Tuesday, October 1, 2013

PENGKHIANATAN G 30 S PKI, DALAM BINGKAI SINEMA

Ade Irma Suryani
48 tahun silam, tepatnya 30 September 1965 peristiwa yang di kenal dengan Gerakan 30 September itupun terjadi. Peristiwa pemberontakan yang di lakukan oleh Partai Komunis Indonesia atau PKI dengan menculik dan memfitnah adanya Dewan Jenderal yang akan melakukan perebutan kekuasaan. Versi sejarah yang berkembang, para Jenderal di culik dan dibunuh secara keji oleh PKI. Namun akhir-akhir ini berkembang polemik bahwa dalang dari peristiwa tersebut bukanlah PKI melainkan Soeharto sendiri, Presiden RI yang telah berkuasa selama 32 tahun. Anda percaya itu? Hehe… penulis sendiri sangat tidak mempercayai kalau itu adalah kerjaan Pak Harto. Sama sekali tidak percaya. Tetap percaya bahwa itu adalah kerjaan PKI.



Rapat rapat yang dilakukan PKI

Ingat !!!! Pemberontakan PKI Madiun 1948. Apakah awalnya PKI mengakui? Tidak… namun pada akhirnya terbukti bahwa itu adalah kerjaan PKI. Sama halnya dengan 1965. Hanya PKI yang berani menginjak-injak Al Quran.  Well, daripada berpolemik, kali ini penulis tidak ingin mengomentari sejarah, tapi ingin mengingat kembali peristiwa tersebut dari segi sinematografi. Tentu saja lewat film yang pernah ditayangkan di TVRI selama bertahun-tahun setiap tahunnya. Terlepas dari apapun sejarah dan penyimpangan yang terjadi dalam film tersebut, semua memang ada pro dan kontranya, itu sangat wajar terjadi.




Penculikan Jenderal di mulai

Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI adalah sebuah karya besar sutradara Arifin C Noor dengan produser G. Dwipayana. Film berdurasi panjang ini dibintangi oleh Amoroso Katamsi sebagai Jenderal Soeharto, dan Tokoh Presiden Soekarno oleh Umar Kayam. Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI adalah merupakan film wajib yang diputar oleh TVRI setiap tanggal 30 september sebelum akhirnya di berhentikan oleh pemerintah melalui menteri Penerangan pada tahun 1998 yang kala itu di jabat oleh Yunus Yosfiah. Banyak yang bilang ini merupakan film propaganda pemerintah dengan mengkultuskan salah satu tokoh di film tersebut, dan banyak sekali adegan-adegan yang konon tidak ada.


Antek PKI

Namun dari sisi sinematografi menurut penulis, seorang sutradara besar sekaliber Arifin  C Noor pastilah sudah melakukan serangkaian riset demi terwujudnya film ini tidak serta merta hanya mengandalkan satu narasumber saja, sehingga menurut hemat penulis sangat naïf kalau film ini dibuat untuk propaganda pemerintah saja, dalam hal ini adalah figure Pak Harto.



Sebelum di Siksa
Tidak berlebihan memang kalau kita menilai sebuah film ada beberapa adegan yang tidak sesuai, namun demikian patut diingat bahwa film ini mampu memberikan gambaran tentang sebuah peristiwa kelam bangsa Indonesia yang pernah terjadi.

Berlatar belakang penculikan para jenderal yang di bunuh dengan cara keji dan dibuang ke sumur tua lubang buaya. Diawal film ini dibuka dengan keadaan dan peristiwa yang terjadi di Indonesia, pemberitaan-pemberitaan di Koran tentang sepak terjang dan kekejaman PKI, hingga antrian untuk membeli beras dan minyak tanah oleh rakyat adalah gambaran nyata yang terjadi pada saat itu. Paceklik yang mendera rakyat kecil.  Kemudian juga digambarkan latihan-latihan yang dilakukan sebelum operasi penculikan dilakukan, hingga penculikan satu persatu para anggota ‘dewan jenderal’.


Pengangkatan Jenazah

Dengan ilustrasi music yang sangat mencekam, penonton mampu dibawa pada suasana tahun 1965 yang cukup mencekam. Adegan yang tidak pernah terlupa adalah adegan dimana anak dari DI Panjaitan yang melumuri mukanya dari darah ayahnya yang ditembak.  Penculikan dewan jenderal yang berujung pada dipaksanya mereka untuk menandatangani sebuah dokumen, dan euphoria para pengikut PKI ketika melihat para jenderal terluka, dan disiksa. Satu adegan kejam adalah ketika di silet. “Darah itu merah jenderal”, merupakan kalimat yang paling diingat.



Hingga pada akhirnya para jenderal dibuang kedalam sebuah sumur tua dan akhirnya di ketemukan setelah beberapa hari di kubur. Pengangkatan korban penculikan akibat kebiadaban PKI hingga pada akhirnya pemakaman para jenderal yang mendapat gelar Pahlawan Revolusi. Dengan suara asli Jenderal AH Nasution yang terbata-bata, film ini mampu membuat bulu kuduk berdiri. Melihat film G 30 S PKI adalah tak terlepas dari adegan lambat, adegan berlari para pasukan cakrabirawa yang dibuat melambat dangan iringan musik yang mencekam, adegan disilet, dan juga adengan bernyanyi-nyanyi dari para anggota PKI ditengah penderitaan para Jendral.


