Monday, November 24, 2025

KUBERIKAN SEGALANYA


 KUBERIKAN SEGALANYA, Sayangnya Nihayah Abubakar tak mengisi suaranya sendiri sehingga kehilangan kans meraih Citra Aktris Terbaik meski dengan akting yang prima. 

Film Kuberikan segalanya mengingatkan pada "My Left Foot" (1989) yang membuahkan Piala Oscar Aktor Terbaik untuk Daniel Day Lewis lewat peran penulis yang lumpuh sejak di lahirkan. Bagaimana dengan Kuberikan Segalanya? pada FFI 1992 meraih 10 unggulan. 

Nihayah Abubakar, pemeran Anisah yang memang cacat tuna lengan, tak mengisi suaranya sendiri sehingga kehilangan kesempatan untuk masuk unggulan aktris terbaik. Tokh aktingnya sebagai pemula cukup menarik. Rasanya penonton pasti terharu melihat adegan ia mengiris-iris kacang panjang dengan pisau yang di jepit di jari kakinya, atau ketrampilannya menggunting kain, atau bagaiman ia menyuapkan mie, semua dilakukan dengan kaki yang menggantikan fungsi tangan. Patutlah padanya di berikan penghargaan khusus. 

Untungnya Sutradara Galeb Husin tak tergelincir menggarap karya keduanya menjadi melodrama yang mengeksploitir cacat nihaya. Disana sini malah ditaburkan suasanya riang, khususnya pada setiap pemunculan Deddy Mizwar yang berperan sebagai Adam, si seniman komplit tengah berusaha mengubah lagu baru tapi disebutkan pernah juga menyutradarai film sukses, meskipun rumah dan sosoknya sangat bersahaja. 

Deddy Mizwar yang tercatat tampil dalam 5 dari 11 film pilihan, memang hampir selalu  bermain menarik. Kehadirannya walau cuma jadi pemeran pembantu membawa suasana segar yang memancing tawa. Justru pemeran utamanya Rano Karno dan Paramitha Rusady yang memerankan kakan beradik , Faisal dan Fitri berada dibawah kadar permainan mereka. 

Problema bagi tokoh Faisal termasuk putusnya hubungan dengan pacarnya Maruti (Clara Sinta), serta penipuan yang dilakukan Jaka (Anwar Fuady) tak berakhir tuntas. Apa sebenarnya pekerjaan Faisal tak jelas, cum setelah kena tipu yang menghabiskan seluruh uangnya nampak ia menyopir mikrolet. Si Penipu Jaka, raib begitu saja. Sedangkan Maruti sekilah terlihat saat Faisal diwisuda,namun mereka tak rujuk kembali. 

Adapun problema Fitri malah terasa sangat di paksakan. Cemas hubungannya dengan Erwin (Gito Gilas) bakal putus kalau Erwin melihat kakaknya. Fitri melarang Anisah keluar dari kamarnya. Aneh, sikap egois yang ditonjolkan Fitri terasa dadakan karena awalnya nampak ia begitu manis dan menyayangi kakaknya. Jadinya sangat tidak klop ketika tiba-tiba ia memaki-maki Anisah dengan kasar.  Adegan yang mestinya mengharukan ini berbalik jadi bumerang yang mengurangi mutu.

Adalagi tokoh dan problema yang hilang begitu saja dari konteks cerita. Yang dimaksud adalah kelompok pengemis yagn dikoordinir oleh Pak jalu (Him Damsyik). Setelah anak buahnya beralih menjadi penjaja makanan berkat bimbingan Anisah sempat Pak jalu marah-marah tapi tak berkelanjutan konflik langsung dengan Anisah. 

Pada penutup terlihat Nihayah dan gadis cilik yang disayanginya berjalan berdua menuju Monas sebagai simbolik kisah hidupnya belum berakhir. Atau bisa juga berabrti kelak akan di produksi sequel berikutnya?


~MF 167/134/THIV 28 Nov - 11 Des 1992

Sunday, November 23, 2025

GADIS BERWAJAH SERIBU


GADIS BERWAJAH SERIBU Bersama Dana Christina. Kohar dan Anak buahnya adalah suatu kelompok pimpinan sindikat. Kecuali Kohar Cs, muncul juga kelompok-kelompok penjahat yang lain. Si Mata Satu dengan rombongan berkuda. Si Urakan denganrombongan sepeda motor dan Si Rambut Putih dengan rombongan jeep terbuka.  Yang mereka tunggu sama, ialah si pertapa aneh itu yang kemudian di kenal dengan nama Satria Setia. Sebab si pertapa akan membawa Kalung Batu Merah yang sangat tinggi nilainya. Batu Merah itu mereka anggap suatu jimat atau sumber kekuatan yang akan menentukan sukses masa depan mereka. 

