek, kata Rita Seba (pemeran Ningsih) ibu si Rawing. 

Menjelang tengah hari, seluruh adegan di kebun jagung itu telah seelsai. Lalu, mereka menuju ke hutan Citepus, sekitar 2 km arat barat. Disana, kru untuk adegan sling yang di pimpin Tanaka telah mempersiapkan segala keperluan suting. Beberapa anak buah Tanaka sudah bergelayutan diatas sana, mencoba sling, "Sudah siap?" tanya Dewi kepada Tanaka. Sudah!" jawabnya singkat. 

"Mumpung cuaca bagus, kita habiskan dulu adegan sisa kemarin!" celetuk Eric Sumadinata yang dalam film tersebut pegang pemeran Utama, Si Rawing. Usul itu di seteujui, Tapi Denny memberikan komandi break!" Lho, kita breaknya cuma sebentar, makan siang. Nggak boleh kostum di lepas!" kata Denny ketika ada salah seorang pemain yang tanya apakah break, lalu pulang hotel.

Berpacu dengan cuaca, memang merupakan problem tersendiri untuk kegiatan suting di musim hujan. "Film ini, sebenarnya hampir rampung, lebih dari 70 persen. Tapi yagn 30 persen karena harus eksterior (lokasi luar), selalu terganggu cuaca dan hujan," kata Denny menerangkan. untuk adegan interior, katanya memang s!"jelas wijoyono.

Film Si Rawing yang di dukung oleh bintang kelahiran Pelabuhan Ratu, Yunita Sarah Boom sebagai pemain utama dan Wenny Rosalien sebagai peran pembantu yang memainkan tokoh dukun, diangkat dari sebuah cerita populer, dari sandiwara raadio berbahasa Sunda. 

Kata Denny yang juga bertindak sebagai produser pelaksana dari produksi yang di biayai PT. Kanta Indah Film, Si Rawing akan diisi dua bahasa, Sunda dan Indonesia.

Di daerah Jawa Baat, sangat populer. "Begitu populernya, orang yang sedang mencangkulpun, buru-buru istirahat, mendengarkan siaran Sandiwara itu. Bahkan petani membawa radio ke sawah, hanya karena ingin mendengarkan siaran sandiwara itu, kata Denny menjelaskan. Apa yang di tegaskan Denny memang benar, karena warga di sekitar lokasi sangat menyenangi sandiwara tersebut.di Sadur dari artikel di majalah film, dan di ceritakan kembali oleh Komunitas Pecinta Film Indonesia Jadul sebagai pengetahuan. 


Sumber : MF No. 122/190 Tahun VII , 2 - 15 Maret 1991

Thursday, November 21, 2024

DIDING "BONENG" ABIDIN , BERMODAL GIGI TONGGOS


 Kalau Pak Tile dikenal sebagai "macan Ompong" karena giginya sudah tanggal, sebaliknya Diding Zainal Abidin atau lebih di kenal dengan Diding Boneng memiliki gigi tonggos, menongol ke depan. 

Pada film Giliran saya mana, Sosok Diding di kenal sebagai  sosok yang materialistis ingin mengawinkan putrinya, Ida Iasha dengan anak Milyarder Him Damsyik. Begitu Damsyik datang berkunjung bersama putranya , Kontan Ida minggat bersama Ray Sahetapy. 

Kalau dalam film Giliran Saya Mana, Diding cuma kebagian peran satu dua adegan di bawah arahan sutradara Yazman Yazid. berikutnya di film Kanan Kiri OK perannya ditingkatkan jadi usahawan besar Tony Molotov yang ingin berkencan dengan Nurul Arifin!, Kata Diding. 

Bercerita tentang adegan ranjang dalam film, Diding juga punya pengalaman beradegan 'dipan' dengan Marissa Haque di film Matahari-matahari arahan Arifin C Noer, dimana Marissa berperan sebagai Iyom perempuan bisu yang menghuni gubuk kumuh kaum gembel, "saya sendiri kebagian peran sebagai seorang gembel anak buah WD Mochtar. Adegannya, Iyom sedang tertidur kelelahan di dipannya. Betisnya terbuka. Saya muncul, Meneguk air liur sendiri. Mendekat, mengelus betis Iyom. Mendadak iyom tergugah kaget. Kakinya menendang saya sampai saya jatuh terjerembah dari dipan. Lampu teplok ikut jatuh. Minyaknya menyebar dan terjadilah kebakaran!".

Pemain gigi tonggos sudah menjadi trademark Diding. Tapi  ia juga mengakui ada yang lebih populer seperti misalnya superstar lenong Haji Bokir, atau Dono Warkop yang sampai dijuluki "Bemo" karena giginya. 

