Sunday, November 29, 2009

SEBERAPA BERHARGA RUPIAH KITA??

Rupiah dan rupiah lagi. Biasanya rupiah itu dibuat tidak berkutik dengan nilai tukar lain seperti Dollar Amerika. Sementara itu nilai tukar rupiah sendiri di negeri ini mulai merendah harga 1000 rupiah untuk 3 tahun yang lalu, tentu berbeda dengan Rp. 1000 tahun ini, begitu seterusnya. Hukum ekonomi akan terus berlaku.

Ini sih tentang seberapa berharganya rupiah di negeri sendiri, dan bagaimana kita menghargai nilai rupiah yang kita punya. Terakhir kali Bank Indonesia mengeluarkan pecahan Rp. 2.000 menjelang lebaran. Keluarnya pecahan dua ribu rupiah menyebabkan makin terpuruknya nilai tukar rupiah. Terpuruk dalam arti nilai yang kita punya sudah tidak seberharga dulu. Lahirnya Rp. 2000 mengikis pula dengan hadirnya nilai-nilai rupiah kecil seperti koin Rp. 50, 100, maupun Rp. 500. Bahkan nilai-nilai kecil tersebut di bank tertentu kadang di tolak jika ingin menyetornya (fakta dari beberapa keluhan  suara pembaca diharian Ibu Kota).

Hal ini di perparah pula dengan sudah bergantinya nilai tukar rupiah pecahan Rp. 50, 100, maupun Rp. 200 yang kini berganti fungsi menjadi permen. Yah permen, tapi perlu di ingat bahwa tidak semua orang suka dengan permen. Dan parahnya lagi, permen itu tidak bisa dijadikan alat tukar yang sah untuk transaksi pembelian.

Ya tidak bisa di pungkiri jika kita pergi berbelanja ke mini market ataupun supermarket,  kita menjadi semacam 'dipaksa' untuk menerima kembalian permen.  Dengan dalih tidak ada uang kecil maka pecahan nilai tukar rupiah kecil pun berubah jadi permen yang sering kali tidak kita makan sama sekali alias di buang. Artinya rupiah kita sudah tidak dihargai lagi di negeri sendiri. Dari beberapa pengalaman yang pernah penulis alami, seringkali minimarket yang kini menjamur hampir di pelosok perumahan selalu mengembalikan kembalian uang kecil dalam bentuk permen. Ini menjadi semacam pemerasan terselubung yang dilakukan, walau memang kalau di telusuri pasti mereka juga tidak mau disalahkan karena tidak adanya nilai kecil. Bayangkan saja jika nilai tukar di bawah Rp. 500 semisal kembalian Rp. 265  yang seharusnya di kembalikan dalam bentuk rupiah akan berubah fungsi menjadi dua buah permen. Nah yang Rp. 65 kemana? mending kalau permennya kita makan? nah kalau enggak? Tapi kalau kita bertransaksi misalnya Rp. 95.115, pasti akan terjadi pembulatan menjadi Rp. 95.200 dan yang kembalian Rp. 300 akan di berikan dalam bentuk permen. Nah ini gimana? ini memang pemerasan terselubung karena mau tidak mau kita akan menerima permen, alias mereka sebenarnya menjual permen, hanya saja tidak masuk dalam struk.

Bukan persoalan permen atau nilai yang tidak seberapa, akan tetapi ini menjadi menyebalkan karena permen bukanlah nilai tukar yang sah di Indonesia ini. Memang harus diakui tidak semua minimarket mengembalikan dalam bentuk permen, akan tetapi hampir sebagian besar melakukan praktek tersebut. Lantas dimana keadilan buat konsumen? apabila sewaktu-waktu kita membayarnya dalam bentuk permen dari kembalian minimarket ataupun supermarket tersebut akankah diterima? ini seharusnya menjadi PR bagi YLKI untuk melindungi konsumen-konsumen kita.