Kohar punya senjata khusus yang dapat melepaskan kalung yang tergantung di leher Si Pertapa. Itulah sebabnya Kohar yang dapat. Sedangkan yang lain bubar tak karuan. Karena Kohar bekoar ia akan menguasai dunia. Tetapi apakah Kohar tahu kalau kalung tersebut bukan yang asli?. Pada akhirnya ia sadar, bahwa yang di dapatnya adalah Kalung Batu merah palsu. Kohar yakin bahwa kalung yang asli ada ditangan Si Mata Satu, Si Urakan atau Si Rambut Putih. 

Sementara Kohar mendatangi satu persatu ketiga pimpinan penjahat itu, maka Maya seorang gadis penyiar radio swasta didatangi secara aneh oleh Si Pertapa. 

Pertama dengan cara memberikan pertolongan secara aneh, ialah memporakporandakan pemuda-pemuda brandal yang akan memper kosa Maya di tengah perjalanan pulang. Lalu yang kedua, laki-laki pertama yang mengaku bernama Satria Seta ini menitipkan kalung batu merah kepada Maya. Dan berpesan bahwa ia hanya boleh memakainya kalau di perintah olehnya. Semula Maya bingung mau menolak, tak tahu maknanya. Tetapi Satria Seta memaksanya untuk menerima. 

Pada suatu pagi Maya pergi bersama Herman. Di tengah jalan, Maya minta balik, karena ada yang ketinggalan. Tapi Herman tidak mau karena sepuluh menit lagi Maya sudah harus siaran. Tapi Maya marah. Ia meloncat dari mobil yang melajut. Tentu saja Herman kaget melihat Maya bisa loncat seperti itu. Ketika Herman buru buru ingin mengejar, mesin mobilnya ngadat. Setelah berapa lama Herman berhasil menghidupkan mesin mobilnya dan ketika menyetel radio ternyata Maya sudah siaran. Herman bingung kenapa Maya bisa secepat itu pulang dan langsung siaran. Ternyata Maya dapat perintah untuk memakai kalung. 

Ketika makan di restoran Maya melihat pemeras-pemeras 'ngerjain' kasir. Maya kesal. Ia hajar pemeras-pemeras itu hingga kacau balau. Dan Maya ternyata berhadapan dengan Rojak, salah satu anak buah Kohar. Dan pada saat maya menghajar Rojak, Rojak melihat Kalung Batu Merah dileher maya. Rojak merasa dapat angin segar, walaupun ia babak belur, Rojak laporan pada Kohar. 

Sementara itu Herman mulai mendesak maya agar mengatakan apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Tapi Maya tak mau ngaku. Untuk menutup agar Herman tidak banyak bertanya lagi, Maya membenamkan Herman kedalam pelukan mesranya. Keduanya hanyut oleh api asmara. 

Herman mengajak Maya ke seoang dukung terkenal ialah Patua. Herman maupun Maya tak pernah tahu sama sekali bahwa Patua  merupakan sesepuh sindikat dan ada hubungan dengan Kohar Cs. Bagi Patua kedatangan Maya dan Herman adalah merupakan gerbang yang terbuka untuk bisa menguasai kalung itu. Maka Maya dibuat kesurupan. Ditanya siapa yang ada didalam tubuh Maya dan apa tujuan Satria Seta menitipkan kalung pada Maya. Rahasia terbongkar. Patua memerintahkan Kohar mencuri kalung itu. 

Kohar Cs berangkat kerumah Maya. Tapi mereka sudah disambut oleh Si Hitam yang menghajar mereka satu persatu. Rupanya si Hitam sudah duluan masuk kerumah Maya. Cuma apa yang telah dilakukan tak seorangpun tahu. Yang jelas. Si hitam tidak ikhlas kalau orang-orang itu menguasai Kalung Batu merah. 

Si Hitam bertemu dengan Satria Seta. Keuda orang aneh ini ternyata sudah saling kenal. Si Hitam adalah pawang Muda. Ia mengaku ditugaskan mengawasi kelakuan Satria Seta yang telah berhasil mencuri Kalung Batu merah. Tapi kalau Satria Seta menyalahgunakan khasiat itu, maka Si Hitam berhak merebutnya. Si Hitam dan Satria Seta bertengkar. Diteruskan dengan perke lahian. Pada saat ini muncullah jagoan sejati. ia adalah makhluk jaman dulu, jaman sebelum dunia maju dengan teknologi. 