Diding boneng merupakan aktor yang sudah terjun sejak tahun 1980 lewat film Tiga Dara mencari cinta sebagai makelar mobil rekanan Pong Harjatmo. Sedangkan di dunia teater, Diding main sejak masih sekolah. Menempuh pendidikan di Akademi Ilmu Pelayaran, tapi Diding kemudian malah mendirikan sanggar teater "Pelangi" yang menjadi juara Teater se DKI pada tahun 1986 pada pementasan di Taman Ismail Marzuki dengan judul "Pengantin Trotoar". 

Pada serial Rumah Masa Depan yang tayang di TVRI ia berperan sebagai "Pak Boneng", perampok yang insyaf. Dari sinilah nama Diding dengan embel embel Boneng mulai di kenal. Nama Diding kian berkibar ketika ikut bermain di film Warkop DKI. Sebut saja judul-judul yang pernah dibintangi seperti Kemudian, namanya semakin melambung sejak ia bermain dalam beberapa film bersama grup lawak Warkop DKI, yang membuat ia dikenal dengan nama Diding Boneng. Film-film tersebut adalah Godain Kita Dong (1989), Lupa Aturan Main (1990), Mana Bisa Tahan (1990), Bebas Aturan Main (1991), Bisa Naik Bisa Turun (1991), Sudah Pasti Tahan (1991), Masuk Kena Keluar Kena (1992), Bagi-Bagi Dong (1993), dan Pencet Sana Pencet Sini (1994).


Sumber : Majalah Film, Wikipedia 

Saturday, October 26, 2024

FILM "OJEK" , WANITA KARIR NARIK OJEK

 


Sepeninggal Nya Abbas Akup, masyarakat perfilman Indonesia menjadi sangat kehilangan sutradara yang khusus menggarap komedi kritik sosial menggelitik. Ingat karya-karyanya klasiknya yang memaparkan sindiran masyarakat kelas bawah seperti misalnya , Inem Pelayan Sexy, Semua karena Ginah atau Kipas Kipas Cari Angin. 

Sekarang muncul sutradara Atok Suharto (yang biasa menggarap tema aksi laga) dengan karya terbarunya "OJEK" produksi PT. Andalas kencana Film ini berdasarkan cerita asli rekaan Piet Burnama yang skenarionya di tulis oleh Deddy Armand. 

Diperan utamai oleh Ayu Azhari yang nampak makin matang dan seksi. Apalagi dengan kostum yang pas untuk kaos buntung plus jeans pendek compang camping. Lawan mainnya, Eeng Saptahadi, si mas Jarot yagn juga kian sering main komedi. Di dukung penampilan Wenny Rosalina sebagai si janda kembang bahenol. Lalu seabreg pemain yang rame-rame berusaha melawak semuanya. Dimulai dari Connie Sutedja, Aom Kusman, Suryana Fatah alias Babah Ho Liang, H. Nazar Amir, Betet Mahfud, H Nasir, Urip Arphan, Mama Hengky, Lina Budiarti, Ronny M Toha dan si cewek gembrot Illa Doth. 

Ilustrasi musik dikerjakan oleh Kelompok Wow! yang terdiri dari anak-anak muda beken, Faris RM, Iwan Madjid, Musya Joenoes, dan Ricky Yohanes. Memang kelucuan kelucuan dalam film yang cenderung ke komedi slapstick ini masih terasa kasar rada vulgar, perlu di besut agar lebih halus dan kena penyampaiannya. Atok Suharto, memang belum sampai ke taraf Nya Abbas Akup. Kendati begitu sudah boleh untuk menggantikan tempat almarhum Nawi Ismail. 

Deni kena PHK. Sebagai pengangguran ia mulai sering ribut dengan Evi, iserinya yang gede cemburunya. Terpaksa ia mengungsi ke rumah konconya Didin. Dengan modal sepeda motornya, Deni ikutan Didin bekerja sebagai penarik ojek.  Langganan tetapnya si janda Mira, rupanya ingin berhubungan lebih jauh. Gosip tentang suaminya dan si janda muda membuat panas Evi. Ia pun mengadu pada bu RT, yang menasehati ngalor ngidul. Kesimpulan Evi, ia kudu menjadi wanita karir alias penarik ojek juga. 

