Thursday, September 4, 2025

DARTO JONED PENULIS SKENARIO YANG JUGA SUTRADARA

 


Terlahir sebagai RM. SOEDARTO, 21 Maret 1943 di Solo, Darto Joned, di kalangan perfilman memang lebih dikenal sebagai sutradara film TVRI maupun TV lain. Padahal  pertama kali terlibat di film ia lebih dulu main untuk film bioskop. Melibatkan diri pertama kali di film tahun 1972 sebagai pemain dalam film "Tanah Gersang", Darto entah kenapa akhirnya lebih banyak melibatkan diri sebagai penulis skenario. Tidak tanggung-tanggung ia bisa menyelesaikan tiga skenario sekaligus. "Tapi itu kalau untuk membuat film seri, kalau tidak untuk film seri, ya cukup sehari satu", katanya. 

Menjadi penulis skenario itu sendiri sudah dimulai Darto sejak tahun 1974 untuk film "Marabunta" dimana ia sekaligus menjadi pembantu sutradara. Sejak itu, diakuinya sudah puluhan skenario yang dislesaikannya hingga sekarang. Baik untuk film Bioskop maupun untuk film TV. Untuk film TV, Darto malah tanpa sungkan menyebutkan sering menyelesaikan satu episode untuk film seri dikerjakannya tanpa memerlukan skenario. "Semuanya berkembang di lapangan. Jadi jangan heran kalau sehari saya pun bisa menyelesaikan tiga episode film seri," katanya lagi. 

Sutradara film TV yang dikenal lewas serial "Kisah Serumpun Bambu" dan dilanjutkan "Tembang Di Tengah Padang" juga menjadi film bioskop berjudul "Gerbang Keadilan". Itu merupakan film ketiga saya setelah Marabunta dan Selimut Cinta, " katanya. 

Di Singgung bagaimana cara bisa menyelesaikan tiga skenario sekaligus, sutradara yang menyebut dirinya mesin skenario ini cuma tertawa. "Yang diperlukan cuma gambaran tentang ceritanya. Kalau semuanya sudah ada dalam kepala, yang lainnya tinggal menuliskannya," ujarnya. Tapi kalau saya sedang bikin skenario, saya harus mencari tempat yang sepi. Di hotel misalnya. Dan syaratnya, harus didampingi isteri saya," tambahnya . 

Untungnya Darto punya isteri yang setia selalu mendampinginya. Tak cuma waktu bikin skenario, tapi juga kemana saja ia pergi. "Apa yang selalu saya pikirkan setiap kali memulai pekerjaan hanyalah bagaimana penonton bisa menyukainya, " katanya sungguh-sungguh. 

Perihal mengapa ia lebih suka main dan bikin film untuk TV, lelaki yang suka tertawa ini menyebutkan karena TVRI saat ini lebih terbuka. Dan itu berbeda dengan TVRI dulu. Sekarang TVRI sepertinya membuka kesempatan seluas-luasnya pada sutradara dari luar kota membuat film bagi TVRI, " katanya. "Tapi sungguh kok , bukan karena bikin film V itu lebih enak maka saya lebih banyak menghasilkan film-film untuk TVRI. Tapi karena kesempatan untuk bikin film bioskop memang jarang saya dapatkan, " katanya kemudian. 


~~ sumber MF~  

Wednesday, September 3, 2025

YESSY GUSMAN DAN RANO KARNO DI SUMPAH POCONG

 


KILAS BALIK - RANO KARNO DAN YESSY GUSMAN DI SUMPAH POCONG

Pertemuan Rano Karno dan Yessy Gusman dalam kancah perfilman nasional dimulai dari Rio Anakku (1973) garapan Hasmanan. Waktu itu baru jadi figuran. Tahun berikutnya 1974, keduanya muncul bareng lagi membintangi "Romi dan Yuli" sebagai pemeran utama. "Itulah film pertama kami, dimana kami mendapat ujian berat. Kami harus bercinta, padahal belum pernah tahu, apa itu cinta," celetuk Yessy. Rano yang duduk berdampingan, lalu menimpali, "Kami saling mengenal jauh sebelum terjun ke film. Dulu kami satu sanggar, bergabung di sanggar Kak Yana".

Pasangan Rano & Yessy di tahun 70an memang menjadi pujaan kaum remaja, itu bermula setelah sukses penampilan mereka dalam "Gita Cinta Dari SMA", garapan Arizal, terus menyusul "Puspa Indah Taman Hati" masih juga garapan Arizal. Rano dan Yessy ibarat simbol kebahagiaan kaum remaja. Terutama yaa,, mereka yang sedang di mabuk cinta. 