Jenderal Suharto

Terlepas dari apapun kontroversinya, namun film ini patut di jadikan sebagai film documenter, film docudrama yang patut di acungi jempol . Sejarah kelam itu tak akan pernah terlupa. Selamat Hari Kesaktian Pancasila.

Wednesday, July 24, 2013

BERNAFAS DALAM LUMPUR, MERIAM BELLINA & RANO KARNO

Bernafas Dalam Lumpur


JUDUL FILM                        : BERNAFAS DALAM LUMPUR

SUTRADARA                       : TURINO DJUNAEDY

CERITA                                  : ZAINAL ABDI

SKENARIO                           : TURINO DJUNAEDY

MUSIK                                  : ARENG WIDODO

PRODUSER                          : TURINO DJUNAEDY

PRODUKSI                           :  PT.  SORAYA INTERCINE  FILM

TAHUN PRODUKSI           : 1991

JENIS                                     : FILM DRAMA

PEMAIN                               : MERIAM BELLINA, RANO KARNO, FAROUK AFERO, DIAH PERMATASARI, TIEN KADARYONO,



SINOPSIS :

Setelah dua dasawarsa sejak film pertama di produksi, Bernafas dalam Lumpur akhirnya di produksi kembali dengan bintang yang berbeda namun sutradara yang sama Turino Djunaedy. Terdapat beberapa perubahan dari film pertamanya yang di tulis oleh Zainal Abdi. Endingnya pun di buat berbeda. Film ini di produksi setelah 2 dasawarsa lebih film pertamanya, dengan sutradara yang sama.

***



Seperti film pertama Budiman (Rano Karno) datang ke klub Lunar dan bertemu dengan Supinah(Meriam Bellina) atau yang lebih di kenal Mila di klub tersebut. Pertemuan dengan Supinah karena Budiman membutuhkan seorang cewek malam itu untuk menemaninya ke pesta. Supinah pun dig anti nama Yanti oleh Budiman. Malam itu Yanti berhasil menunaikan tugasnya dengan baik sebagai teman Budiman. Di lanjutkan dengan malam berikutnya yang dilakukan secara diam-diam tanpa sepengetahuan Rais (Farouk Afero). Seperti dalam synopsis Bernafas dalam lumpur sebelumnya, Rais adalah orang yang menolong Yanti sekaligus yang menjerumuskannya ke dalam lumpur pelacuran.

Setelah beberapa kali membawa Yanti, akhirnya Rais mengetahuinya. Budiman dianggap telah membawa Yanti sehingga ia rugi selama tiga hari karena Yanti adalah primadona. Budiman di suruh membayar ganti rugi, namun menolaknya. Hingga akhirnya Budiman di keroyok oleh anak buah Rais. Akhirnya Yanti membawanya ke Rumah sakit. Namun ketika sadar, budiman memaki dan mengusir Yanti. Yantipun pergi.  Setelah Yanti pergi Budiman baru menyadari kalau ia telah memaki dan mengusir Yanti. Maka ia pun kembali ke club Lunar dan ditemui oleh Rosa (Diah Permata Sari) karena Yanti sedang pulang kampung.



Setelah menunggu beberapa hari akhirnya Yanti muncul juga. Meski sakit hati pada Budiman, Yanti  mau di bawa pergi oleh Budiman. Disinilah Yanti menceritakan tentang awal mula ia terjun ke dunia hitam dan tentang Rais.

Dalam film ini nasib Yanti lebih beruntung dibanding film terdahulu, karena Yanti tinggal dirumah yang bagus kepunyaan Budiman, meski mendapat gangguan dari Rais dan anak buahnya. Endingnya pun Yanti tidak meninggal, namun dipersunting oleh Budiman dan direstui oleh orang tua Budiman meski tahu siapa Yanti sebenarnya. Sementara itu orang tua Yanti yang meninggal, bukan Yanti yang harus meninggal karena penyakit.

*****

Kalau mau diperbandingkan, Bernafas Dalam Lumur versi Suzanna lebih bagus dibandingkan versi Meriam Bellina.


Thursday, July 11, 2013

MARIAM SI MANIS JEMBATAN ANCOL, NOSTALGIA SINETRON






Masih ingat dengan Mariam? Hantu cantik jembatan ancol?  Sinetron Mariam Si Manis Jembatan ancol pernah ditayangkan di stasiun TV Indosiar medio 90an dengan bintang Kiki Fatmala sebagai Mariam, juga di bintangi oleh hantu centil Karina (Ozy Syahputra) dan juga Ade Juwita turut memperkuat sinetron ini dengan kecentilannya.