Hadirnya terminal ojek cewek yagn dimotori Evi membuat para penarik ojek cowok terpaksa nganggur. Pria-pria langganan Evi punya tujual lain selain membonceng. Babah Ho Liang mengajaknya ke salon. Deni buru-buru menghubungi Mama Hengky., mengajaknya memergoki si Babah. Wak Haji Nazar yang mentraktirnya berbelanja apa saja d supermarketmalah bikin porak poranda semuanya. 

Kalah bersaing, para pengojek pria mengajukan mose ke Pak RT. Dengan lagak bijaksana, Pak RT berupaya mendamaikan. Apa lacur, rahasianya yang doyan ngobok babu kebongkar. Karuan saja ia di usek-usek istrinya yang galak. ----------------


Di sadur dari Majalah Film No. 137/104 tanggal 28 September - 11 Oktober 1991. 

Monday, July 1, 2024

DAFTAR PERAIH PIALA CITRA FESTIVAL FILM INDONESIA TAHUN 1989


 Setelah sebelumnya membahas unggulan FFI 1989 Klik Disini, berikut ini daftar Pemenang Piala Citra Festival Film Indonesia tahun 1989 sebagai berikut : 

Sutradara : TEGUH KARYA (Pacar Ketinggalan Kereta)

Penulis Skenario : IDA FARIDA (Semua Sayang Kamu)

Cerita Asli Untuk Film  : IMAM TANTOWI (Si Badung)

PENATA FOTOGRAFI : WAGIMAN ADI COKROWARDOYO (Noesa Penida)

Penata Artistik : AJI MAMAT BORNEO (Pacar Ketinggalan Kereta)

Penyunting : KARSONO HADI (Pacar Ketinggalan Kereta)

Penata Suara : IWAN MAURITZ (Pacar Ketinggalan Kereta )

Penata Musik : IDRIS SARDI (Noesa Penida)

Pemeran Utama Pria : RACHMAT HIDAYAT (Pacar Ketinggalan Kereta)

Pemeran Utama Wania : TUTI INDRA MALAON (Pacar Ketinggalan Kereta)

Pemeran Pembantu Pria : PIET BURNAMA (Noesa Penida)

Pemeran Pembantu Wanita : NINIK L KARIM (Pacar Ketinggalan Kereta)

Film Cerita Panjang Terbaik : PACAR KETINGGALAN KERETA

Film Cerita Pendek Terbaik : MENCARI BATAS SEMU (Pustekkom Depdikbud)


HADIAH HADIAH KHUSUS : 

Piala KARTINI untuk Pemeran Anak Anak Terbaik : FERRY OCTORA  (Tragedi Bintaro) dan SHEREEN REGINA DAU (Si Badung)

Piala Ki MOH. SAID untuk film anak-anak terbaik : SI BADUNG

Piala ISMAIL MARZUKI Untuk Pencipta Lagu Tema Terbaik : TIDAK ADA

Piala SAIFUL BACHRI untuk Film Musik Terbaik : SI BADUNG

Piala BING SLAMET Untuk Film Komedi Terbaik : SI KABAYAN SABA KOTA

Penghargaan Khusus Dewan Film Nasional untuk Artis Terbaik : WIDYAWATI (Bayi Tabung) - Pemeran Utama Wanita, Karyawan Terbaik : NURHADIE IRAWAN (Bayi Tabung) - Sutradara

Piala Pengayoman : SEMUA SAYANG KAMU

Penghargaan Mendagri/Menpen : Si KABAYAN SABA KOTA

Pemenang Jenis Film Dokumenter : TENUN, YANG SAKROL DARI HUTA HAHA, Sutradara JOHAN SAFRIL Produksi TVRI Stasiun Pusat Jakarta. 

Pemenang Jenis Film Pendidikan/Penyuluhan/Penerangan : TANAH TANTANGAN , Sutradara GARIN NUGROHO Dan DUDIT WIDODO, Produksi PT. GEMINI SATRIA FILM

Pemenang Jenis Film Pariwisata : PESONA WISATA BOGOR, Sutradara UCIK SUPRA

Pemenang Sinetron Cerita : PEMAHAT BOROBURUR)Sutradara : DEDI SETIADI Produksi SEPRO KARYA PRATAMA - YDBKS

Pemenang Sinetron Non Cerita : TENGGER , Sutradara RICKY MACHMUD, Produksi TVRI STASIUN SURABAYA. 

Poster Terbaik : API CEMBURU Karya Herry Priyonggo

Pemenang Lomba Penulisan Kritik Film Cerita : WINA ARMADA, S.A, SH.