Namun satu acungan jempol saya berikan untuk 'Indomaret' karena dengan cerdas bekerjasama dengan Bank Mandiri telah mengeluarkan Indomaret card dimana buat penulis pribadi sangat bermanfaat karena tidak perlu di pusingkan dengan kembalian permen. Dan tentu saja nilai rupiah yang kita keluarkan sesuai dengan struk yang ada. Memang kita harus deposit dulu dengan sejumlah uang untuk transaksi, akan tetapi fair dan adil karena jumlah yang kita keluarkan toh sesuai dengan nilai struk yang ada. Dan untuk minimarket-minimarket lain semoga saja menyusul, karena buat apa punya member yang harus di perpanjang jika kembalian kita juga tetap saja ditukar dengan permen.

Semoga saja kedepannya nilai rupiah kita akan lebih di hargain lebih oleh bangsanya sendiri, atau solusi cerdas adalah berbelanjalah ke warung-warung terdekat.

Friday, November 20, 2009

CHINA SUPER SERIES 2009; BERMAIN DI KANDANG MACAN, PEMAIN INDONESIA BERGUGURAN

Layaknya bermain di kandang macan, pemain-pemain Indonesia yang turut serta dalam ajang tutup tahun China Super Series 2009 mulai berguguran. China sebagai tuan rumah merajai di semua nomor,  Sementara Indonesia yang mewakilkan di 4 nomor yakni tunggal putra dan putri, ganda campuran dan ganda putra praktis tidak dapat berbicara banyak. Apalagi saingannya cukup ketat. Hadirnya pemain-pemain Korea selatan juga menjadikan persaingan di semua nomor semakin ketat.

Di nomor ganda putra, Indonesia yang mengirimkan wakilnya secara penuh, kini tidak menyisakan satupun wakilnya di nomor tersebut. Markis Kido/Hendra Setiawan di babak kedua yang berlangsung kemarin juga di buat tidak berdaya setelah berhadapan dengan pemain non unggulan Chieh Min Fang/Sheng Mu Lee (TPE) dengan melalui pertandingan 3 set. Markis/Hendra menyerah dengan 19-21, 21-11 dan 15-21.  Kegagalan serupa juga di raih Yonathan Suryatama Dasuki/Rian Sukmawan yang harus bertekuk lutut atas Zhendong Guo/Chen Xu (CHN) dengan dua set langsung 17-21 dan 19-21. Sementara itu pemain muda yang sempat melejit M. Ahsan/Bona Septono juga harus menyerah dari Hong Ling Chen/Yu Lang Lin (TPE) dengan 15-21 dan 18-21. Dengan demikian Indonesia tidak satupun mewakilkan wakilnya di nomor ganda putra.

Di nomor tunggal putri, nasib serupa juga di alami satu-satunya wakil Indonesia yang melangkah ke babak kedua Maria Kristin Yulianti.  Maria menjadi satu-satunya wakil Indonesia di babak kedua setelah rekannya Adriyanti Firdasari kandas di babak pertama. Maria di taklukkan oleh pemain tuan rumah Wang Shixian dengan 13-21 dan 13-21. Kegagalan Maria sekaligus melengkapi kegagalan pekan sebelumnya di Hongkong Super Series atas Salakjit Ponsana (THA).  Maria Kristin jarang di turunkan di Super Series karena terlilit cedera.  Sampai Saat ini tunggal putri Indonesia masih belum bisa berbicara banyak.

Namun kegagalan dua nomor tersebut sedikit terobati setelah dua wakil tunggal putra Indonesia yakni Sony Dwi Kuncoro dan Simon Santoso melangkah ke perempat final. Namun di perempat final, keduanya sudah harus bertemu pemain tuan rumah unggulan kedua dan ke empat. Sony Dwi Kuncoro akan ditantang oleh Chen Jin dan Simon Santoso akan berhadapan dengan Lin Dan.  Di babak kedua Sony Dwi Kuncoro menang atas Arvind Bhat (IND) dengan dua set langsung dengan 21-15 dan 21-16. Sementara itu Simon Santoso melangkah ke perempat final dengan bersusah payah setelah mengalahkan Carl Baxter (ENG) dengan 14-21, 21-12 dan 21-18.