Legenda si Manis Jembatan Ancol sendiri memang berkembang secara turun temurun sebagai salah satu cerita rakyat yang dimiliki oleh Jakarta (betawi).  Konon dahulu kala ada seorang gadis cantik yang di perkosa dan mayatnya dibuang di sungai tepatnya jembatan yang terletak di Jl RE Martadinata. Konon sering terlihat penampakan Mariam di lokasi tersebut. Ada beberapa versi cerita tentang Mariam. Kisah Si Manis Jembatan Ancol sendiri pernah diangkat ke layar lebar dengan bintang  Lenny Marlina, Farouk Afero dan Krisbiantoro. Kisah film ini boleh dikatakan sebagai awal cerita Simanis Jembatan ancol, bukan menitik beratkan pada hantu Si manis.




Berbeda dengan film berbeda pula dengan sinetron. Kisah Mariam diangkat pula melalui Mariam Si Manis Jembatan Ancol yang tayang di Indosiar dengan Bintang Kiki Fatmala sebagai Mariam, sedangkan di RCTI juga ada Si Manis Jembatan Ancol dengan bintangnya Diah permatasari. Kedua-duanya menceritakan tentang petualangan Mariam, hantu cantik yang selalu menolong para hantu yang baru mati dengan menanyakan penyebab kejadian mereka mati.


Sinetron ini lebih menitik beratkan pada kisah komedi hantu cantik, cukup menghibur dan ringan dengan durasi tayang yang hanya 30 menit sekali tayang, sehingga terasa tidak membosankan. Sinetron ini menjadi hidup karena hadirnya sosok Karina, hantu dengan kepala plontos, juga kelucuan Ade Juwita dengan kata-katanya yang kadang-kadang bisa membuat kita tertawa.



Kalau boleh jujur, sinetron-sinetron jaman dulu lebih bagus, ceritanya juga gak monoton.



Yuk bernostalgia.







Tuesday, July 9, 2013

SUZANNA DALAM FILM BERNAFAS DALAM LUMPUR


Bernafas Dalam Lumpur

JUDUL FILM                        : BERNAFAS DALAM LUMPUR

SUTRADARA                       : TURINO DJUNAEDY

CERITA                                  : ZAINAL ABDI

SKENARIO                           : TURINO DJUNAEDY

MUSIK                                  : IDRIS SARDI

PRODUSER                          : TURINO DJUNAEDY

PRODUKSI                           :  PT.  SARINANDE FILM

TAHUN PRODUKSI           : 1970

JENIS                                     : FILM DRAMA

PEMAIN                               : SUZANNA, RACHMAT KARTOLO, FAROUK AFERO, DICKY ZULKARNAIN, SOFIA WD, RATNO TIMOER, MARULI SITOMPUL, SANDY SUWARDI, IKRANEGARA



SINOPSIS :

Di sebuah kamp pelacuran, Supinah (Suzanna) yang lebih di kenal dengan nama Mila ditempat tersebut berkenalan dengan Budiman (Rachmat Kartolo) yang memakai jasanya untuk menemaninya k epesta dengan upah Rp. 10.000. Budiman tidak memakai Mila di ranjang, namun hanya menemani ke pesta dan dansa bersamanya.  Merasa namanya tidak cocok dengan nama Supinah, akhirnya Budiman member nama Yanti pada Mila atau Supinah. Sepulang dari pesta Yanti diantar ke kamp pelacuran dan diterima oleh centeng-centeng Rais (Farouk Afero). Akhirnya sepuluh ribu rupiah pun diberikan Budiman pada Rais atas jasa Yanti. Namun Rais merasa uang yang diberi oleh Budiman kurang, sehingga terjadi keributan. Budiman dikeroyok oleh Rais dan anak buahnya hingga mengalami luka tusukan. Yanti membawa kerumah sakit, namun ketika Budiman sadar justru ia memakinya. Akhirnya Yanti lari meninggalkan Budiman yang tengah terluka di rumah sakit.

****

Perkenalan Budiman dengan Yanti meninggalkan kesan yang dalam bagi Budiman maupun Yanti. Merasa bersalah Budi mencari Yanti ke kamp pelacuran. Namun yanti berada di kampong. Berhari-hari ia selalu menunggu kedatangan Yanti hingga akhirnya Budiman berkesempatan meminta maaf pada Yanti. Dan atas permintaan Budiman, Yanti akhirnya menceritakan awal mulanya ia terjun sebagai pelacur.

Cerita pun flashback sebentar. Yanti menceritakan kalau ia ke Jakarta menyusul suaminya. Selama di Jakarta, tempat yang dituju tidak ketemu dengan ditemani oleh tukang becak. Namun sayang melihat kemolekan Yanti, tukang becak tersebut memiliki niat jahat. Ia menawarkan Yanti untuk menginap dengan memakai rumah temannya. Malam itu Yanti diperkosa oleh tukang becak tersebut. Belum habis tangisnya, pemilik rumah tersebut ikut memperkosa Yanti. Hancur sudah Yanti. Esoknya ia melanjutkan perjalanan dengan baju compang camping. Ditengah jalan ia ditolong oleh seorang laki-laki yang memiliki niat baik padanya. Namun sayang sekali, kali ini Yanti pun bernasib sial, ia diperkosa oleh anaknya dan laki-laki tersebut yang ikut hendak memperkosanya.