Ia gagah, kebal dan sakti. Si Hitam dan Satria Seta terpaksa bersatu untu mengurus SI Jagoan Sejati. Tetapi Jagoan Sejati tidak dapat menguasai  lawannya. Ia mati juga. Satria Seta punya bermacam-macam kelebihan . Antara lain dapat menghidupkan mayat Si mata Satu, Si urakan, Si Rambut Putih beserta anak buahnya untuk mengero yok Si Hitam. Mayat-mayat yang naik kuda, naik motor dan naik jeep itu jadi terasa mengerikan. Tetapi mereka bisa di sikat habis oleh Bumerang Si Hitam. 

Setelah menguras segala kesaktiannya, Si Hitam lantas membuka rahasia. Sebenarnya Kalung Batu merah yang ada pada Satria adalah Palsu. Satria Seta baru sadar tapi terlambat. Ia binasa kena gempa dan halilintar. Sedangkan Si Hitam yagn merasa punya kalung asli jadi adigang adigung. Sombong. Ia tantang segala amukan alam, akhirnya ia disambar petir. Hangus terbakar. Kalung kembali masuk kebumi. Maka kembalilah bumi ini menjadi tenang. Tinggal  Maya "Gadis Berwajah Seribu" dan herman berpelukan. Pengalaman itu terasa mimpi bagi keduanya. 

SANDY TAROREH, BELAJAR AKTING SENDIRI


 SANDY TAROREH. Permainannya dalam film "Saat Saat Yang Indah" sebagai Agung yang ditinggal mati ibunya dan tak mengetahui siapa ayahnya sempat menguras air mata yang  menyaksikannya. Dan lewat film ini pula menurut Sandy Taroreh ia sangat terkesan. 

Berawal dari ajakan Willy Dozan yang saat itu bertetangga dengan keluarga Taroreh ini , Sandy mengenal film. 

"Dulu ketika saya berusia 9 tahun oom Willy Dozan mengajak saya untuk ikut main film "Pendekar Liar", tapi ayah menghalanginya. Maka saya tidak jadi main soalnya shootingnya jauh diluar kota. Ketika itu hasrat saya menggebu gebu untuk dapat terjun kedunia film," tutur Sandy. 

Menurut Pak Taroreh, ayah Sandy, ia memang melarang karena kuatir akan mengganggu pelajaran sekolah Sandy. Namun akhirnya tampaknya sang ayah mengalah juga.  Sandy Taroreh memulai debut pertamanya lewat film "Pendekar Liar" dan tahun berikutnya ia ikut dalam film "Neraca Kasih". Selanjutnya ia bermain sebagai Raden Mas Said ketika kecil dalam film "Sunan Kalijaga" dan kemudian baru film "Saat Saat Yang Indah". Tidak sampai disitu saja, Sandy juga min dalam film "Telaga Angker","Damai Kami Sepanjang Hari".

Sandy Taroreh mengaku kalau ia belajar akting sendiri . 

Tuesday, November 18, 2025

MAT SOLAR VS DUL GEMBOK, Dari Kaca TV ke Kaset Video

 


MAT SOLAR VS DUL GEMBOK. Teater mama dengan pemeran utamanya Mat Solar menjadi sangat populer semenjak TVRI menampilkannya sampai beberapa kali. Beberapa judul yang mungkin membekas dalam benak kita antara lain adalah "Oke Boss", "Oom Binur", "Mat Solar dan Siti Rembulan" dan "Kurang Kupingnya". Bermula dari tampil dalam acara drama remaja yang cuma memakan waktu selama 30 menit meningkat sampai ke acara drama malam yang bermasa putar lebih dari 60 menit. 

Teater Mama memiliki kekhasan yang tak dimiliki teater lain. Para pengamat boleh saja mengatakan gayanya merupakan perpaduan baru dari lenong, sambrah atau blantak, namun menurut sutradaranya , Sofyan Mc. Syah, "Teater Mama tidak meniru atau mengambil ilham dari mana-mana karena sejak semula maunya memang begitu. Tentang dialog yang menggunakan bahasa Jakarta pop sehari-hari, habis kita semua memang keturunan Betawi asli!".

Kekhasan tersebut terletak pada Jumlah pemainnya yang luar biasa. Bayangkan sekitar 60 anggota Teater Mama semuanya ikut tampil bermain. Di samping para pemain utama yang jumlahnya masih bisa di hitung dengan jari, maka yang lainnya bertugas sebagai pemain musik, penyanyi dan penonton yang melingkari arena sambil sesekali menyenggak (menyela) pembicaraan atau diajak ngomong oleh pemain utama dan tentu saja tepuk tangan beramai-ramai manakala lagu "Surilang Enjot enjotan" bergema!.