Maka, kaduanyapun tak lepas dari gosip, percintaan di luar film pun terjalin di hati mereka. Bahkan pernah disebut-sebut mereka akan menikah sebagai suami istri. Memang sebelum mereka berpisah, keduanya masih empat muncul dalam satu frame dalam produksi Karno's Film, perusahaan ayah Rano, Sukarno M Noor (alm) membintangi "Selamat Tinggal Duka" tiba-tiba Yessy berangkat ke Amerika, menimba ilmu. Sekarang Yessy mengaku telah bergelar MBA sedangkan Rano berpredikat produser, melanjutkan warisan usaha ayahnya. 

Kini, keduanya ketemu lagi membintangi  "Sumpah Pocong Lintang Dan Bayu". Sedangkan sutradara di percayakan kepada Ismail Soebardjo, yang pernah di hajar habis-habisan oleh pers film karena film jiplakannya "Bercanda Dalam Duka" yang diambil dari film asing. 

Setelah Tirai Perkawinan 1984, garapan Ida Farida, Yessy tak pernah muncul lagi di layar putih. Rindu juga, tapi kesibukan belajar tak bisa ditinggalkan, " katanyaIa juga mengaku rindu sekali dengan Rano Karno. "Saya juga Rindu"! sambut Rano Cepat. Namun keduanya lalu nyeletuk lagi, hampir berbarengan memperjelas bahwa kerinduannya hanya terbatas dalam pemunculan bersama di film. "Rano sudah punya Dewi, sayapun sudah punya buntut, tegas Yessy. Dua-duanya saling punya. 

Menjawab pertanyaan, pertimbangan menerima "Sumpah Pocong Lintang Dan Bayu", Yessy katakan," Semula ragu juga", Kayaknya film horor, saya hampir menolak karena saya nggak bisa main film horor. Tapi setelah di jelaskan, dan saya membaca skenarionya, ternyata bukan film horor. Saya langsung terima, Obat kangen!" paparnya. 

"Mulanya sih gemeteran juga sedikit. Tapi setelah baca Bismillah dan doa-doa akhirnya perasaan khawatir dan takut hilang juga," kata Yessy Gusman mengenang saat-saat akan dimulainya pembuatan "Sumpah Pocong" . Yessy mengakui swaktu suting memang terasa sakral, tapi setelah di dahului doa-doa perasaan yang menyelinap dalam dirinya bisa di halau. Pembuatan film Sumpah Pocong berlangsung di daerah yang tradisi sumpah pocong itu sendiri masih ada. 

Selama sebulan berada di Yogya, suaminya Okky Tjakra sempat berkunjung sekali menjenguk Yessy dan putranya. Sebagian besar sutingnya berlangsung di desa Ketep dan Puluhan sekitar satu setengah  jam dari Yogya. 

"Perpisahan" yang cukup lama itu nampaknya sempat membikin Okky berpikir dua kali untuk melepas Yessy main film lagi. Untuk film berikutnya Okky megusulkan kalau bisa sutingnya yang di dalam kota saja. 

Tapi dia mendukung saya untuk tetap main film sepanjang saya bisa berkarya dengan baik dan mengatur waktu untuk rumah tangga, anak maupun suami, kilahnya, Yessy sendiri menyambut dukungan suami itu dengan mengutamakan keluarga. "Paling paling saya akan main film dua atau tiga film saja dalam setahun," lanjutnya.

~~ sumber : MF 

KENANGAN DIAN NITAMI MAIN FILM

 


DIAN NITAMI. Sejak umur 15 tahun perempuan bertinggi 171 cm ini mengawali karir di dunia film. Filmnya antara lain Di balik Dinding Kelabu, Cinta Anak Zaman, Johny Indo, Atas Boleh Bawah Boleh, Luka Diatas Luka, Kamus Cinta Sang Primadona, Catatan Si Doi dan lain lain. 

Bungsu dari 4 bersaudara pasangan keluarga Soerjo Muntasir dan Takanitami ini dalam film Catatan Si Doi berperan sebagai Tio, seorang mahasiswi utkang bikin gara-gara, berantem, manasin orang dan tukang ngaduin orang. 

"Saya paling suka memerankan Tio dalam film "Catatan Si Doi". Ada tantangan untuk berperan disini, meski kurang yakin. Bisa nggak sih Dian beprean seperti Jilly... itu tuh dalam film teve "R" dimana belum dilog saja, Jilly sudah bisa membangkitkan kebencian penonton," papar Dian yang punya darah Jepang dari ibunya. 

"Awal terjun ke dunia film, benar-benar nggak di sangka deh!" paparnya. Kebetulan ketika itu ia mengantarkan Ida Iasha, sehabis ada acara  meeting, pulangnya diajak Ida ke Virgo Film untuk teken kontrak. Disana ia ketemu Ferry Anggriawan dan Sophan Sophian, terus di tawari main film.  "Ya, saya mau saja. Hitung-hitung cari pengalaman lain. Wah, pertama berhadapan dengan Kamera saya benar-benar grogi deh. Belum lagi saya malu, teman-teman di sekolah pada ngeledek kalau saya jadi bintang film. Tapi, sekarang sih udah biasa saja, emang ini sebagian dari dunia saya," ujarnya.