Pencarian suaminya terus dilanjutkan, hingga ia berhenti di warung makan yang ditunggui oleh seorang perempuan. Tanpa sengaja ia bertemu suaminya dan langsung memeluknya, namun sayang sekali ia telah beristri lagi. Yanti pun di usir. Di perjalanan ia pingsan dalam keadaan lapar. Yanti ditemukan oleh Rais yang menjadikannya seorang pelacur.



Sampai disitu yanti bercerita pada Budiman. Bahkan ia di persiapkan untuk dikirim ke hongkong. Budiman member saran untuk menolaknya, namun  Rais marah.  Secara perlahanpun Yanti yang merasa suka pada Budiman mulai menjauhinya. Berbagai tamu ia layani. Hingga Yanti jatuh sakit. Namun Budi pulalah yang menolongnya mencarikan dokter.  Yanti meminta tolong pada Budi melalui temannya untuk menjemput anaknya di kampung. Namun sayang sekali, ketika sampai di Jakarta perhiasan Yanti telah di preteli oleh Rais, dan nyawanya tidak tertolong akibat sakit yang di deritanya.  Yanti pun meninggal dunia.

*****

Cerita aslinya, "Berenang dalam Lumpur" dimuat bersambung dalam majalah "Varia". Kerja sama dengan Prospex Trading Coy. (Hongkong). Film Indonesia pertama yang menonjolkan seks, perkosaan dan dialog-dialog kasar. Tapi versi vcd di sensor sih hehe…. Pernah dilarang diputar di Bandung oleh Kodim setempat. Film yang laris dan cukup menghebohkan. Sukses ini membuat produser/sutradaranya membuat lanjutannya menjadi sebuah trilogy(sumber : Katalog Film Indonesia : JB Kristianto)

Thursday, July 4, 2013

BAYI AJAIB

Bayi Ajaib


JUDUL FILM                        : BAYI AJAIB

SUTRADARA                       : TINDRA RENGAT

CERITA                                  : W NGADIMAN

SKENARIO                           : TINDRA RENGAT

PRODUSER                          : W NGADIMAN

PRODUKSI                           :  PT.  EMPAT GAJAH FILM

TAHUN PRODUKSI           : 1982

JENIS                                     : FILM DRAMA HOROR

PEMAIN                              : RINA HASHIM, MUNI CADER, WD MOCHTAR, BOKIR, RIZWI IBRAHIM, WOLLY SUTINAH



SINOPSIS :

Kosim (muni Cader) menemukan intan ketika sengaja mencarinya disungai yang menyebabkan ia Kaya, sementara Dorman (WD Mochtar) yang sama-sama mencarinya tidak menemukannya. Kedua orang ini adalah bakal calon lurah yang sedang menjagokan dirinya.  Melihat Kosim mendapatkan intan untuk membiayai pencalonannya membuat Dorman menggunakan caranya dengan menggunakan Roh moyangnya Alberto Dominique, seorang portugis yang mati digantung karena kekejamannya. Ia merasuk kedalam kandungan istri Kosim (Rina Hashim) yang sedang mengandung anak pertamanya. Kosim dianggap sebagai saingan Dorman sehingga ia perlu melakukan tindakan tersebut. Meski usia kandungan masih enam bulan, namun istri Kosim yang baru saja terperosok kedalam kuburan tua, pulang kerumah dengan menjerit-jerit, apalagi keanehan pun terjadi, kandungannya pindah ke belakang. Dan selang beberapa saat anaknya pun lahir. Namun keanehan kembali terjadi, anaknya lahir dalam keadaan terbungkus. Maka asisten dukun beranak pun menaruhnya di dapur di sebuah tempat, namun malang, tiba-tiba bayi tersebut tiba-tiba keluar dan menggigit leher. Asisten dukun beranakpun meninggal ditempat. Jeritan pun terdengar, Kosim lalu mencari asal suara. Namun ia hanya mendapati mayat perempuan tua, sedangkan anaknya tidak ada. Anaknya diketemukan terdampar di bangunan tua bekas peninggalan orang Portugis.



Kelahiran anak Kosim menjadi hal aneh, karena ia sering mendelik-delik, bahkan di sunat pisau sunatnya tidak mempan. Anak tersebut juga hampir membunuh ibunya ketika ia berhasil menarik Ibunya masuk kedalam sumur. Keanehan demi keanehan pun terjadi. Hal ini membuat aneh, terutama apa yang dikatakan oleh sang peramal. Saat itu istri Kosim hamil anak kedua, namun Anak pertamanya tidak akan membiarkan adiknya lahir, maka segala upaya ia gunakan untuk mencelakakan ibunya. Keanehan tersebut juga dirasakan oleh dukun beranak (Woly Sutinah) yang membantu melahirkan. Akhirnya dukun beranak tersebut pun mati di gigit oleh anak kosim yang sudah dirasuki roh jahat.