Mat Solar si tokoh utama begitu populernya sampai orang kebanyakan tak tahu lagi nama aslinya. Sebenarnya ia bernama Nasrullah Ali, nama panggilan sehari-harinya si Alul. Tapi kemudian orang diluar lingkungan pejompongan  Tiga cuma mengenal dan memanggilnya sebagai "Mat Solar".

Sesudah populer lewat TV, Mat solar merasa beruntung karena beberapa kali diminta ikut membintangi film nasional. "tapi ya masih peran-peran kecil yang diharapkan mengundang tawa peonton dengan mengingatkan pada figur saya sebagai Mat Solar" katanya. 

Film yang paling mengesankan baginya adalah "Dongkrak Antik" dimana ia beruntuk mendapat kesempatan melengkapi Warkop Prambors Dono Kasino Indro. 

"Saya tampil sebagai mahasiswa yang magang kerja di sebuah hotel internasional. Kalau Indro selalu tergagap gagap maka saya ketiban penyakit budeg budegan sudah begitu suka mencabuti bulu hidung!" ungkap Mat Solar. bagi kalian yang sudah nonton "Dongkrak Antik" pasti tertawa ketika melihat Mat Solar mencabut bulu hidung dan berbudeg budeg bukan?. 

Film-film yang lain antaranya "Mendung tak Selamanya Kelabu " bermain sebagai mahasiswa asal Brebes yang sering meminjamkan motornya kepada Franky Sahilatua. dan "Perawan Rimba" sebagai petualang pemburu harta karun kawan Harry Capry. Juga di film Dilihat Boleh Di pegang Jangan sebagai teman Jacky Zimah. 

Pada tahun itu juga diedarkan kaset video produksi Trio Video Tarra yang berjudul "Mat Solar vs Dul Gembok" dengan pemain lengkap teater Mama antara lain Nasrullah Ali, Abdul Fatah, Surtini Abduh Atiek , Wawan (nama aslinya Marwan dan merupakan maskot Teater Mama serta paling gampang dikenali karena mencukur botak dan cuma meninggalkan sejumput kuncung mirip-mirip suku Indian Mohican di lengkapi dengan kaca mata mainan) . 

lakonnya seperti biasa sangat sederhana namun di balut dengan dialog yang ceplas ceplos kocak menggelitik serta sesekali menyindir kiri kanan. 


~RF 529~

Friday, November 14, 2025

TITIK TITIK NODA


 FILM TITIK TITIK NODA, Andi (Harry Capri) termasuk seorang pemuda tampan. Dengan modal ini ia berhasil menggaet beberapa orang gadis. Diantaranya adalah Tini (Meriam Bellina), gadis pembantu rumah tangga di mana tempat kostnya. Juga ia berhasil menggaet Helen (Chintami Atmanegara), putri kesayangan Pak Suryo, pimpinan perusahaan dimana ia bekerja. Juga beberapa gadis lainnya yang pernah di jumpainya di tempat-tempat hiburan. 

Sebenarnya Tini yang termasuk bibit unggul dalam keluarga ibu Murni (Ida Kusumah) tempat Andi kost, telah di rencanakan oleh Ibu Murni sendiri bila tiba waktunya untuk menjual kehormatan Tini kepada lelaki yang berani membayar mahal. Namun Andi telah mendahuluinya tanpa sepengetahuannya. 

Hasil hubungan intim antara Tini ini membuahkan janin bayi di kandungan Tini. Setelah mengetahui hal ini, Andi segera angkat kaki dari tempat kost bu Murni dan mencari tempat kost yang baru untuk bersembunyi. 

Tini yang panik setelah mengetahui kalau Andi telah minggat suatu ketika tergelincir dari tangga di tempat kost dan menyebabkan keguguran. Kejadian ini sempat di ketahui oleh Ibu Murni yang tentunya menjadi gusar. Setelah ia mendapatkan penjelasan dari Tini, segera ia menyuruh para tukang pukulnya untuk mencari Andi. 

Helen meminta persetujuan ayahnya agar di perbolehkan menikah dengan Andi, Pak Suryo yang telah mengetahui kebejatan moral Andi tentu saja menolaknya. Namun Helen yang telah mencintai Andi dengan sepenuh hati  menjadi nekad. ia mengancam ayahnya dengan berbagai cara. Akhirnya mau tak mau pak Suryo terpaksa menyetujui juga. Maka di tentukanlah hari baik untuk melaksanakan pernikahan Andi dan Helen. 

Betapa bahagianya kedua calon mempelai ini namun di balik semua itu Tini Ibu Murni beserta tukang pukulnya dan juga beberapa gadis yang dulu pernah menjadi korban Andi berusaha terus mencari Andi.  Mereka akan menuntut dan meminta pertanggungjawaban dari Andi. 