Indonesia juga masih menyisakan satu wakilnya di perempat final nomor ganda campuran dengan pemain yang baru di pasangkan Devin Lahardi Fitriawan/Lilyana Natsir. Devin Sebelumnya berpasangan dengan Lita Nurlita sedangnan Lilyana Natsir berpasangan dengan Nova Widianto. Lawan Devin/Lilyana di perempat final adalah pasangan tuan rumah Nan Zhang/Zhao Yunlei.

Monday, November 16, 2009

HONGKONG SUPER SERIES 2009; INDONESIA GAGAL RAIH GELAR

Satu-satunya wakil Indonesia di final turnamen Yonex Hongkong Super Series 2009 pasangan ganda campuran Nova Widianto/Lilyana Natsir gagal meraih gelar setelah di taklukkan pemain non unggulan yang sedang naik daun Robert Meteusiak/Nadiezda Costiuczky (POL) dengan dua set langsung. Meski sempat unggul di set pertama dengan 10-7, namun pasangan Polandia mampu mengejar ketertinggalan hingga menyamakan kedudukan 10-10 dan berbalik unggul menjadi 10-11. Namun Nova/Lilyana yang sebentar lagi mau di ceraikan pasangannya mampu mengejar ketertinggalan dan berbalik unggul kembali dengan 18-15 bahkan terlebih dahulu unggul 20-18. Namun pasangan Polandia tidak mau menyerah begitu saja dan mampu mengejar ketertinggalan hingga unggul 20-22 sekaligus memenangi set pertama.

Memasuki set kedua, kedudukan Nova/Lilyana sangat tidak menguntungkan karena bermain dibawah tekanan, dan akhirnya Nova/Lilyana harus puas menjadi runner up Hongkong Super Series 2009 dengan 16-21.

Hasil selengkapnya :

1. WS : Wang Yihan (CHN) beat Jiang Yanjiao (CHN) 21-13, 21-15

2. XD : Robert Mateusiak/Nadiezda Kostiuczky (POL) beat Nova Widianto/Lilyana Natsir (INA) 22-20, 21-16

3. MS : Lee Chong Wei (MAS) beat Peter Heog Gade (DEN) 21-13, 13-21 dan 21-16.

4. WD : Ma Jin/Wang Xiaoli (CHN) beat Du Jing/Yu Yang (CHN) 16-21, 21-19 dan 21-12

5. MD : Jung Jae Sung/Lee Yong Dae (KOR) beat Lars Paaske/Jonas Rassmusen (DEN) 13-21, 21-15, 21-8

Saturday, November 14, 2009

INDONESIA PASTIKAN SATU TEMPAT DI FINAL

Hongkong Super Series -  Indonesia memastikan diri mendapatkan satu tempat di final setelah pasangan Nova Widianto/Lilyana Natsir menang atas He Hanbin/Yu Yang (CHN) dengan rubber set. Kepastian tiket final di peroleh Indonesia setelah lawan Nova/lilyana di Semifinal adalah pemain Indonesia pemenang antara Hendra A Gunawan/Vita Marissa dan Frans Kurniawan/Pia Zebadiah Bernadet yang saat berita ini di turunkan masih bertanding.

Di perempat final,  Unggulan ketiga Nova/Lilyana melibas permainan He Hanbin/Yu Yang (CHN) yang juga dua pekan sebelumnya di kalahkan di semifinal Prancis Super Series.  Meski di set pertama pertahanan China cukup alot, akan tetapi set kedua dan set ke tiga sepenuhnya menjadi milik Nova Lilyana.  Nova/Lilyana melangkah ke semifinal dengan 19-21, 21-9 dan 21-9.