Tapi konon bukan tujuan utama. Dia harus mikir tentang masa depan yang bisa menjamin. Coba kalau saya kecelakaan dan saya jadi jelek, kan pasti nggak laku lagi di film. Bener nggak?" kata dian yang jadi team basket di sekolahnya. 

Pengalaman yang menjadi kebanggaan didunia film ketika Dian main untuk film "Pelarian Johny Indo " (Judul akhirnya jadi : Johny Indo, kisah nyata seorang Narapidana), yang juga punya kisah ketakutannya. 

"Ya ketika suting itu di Nusa Kambangan kan semua pemain juga krunya tinggal di wisma. Di Wisma itu, Dian kenal baik sama seorang narapidana yang sudah bapak-bapak. Bapak itu suka nganterin makanan, ketika Dian tanya kenapa di hukum? Bapak itu bilang karena jadi dukun cabul, yang telah memp erkosa dan memb unuh lima orang wanita. Jadi dia dihukum seumur hidup. Kalau tadinya Dian berani pulang ke wisma sendiri, setelah tahu bapak yang suka ada disana itu berubah takut. Tapi pasti nggak apa-apa kan ya, dia sudah baik. Cuman ikut di film ini, Dian bangga, Bayangkan saja Dian bisa masuk ke Nusakambangan. Kan kalau orang awam susah sekali untuk masuk daerah tahanan Nusakambangan," kata Dian, yang dua kali pernah di cium oleh makhluk aneh di Sumatera ini.

Ya, itu bukan adegan dalam film, bila Dian kena sosor bibir orang yang tak di kenalnya. Kejadiannya ketika perempuan yang lahir di Jakarta pada 18 Juni 1971 ini ikut promosi film "Luka Di Atas Luka" di Sumatera bersama pemeran lainnya lagi turun dari mobil, dimana disekitarnya penuh kerumunan orang. 

Rombongan artis itu berjalan ke sebuah gedung. Tiba-tiba dari arah belakang ada yang menepuk bahunya. Dia menoleh ke belakang, tahu-tahu pipinya sudah kena sosor bibir orang yang tak dikenalnya. Srupp!!

"Saya kaget da malu, Dian nggak tahu, oran gitu mau berbuat begitu. Sudah nyipok langsung kabur. Dian ingat-ingat dan lihat tampang orang itu, Makhluk aneh kali, " kata perempuan yang suka makn bakso dan pizza ini. 

Kedua kalinya masih di sumatera juga, juga promosi film Luka Di Atas Luka, di Lok Seumawe, Ketika itu Dian sedang berada di podium, Dian mengajak seorang penonton naik ke atas panggung untuk menari. Selesai menari, tba-tiba bibir pemuda itu nyelonong ke wajah Dian, ia tak bisa mengelak dan dibuat kaget kembali. 

"Wah pokoknya Dian nggak suka tampang orang itu, meski masih ingat, Kok, pada begitu ya, aneh!" kenang Dian.


~sumber : MF 057/25 tahun V , 3 - 16 September 1988


Tuesday, September 2, 2025

JALAN MAKIN MEMBARA


JALAN MAKIN MEMBARA, ARSWENDO PENULIS SKENARIO

Rahayu Effendi, produser Sinetron Jalan Membara mengaku rugi mencapai Rp. 150juta. Pihak SCTV yang menayangkan sinetron tersebut tidak memberi komentar. Bahkan ironisnya menyambut baik kelanjutannya. Masih dibintangi Dede Yusuf, Jalan Makin Membara ditayangkan SCTV sejak awal Januari 1996. Jalan Membara merupakan cikal bakal Jalan Makin Membara. Tetap jenis eksen, tapi banyak perubahan tema dan pemainnya. Hal ini tidak terlepas dengan masuknya peran Arswendo Atmowiloto sebagai penulis skenario.

Setelah selesai penayangan Jalan membara yang membawa kerugian, saya sempat bingung, kira-kira apa yang harus saya kerjakan. Bagi seorang seniman, kreatifitas adalah paling utama. Jadi, walau rugi, saya bertekad untuk membuat sinetron lagi dengan jenis sama. Pikir-pikir, saya ingat Arwendo yang pernah gabung dengan kami saat penggarapan serial "Jendela Rumah Kita". Dengan pengalaman itu, saya yakin bila mengajak Arwendo, akan menciptakan nuansa baru bisa di jadikan jaminan, " kata Rahayu Effendi. 

Lebih lanjut Rahayu merekrut Arswendo bukan karen akeberhasilan Arswendo di  Festival Sinetron Indonesia lewat sinetron "Menghitung Hari" ini spontan saja, " lanjut Rahayu Effendi. 