Sementara itu pemilihan lurah tetap berlangsung. Ada tiga calon yang maju yakni, Saleh, Dorman dan Kosim. Setelah diadakan pemilihan, Salehnya yang terpilih menjadi Lurah sedangkan Dorman dan Kosim kalah. Kekalahan Kosim ditengarai sebagai akibat dari anaknya yang telah di rasuki roh jahat. Ketika anaknya sedang menggigit dukun beranak, kosim bermaksud membunuhnya, namun ditolong oleh kiyai kampung tersebut. Akhirnya anak Kosim terbebas dari roh jahat, dan kini ia bisa di sunat oleh dukun sunat (Bokir) .

Wednesday, July 3, 2013

RAHASIA PERKAWINAN , PENGORBANAN TERMAHAL YATI DALAM FILM











Yati Octavia di gunduli


Yati Octavia
Rahasia Perkawinan


Pernah nonton film Rahasia Perkawinan yang dibintangi oleh Yati Octavia dan Roy Marten?. Ini adalah pengorbanan termahal Yati Octavia, karena waktu shooting adegan-adegan terakhir yang harus di gunduli, Yati Octavia malah terbakar. Sedianya adegan yang akan di ambil adalah ketika warga marah akibat perzinahan yang dilakukan oleh Dina (Yati Octavia) dengan Bram (Roy Marten) salah satu pegawai suaminya (Rachmat Hidayat).  Perzinahan Dina dilakukan karena ia tidak memperoleh kepuasan seks dari suaminya karena menderita impoten, sehingga tidak bisa memberikan kepuasan pada Dina.

Kembali ke adegan terakhir, Yati Octavia terbakar ketika akan melakukan adegan penggundulan rambut, namun sebelum itu adegan yang harus dilakukan adalah ketika rumah tempat melakukan perzinahan akan dibakar oleh masyarakat yang marah akibat perzinahan tersebut, Yati harus melakoninya dengan berada di rumah tersebut. Namun malang baginya, maksudnya adalah bajunya terbakar sebagian , namun justru membakar semua bajunya. Akhirnya Yati Octavia pun di bawa ke RS Fatmawati untuk selanjutnya di rujuk di RS Pertamina.


Dalam VCD yang pernah rilis dan penulis punyai, sebelum film di mulai di perlihatkan kecelakaan shooting yang menimpa Yati Octavia. Para kru film berteriak-teriak agar Yati keluar dari rumah itu ketika mulai terbakar, dan di dapati baju Yati telah terbakar. Yati pun keluar dan berteriak histeris. Para kru yang sedang bekerja segera menolong Yati Octavia.



Ini memang pengorbanan termahal Yati, selain kecelakaan kerja yang mengakibatkan tubuhnya terbakar, Yati juga harus rela rambutnya di potong untuk di gunduli, meski dalam film tersebut akhirnya hanya di potong pendek tidak karuan.

Kecelakaan Yati Octavia yang terbakar ketika melakukan proses suting film Rahasia Perkawinan segera menyebar, media-media Nasional begitu gencar memberitakan kejadian terbakarnya Yati Octavia.  Bahkan kala itu di kabarkan kalau Yati Octavia akan cacat seumur hidup akibat kecelakaan tersebut , meski bisa dilakukan operasi plastic.



Selain berita-berita yang di muat di media massa, berita ini juga di siarkan melalui TVRI yang saat itu menayangkannya dalam acara Berita.  Perjuangan dan totalitas Yati dalam Film Rahasia Perkawinan tidaklah sia-sia karena menurut data Perfini film ini merupakan salah satu film terlaris pada tahun 1979, sehingga tidak berlebihan kalau pengorbanan Yati Octavia patut diacungi jempol.

Bagi yang belum mengetahui jalan cerita rahasia perkawinan, tunggu ya akan saya posting segera synopsis pendeknya.


Film Rahasia perkawinan tidak hanya sekedar hiburan, namun film ini juga memberikan pembelajaran kalau zina itu dilarang, dan konsekuensi pahitnya adalah dikenakan hukuman rajam.

Tuesday, July 2, 2013

NOKTAH MERAH PERKAWINAN, NOSTALGIA SINETRON 90an


Noktah Merah Perkawinan

Masih ingat sinetron ‘Noktah Merah Perkawinan’? Sinetron yang tayang di salah satu stasiun Swasta Indosiar di tahun 1996an?. Noktah merah perkawinan cukup melekat di hati penonton karena jalan ceritanya yang cukup realistis dengan konflik keluarga yang di bangun. Kata-kata “Kepala Rumah tangganya aja yang gak becus” atau “puas mas tampar saya?, tampar lagi, tampar….!” Adalah kata-kata yang diingat oleh pemirsa karena berada dalam opening sinetron ini.



Noktah merah perkawinan tayang di Indosiar setiap senin sd Jumat setiap jam 18.00, merupakan salah satu sinetron yang selalu di tunggu-tunggu oleh pemirsanya. Betapa tidak, sinetron ini mampu menghipnotis dengan gaya dan konflik keluarga yang realistis dibandingkan dengan sinetron-sinetron sekarang.  Noktah Merah Perkawinan dibintangi oleh Priambodo atau biasa dipanggil mas Pri (Cok Simbara), Ambar (Ayu Azhari) istrinya dan juga Bagas (Perdana Batang Taris) dan Ayu (Niken Ayu) yang memerankan sebagai anak Pri dan Ambar.  Sinetron ini diperkuat oleh Mien Brodjo yang berperan sebagai pembantu di rumah Ambar dan juga Yulinar (Berliana Febrianti) sebagai anaknya.