Sementara itu Indonesia juga meloloskan satu pasangan ganda putra ALvent Yulianto/Hendra A Gunawan yang mengandaskan impian Markis/Hendra dengan dua set langsung.  Alvent/Hendra melangkah ke semifinal dengan skor 21-11 dan 21-18. Lawan Alvent/Hendra berikutnya adalah ganda kuat Korea Jung Jae Sung/Lee Yong Dae. Di perempat final Jung Jae Sung/Lee Yong Dae menjungkalkan permainan Anthony Clark/Nathan Robertson (ENG) dengan rubber set 17-21, 21-16 dan 21-16.

Di nomor tunggal putra, 'rising star' Dyonisius Hayom Rumbaka asal Club Djarum gagal ke semifinal setelah di kalahkan Bao Chun Lai (CHN) dengan 15-21 dan 15-21.  Tunggal putra lainnya Simon Santoso masih bertanding dengan Peter Heog Gade (DEN).

Thursday, November 12, 2009

HONGKONG SUPER SERIES ; FRANS/PIA KALAHKAN UNGGULAN 1

Kejutan terjadi di partai ganda campuran antara pemain Indonesia dengan pemain Korea Selatan. Frans Kurniawan/Pia Zebadiah Bernadet berhasil menjungkalkan unggulan pertama asal Korea Selatan Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung dengan dua set langsung.  Kemenangan ini menjadi suatu harapan baru bagi Indonesia untuk melapisi pemain ganda campuran Indonesia Nova Widianto/Lilyana Natsir yang sebentar lagi akan di cerai.

Permainan Frans/Pia sangat gemilang karena berhasil menekan permainan ganda kuat Korea tersebut, sehingga tidak kelihatan kalah kelas. Pia Zebadiah yang sebelumnya bermain di nomor tunggal akhirnya di pasangkan dengan Frans Kurniawan untuk bermain di nomor ganda campuran, dan hasilnya meski baru beberapa kali bermain cukup menggembirakan meski belum juara.  Di Set pertama Frans/Pia berhasil menekan permainan ganda Korea dan menang dengan 21-19. Memasuki set kedua kedudukan Frans/Pia langsung melesat jauh meninggalkan Korea dan sempat unggul 14-5 sebelum akhirnya ganda Korea berhasil meraih angka demi angka sampai pada kedudukan 18-18. Keadaan ini tidak membuat Frans/Pia patah semangat justru memacu dirinya untuk bermain tenang. Akhirnya set kedua di meanangkan oleh Frans/Pia dengan kemenangan 21-19, sekaligus melangkah ke perempat final untuk bertemu dengan rekan senegaranya Hendra A Gunawan/Vita Marissa yang terlebih dulu lolos ke perempat final setelah mengandaskan Chen Hung Ling/Chou Chia Chi (TPE) dengan 21-18 dan 21-15.

Sementara itu ‘rising star’Dyonisius Hayom Rumbaka juga berhasil melangkah ke perempat final setelah mengalahkan Yu Hsin Hsieh (TPE) dengan kemenangan mudah 21-13 dan 21-9.  Namun disayangkan sekali di perempat final Dyonisius sudah bertemu Bao Chun Lai(CHN) yang tentu saja diatas kertas baik tekhnik dan pengalaman Bao Chun Lai lebih unggul.

Sementara itu ganda campuran Nova Widianto/Lilyana Natsir dan ganda putra Indonesia saat berita ini diturunkan masih belum bertanding.

HONGKONG SUPER SERIES 2009; PEMAIN INDONESIA MULAI BERGUGURAN

Hari kedua turnamen Hongkong Super Series 2009 di warnai dengan mulai bergugurannya pemain-pemain Indonesia. Pemain-pemain Indonesia dibuat tidak berdaya dalam perebutan meraih babak 16 besar. Di nomor tunggal putra, Indonesia hanya menyisakan Taufik Hidayat dan Simon Santoso yang pada hari ini harus berjuang untuk meraih tiket perempat final. Taufik Hidayat melangkah ke babak kedua setelah mengalahkan Eric Pang (NED) dengan 21-19 dan 21-15, sementara itu Simon Santoso menang WO atas Lee Tsun Seng (MAS). Namun sayang sekali kedua pemain Indonesia ini harus bertemu di babak kedua untuk meraih tiket perempat final.