Dan tentu saja perbuatan nista lambat laun pasti akan terungkap juga. Begitu pula dengan apa yang dilakukan oleh Andi selama ini. 

Titik Titik Noda di sutradarai oleh Hengky Solaiman yang pernah sukses dengan film Tali Merah Perkawinan, Tandes Sorga Dunia dipintu Neraka. 


~RF 529

Monday, November 10, 2025

PANJI TENGKORAK VS JAKA UMBARAN


 PANJI TENGKORAK VS JAKA UMBARAN. Panji Tengkorak dan jaka Umbaran merupakan dua pahlawan dan pembela kaum tertindas. Namanya di puja masyarakat banyak dan melekat di hati mereka termasuk golongan aliran putih. Namun tentunya menjadi pertanyaan mengapa mereka sama-sama dari golongan aliran putih harus berhantam-hantaman mengeluarkan kepandaiannya masing-masing. 

Golongan aliran hitam yang di ketuai oleh Sumo dan dua saudara seperguruan bernama Burai dan Darbo ingin menguasai dunia persilatan .  Mereka mempunyai keyakinan kalau usaha mereka ini akan berhasil, lebih-lebih lagi guru mereka yang bernama Braja (Dadang Iskandar) terkenal sakti mandraguna bertabiat buruk dan culas. 

Dalam menjalankan rencananya, Sumo cs menculik Sari (Siska Widowaty) untuk memancing kemarahan Jaka Umbaran (Teddy Purba) terhadap Panji Tengkorak (Deddy Sutomo). Mengapa Demikian? Karena Burai yang melakukan penculikan itu dengan menyamar sebaga Panji Tengkorak. Rupanya mereka menjalankan taktik adu domba. 

Sumo juga berniat melenyapkan Dhenok (Siska WIdowaty) - (yang berperan ganda dalam film ini), yang selama ini merupakan musuh bebuyutannya. Dalam pada itu Jaka Umbaran mendengar kalau Sari di culik oleh Panji Tengkorak, segera bermaksud mencarinya. Panji Tengkorak untuk mengadakan perhitungan. Kedua jago itu bertemu dan sempat terjadi bentrokan, namun Panji Tengkorak yang merasa dirinya tidak bersalah tidak mau melayani Jaka Umbaran yang sedang emosi itu. Ia berusaha menghindar . Dengan nalurinya yang tajam, Panji Tengkorak menyadari kalau semua ini adalah fitnah yang dilakukan oleh Sumo cs. 

Sari yang di sekap oleh Burai dan Darbo di sebuah goa tersembunyi berhasil di selamatkan oleh Mariani (Enny Beatrice) yang sebelumnya telah berhasil  melumpuhkan dua penjaga itu. Sumo sang dalang datang terlambat menjadi gusar mendengar laporan tersebut. 

Di lain pihak guru Dhenok (Connie Sutedja) telah mengetahui siapa sebenarnya orang-orang yang melakukan penculikan terhadap Sari dan yang memfitnah Panji Tengkorak. Ketika kembali dari sana, Panji Tengkorak bertemu kembali dengan Jaka Umbaran, untuk keduak kalinya terjadi bentrokan diantara mereka. Melihat kesungguhan Jaka Umbaran yang memang benar-benar ingin menghabisi Panji Tengkorak, membuat Panji Tengkorak akhirnya melayani juga. Dan pertarungan mereka memakan waktu yang amat panjang. Jika hari telah gelap dan pertarungan belum selesai dimana belum ada salah satu yang berhasil di lumpuhkan, maka pertarungan di tunda hingga esok hari untuk dilanjutkan kembali. 

Berhari-hari pertarungan  diantara mereka ini berlangsung, namun tidak ada satupun yang kalah ataupun mengalah. Suatu ketika pertarungan mereka ini terhenti sejenak karena kehadiran Dhenik yang berusaha melerai. Dhenok memberitahukan Jaka Umbaran , Panji Tengkorak tidak bersalah. 

Dan pada saat itu muncul pula Braja dan Sumo. Pertarungan diantara mereka tak dapat dihindarkan lagi. Dhenok maju melawan Braja, sementara Panji Tengkorak terlibat pertarungan dengan Sumo, Mariani dan Sari yang juga muncul tentunya turut membantu. Dalam keadaan yang kritis Ki Pragola datang dan melemparkan tongkatnya yang sakti itu kearah Braja. Jaka yang melihat hal itu tanpa ayal lagi langsung menghabisi nyawa Braja. Braja pun mengemui ajalnya, begitu pula dengan Sumo yang tak berdaya di tangan Dhenok, keduanya tewas. 

Film ini di sutradarai M Sharieffudin A. 