Selain itu bintang-bintang baru saat itu juga turut ambil bagian seperti Teddy Syah (sebagai pupung) adik dari Ambar dan juga ada Dina Lorenza, Mang Udel sebagai ayah Ambar.

Bagi yang pernah menyaksikan sinetron ini tentu masih ingat bagaimana konflik di bangun tanpa intrik-intrik ‘menjijikan’ seperti sekarang ini.  Dalam Rumah tangga tersebut Ambar dan Pri seringkali cekcok, apalagi kehadiran Pupung adik Ambar yang tinggal di keluarga tersebut turut menambah permasalahan keluarga tersebut. Belum lagi hasutan mertua Mas Pri yang turut memperkeruh konflik antara Ambar dan Priambodo. Pekerjaan sampingan Ambar sebagai foto model juga turut menambah permasalahan keluarga. Percekcokan demi percekcokan pun terjadi. Akhirnya Ambar dan Priambodo pun bercerai, tentu saja yang menjadi korban adalah anak-anaknya, Bagas dan Ayu.

Pasca perceraian, untuk menggantikan peran Ambar, Priambodo menikahi Yulinar, namun sayangnya meski anak-anak sudah mengenal Yulinar, namun ia tidak menerima kalau Yulinar sebagai mamanya. Konflik antara anak tiri dan Ibu tiri yang terjadi berulang, meski Yulinar selalu sabar.


Uniknya lagi, sinetron ini, meski Ambar dan Priambodo sudah bercerai, namun sejatinya mereka masih saling mencintai satu sama lain. Perceraian bukanlah dikarenakan sudah tidak mencintai lagi, namun karena keadaanlah yang mengharuskan mereka bercerai. Sehingga meskipun bercerai, Ambar kerapkali datang dan kadang-kadang turut campur dalam pendidikan anak-anaknya, Ambar sering menyalahkan Yulinar kalau ia tidak becus mengurus anak-anaknya, seolah-olah Ambar ingin mendapatkan simpati kembali dari Priambodo, disisi lain Priambodo juga tidak bisa bersikap tegas. Yulinar selalu merasa kalah duluan dari Ambar..

Kalau kita perhatikan, soundtrack yang dibuat untuk sinetron ini juga mampu membius pemirsanya, dengan lirik-lirik yang memang sengaja dibuat khusus untuk sinetron tersebut, bukan karena lagu yang sudah jadi lantas dijadikan soundtrack.  Noktah Merah perkawinan hadir ketika sinetron-sinetron di TV swasta sedang mulai booming , namun dengan cerita yang belum membosankan seperti sekarang ini memang layak untuk di kenang dan di ingat. Ayo… tampar lagi mas….. tampar…….!!

Ini lho lirik noktah merah perkawinan itu :

Ada noda dalam hidupku
Melukai relung hatiku
Telah aku ingkari buah hati sendiri
Ku tak tahu lagi
Semuanya telanjur terjadi
Semuanya tak bisa kuhindari lagi

Dulu cinta kupersembahkan
Untukmu sampai akhir zaman
Tapi kau telah ingkar
Semua jadi pudar
Cinta kita hancur
Tinggal puing terpendam terkubur
Dalam hati yang kini telah hancur
Karena...

Noktah merah perkawinan
Telah menghancurkan mahligai cinta
Dan juga buah hati kita

Kini hanya bisa menangis sendiri
Hanya bisa bercanda dalam sepi
Berat hati kita terdiam di sini
Hanya bisa bercanda dalam mimpi

Tuesday, June 25, 2013

NORMA! Drama Lepas yang mengangkat tema "Waria"




Jaman keemasan sinetron adalah era 90an, ketika sinetron-sinetron masih memiliki cerita yang menarik dan tidak membosankan. Setelah Perfilman Indonesia mengalami mati suri, sinetron di layar kaca pun booming. Mengangkat tema yang tidak membosankan, sinetron biasanya ditayangkan seminggu sekali. era 90an hingga akhir 90an masih jarang sekali sinetron yang kejar tayang, yang harus tayang tiap hari, sehingga secara kualitas boleh dibilang bagus.

Selain sinetron yang ditayangkan secara bersambung, juga ada sinetron lepas yang ditayangkan di stasiun televisi dengan tema yang tentu berbeda-beda. Salah satu sinetron lepas yang ingin penulis angkat adalah NORMA.

Norma pernah ditayangkan oleh sebuah stasiun televisi swasta. Tema yang diangkat dalam sinetron ini tergolong unik, dan jarang diangkat. Tema yang diangkat merupakan sebuah gambaran yang real di dalam masyarakat, dan bukan sinetron yang hanya sekedar menjual mimpi.  Skenario Norma, ditulis oleh Alex Soeprapto Yudo dengan Sutradara Jonggi Sihombing. Cukup berani mengangkat dengan tema waria yang ada di masyarakat, namun inilah daya tarik dan merupakan sesuatu yang memang terjadi di masyarakat.