Sementara itu Sony Dwi Kuncoro harus gagal melangkah ke babak kedua setelah di taklukkan pemain non unggulan Tanongsaak Saensomboonsok (THA) dengan rubber set.  Kelihatan sekali jika Sony Dwi Kuncoro keteteran menghadapi Tanongsak. Di set pertama Sony di buat tak berdaya dengan 13-21. Memasuki set kedua Sony juga harus beberapa kali ketinggalan angka dari Tanongsak, namun set kedua dapat dimenangkan Sony dengan skor tipis 21-19. Memasuki set ketiga, kedudukan kembali di pegang oleh Tanongsak, dan set ketiga menjadi kunci kekalahan Sony dengan 16-21. Kegagalan yang sama juga di raih oleh pemain Djarum Andre Kurniawan Tedjono yang harus takluk dari unggulan ke 7 Tien Minh Nguyen (VIE) dengan 16-21 dan 15-21. Namun kegagalan dua tunggal putra dapat terobati dengan keberhasilan Dyonisius Hayom Rumbaka yang berhasil menaklukkan unggulan ke 8 Bonsaak Ponsana (THA) dengan straight set 22-20 dan 21-19. Dyonisius adalah pemain yang merangkak dari babak kualifikasi, sehingga kemenangan ini pun menjadi lebih berarti.

Tunggal Putri

Satu-satunya tunggal putri yang lolos ke babak kedua adalah Maria Febe Kusumastuti (CJ) setelah menaklukkan Xing Aiying (SIN) dengan 14-21, 21-14 dan 21-19. Keberhasilan pemain asal Club Djarum tersebut tidak diikuti oleh pemain pelatnas. Maria Kristin Yulianti dan Adriyanti Firdasari langsung tersingkir di babak pertama. Sementara itu Fransisca Ratnasari yang merangkak dari pemain kualifikasi juga harus tersingkir dari tangan Zhou Mi (HKG).

Maria Kristin Yulianti peraih medali perunggu olimpiade Beijing 2008 gagal melangkah ke babak kedua setelah takluk dari Salakjit Ponsana (THA) dengan rubber set. Di set pertama Maria mampu menang dengan 21-16, akan tetapi memasuki set kedua Salakjit yang juga kerap kali menyulitkan pemain China berhasil merebutnya dengan kedudukan 18-21. Memasuki set ketiga perolehan angkanya cukup ketat, namun Maria kurang tepat menempatkan bola sehingga set ketiga ditutup dengan 21-23 untuk kemenangan Salakjit.  Tunggal putri Indonesia Lainnnya, Adriyanti Firdasari dibuat tidak berdaya dengan 10-21 dan 13-21 atas Wang Xin (CHN), Sedangkan Fransisca harus mengakui keunggulan Zhou Mi (HKG) dengan 19-21 dan 18-21.

Di nomor ganda putra Indonesia meloloskan empat wakilnya di babak kedua, setelah M. Ahsan/Bona Septono dan Flandy/Chandra Wijaya gagal melangkah ke babak kedua. Ke empat pasang pemain Indonesia yang lolos ke babak ke dua adalah Markis Kido/Hendra Setiawan, Luluk Hadiyanto/Joko Riyadi, Alvent Yulianto/Hendra A Gunawan dan Yonathan Suryatama Dasuki/Rian Sukmawan.

Jadwal pertandingan hari ini akan dimulai pukul 12.00 waktu setempat.