~RF 524~

Wednesday, November 5, 2025

BOY TIRAYOH


 BOY TIRAYOH. Sebelum kenal dunia film, Boy tidak menyangka kalau ia mampu berakting di depan kamera. Soalnya ia hanyalah seorang preman yagn getol nongkrong di Pasar Baru tidak jauh dari rumahnya. 

Suatu waktu, Boy ketiban rejeki peran yang di sodorkan oleh Sanggar Prathivi, sebuah group sandiwara. It terjadi pada tahun 1973, saat Sanggar Prativi kekurangan pemain sehubungan dengan penampilannya di layar televisi. dan Pilihannya  jatuh kepada Boy Tirayoh yang sering mangkal dekat markas Sanggar Prativi. Setelah ia sempat tiga kali tampil di teve, tak lama kemudian "Saya diminta oleh sutradara Nico Pelamonia untuk turut membintangi film yang akan di garapnya berjudul "Prahara Betinanya seorang Perempuan," (1974), saya kebagian peran pembantu utama. Itulah film pertama saya, "cerita Boy. 

Lewat Sanggar Prativi, Boy mengenal dunia yang baru, dunia akting. Ia cukup lama juga mendekam di Sanggar Prativi hingga tahun 1981, dibawah pimpinan Peter Broto. 

Tawaran pun berdatangan, Film berikutnya adalah "Pahitnya Cinta Manisnya Dosa," bersama Yenny Rachman, Drg Fadly dengan sutradara Wahab Abdi. Kemudian pada tahun 1977, Arta Cata Film menggarap sebuah film yang berjudul "Cacat Dalam Kandungan" di sutradarai oleh Fritz G Schadt. Boy disini sebagai pemeran utama di samping Donna Arta pemain utama wanitanya. 

Boy Tirayoh mengakui kalau kariernya makin berkembang karena berkat bimbingan sutradara Fritz G Schadt. Dan setelah membintangi "Cacat Dalam Kandungan", Boy sempat vacuum beberapa lama. Dalam kevacuuman ia mengalikan profesi sebagai dubber. 

Sudah banyak juga artis film yang suaranya diisi (didubber) oleh Boy Tirayoh. Tercatat nama Roy Marten (Rahasia Perkawinan), Herman Felani (Sekuntum Duri), Alex Kembar (Dukun Lintah) Rano Karno (Bunga Cinta Kasih) dan banyak lagi. Lumayan sebagai dubber saya banyak di bantu oleh Titi Qadarsih dan Mbak Maria Oentoe dari Sanggar Prativi. Setelah vacuum Boy berperan sebagai pemeran utama dalam film "Buaya Putih" dan "Tongkat Sakti".

Di film Kamp Tawanan Wanita, Boy Tirayoh berperan sebagai Letnan Nakamura. 

Setelah berada di Sanggar Prativi, Boy akhirnya keluar tapi tetap aktif berkecimpung di dunia film dan sandiwara. Dramawan Boy membentuk sebuah sanggar yagn di beri nama Sanggar Mayapada dengan Jabatan sebagai asisten Sutradara di bawah Idris Affandi. Selain aktif sebagai dramawan dan film, ia juga tergabung dalam Gabdika (Gabungan Bela Diri) Shitoroyu Indonesia. Menurut Boy ia sudah menguasai ilmu beladiri sejak tahun 1972. Selain sebagai bintang film Boy juga kerap sebagai Pembawa Acara tau MC. 

~RF 474

Pada era sinetron, salah satu sinetron panjang Boy adalah Cinta Fitri. 



JUNAEDI SALAT

 


JUNAEDI SALAT. Nama Junaedi Salat kita kenal berkat penampilannya yang cukup bagus alam film "Ali Topan Anak Jalanan" (1977), ceritanya berdasarkan novel pop berjudul sama karya Teguh Esha. Tapi sebelumnya, tahun 1972 Jun sudah pernah main film dalam "Aku Tak Berdosa" bersama Dewi Puspa dan Fifi Young. Film produksi Empat Gajah Film ini merupakan film perdana Junaedi. 

Kemudian pada tahun 1981 ia membintangi film berjudul "Fajar Yang Kelabu" yang dibintangi oleh Roy Marten, Astri Ivo , Debby Cintya Dewi dan lain-lain. Selain dalam film, Junaedi juga bermain di dunia musik. Album perdananya mencuat pada tahun 1981 berjudul "Burung Camar", disini ia dibantu oleh Oetje Hoedioro, kemudian album kedua berlabel "Masa Pancaroba", Ronny Harahap, Chandra Darusman, dan Odhink Nasution turut mendukung Jun dalam merampungkan album tersebut. 