Pemenang Lomba Penulisan Kritik Film Non Cerita : HARDO SUKOYO



Sumber : Buku FFI 


Thursday, June 27, 2024

Suzanna! Ratu Horor Indonesia

 


Suzanna! apa yang terlintas ketika nama ini disebut? Suzanna Martha Frederika Van Osch atau lebih di kenal dengan nama Suzanna saja, lahir di Bogor 13 Oktober 1942. Sebenarnya banyak yang sudah bahas tentang suzanna, tapi kali ini bahas dari sisi yang lain saja ya. Suzanna yang melejit lewat garapan H Usmar Ismail dalam film Asrama Dara (1958) ini lebih akrab dengan ramuan-ramuan tradisional dibanding dengan ratusan merek kosmetik luar negeri. Itu pula salah satu rahasia kecantikan Suzanna. 

Perjuangan Suzanna ketika pertama hadir di film tidaklah segampang artis sekarang. Karirnya dimulai dengan adanya Lomba Mirip Bintang di Malang tempat kediaman orang tuanya kala itu. Karena "Indriati Iskak" mengundurkan diri dari film, H. Usmar Ismail meliriknya untuk membintangi film "Asrama Dara" 

Pada FFI 1960 ia terpilih sebagai Pemain Harapan berkat aktingnya yang cukup mengagumkan bahkan keluar sebagai Pemain Anak-anak Terbaik pada Festival Film Asia 1960. Tahun 60an Suzanna juga sempat tiga kali main drama TVRI, ketika itu masih hitam putih dan siaran langsung. 

Ketika masih membina rumah tangga bersama aktor Dicky Soeprapto mendirikan perusahaan Tri Murni FIlm dan menghasilkan film "Segenggam Tanah Perbatasan" (1965) dimana Suzanna menjadi pemeran utamanya di dampingi Dicky Soeprapto sebagai pemeran Utama pria.Setahun kemudian mendirikan PT. Tidar Jaya Film, namun kegiatan perusahaan tidak begitu banyak , Sempat memproduksi film Suzie (1966). Setelah menyelesaikan Film Napsu Gila (1974) Suzanna berpisah dengan Dicky Soeprapto. Tentu Saja kegiatan dengan PT. Tidar Jaya Film terhenti. 

Suzanna sempat menghilang dari peredaran film karena meninggalnya Ary Soeprapto (Anak tertua) akibat pembunuhan. Setahun kemudian 1978 ia bangkit lagi dan bermain dalam film "Pulau Cinta" beradu akting dengan Robby Sugara. 

Kemudian tawaran-demi tawaran pun diterima. Pada Tahun 1981 Suzanna bermain dalam film Ratu Ilmu Hitam dan Sundel Bolong. Dari sinilah mulai bermain dalam film-film horor seperti Nyi Blorong, Telaga Angker, Malam Satu Suro, dan lain lain. Hingga akhirnya nama Suzanna lebih di kenal sebagai Ratu Horor film Indonesia. Sebelum di kenal sebagai ratu horor pada tahun 70an Suzanna pernah di juluki sebagai artis bom seks setelah ia bermain dalam film Bernafas dalam Lumpur karya sutradara Turino Djunaidy. Karena jaman dulu ciuman dan kelihatan paha sudah di bilang "berani" 

Banyak sekali film-film Suzanna kalau di perbandingkan film dramanya lebih banyak dibanding dengan film horornya. Namun demikian nama Suzanna tetaplah di catat sebagai "Ratu Horor Indonesia. 

Suzanna meninggal pada 15 Oktober 2008 dalam usia 66 tahun. 

Wednesday, June 26, 2024

DAFTAR UNGGULAN FESTIVAL FILM INDONESIA TAHUN 1989

 


Daftar Unggulan Festival Film Indonesia tahun 1989.