Wednesday, November 11, 2009

HONGKONG SUPER SERIES 2009; TURNAMEN AKHIR TAHUN YANG BERTABUR BINTANG

Hongkong Super Series 2009 yang berlangsung sejak  9-15 November 2009 merupakan salah satu turnamen akhir tahun yang penuh bintang. Pemain-pemain Top dunia berlaga di turnamen ini. China mengeluarkan kekuatanya secara penuh, meski di ganda putra pasangan terkuat China mundur dari turnamen ini, akan tetapi Lin Dan merupakan daya tarik tersendiri di sektor tunggal putra. Sementara itu Korea Selatan yang sering kali absen di beberapa turnamen, kali ini juga memastikan diri menurunkan pemain-pemain kuatnya . Di Sektor tunggal putra Park Sung Hwan yang sering kali juga merepotkan pemain-pemain Indonesia, juga turut berlaga di turnamen ini menjadi unggulan ke 6. Sementara ganda putra Jung Jae Sung/Lee Yong Dae juga memastikan diri di turnamen ini.  Pasangan ganda putra terkuat Korea tersebut seringkali mempecundangi ganda terkuat Indonesia Markis Kido/Hendra Setiawan. Sementara di sektor ganda campuran Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung juga turut ambil bagian di turnamen ini. Pasangan ganda campuran Korea tersebut terkenal memiliki stamina yang kuat, terutama Lee Yong Dae, meski bermain rangkap di nomor ganda putra dan ganda campuran, akan tetapi memiliki stamina yang bagus.

Sementara itu Lee Chong Wei (MAS) yang merupakan unggulan 1 juga turut ambil bagian di turnamen ini setelah di turnamen Denmark Super Series dan Prancis Super Series absen. Kehadiran Chong Wei tentu saja menambah semarak pertandingan ini, mengingat pemain-pemain kelas dunia hampir seluruhnya bermain, termasuk juga tunggal putra Indonesia non pelatnas Taufik Hidayat yang juga turut hadir di turnamen ini sebagai unggulan ke 5. Meski stamina dan pola permainan Taufik sudah menurun tajam, akan tetapi Taufik masih merupakan daya tarik tersendiri di turnamen ini.

Dinomor ganda campuran, Indonesia juga mengirimkan Nova Widianto/Lilyana Natsir yang akan segera di pisahkan pasca turnamen HOngkong Super Series. Namun demikian, keduanya tetap menjadi harapan Indonesia untuk meraih gelar.  Di nomor tunggal putri, Maria Kristin Yulianti yang selama ini banyak di dera cedera, juga turut ambil bagian, meski saat ini Maria ranking dunianya terlempar cukup jauh ke posisi 76  akibat jarang bermain, namun di peringkat super series sendiri  Maria berada di ranking 57 minggu ini.

Dari drawing yang ada, pemain-pemain Indonesia sudah harus saling bunuh di babak awal, terutama di nomor ganda putra dan ganda campuran.  Bahkan di nomor ganda campuran, seluruh pemain Indonesia berada di satu pul, sehingga kesempatan untuk terjadi All Indonesian Final tidak pernah ada, sementara di nomor ganda putra, masih bernasib lebih baik, karena ada di dua pul, yaitu pul atas dan pul bawah masing-masing mewakilkan wakilnya.

Di hari pertama, pasangan ganda campuran Devin Lahardi/Lita Nurlita langsung terjungkal dari pasangan ganda campuran Chen Hung Ling/Chou Chia Chi (TPE) dengan skor tipis 21-23 dan 20-22. Sedangkan Nova/Lilyana melangkah ke babak kedua setelah mengalahkan Chen Zhiben/Zhao Yunlei (CHN) dengan 21-17 dan 21-12.  Sementara itu nomor ganda campuran lainya, Hendra A GUnawan/Vita Marissa akan berhadapan dengan Frans Kurniawan/PIa Zebadiah di babak kedua. Jadwal pertandingan hari ini adalah mempertandingkan nomor ganda putra, ganda putri, tunggal putra dan tunggal putri.

Monday, November 2, 2009

PRANCIS SUPER SERIES 2009; INDONESIA RAIH DUA GELAR

Indonesia berhasil meraih dua gelar dalam turnamen Prancis Super Series yang berakhir semalam melalui ganda campuran Nova Widianto/Lilyana Natsir dan pasangan ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan, sedangkan di nomor tunggal putra Taufik Hidayat harus puas untuk menjadi runner up di turnamen ini.