Pada tahun 1977, Jun untuk pertama kalinya ikut berkompetisi dalam Lomba Cipta Lagu Remaja dan hasilnya juara I untuk lagunya yang berjudul "Kemelut". Setelah keberhasilan itulah Junaedi yang panggilan akrabnya Jun bergabung dengan Guruh Sukarno Putra. Saat itu belum ada kelompok "Swara Mahardika. Dan bersama putra presiden Pertama RI itu ia menggarap ilustrasi musik film "Ali Topan Anak Jalanan", mereka di bantu seorang musisi dari Jepang. 

Barulah pada tahun 1978 ia bersama Guruh membentuk kelompok Swara Mahardhika. Jun melatih musiknya, Guruh koreographynya. Dan untuk pertama kalinya ia manggung di Balai Sidang Jakarta dengan nama pagelaran "Karya Cipta Soekarno Putra" dan sejak penampilan itulah, Junaedi mengundurkan diri.


~RF 474

LUTUNG KASARUNG


 LUTUNG KASARUNG. Banyak sudah cerita-cerita yang berbentuk legenda di visualisasikan ke layar putih. Ada yang mampu menarik perhatian penonton, misalnya film "Tangkuban Perahu", di dukung oleh Marissa Haque, dan Alan Nuari dan disutradarai oleh Liliek Sudjio. Kemudian masih dengan legenda yang sama cuma berbeda judul, Film "Sangkuriang"dengan pendukung Suzanna dan pendatang baru Clift Sangra, di sutradarai oleh Sisworo Gautama Putra, juga menyedot penonton yang lumayan banyak. Kedua film tersebut menceritakan tentang  legenda rakyat di tanah Priangan Jawa Barat.

Dari Propinsi-propinsi lain juga banyak terdapat legenda-legenda. Indonesia memang kaya akan legenda, selain yang diatas sudah pula di filmkan "Jaka Tarub dan Tujuh Bidadari" arahan sutradara Bay Isbahi, sayang yang ini kurang menarik, Susanna Cecilia kurang mampu menghayati jalan ceritanya. Konon yangl paling menarik adalah "Roro Mendut" arahan sutradara kawakan Ami Priyono yang dibintangi oleh Meriam Bellina, WD Mochtar, dan Sofia WD. 

Ami mengarahkannya benar-benar akurat dan dibuat dengan lakon-lakon wayang. DapaoniSakan sebuah legenda yagn sering di ceritakan dari mulut ke mulut dan sudah mendarah daging bagi orang-orang Sunda, terlebih tetua-tetuanya. Film ini di sutradarai oleh BZ Kadaryono. 

Sinopsis ringkasnya, konon entah d tahun berapa ketika kerajaan Galuh berkuasa di daerah Jawa Barat, Rajanya bernama Prabu Tapa Agung ia sudah berusia lanjut, dan mempunyai keturunan tujuh putri dua diantaranya Purbalarang (Erna Santoso), Purbasari (Enny Beatrice). Prabu Tapa Agung ingin sekali menikmati dan menghabiskan hari-hari tuanya dengan bertapa di tengah hutan lebat. Dan untuk mewujudkan keinginannya itu ia menyerahkan kerajaannya kepada putrinya, terutama putri sulungnya Purbalarang. 

Di lain tempat ada seorang dewa yang maha sakti, bersama Guru Minda (Johan Saimima), namun dirinya telah di kutuk akibat melanggar wewaler kahyangan. Akibat kutukan itu, ia berubah menjadi seekor Lutung besar. Dan ia akan berubah ujud lagi seperti sediakala jika seandainya ada seorang putri cantik yang bersedia jatuh hati kepadanya. Ujud Guru Minda yang telah berubah jadi Lutung Kasarung itu harus tinggal didunia di kawasan hutan kerajaan Galuh. 

Dan Kerajaan Galuh telah di perintah oleh Putri Purbalarang. Putri Sulung Prabu Tapa Agung yang telah pergi bertapa ini memerintahkan dengan sewenang-wenang, tirani. Ia juga sangat iri terhadap si bungsu, saudara kandungnya, Putri Purbasari, terutama dalam hal kecantikan, dan kelembutan adiknya itu. Purbalarang yang sirik melihat kecantikan adiknya akan menghambat kekuasaannya, inilah alasan sehingga timbul niatnya menyingkirkan si adik lagipula suaminya , Indrajaya (Avent Christie) seorang pangeran yang berperangai buruk. Rasa disaingi adik dan jengkel terhadap suami berbaur menjadi satu. 