Bagi Arswendo sendiri, keterlibatannya di serial Jalan Makin Membara bersama Dede Yusuf merubah hampir 50% dari rancangan asli buatan Dede Yusuf yang saat  produksi sinetron Jalan membara bertema total eksen. "Saya punya pandangan bahwa eksen itu sangat bagus apalagi bila dibumbui dengan komedi. Nah, Komedi ini yang menjadi tanggungjawab saya, sementara eksennya itu urusan Dede.  Dengan ini pula saya katakan, mulai tahun 1996 telah lahir sutradara baru di dunia sinetron. Saya juga mengatakan jika sinetron "Jalan Makin Membara" ini nantinya tidak laku dan kurang disenangi pemirsa, ini pertanda bahwa dunia sinetron kita sudah mulai masuk gerbang kehancuran, " kata Arswendo. 

Arswendo memang selalu tampil spektakuler. Ucapannya selalu cuek tapi bernada optimis. Tanpa mengecilkan peran Dede Yusuf pada sinetron Jalan Membara, Arswendo baru berani mengatakan Dede Yusuf telah lahir sebagai sutradara muda. Padahal Dede Yusuf sudah tampil sebagai Sutradara di serial "Jendela Rumah Kita"dan memenangkan satu kategori pada FSI 1994.

Jika menurut Rahau Effendi sinetron Jalan Membara tidak membawa keuntungan, bahkan rugi, maka part II Jalan Makin Membara, Rahayu dan Dede Yusuf Optimis akan membawa sukses dan keuntungan. "Terus terang saya memang kurang puas pada konsep penggarapan terdahulu. Makanya saya berkomunikasi dengan ibu. Oleh ibu berkomunikasi dengan Mas Wendo. Maka inilah konsepnya lebih fleksibel. tidak lagi mengetengahkan eksen yang kental. 

Dede Yusuf mengganti banyak pemain. Mira Asmara sebagai pelakon utama mendampingi Dede dalam sinetron Jalan Membara ditendang. Demikian juga Bucek Depp, serta pemain=pemain lainnya. Dede benar-benar bongkar pasang. Kali ini Dede Yusuf menampilkan Mila Karmelia sebagai Wia. Lia Olivia (Iyun), Taufik Savalas (Halim), Arie Sihasale (Topan), Erry Yanto Prakasa (Pak Jodi), Rio Thamrin, (Cogrek), Titi Soemarno (Ibu Tapan), Edi Siswandi (Bang Alwi), Rendy Recky(Dasiman), Latief Sitepu (Satpam), Ocan (Ujang ) dll. 

"Tidak ada unsur-unsur sentimen dalam hal ini. Saya banyak mengganti pemain semata-mata menyesuaikan kemampuan peran masing-masing. Apalagi sinetron Jalan Membara dengan yang Sekarang, Jalan Makin Membara, sebenarnya ceritanya tidak saling mengikat. Hanya temanya saja yang sama, yaitu eksen. Untuk mengikat perhatian pemirsa, saya tetap menokohkan peran Handoko, mantan narapidana. Makanya tidak jadi masalah bila saya pakai pemain-pemain baru, " kata Dede Yusuf.

Dede Yusuf memang sukses menokohkan perannya, baik pada part I maupun yang kedua ini. Menyimak cerita Jalan Makin Membara memang sangat berbeda dengan Jalan Membara.  "Kali ii saya tampil seperti serial, menuntaskan atu masalah dalam satu episode, tidak seperti Jalan Membara ceritanya berkesinambungan. Peran saya juga berganti-ganti, mulai Satpam, Office BOy, hingga tukan ojek. Ini merupakan terobosan setelah dalam Jalan membara kurang sukses. Tentu mas Wendo pegang peran untuk memilih sistem serial, " kata Dede Yusuf. 

Rahayu Effendi mengatakan, teknik-teknik pukulan yang dilakukan Dede Yusuf, diramu dari gerakan-gerakan bintang eksen dunia seperti Jean Claude Van Damme, Cuck Nurris, David Bradley dan Jacky Chan. "Jika gerakan Dede Comot sana sini dan disukai, mengapa harus mempermasalahkannya. Orang menonton film  kan, karena film itu menarik. Makanya saya mengusulkan pada Dede agar ketika melakukan adegan tarung, mengikuti gerakan-gerakan terbaik dari bintang-bintang laga luar negeri. 


~sumber : MF 251/217/XII/ 27 Jan - 9 Feb 1996~

Sunday, August 10, 2025

MISTERI DARI GUNUNG MERAPI 3 : PEREMPUAN BERAMBUT API

 


PROSES! FILM MISTERI DARI GUNUNG MERAPI 3, PEREMPUAN BERAMBUT API

Ibarat Perjuangan , Ia harus melalui perjalanan panjang penuh lika liku yang melelahkan dan pengorbanan. Itulah yang dialami Liliek Sudjio, ketika menggarap Misteri Gunung Merapi 3 Perempuan Berambut Api yang mengambil LOKASI SUTING seluruhnya di daerah wisata Pangandaran Jawa Barat.