UNGGULAN FILM TERBAIK

1. Si Badung (PT. Kanta Indah Film)

2. Noesa Penida (PT. Prasidi Teta Film)

3. Pacar Ketinggalan Kereta (NV Perfini)

4. Semua Sayang Kamu (PT. Sinar Permata Mas & Tobali Indah Film)

5. Tragedi Bintaro (PT. Safari Sinar Sakti Film)


UNGGULAN PEMERAN UTAMA WANITA TERBAIK 

1. Ira Wibowo (Malioboro)

2. Neno Warisman (Semua Sayang Kamu)

3. Paramitha Rusady (Si Kabayan Saba Kota)

4. Tuti Indra Malaon (Pacar Ketinggalan Kereta)

5. Widyawati (Suami)


UNGGULAN PEMERAN UTAMA PRIA TERBAIK 

1. Eeng Saptahadi (Semua Sayang Kamu)

2. Rachmat Hidayat (Pacar Ketinggalan Kereta)

3. Drs. Purnomo (Si Badung)

4. Rano Karno (Arini II)

5. Ray Sahetapy (Noesa Penida)


UNGGULAN PEMERAN PEMBANTU WANITA TERBAIK 

1. Ayu Azhari (Pacar Ketinggalan Kereta)

2. Lia Chaidir (Tragedi Bintaro)

3. Niniek L Karim (Pacar Ketinggalan kereta)

4. Nurul Arifin (Pacar Ketinggalan Kereta)

5. Rima Melati (Arini II)


UNGGULAN PEMERAN PEMBANTU PRIA TERBAIK 

1. Asrul Zulmi (Tragedi Bintaro)

2. Deddy Mizwar (Putihnya Duka Kelabunya Bahagia)

3. Muni Cader (Noesa Penida)

4. Pietrajaya Burnama (Noesa Penida)

5. Sutopo HS (Noesa Penida)


UNGGULAN CERITA ASLI UNTUK FILM TERBAIK 

1. Ida Farida (Semua Sayang Kamu)

2. Imam Tantowi (Si Badung)

3. Marselli (Tragedi Bintaro)

4. Eddy Suhendro (Suami)


UNGGULAN PENATA ARTISTIK TERBAIK 

1. Achmad Abidin (Malioboro)

2. Adji Mamat Borneo (Pacar Ketinggalan kereta)

3. Chalid Arifin (Noesa Penida)

4. Lutfianus (Semua Sayang Kamu)

5. Rogoes Sumarco (Tragedi Bintaro)


UNGGULAN SUTRADARA TERBAIK 

1. Buce Malawau (Tragedi Bintaro)

2. Galeb Husin (Noesa Penida)

3. Ida Farida (Semua Sayang Kamu)

4. Imam Tantowi (Si Badung)

5. Teguh Karya (Pacar Ketinggalan Kereta)


UNGGULAN PENULIS SEKENARIO TERBAIK : 

1. Drs. H. Asrul Sani (Noesa Penida)

2. Ida Farida (Semua Sayang Kamu)

3. Embie C Noer/Imam Tantowi (Si Badung)

4. Marselli (Tragedi Bintaro)

5. Tegus Karya/Arswendo Atmowiloto (Pacar Ketinggalan Kereta)


UNGGULAN PENYUNTING TERBAIK 

1. Janis Badar (Si Badung)

2. Karsono Adi (Pacar Ketinggalan Kereta)

3. SK Syamsuri (Noesa Penida)

4. Wim Umboh (Arini II)

5. Maruli Ara (Tragedi Bintaro)


UNGGULAN PENATA SUARA TERBAIK 

1. Ibnu Hasan (Malioboro)

2. Endang Darsono (Suami)

3. Iwan Mauritz (Pacar Ketinggalan Kereta)

4. Rustam Effendy (Semua Sayang Kamu)

5. Kemal Redha (Semua Sayang Kamu)


UNGGULAN PENATA FOTOGRAFI 

1. Andrian Susanto (Jeram Cinta)

2. Herman Susilo (Pacar ketinggalan Kereta)

3. M. Soleh Roeslan (Malioboro)

4. W.A Cokrowardoyo (Noesa Penida)

5. William Samara (Tragedi Bintaro)


UNGGULAN PENATA MUSIK TERBAIK 

1. Areng Widodo (Malioboro)

2. Embie C Noer (Si Badung)

3. Idris Sardi (Noesa Penida)

4. Suka Hardjana (Tragedi Bintaro)

5. Idris Sardi (Pacar Ketinggalan Kereta)


UNGGULAN POSTER TERBAIK 

1. Api Cemburu Karya Herry Prijonggo

2. Jaringan Terlarang Karya Rizal

3. Noesa Penida Karya Agus Subagio

4. Pacar Ketinggalan Kereta Karya Agus Subagio

5. Setegar Gunung Batu karya Wahyu Sardono


sumber buku FFI


Tuesday, June 25, 2024

CHAIDAR DJA'FAR, AKTOR , SUTRADARA dan PENULIS NASKAH

H. Abdillah Chaidar Dja'far atau lebih dikenal dengan nama Chaidar Dja'far adalah seorang aktor lawas Indonesia. Yang Lahir di Banjarnegara, 26 Januari 1922. Ia merupakan Pemain, Sutradara dan penulis Skenario Film.