Adalah Nuryono (Herdin Hidayat) seorang lelaki yang sudah menjadi banci. Ia berpetualang di gerbong-gerbong kereta api untuk menjajakan diri. Ayahnya yang notabene seorang pengamat sosial dan pakar kondang di setiap seminar sangat terpukul melihat keadaan Nuryono yang lebih di kenal dengan nama Norma dikalangan waria. namun segalanya sudah terlambat , karena Nuryono sudah menjadi banci, bahkan ia berpacaran dengan seorang laki-laki bernama Sonny.  Meski Sonny hanya memoroti keuangan Norma, namun karena cintanya terhadap Sony, Norma tidak peduli dengan omongan orang, termasuk Yudith (bella Saphira).  Yudith adalah teman Norma semasa kecil dan menjadi sahabatnya hingga kuliah.

Namun tanpa di ketahui oleh Norma, Yudith diam-diam memiliki hubungan dengan Sonny. Yudhith tidak percaya kalau Sonny seorang biseks, sehingga ia mau berpacaran dengannya hingga ia hamil. Keadaan ini membuat Norma sangat terpukul dan tidak percaya pada sahabatnya sendiri, dan merasa di khianati oleh Sony.

Sementara itu usaha ayah Norma untuk membuatnya normal kembali adalah merupakan kesia-siaan saja. Norma sejak kecil di besarkan di keluarga yang mayoritas perempuan sehingga senang bermain dengan hal-hal yang berbau perempuan. Norma dididik dalam lingkungan keluarga dengan pola pikir yang justru akhirnya menjerumuskan Norma ke dunia banci dan memiliki sifat keperempuan-perempuanan.

Akibat perasaan yang terpukul oleh kehamilan Yudith dengan Sonny kekasihnya dan juga tekanan dari ayahnya yang menginginkan Norma untuk kembali menjadi lelaki yang normal membuat Norma makin terpojok. Ia tak sanggup menanggung beban dan kabur ke Jakarta. Ia menuruti hawa nafsunya untuk mengekspresikan diri sebagai seorang waria. Kerasnya kehidupan Jakarta membuat norma harus bisa bertahan. Namun sayang sekali di kota Jakarta pula ia harus meregang nyawa ketika ia menjadi korban penusukan oleh orang tak dikenal. Norma meninggal. 

Kehidupan Norma di Jakarta harus berakhir dengan tragis. Ia harus menemui ajalnya secara mengenaskan. 

*****

Drama kehidupan Norma ini patut di apresisasi karena selain keberanian seorang sutradara untuk mengangkat tema yang tak lazim, namun lebih dari itu, sinetron ini juga mengajarkan sebuah pelajaran hidup yang sebenarnya di masyarakat, bahwa banci itu ada di sekitar kita. Bukan membenarkan tindakan mereka tapi itu terjadi dan ada di masyarakat dari jaman dahulu kala. Mereka adalah mereka yang memiliki penyimpangan , peran masyarakat tentu sangat berarti tanpa harus membenarkan orientasi seksual mereka. Pria menyerupai wanita dan sebaliknya wanita menyerupai pria memang menyalahi kodratnya, Mereka bukan harus di jauhi tapi di dekati dengan pendekatan agama. Kalau tidak mempan yang penting sudah berusaha. kita pun tidak boleh atas nama Hak asasi manusia membenarkan tindakan mereka, karena itu sudah menyalahi kodratnya.

Sinetron ini juga tercatat sebagai peraih beberapa penghargaan dari Festival sinetron Indonesia (FSI) tahun 1996 yang kala itu masih ditayangkan, untuk kategori : Pemeran Utama Pria (Herdin Hidayat), Pemeran utama Wanita (Bella Saphira) dan sutradara drama Lepas terbaik Jonggi Sihombing.

Monday, June 24, 2013

MERIAM BELLINA & RIA IRAWAN DALAM FILM " SELAMA TINGGAL JEANETTE "

Selamat Tinggal Jeanette


JUDUL FILM                        : SELAMAT TINGGAL JEANETTE

SUTRADARA                       : BOBBY SANDY

CERITA                                  : TITI SAID

SKENARIO                           : BOBBY SANDY

MUSIK                                  : BILLY J BUDIHARJO

PRODUSER                          : FERRY ANGRIAWAN

PRODUKSI                           :  PT.  VIRGO PUTRA FILM

TAHUN PRODUKSI           : 1987

JENIS                                     : FILM DRAMA

PEMAIN                              : MATHIAS MUTCHUS, MERIAM BELLINA, NANI WIJAYA, RIA IRAWAN, ASRUL ZULMI, MANG UDEL, SUNJOT ADIBROTO, ANTON INDRACAYA

SINOPSIS :