Perjalanan panjang, karena menurut perhitungan kontrak sudah over time. Suting pertama dimulai 18 Oktober 1990 diakhiri 18 Februari 1991. Untuk sutingnya saja, 4 bulan penuh. Sedangkan kontrak para karyawan overtime ada yang sebulan lebih. 

Kata Liliek, kendala yang paling berat, karena cuaca yang tak mau diajak kompromi. "Maklum , musim hujan!" katanya. Kadang, kata Liliek melanjutkan, sehari hanya bisa suting dua tiga shot saja. Terutama untuk adegan luar (exterior) dimana banyak adegan berat dengan menggunakan sling. 

Di samping cuaca sebagai penghambat yang tak mau di ajak kompromi, pembuatan set besar-besaran juga sedikit mengganggu. Cuma, untuk yang satu ini, semua bisa maklum. Lalu, kata beberapa kru yang enggan disebutkan jatidirinya, keharmonisan kerja di lapangan juga sering tak ada. "Namun semua gejolak yang bisa mengganggu kelancaran kerja, akhirnya dapat di selesaikan secara kekeluargaan. "Biasa, kalau kita kerja berlarut-larut ada saja gejolak itu,"tukas Liliek. Apa lagi sekarang produksi sedang rame, sambung kru lain. 

Setelah melewati proses penyelesaian cukup melelahkan, film yang dibintangi  Fendy Pradana, Lucy Subardjo (Perempuan berambut api), Dra. Mien Brodjo, Gino Makasutji, WD Mochtar, dan pengganti Ida Iasha Chatrianawati (pemeran utama) sudah masuk proses studio. Film yang di rencanakan  beredar pada bulan lebaran, untuk proses akhirnya terpaksa di bawa keluar negeri, ke Los Angeles. "Kami akan berusaha memberikan hiburan lebih baik kepada penggemar film Indonesia, khususnya yang telah menonton Misteri Dari Gunung Merapi. Sebab film ini memang serial film terbaru," jelas Liliek. 

Menjawab pertanyaan tentang daya tarik utama yang konon sangat diandalkan itu, Liliek bilang, "Film ini memang tidak ada IDA IASHA yang pada serial pertama dan kedua menjadi pemeran utamanya. Tapi pemain lain, terutama dengan andalan trick animasi, sangat menarik. Karena banyak trik dan animasi itu, kami harus lari ke luar negeri. "Bukan ingin melanggar aturan pemerintah hanya saja di Indonesia belum mampu saja!" tegas Liliek Sudjio.


~sumber : MF 123/90 tahn VII, 15-30 Maret 1991

CATATAN SI BOY 4, MENJUAL MIMPI REMAJA

 


FILM memang bukan realita, itu sebabnya para pembuat film juga di juluki sebagai "The dream merchant" alias "pedagang impian". Tak salah memang, karena lewat film mereka membuat penonton terbuai dengan hal-hal yang indah-indah tak ubahnya impian. Seperti terpampang dalam "Catatan Si Boy 4" ini, Boy dan adiknya , Ina, dengan gampang buka butik di Bali, bahkan untuk menjemput pacarnya, Vera ia menyiapkan helikopter pribadi. 

Uang dan materi memang berlimpah ruah bagi keluarga Boy dan juga tokoh-tokoh lainnya sepanjang jalan cerita film ini. Yang jadi problema utama masih tetap masalah asmara, yang terus berulang dari episode pertama. Pacaran putus, rujuk dan putus lagi, antara Boy dengan Vera. 

Sumber pertengkaran Boy-Vera di awal episode empat ini, bermula dengan ambisi Vera untuk menjadi fotomodel. Boy, terutama ibunya kurang sreg melihat pose ngablak Vera di majalah. Kekerasan Vera membuat mereka putus. 



Boy yang suntuk diajak adiknya Ina, da Wan Abud ke Bali. Terjalin perkenalan dengan cewek kalem, Cindy. Justru Vera juga datang ke Bali. Si Ban ci Meo ingin menjual Vera pada boss. Menyadari hal ini Vera ngamuk, Ia ingin kembali pada Boy, sayang sudah ada Cindy. 

Cerita dan skenario yang di tulis oleh Marwan Alkatiri dengan sutradara Nasri Cheppy boleh di bilang simpel saja, namun ketrampilan Cheppy dalam mengolah filmnya menjadi suatu suguhan yang segar dan menghibur. Absennya tokoh Emon (Didi Petet) yang lewat telepon mengabarkan sedang berada di Paris, tak menjadi halangan . Direka dua tokoh baru Wan Abud (Fuad Alkhar) yang berdarah Arab dan Meo (Ronny M Toha) yang sosoknya di buat mirip Emon dengan karakter berbeda. 