Debut pertama dalam dunia film adalah dalam film "Budi Satria" karya sutradara Wildan Dja'far pada tahun 1950, Kemudian dalam film Kumala Dewa Dewi tahun 1952, di film "Djelita" 1953, "Rosita" 1953, "Dewi dan Pemilihan Umum " 1954, "Sri Asih " 1954, dan masih banyak lagi. Salah satu karya sebagai sutradara adalah film "Embun Pagi" 1976 yang dibintangi oleh Deddy Soetomo dan Rina Hashim. Warung Pojok (1977) sebagai Sutradara, Penulis Naskah, Panggilan ka'bah (1977) sebagai sutradara dan Penulis naskah.

Chaidar Dja'far pernah menjabat sebagai Sekretaris PARFI (Persatuan Artis Film Indonesia dari tahun 1958 sd 1975, kemudian tahun 1975 menjabat sebagai Sekjen KFT (Persatuan Karyawan Film dan TV) di Jakarta.


Akting Chaidar Dja'far yang mencuri perhatian adalah dalam film Pengkhianatan G 30 S PKI (1982) Mungkin ada yang bertanya kenapa tahun 1982 bukan 1984 karena film ini masuk FFI 1984, 1982 dari data yang mimin dapat itu adalah dimulai suting filmnya atau ijin produksinya. Haidar Dja'far berakting dengan sosok yang berapi-api dan mudah diingat oleh penonton.

Film terakhir Chaidar Dja'far sebagai pemain adalah dalam film Sunan Kalijaga (1983), Perjanjian Setan (1983), Cinta Annisa (1983) dan dalam film Jaka tingkir (1983) Chaidar Dja'far sebagai penyunting adegan.

Thursday, March 7, 2024

DEDE YUSUF DAN AYU AZHARI DALAM FILM "BADUT BADUT KOTA"

 


JUDUL FILM                        : BADUT BADUT KOTA

SUTRADARA                       : UCIK SUPRA

SKENARIO/CERITA           : UCIK SUPRA

PRODUKSI                           : PT. PRASIDHI TETA FILM

TAHUN                                 : 1991

JENIS                                     : DRAMA

PEMAIN                               : DEDE YUSUF, AYU AZHARI, DIEN NOVITA, JAJANG PAMONTJAK, GALEB HUSEIN, MARIO IRWINSYAH,  SOFJAN SHARNA, RACHMAN YACOB, AMAK BALDJUN, AMI PRIYONO, BU ABBU, KRISNO BOSSA, CINI GUNAWAN

SINOPSIS :

Dedi (Dede Yusuf) dan Menul (Ayu Azhari) adalah pasangan muda yang di hidup serba kekurangan tinggal di kontrakan sederhana. Untuk membayar kontrakanpun seringkali menunggak sehingga sering di datangin oleh pemilik kontrakan yang biasa di sebut dengan Bu Kapten(Bu Abbu) untuk menagih uang sewa. Karena menunggak membayar sewa kontrakan, suatu waktu isi rumah Dedi di ambil paksa oleh bu Kapten bahkan di ancam untuk keluar dari rumah. Dedi dan Menul tinggal bertiga dengan anaknya (Mario Irwinsyah). Dedi bekerja sebagai badut di sebuah taman hiburan.

Dedi bertetangga dengan Pak Khairul (Sofyan Sharna) dan istrinya (Dien Novita), pembicaraan Dedi dan Pak Khairul adalah seputar “keramas” . Sebagai pasangan muda, Dedi sering kedapatan keramas oleh pak Khairul, yang bertetangga dan membuat celah dinding di rumahnya untuk mengintip Dedi dan  Menul saat sedang pusing. Dua sisi kata pusing, yaitu pusing karena obat atau pusing butuh pelampiasan. Sementara itu Pak Khairul seringkali hanya bisa menelan ludah karena disaat Dedi dan Menul pusing, ia hanya bisa mengintipnya dan Pak Khairul tidak memiliki “wadah” dan seringkali pakai tangan karena istrinya tidur sendiri. Nasib Pak Khairul sebagai bapak rumah tangga yang di hidupi istrinya seringkali melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah seperti belanja dan menyetrika. Di dalam film pak Khairul pun seringkali di tunjuk sebagai sutradara seperti dalam dunia nyata kalau beliau adalah seorang sutradara.

Seperti ketika Menul membuka warung pinggirjalan, ia menjadi sutradara di warung menul seolah-olah warungnya ramai pengunjung padahal yang makan adalah-teman-temannya sendiri. Nasib Dedi berubah ketika bertemu seorang Dermawan kaya (Galeb Husen) dan Istrinya (Jajang Pamontjak), Dedi di beri uang untuk membuka restoran dengan di bantu oleh teman-temannya termasuk juga Pak Khairul sebagai sutradara saat pembukaan restoran agar kelihatan ramai pengunjung.