Purbalarang tahu, kelak kerajaan ini akan diserahkan kepada adiknya maka itu Purbasari harus di jauhkan dari lingkungan istana.  Berbagai jalan telah di lakukan yang akhirnya Purbasari dibuang ke tengah hutan yang lebat. Nah, disinilah ia bertemu dengan Guru Minda, Lutung yang berbudi luhur. Segala kesulitan yang di alaminya di hutan itu, selalu dapat dukungan dari Lutung Kasarung. 

Hingga akhirnya Lutung pun berubah jadi manusia tampan rupawan dan membantu Purbasari untuk mengambil haknya dari tangan Purbalarang.

Lokasi suting dari film Lutung Kasarung sebagaian besar di Subang dan Cirebon. 

~RF

Monday, October 27, 2025

FILM RANJANG SETAN


 SHOOTING FILM RANJANG SETAN, Pada suatu malam di taman sebuah rumah, dua pasang anak muda sedang bercengkerama. "Lho kok gitu aja marah, apalagi kalau gue pakai kuku yang beginian dengan suara yang grek, grek, grek", kata Rudi sambil mengeluarkan 2 buah kuku dari besi dengan panjang masing-masing kira kira setengah meter. "Pada takut ni yee" tambah Rudi, karena teman-temannya yang ada disitu tampak diam. 

"Brengsek lu, sekarang mau apa!" tantang Irawan dengan beringas. 

"Lho , lu mau coba yang beginian!", jawab Rudi dengan geram. " kata Maria melerai. 

"Iya Rud, kay jangan main-main dengan kuku yang begituan, lebih baik buang aja!" kata Nina sambil memegang lengan Rudi. 

Adegan tersebut adalah sebagian dari film RANJANG SETAN yang lagi dalam proses isi suara, atau biasa di sebut "dubbing" di studio PERFINI pada suatu hari Minggu. 

"Kuku itu, jangan kuku begituan", kata Tjut Djalil yang menyutradarai film  ini pada Eva Eliza yang memerangkan Nina , membetulkan dialog yang diucapkannya. 

"13B take 2" kata Rasoul, pencatat skrip. Maka pemegang proyektor me rewind dan memutar adegan tersebut kembali, pada loop 13 B. Penata suara Y Sutarya pun men-dub kembali adegan tersebut pada pita suara yang ada di "Nagra". Maka tidak hanya Eva Eliza yang mengulang dialog Nina, juga Chintami Atmanegara yang memerankan Maria, Richie Ricardo yang menjadi Irawan dan Gusti Randa yang menjadi Rudi juga mengulangi dialog tokoh masing-masing. 

Dengan mengerjakan film yang bertema horor ini, saya bersama PT. Soraya Intercine Film ingin membuat film sejak puluhan tahun yang lalu namun lebih banyak mengerjakan film-film dokumenter disamping beberapa film cerita. 

Richie Ricardo yang bermain sebagai Irawan yang merupakan tokoh utama laki-laki, mengatakan senang sekali bermain dalam film ini, karena setelah kurang lebih 10 film yang pernah ia perani, baru kali ii bermain dalam film horor. 

Film Ranjang Setan di produksi oleh PT. Soraya Intercine Film dengan produser Ram Soraya, selain di kerjakan oleh Tjut Djalil sebagai sutradara, dan kamera di pegang oleh Syamsudin, penata artistik di kerjakan oleh Bambang Subarna. 

Film ini bercerita tentang Ny Siska (Linda Husein) yang baru pisah dengan suaminya Baskoro, menempati sebuah rumah mewah di daerah real estate hasil pembelian pacarnya Markus (Doddy Sukma). Siska yang tinggal dengan putrinya Maria (Chintami Atmanegara) dan keponakannya Nina (Eva Eliza) hampir tiap malam tidak bisa tidur tenang karena diganggu setan. Setan tersebut tidak hana mengganggu, namun juga membunuh Nina dan pacarnya , Rudi (Gusti Randa) di rumah itu. 

Kemudian Siska berusaha mendatangkan dukun, namun sia-sia malahan dukun itu terbunuh bersama pengusaha real estate.  Akhirnya ketahuan bahwa real estate itu dibangun diatas bekas kuburan Belanda, tanpa memindahkan kerangka-kerangka penghuni kuburan Belanda tersebut terlebih dulu. 

Pada saat-saat kritis ketika Siska dan putrinya diganggu setan-setan Belanda tersebut, datanglah seorang Pastor bersama Baskoro bekas suami Siska untuk menjemput mereka. Maka dibawalah Siska dan putrinya oleh Baskoro ke rumahnya yang lama, untuk hidup bersama kembali dengan tenang. 

Selain pemain-pemain tersebut , film ini juga diramaikan oleh Sofia anggota Srimulat yang bermain sebagai pembantu rumah tangga. 

~film 019-Tahun II