Kepastian kemenangan Nova/Lilyana diraih setelah pasangan tersebut menundukkan pemain non pelatnas Hendra A Gunawan/Vita Marissa dengan cukup mudah. Pasangan Nova/Lilyana hanya membutuhkan 20 menit untuk menghentikan permainan Hendra/Vita dengan 21-7 dan 21-7. Gelar ini adalah merupakan gelar super series kedua di tahun 2009 untuk pasangan Nova/Lilyana setelah sebelumnya pernah meraih di Malaysia Super Series Januari silam.

Satu  lagi gelar di raih dari Markis Kido/Hendra setiawan atas musuh bebuyutannya Koo Kien Kiet/Tan Boon Heong (MAS) dalam pertandingan tiga set. Memang secara mental, pemain Malaysia tersebut seringkali mampu menurunkan mental pemain-pemain Indonesia melalui tingkah lakunya. Namun kali ini Marki/Hendra tidak mau di pecundangi hingga menang dengan 15-21, 21-15 dan 21-14.

Hasil selengkapnya :

1. XD : Nova Widianto/Lilyana Natsir (INA) beat Hendra A Gunawan/Vita Marissa (INA) 21-7 dan 21-7

2. WS : Wang Yihan (CHN) beat Wang Lin (CHN) 21-9 dan 21-12

3. WD : Ma Jin/Wang Xiaoli (CHN) beat Cheng Zu/Zhao Yunlei (CHN) 21-13 dan 21-8

4. MS : Lin Dan (CHN) beat Taufik Hidayat (INA) 21-6, 21-15

5. MD : Markis Kido/Hendra Setiawan (INA) beat Koo Kien Kit/Tan Boon Heong (MAS) 15-21, 21-15 dan 21-14

Sunday, November 1, 2009

PRANCIS SUPER SERIES 2009; INDONESIA PASTIKAN SATU GELAR

Indonesia memastikan satu gelar di turnamen Prancis Super Series 2009 setelah terjadi All Indonesian Final. Indonesia memastikan satu gelar melalui Nova Widianto/Lilyana Natsir yang berhasil menekuk musuh bebuyutannya He Hanbin/Yu Yang (CHN) dalam pertandingan yang cukup ketat. Kerap kali bertemu menyebabkan kedua pasangan sudah saling mengetahui kelemahan masing-masing. Namun dewi fortuna berpihak ke pasangan Indonesia sehingga Nova/Lilyana mampu melibas permainan lawan.  Di set pertama perolehan angka keduanya berlangsung saling kejar mengejar. Meski sempat unggul 19-16 atas pasangan China, akan tetapi He Hanbin/Yu Yang mampu mengejar ketertinggalan menjadi 19-19 kemudian kejar mengejar angka pun terjadi hingga set pertama di tutup untuk kemenangan pasangan China. Nova/Lilyana menyerah dengan 25-27.

Memasuki set kedua, pasangan Nova/Lilyana selalu mempimpin perolehan angka.  He Hanbin/Yu Yang tidak mampu mengembangkan permainan hinggak menyerah dari tangan Nova/Lilyana. Set kedua ditutup 21-14, memasuki set penentuan keadaan berbalik, pasangan China unggul terlebih dahulu hingga kedudukan 6-9. Namun Nova/Lilyana mampu mengejar ketertinggalan hingga berbalik memimpin dan menutup set kedua dengan kemenangan 21-17. Langkah Nova/Lilyana di final akan bertemu dengan sesama rekan mantan penghuni pelatnas Hendra A Gunawan/Vita Marissa yang berhasil mengalahkan pasangan China lainnya Tao Jiaming/Zhang Yawen dengan straight set.

Pasangan Hendra/Vita melangkah ke final dengan cukup gemilang.  Hendra/Vita menekuk pemain China yang belum lama di pasangkan dengan 22-10 dan 21-17 sekaligus membuka peluang untuk menjadi juara.

Menghadapi Nova/Lilyana yang lebih diunggulkan, Vita marissa yang sebelumnya juga pernah berpasangan dengan Nova kemungkinan akan mampu memberikan perlawanan yang cukup berarti. Namun apapun hasilnya, Indonesia telah mengamankan satu gelar di nomor ganda campuran.