Suryono (Mathias Mutchus) anak bangsawan di Solo mencintai Jeanette (Merim Bellina) bule  Perancis yang ingin memperdalam kebudayaan dan adat ketimuran. Suryono membawa Jeanette ke Solo, untuk bertemu dengan keluarganya. Suryono yang telah di pengaruhi hidup di luar negeri seringkali dianggap meninggalkan adat Jawa yang sangat di junjungnya. Termasuk cara berpakaiannya. Karena cintanya pada Jeanette, Suryono memohon ijin untuk menikahinya pada Kanjeng Ibu (Nani Wijaya), namun Kanjeng Ibu sebenarnya tidak mengijinkan pernikahan tersebut karena ingin agar Suryono mendapatkan wanita Jawa.  Namun pernikahan itupun berlangsung.  Adalah Trimah (Ria irawan) abdi rumah yang selalu menyediakan segala keperluan dirumah tersebut termasuk keperluan ndoro putrid Jeanet dan ndoro Suryono. Trimah adalah seorang gadis desa yang menerima nasibnya di beri nama Trimah yang artinya nrimo, karena saat ia di lahirkan, ayahnya (Mang udel ) bercerita kalau Ibunya meninggal.

Perbedaan budaya antara Jeanette yang orang perancis dengan Suryono yang orang Jawa menjadikan Jeanette mulai jenuh, apalagi setelah Suryono mengatakan kalau ia selalu membayangkan agar Jeanette seperti orang Jawa. Namun Jeanette sendiri menginginkan kalau Suryono juga sesuai dengan bayangannya menjadi orang Perancis.  Lambat laun hubungan keduanya mulai retak. Jeanette menginginkan agar Suryono mau ikut pulang ke Perancis namun Suryono bingung akan kerja apa di Perancis sehingga ia memilih untuk tetap di Solo.  Akhirnya Jeanette pun pulang ke Perancis bersama papanya, sedangkan Suryono tetap tinggal di Solo.

Sepeninggal kepergian Jeanette rasa sepi dan kangen pun selalu menggelayuti Suryono, demikian pula sebaliknya, Jeanette sering kali kesepian dan kangen dengan Suryono. Akibat rasa kangen tersebut, tanpa sadar Suryono memperkosa Trimah ketika Ia diminta tolong oleh Suryono untuk mengerok badannya. Meski Trimah berontak namun tenaganya kalah kuat. Esok paginya, Trimah hanya tertunduk sedih dan berpamitan dengan ndoro Putri orang tua Suryono untuk pulang ke desa tanpa alasan yang jelas.

Selang beberapa lama ndoro Putri mendengar kabar kalau Trimah hamil dari orang yang tidak jelas, maka iapun marah dan mengatai kalau Trimah bukanlah perempuan baik-baik. Kasur bekas Trimahpun ia bakar. Kehamilan Trimah diam-diam mengusik hati Suryono dan ia berterus terang pada Ndoro Putri kalau dirinyalah yang telah menghamili Trimah. Ia memohon ijin untuk menikahi dan bertanggungjawan terhadap Trimah pada Ibunya. Meski di tolak karena menikahi abdinya sendiri, namun akhirnya Ndoro Putri menyetujuinya.

*****

Jeanette tiba-tiba datang ke rumah Suryono untuk menemuinya. Namun betapa kagetnya setelah ia tahu dari abdi dalem rumah tersebut kalau Suryono sudah menikah dengan Trimah. Apalagi kali ini kedatangan Jeanette adalah bersama bayinya, anak buah cintanya dengan Suryono. Akhirnya Jeanette menemui Ndoro Putri untuk berbicara dan menunjukkan cucunya, Ndoro Putri tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya dengan bersedih hati, Jeanette akhirnya kembali ke Perancis.

*****

Selamat Tinggal Jeanette membawa Ria Irawan sebagai pemeran pembantu terbaik FFI 1988.

Monday, June 17, 2013

SELAMAT JALAN ULLY ARTHA

Ully Artha dalam film Neraka Perempuan

Ully Artha, artis senior bernama lengkap Taruli Artha Sortiana Pangaribuan meninggal dunia dalam usia 59 tahun. Wanita kelahiran 17 Oktober 1953 ini meninggal kemarin 16 Juni 2013 di RSPAD Gatot Subroto  akibat komplikasi yang di deritanya. Dalam hidupnya Ully Artha mendedikasikan dalam dunia seni peran. Telah banyak film-film yang ia bintangi. Sejak tahun 1970an Ully Artha sudah terjun di dunia perfilman yang ikut membesarkan namanya.

Sebagai seorang artis film, Ully Artha dapat berakting baik sebagai peran antagonis maupun protagonis. Suara khasnya Ully artha masih terngiang hingga sekarang, meski beliau telah tiada namun kehadirannya di dunia perfilman mampu membuat kita turut bersedih atas kepergiannya. Namun demikian, film-film Ully Artha masih dapat kita temui untuk dapat di tonton.




Beberapa judul film yang pernah dibintangi oleh Ully Artha adalah sebagai berikut  :

(sumber Wikipedia)

Selamat Jalan Ully Artha, karyamu akan selalu kami kenang.