Adik Boy yang biasanya diperankan Btari Karlinda, diganti oleh Sisca Yulianti. Ortu Boy tetap Robert Syarief-Nani WIjaya, sedang ortu Vera juga tetap Boy Iskak-Ida Kusumah yang centil kelewatan. 

Saingan berat Vera sekarang Cindy di perankan oleh Paramitha Rusady Plus pendatang baru Ajeng Ade Chandra sebagai Cynthia kakak Cindy. Hampir semua adegan bersuasana riang, terutama karena ulah konyol Wan Abud. Misal ketika disuruh beli bunga oleh Boy untuk Cindy yang di pilih malah karangan bunga duka cita. 

Dengan ketrampilannya, Cheppy berusaha menyelipkan adegan Boy dan Wan Abud yang tak melalaikan Sholat. Lalu dalam mobil mewahnya, Boy tak pernah lupa menggantungkan tasbeh. 


~MF~

Thursday, June 26, 2025

SUTING WARISAN TERLARANG, MANUSIA JADI BABI


 Ada warisan Halal, ada juga warisan haram, sudah barang tentu terlarang. Film garapan kedua Abdul Kadir yang berjudul "Warisan Terlarang" produksi Lia Indah Swastika Film ini bukan bercerita tentang harta warisan leluhur yang di perebutkan. Bagaimanapun warisan tetap halal untuk diterima. Tapi Warisan Abdul Kdir ini merupakan warisan yang menyesatkan. Bisa membuat orang menjadi babi dan kesetanan, serta lupa segalanya. Sebab kalau Warisan ini diterima manusia dia akan menjadi hambanya iblis. Itlah ilmu hitam Babi Ngepet. 

Seakan film ini bertemakan horor, padahal menurut Abdul Kadir sang penulis skenario dan sutradara, film ini bertemakan Drama Mistik. Tidak selamanya sesuatu yang menyeramkan itu horor. Paling tidak ini salah satu alasan Kadir menyebut tema film ini Drama Mistik. Inilah yang membuat Kadir mati-matian diskusi dengan Subakti selaku juru kamera. Keduanya mencoba menghadirkan karya maksimal. Ini terbukti dari shot-shot yang merekapandang. 

Untuk menghadirkan Babi hutan di pulau Jawa sangatlah sulit. Tapi bagaimanapun sang babi harus ada. Permintaan ini tidak bisa di tawar-tawar, karena sang babi sebagi bagian dari cerita dan tidak sekedar menempel. "Kami telah mencari babi kemana-mana. Hampir seluruh pelosok Jawa Barat kami susuri. Kalau babi biasa itu gampang di cari, tapi ini babi hutan," ujar Syamsul selaku unit manager. Satu-satunya babi hutan dewasa terdapat di daerah Pangandaran. Sang Babi akan masuk kerestoran, rumah dan  supermartket keras. Akhiarnya ia menyewa Babi dengan biaya 1 juta.

Untuk dana spesial Effek cukup memadai, sehingga proses perubahan manusia menjadi babi tergarap baik. Proses itu di bagi beberapa penggalan, sperti kepala, kaki, tangan dan tubuh.  " untuk proses kepala manusia menjadi kepala babi di buat 12 trap, artinya 12 fase, dimana setiap fase di buat proses satu persatu. "untuk proses kepala, manusia menjadi kepala babi dibuat 12 trap, artinya 12 fase dimana setiap fase dibuat prosesnya satu satu. Sedang untuk proses tangan, kaki dan badan dibuat 8 trap," ujar Henry Farrel selaku special Effect. Sebelum di desain dengan masker, dibuat negatifnya memakai gips, lalu diolah dengan fiber glas. Kemudian di buat konstruksinya seperti anatomi babi. "Sebelum mendisain saya sudah punya gambaran secara sinematography, " kilah Farel pula. Keinginan Farel kelihatan menggebu, karena ingin yang terbaik dari film "Babi Ngepet" yang terdahulu. 

Ceritanya berkisah tentang : 

Yono (Kang Ibing) priyayi yang jatuh miskin. Batinnya tertekan dalam kemiskinan. Bekalnya cuma tamatan SMA. Pertengkaran dengan ayahnya (Raden Mochtar) menjadi kemelut yang akhirnya merenggut nyawa ayahnya. Batin Yono semakin tertekan setelah mendapat penghinaan dari penyanyi orkes kampung Hedy (Alba Fuad). Hal ini membuat Yono kehilangan keseimbangan. 

Lalu Yono pergi ke suatu tempat untuk memuja Iblis. Pengorbanan  Yono begitu besar, sampai ibu kandungnya (Ambu) menjadi wadal (tumbal), imbalannya Yono menjadi kaya. Setelah kaya Yono ingat Hedy, maka lupalah pada Yanti (Yati Octavia) isterinya. Meski Yanti hamil tua, Yono tetap main gila dengan Hedy. Karena Hedy jugalah, Yono mau bertobat. Tapi Ratu Babi (Ranieta Manopo) sangat marah. Untuk menebus itu Yono tega hati menjadikan anaknya yang masih dalam kandungan menjadi wadal.