Badut-badut kota merupakan salah satu film dengan kritikan-kritikan social yang ada di masyarakat dan sangat relevan hingga saat ini.

 

Sunday, February 25, 2024

MENGENAL CORRY MOCHTAR SI NENEK LAWU GURU LASMINI DALAM SAUR SEPUH 3


Bagi pecinta film Saur Sepuh yang sudah menonton filmnya secara lengkap dari Saur Sepuh 1 hingga Saur sepuh 5 tentu tidak terlewatkan dengan Saur Sepuh 3 Kembang Gunung Lawu dimana Lasmini yang di perankan oleh Murtisaridewi menjadi tokoh sentral dari film ini. Dari sekian banyak pemeran di Saur Sepuh 3, ada satu peran yang cukup mencuri perhatian yaitu nenek Lawu yang menjadi guru dari lasmini dimulai saat Lasmini di lemparkan ke jurang oleh para pemerkosanya dan di tolong oleh sesosok perempuan tua yang kemudian di kenal dengan nenek lawu. 

Siapakah pemeran Nenek Lawu? Dia adalah Corry Mochtar. Siapakah Corry Mochtar? dia adalah isteri dari aktor Mochamad Mochtar yang merupakan aktor lawas yang banyak juga membintangi film-film di kala itu. Moch. Mochtar mengawali karir berfilmnya pada tahun 1939 melalui film alang-alang hingga meninggal pada tahun 1981 sudah banyak film yang di bintanginya. Moch. Mochtar menikah dengan Corry Mochtar pada tahun 1948. Sebelum di nikahi Moch. Mochtar, Corry di kenal sebagai seorang penyanyi namun setahun setelah menikah dengan Moch. Mochtar ia ikut main film setelah diajak suaminya pada tahun 1949 dengan film pertamanya "Airmata mengalir di Citarum". 

Cory Mochtar lahir pada tahun 1926 dan sudah menggeluti sekitar 40 film saat Corry ikut bermain dalam film Saur Sepuh 3 Kembang Gunung Lawu garapan Imam Tantowi sebagai Nenek Lawu guru Lasmini. Di film ini Corry harus berciat-ciat untuk mengajar Lasmini bermain silat. "Saya sendiri nggak tahu kenapa saya bisa dan punya tenaga berlebih untuk melakukan semua itu, Tapi saya percaya ini semua adalah rahmat Tuhan," Tutur Corry Mochtar saat di wawancara oleh majalah Film. 


Setelah ditinggal oleh suaminya pada tahun 1981, Corry Mochtar yang saat film Saur Sepuh 3 mulai di garap , berusia 63 tahun  itu kemudian berjalan sendiri meniti karir untuk bisa bertahan hidup meski sebenarnya honor film tidaklah seberapa. Akan tetapi hal itu cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, seperti untuk memperbaiki rumahnya di bilangan Condet. Meskipun anak-anaknya sebenarnya juga sudah melarangnya.  Tapi Corry Mochtar tidak bisa menolak ketika datang tawaran untuk bermain film. dan Nenek berusia 63 tahun tersebut juga bertekad untuk terus bermain film sampai akhir hayatnya. 

Kalau kita menonton film Saur Sepuh 3, Sosok Nenek lawu memang sangat terwakili ketika di perankan oleh Corry Mochtar, meskipun dalam beberapa adegan masih menggunakan peran pengganti laki-laki. Maklum saja di usia segitu tentu saja sangat rentan untuk melakukan adengan berbahaya.  Masih ada yang ingat adegan apa saja yang diganti oleh pemeran pengganti? Adegan yang saya ingat adalah saat Nenek Lawu menggendong Lasmini terbang (menggunakan tali sling) dan juga adegan mengajari Lasmini silat di Air terjun, serta saat berjumpalitan mengajari Lasmini silat, Corry di gantikan oleh stuntman

Meski minim informasi tentang Corry Mochtar namun dari film-film yang pernah di bintangi tentu saja cukup mumpuni untuk seorang aktris kala itu. Film lain selain saur sepuh 3 yang pernah di bintangi oleh corry Mochtar antara lain , Apa Salahku (1976), Tanah Harapan (1976), Tiada seindah Cintamu (1977), Sejuta serat Sutera (1981), Tongkat Sakti (1982)

Thursday, February 15, 2024

DEDDY MIZWAR & NURUL ARIFIN DALAM FILM "AYAHKU"

 