Sementara itu tunggal putra Taufik Hidayat, ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan dan ganda putri Nitya Krishinda Maheswari/Greysa Polii saat berita ini di turunkan masih belum bertanding.

Saturday, October 31, 2009

PRANCIS SUPER SERIES 2009; FIRDA GAGAL, INDONESIA DI KEPUNG CHINA

Satu-satunya wakil Indonesia di tunggal putri Adriyanti Firdasari gagal melangkah ke semifinal setelah di tundukkan Yao Jie (NED) dengan rubber set di turnamen Prancis Super Series 2009. Sebenarnya kedudukan kedua pemain cukup berimbang, hanya saja faktor lucky berada di tangan Yao, sehingga Firda gagal melangkah ke semifinal. Di set pertama dengan penuh percaya diri Firda mampu memimpin perolehan angka hingga berhasil merebut set pertama denga21-18. Memasuki set kedua Yao Jie berhasil memaksakan rubber set dengan 19-21. Memasuki set penentuan meski sempat memimpin perolehan angka, akan tetapi Firda akhirnya terkejar dan kembali takluk dengan 15-21 sekaligus memupus harapan Indonesia untuk mewakilkan Firda di semifinal.

Kegagalan serupa juga diraih pasangan ganda putra M. Ahsan/Bona Septono. Pasangan ganda putra yang diharapkan mampu menggantikan seniornya Markis Kido/Hendra Setiawan tersebut takluk dari Mathias Boe/Cartsen Mogensen(DEN) dengan rubber set. 21-18, 12-21 dan 15-21.

Namun demikian, Indonesia masih mewakilkan wakilnya di beberapa nomor. Namun pemain-pemain Indonesi yang berhasil lolos ke semifinal sudah di kepung pemain China. China mendominasi di semua nomor, nama besar China agaknya menjadi kunci kemenangan mereka. Di nomor tunggal putra, pemain Indonesia non pelatnas Taufik Hidayat meski harus terseok di perempat final, namun mampu meraih kemenangan atas Chen Long (CHN) dengan 22-20 dan 21-15. Lawan Taufik berikutnya di semifinal adalah pemain veteran Denmark Peter Heog Gade yang di perempat final berhasil menekuk Bao Chun Lai(CHN). Kans Taufik untuk bertemu Lin Dan di final masih terbuka lebar.

Di nomor ganda putri, pasangan Nitya Krishinda Maheswari/Greysa Polii juga melangkah ke semifinal setelah mengalahkan Lena Frier Kristiansen/Kamilla Rytter Juhl (DEN) dengan skor ketat 21-19, 18-21 dan 22-20. Namun sayang sekali di semifinal, pasangan Indonesia di tantang Ma Jin/Wang Xiaoli (CHN) yang diatas kertas mampu mengatasi permainan Nitya/Greys.  Sedangkan di nomor ganda putra, Indonesia masih memiliki satu wakilnya Markis Kido/Hendra Setiawan. Markis/Hendra melangkah ke semifinal setelah mengalahkan Moh Zakry Abdul Latief/Mohd Fairuzizuan Mohd Tazari (MAS) dengan mudah. Markis/Hendra menekuk pemain Malaysia dengan 21-11 dan 21-17. Lawan Markis/Hendra di semifinal adalah Sun Junjie/Tao Jiaming(CHN).

Sementara itu di nomor ganda campuran, Indonesia berpeluang menciptakan All Indonesian final, setelah di semifinal Indonesia mewakilkan dua wakilnya. Namun demikian, ini bukan perkara yang mudah karena lawan keduanya di semifinal adalah pemain-pemain kuat China. Nova Widianto/Lilyana Natsir di semifinal harus bertemu dengan musuh bebuyutannya He Hanbin/Yu Yang (CHN). sedangkan Hendra A Gunawan/Vita Marissa yang juga berhasil melangkah ke semifinal juga harus berhadapan dengan pemain China lainnya Tao Jiaming/Zhang Yawen.