Konflik semakin runyam setelah orang kampung datang untuk menyerbu rumahnya. Sementara isterinya Yanti menjadi wanita yang hilang keseimbangan. 


~MF 113/81 Tahun VII, 27 Oktober - 9 November 1990.

Wednesday, June 25, 2025

DI BALIK SUTING "NYI LAMPED"

 


"Melati Karang Hawu" demikian judul sebelum berganti dari "Nyi Lamped". Film ini merpakan produksi perdanadari PT. Monasindo Permai Film yang mengambil lokasi keseluruhan di Jawa Barat. Film garapan Charles Anakotta rampung selama 48 hari suting. Konon kabarnya ketika suting berjalan disana sini terjadi kemelut. Kekacauan terjadi karena ketidaksiapan pihak produser maupun sutradara. Dalam keadaan yang payah akhirnya Charles Anakotta berhasil menyelesaikannya. Meski ada beberapa adegan yang tidak sempat di garap karena para pelakon ngambek, malah ada yang lari ke Jakarta Kondisi seperti ini sudah sering terjadi dalam perfilman nasional. 

Terlepas dari itu semua, film drama action ini cukup menarik untuk sebuah cerita utuh. Tinggal lagi penyuguhannya tergantung sang sutradara. Mampukah dia memvisualkannya secara baik. Sebuah film tak mampu di kaji sebelum film itu menjadi sebuah film yang utuh, yang sudah dapat di tonton khalayak. Apapun terjadi, film Nyi Lamped telah dibuat dengan tatanan apa adanya. Sesuai dengan kreativitas sang pembua, tapi lebih cenderung dikatakan sesuai dengan kemampuan produser. 

Kisahnya cukup menarik karena didalamnya terkandung hal yang bersifat religius. Seperti kerukunan beragama. Ada kritik sosial, namun tak ketinggalan tentang mistik. Cerita diawali denga datangnya seorang anak muda ke sebuah desa. Didesa yang terpencil ini dia merasakan keanehan-keanehan yang tak masuk akal. Sambil membuat skripsi dia ingin membuka tabir misteri itu. Sang anak muda menemukan sebuah buku. Karena Nyi Lamped merupakan seorang murid yang sesat di masa yang lampau, dan dia memasuki kelompok aliran hitam. Beberapa generasi kemudian, tepatnya era sekaran gini buku tadi menjelma. 

Pemeran utama pria adalah Erick Soemadinata, sementara Kiki Fatmala berperan sebagai Nuning, seorang gadis desa yang selalu mengambil suami orang. Sedangkan Asriati di percayakan menjadi Nyi Lamped. Pendukung lain antaranya WD Mochtar, Hendra Cipta, Tonny Damanik, Yuni Arso dan beberapa artis muda yang di pajang sebagai 13 pengantin perawan. 


~MF : 113/81Tahun VII, 27 Oktober - 9 November 1990

Monday, June 16, 2025

H. NAHALI SALAH SATU PENATA ARTISTIK FILM INDONESIA


 Mengenal H NAHALI PENATA ARTISTIK SI DOEL ANAK SEKOLAHAN

Tidak Banyak yang tahu, siapa yang menciptakan suasana lokasi suting sinetron laris manis Si Doel Anak Sekolahan. Keberhasilan sinetron yang mengekspose etnis Betawi itu, tidak terlepas dari kerja keras dari Haji Nahali, bagian artistik yang menampilkan setting budaya papak betawi. Laki-laki berpembawaan kalem yang asi berdarah Betawi ini, mengaku sama sekali belum memperoleh pendidikan formal di bidang artistik. Karirnya di mulai dari bawah sekali, sebagai karyawan biasa bagian properti. 

Si Doel Anak Skeolahan adalah yang ketiga kalinya dia terlibat satu produksi dengan Rano Karno. Mengaku agak terkejut tatkala Rano mengontaknya untuk menangani bagian artistik. "Hari ini di panggil dan langsung hunting, besoknya saya harus kerja merenovasi set dasar yang sudah ada," kata pura kelahiran Jakarta, 8 Oktober 1945. 

Peraih Piala Citra FFI 1982 lewat film Serangan Fajar ini sempat keluar dari produksi Si Doel, saat dia penggarap setting Pedang Keadilan engan Agus Melasz. tapi kemudian oleh Rano Karno kembali di panggil. Dia tidak keberatan karena sebenarnya dia sudah merasa cocok dan sangat bangga bila setting hasil kerjanya di sinetron itu. 

Haji Nahali juga pernah masuk nominasi Festival Sinetron Indonesia 1996 lewat sinetron Si Doel Anak Sekolahan. Dia juga pernah terlibat dalam pembuatan film Italia tahun 1971 berjudul "Virgin Of Bali" dan Patio produksi Jepang tahun 1991. 