JUDUL FILM                        : AYAHKU

SUTRADARA                       : AGUS ELIAS

SKENARIO/CERITA           : MISBACH YUSABIRAN

PRODUSER                          : BUSTAL NAWAWI

PRODUKSI                           : PT. PRASIDHI TETA FILM

TAHUN                                 : 1987

JENIS                                     : DRAMA

PEMAIN                               : DEDDY MIZWAR, NURUL AIRIFIN, RIMA MELATI, WD MOCHTAR, DARUSSALAM, ROLDIAH MATULESSY, ANNA TAIRAS, WAWAN WANISAR, BUNG SALIM, LEROY OSMANI

SINOPSIS :

Pak Agus (Darussalam) mengabarkan kalau ayah Arman (Deddy Mizwar) berada di rumahnya dan sering sakit-sakitan. Dani (Wawan Wanisar) adik dari Arman akhirnya tahu kalau ayahnya berada di rumah Pak Agus meski selama ini Dani hanya tahu kalau ayahnya sudah meninggal dunia. Sebagai seorang kakak tertua, Arman tidak ambil pusing akan kabar yang ia terima karena Armanlah anak yang paling tahu tentang perlakuan ayahnya dulu hingga membuat ia kecewa dan marah.

Namun tidak dengan Dani, ia mengajak istrinya Sri (Ana Tairas) untuk menemui istri pak Agus (Roldiah Matulessy) di warungnya untuk menanyakan ayahnya. Dari Jauh, Sulaiman (WD Mochtar) mengintip kedatangan Dani dan Sri namun tidak berani mendekatinya, sementara Dani juga melihat Sulaiman dari jauh dan diberitahu oleh  istri pak Agus kalau dialah ayahnya. Sementara itu adik dari Dani, Aini (Nurul Arifin) merupakan adik perempuan Arman yang kini sedang menjalin hubungan dengan Hakim (Leroy Osmani).

Berkali-kali Pak Agus mendatangi Arman kalau Ayahnya ingin bertemu dengan ibunya. Meski hatinya berat dan masih marah namun kalau Sulaiman hanya ingin bertemu ibunya (Rima Melati) akhirnya pertemuan itupun terjadi dengan syarat tidak berada di rumahnya. Akhirnya pertemuan pun di gelar di luar dan mereka pun bertemu, namun saat pertemuan itu Ibunya akhirnya pingsan. Arman pun marah karena mengingat perlakuan ayahnya. Dulu Ayah Arman adalah seorang yang berhasil, namun ia di kabarkan Nikah lagi di Jakarta.  

Ibunya dan Arman beserta adik-adiknya akhirnya menyusul ke Jakarta untuk mencari ayahnya yang tidak ada kabar, namun nihil. Ayahnya tidak di temukan, meski pada akhirnya ayahnya tahu keberadaan Ibu dan Arman namun tak sekalipun ia mau menemuinya. Hanya sekali  ayahnya pernah mengirimkan uang, dalam kondisi terlunta-lunta dan ibunya sakit-sakitan.  Akan hal tersebutlah akhirnya Arman hingga sekarang sulit melupakan perlakuan ayahnya . Namun tidak demikian dengan Dani dan Aini yang tidak begitu merasakan kepahitan dimasa kecil sehingga mau menerima ayahnya meski di tentang Arman.

Sementara itu Hakim mendatangi Sulaiman untuk meminang Aini karena ia merasa bahwa ayah Aini masih ada dan sebagai wali Aini tentu saja Hakim mendatanginya untuk memohon restu. Namun Sulaiman masih menghargai istrinya yang pernah di kecewakannya, karena itulah ia meminta untuk diadakan pertemuan di kedua belah pihak untuk membicarakan rencana perkawinan Aini. Pak Agus kembali menemui Arman untuk membicarakan hal tersebut, meski sebelumnya tidak menerima namun akhirnya Arman mengijinkan untuk diadakan pertemuan di rumah Sri istri Dani.

Pertemuan pun diadakan, akhirnya selain membicarakan pernikahan Aini, juga membicarakan tentang siapa yang akan merawat ayahnya karena Arman memang tidak mau menerima ayahnya, namun Aini dan Dani mau menerimanya. Arman mengusulkan agar ayahnya di tampung di rumah Sri yang besar, namun alih-alih menerima, Sri yang memiliki idealis tinggi malah mengusulkan untuk menaruhnya dip anti jompo dan dia bersedia membayar biayanya seberapapun besarnya.

Arman yang begitu keras untuk tidak menerima ayahnya, akhirnya tersadar saat ibunya mengingatkan kejadian di masa kecil antara Arman dengan Ayahnya. Akhirnya Arman pun bergegas mencari keberadaan Ayahnya yang sudah pergi dari rumah pak Agus.