Walau bekerja di layar tapi dia mengaku sangat puas bila selesai membangun bangunan artistik, seperti yang pernah  di lakukannya dalam film Serangan Fajar dan Sineron Si Doel Anak Sekolahan. Sementara di spesial efek dia merasa bangga seusai menggarap film Tjoet Nja Dhien dan Bandung Lautan Api. 

Karir H . Nahali dimulai sebagai properti man ikut almarhum Nawi Ismail. Terkadang juga sebagai spesial efek. Film pertama berjudul Kutukan Dewata tahun 1971 yang di bintangi oleh WD Mochtar, Dicky Zulkarnaen dll. Mulai tahun 1975, baru menangani unsur artistik. Sutradara yang pernah saya ikuti seperti Lilik Sudjio, Nawi Ismail, Alam Surawidjaya, dan juga Arifin C Noer. Pertama kali menangani artistik lewat film Benyamin Tukang Ngibul setelah diangkat oleh Produser seperti alm Pak Darsono. Sedang di Sinetron, berjudul Guruku Tercinta, Pedang Keadilan dan Si Doel Anak Sekolahan. 

Kenal dengan Rano Karno sejak tahun 1972 saat produksi film Malin Kundang , dimana Rano sebagai Malin kecil. Saat itu H Nahali masih sebagai spesial Effek, kemudian tahun 1992 dalam film layar lebar kembalillah.

Rano sudah mengenal saya sebagai orang Betawi asli. Saat menerima skenario, langsung tergambar dalam benak saya sebuah setting, dimana sosok keluarga betawi yang tinggal pada jaman Sekarang 

Si Doel itu bukan semata cerita Betawi, melainkan sosok Betawi yang tertinggal, kebetulan berdampingan dengan lingkungan real estate. Rumah Si Doel itu sebenarnya sudah ada saat saya datang. tapi suasana dan properti lainnya sangat ngajak. "Tugas Saya adalah merenovasinya. Kekuatan pada Si Doel adalah pada rumah dan penataanya di samping oplet dan warung. Tentu juga didukung oleh pemain yang cocok denga karakter Betawi dan ceritanya. 



Wednesday, June 11, 2025

Nawi Ismail dan Dicky Zulkarnaen di Lokasi Suting


 Alm. Nawi Ismail terkadang di kenal sebagai sutradara Streng. Kalau sudah marah di lokasi, omongan apapun bisa meluncur dari mulutnya secara langsung, tapi kemarahan itu tidak berumur lama. 

Dicky Zulkarnaen yang berlakon sebagai si Pitung, pernah di perintahkan Nawi untuk mandi di sungai yang airnya kotor. Untuk melakukan ini, Dicky ogah-ogahan. Terpaksa sutradara otodidak itu membentaknya. Apa boleh buat, daripada nanti bikin lebih malu di hadapan orang banyak, maka Dicky menuruti kemauan Nawi, seperti juga yang tertulis di skenario, bahwa Si Pitung di jebak kawan seperjuangan yang di lakonkan Alam Surawidjaya.Jimat yang menjadi kekuatannya di rampas saat si Pitung sedang mandi. 

Untuk adegan ini terpaksa Nawi harus kerja keras. Selain pengaruh cuaca, masing-masing pemain tidak konsentrasi penuh.  Setengah hari waktu yang di butuhkan Nawi  untuk menggolkan adegan tadi. Rupanya Nawi masih kurang puas, break pertama bukan di pergunakan untuk makan, malah mengompres Dicky. Adegan yagn semula sudah dianggap bagus diulang kembali. Kali ini Dicky kelihatan lebih serius. Cukup dua kali latihan menyelupkan kepala di air keruh, tepuk tangan bergemuruh. "Langsung take ya Dic.

Kamera dan lampu sudah siap, Dicky sudah nyebur ke sungai setelah terlebih dahulu mengeringkan  badan lewat siraman matahari. "Kamera.. action.." Nawi memberi aba-aba. Dicky asyik dengan permainanya, bgitu juga dengan alam surawidjaya, "Cut.." Teriak Nawi lagi. 

Kini giliran Dicky yang marah. "Ada apa lagi sih beh.."Kata Dicky jengkel.

"Awas..ada mayat hanyut" timpal Nawi kembali. Yang dimaksud mayat tiada lain adalah kotoran manusia yang mengambang dalam jumlah 'kolosal(banyak)" mengenai kepala Dicky. 

Dicky setelah mengetahui itu minta agar tubuhnya kembali di bersihkan. Bahkan ia meminta kepada kru untu mengecek kepinggiran sungai. "Mungkin ada aksi masal tuh. Masa sih yang namanya kotoran manusia sendiri segitu banyaknya, " sergah Dicky. 


#dickyzulkarnaen

#nawiismail