Sunday, August 17, 2008

Markis Kido/Hendra Setiawan Persembahkan Emas Pertama

Markis Kido/Hendra setiawan berhasil mempersembahkan Medali Emas Pertama untuk Kontingen Indonesia setelah berhasil mengalahkan pasangan ganda putra China Fu Haifeng/Cai Yun dengan rubber set sekaligus memupuskan ambisi China untuk sapu bersi medali Emas dari cabang bulutangkis. Kemenangan Markis Kido/Hendra setiawan sekaligus memenuhi target yang di bebankan untuk meneruskan tradisi emas olimpiade terutama dari cabang bulutangkis.  Kemenangan ini sekaligus menjadi pembuktian bahwa Indonesia masih di perhitungkan di arena Olimpiade dan juga di perbulutangkisan Dunia.

Indonesia juga masih berpeluang meraih emas dari cabang bulutangkis dari nomor lainnya yaitu ganda campuran pasangan Nova Widianto/lilyana Natsir yang berhasil masuk final setelah mengandaskan impian He Hanbin/Yu Yang (CHN) dengan 3 set. Dengan demikian dari cabang bulutangkis telah memperoleh minimal 1 emas dari ganda putra, 1 perunggu dari tunggal putri, minimal 1 perak dari ganda campuran dan kemungkinan bertambah satu perunggu dari ganda campuran jika pasangan Flandy/Vita mampu mengalahkan He Hanbin/Yu Yang dalam perebutan medali perunggu yang akan berlangsung jam 18.30 waktu setempat.

Set pertama Markis/Hendra berhasil dikalahkan oleh pasangan Fu Haifeng/Cai Yun yang memang di dukung penuh oleh penonton dengan 12-21. Markis/Hendra selalu dalam tekanan dan tidak mampu keluar dari tekanan-tekanan pasangan China tersebut. Merasa unggul di set pertama pasangan China lengah di set kedua dan ini di manfaatkan benar oleh Markis/Hendra hingga ia terus memimpin dalam perolehan angka. Sempat unggul 9-2 Markis/Hendra terus menekan permainan pasangan China tersebut. Hingga set kedua pasangan China hanya di berikan angka 11 dan ditutup dengan kemenangan Markis/Hendra dengan 21-11 sekaligus memaksakan rubber set.

Memasuki set penentuan pasangan ganda terkuat Indonesia berhasil unggul.Diawal set pasangan Indonesia mampu memimpin dengan 9-3 ingga kemudian pasangan China berhasil memperkecil ketertinggalan angka dengan menambah satu angka menjadi 9-4. Akan tetapi pasangan Indonesia yang semakin solid tidak mau menyia-nyiakan kesempatan dan selalu memimpin perolehan angka hingga 20-14. Pada kedudukan seperti Ini pasangan Indonesia pasti ingin segera memenangkan pertandingan dan meluapkan kegembiraan. Akan tetapi bola yang dikembalikan kesisi kiri pasangan Indonesia oleh lawan dan disangka keluar oleh Markis Kido, tapi ternyata masuk. Markis Kido sempat melonjak gembira. Akan tetapi ini belum berakhir. Dan akhirnya set ketiga ditutup dengan kemengangan 21-16 sekaligus membawa emas pertama bagi Indonesia.

Selamat untuk Markis Kido/Hendra Setiawan sekaligus menjadi kado terindah di hari kemerdekaan ini. Go Indonesia.

Flandy/Vita Gagal Ciptakan All Indonesian Final



Pasangan ganda campuran Flandy Limpele/Vita Marissa gagal ciptakan All Indonesian Final setelah di babak semifinal harus takluk dari pasangan ganda campuran negeri ginseng Korea selatan. Flandy/Vita harus takluk secara dramatis dari pasangan Lee Hyo Jung/Lee Yong Dae dengan rubber set.

Set pertama merupakan set milik pasangan Korea secara mutlak. Flandy/Vita tidak bisa mengimbangi permainan Lee/Lee. Selalu kalah taktik dan smash yang di lancarkan oleh lawan lebih kuat. Flandy/Vita harus bertekuk lutut dengan 12-21. Memasuki set kedua Flandy/Vita mulai mengeluarkan tajinya. Dia berhasil keluar dari tekanan dan secara berturut-turut mampu memimpin pertandingan dengan meminimalisir kesalahan sendiri yang sering di lakukan.

Otomatis set kedua menjadi milik Flandy/Vita setelah pasangan Korea tidak mampu mengejar ketertinggalan dengan 21-11. Di set penentuan permainan Flandy/Vita semakin solid dan tidak mudah di patahkan. Flandy/Vita selalu memimpin perolehan angka hingga kedudukan 14-11. Merasa diatas angin inilah yang menjadi bumerang, hingga pasangan Korea mampu menyamakan kedudukan menjadi 14-14 akibat kesalahan yang sering dilakukan oleh Vita Marissa. Pasangan Korea pun melejit terlebih dahulu memimpin hingga set ketiga di menangkan oleh pasangan Korea dengan 16-21 sekaligus memupus harapan Flandy/Vita untuk menciptakan All Indonesian Final menyusul Nova/lilyana yang terlebih dahulu ke final setelah mengalahkan ganda campuran China He Hanbin/Yu Yang dalam 3 set.

Pasangan Nova Widianto/Lilyana Natsir menjadi ganda campuran pertama yang masuk ke final setelah berhasil menghancurkan impian China untuk menyapu bersih medali emas. Di semifinal yang berlangsung sangat ketat sekaligus juga akibat tekanan penonton tuan rumah, Nova/lilyana di set pertama tidak mampu bermain lepas dan selalu ketinggalan angka. Terlihat sekali dengan jelas betapa tertekannya Nova/lilyana ketika pasangan China memperoleh angka akibat kesalahan-kesalahannya. Set pertama Nova/lilyana ketinggalan 6 angka dengan 15-21.

Memasuki set kedua Nova/Lilyana tidak mau kehilangan momen penting yang tidak datang dua kali ini dan bermain dengan meminimalisasi kesalahan. Set kedua menjadi milik Nova/lilyana dengan 21-11. Memasuki set penentuan Nova/lilyana berhasil menekan permainan He Hanbin/yu Yang di awal-awal set. Bahkan Nova/Lilyana telah unggul lebih dahulu di angka 20. Akan tetapi semangat Yu Yang memang sangat berapi dan mampu menyusul ketertinggalan hingga menyamakan kedudukan 20-20. Ini adalah poin yang sangat kritis karena siapapun yang tidak konsentrasi pasti akan jadi bumerang sendiri. dan benar saja meski Nova/Lily berhasil unggul 21-20 terlebih dahulu akan tetapi He Hanbin / Yu Yang berhasil menyamakan kedudukan menjadi 21-21, akan tetapi dengan konsentrasi penuh akhirnya Nova/Lilyana berhasil menutup set dengan kemenangan 23-21 sekaligus memastikan melaju ke final dan mengantongi minimal satu medali perak dan bisa jadi medali emas jika menang di final untuk Indonesia.

Babak Final untuk Ganda Campuran akan berlangsung pada tanggal 17 Agustus 2008 pukul 19.00 waktu setempat setelah sebelumnya ada perebutan untuk medali perunggu pukul 18.30.

Saturday, August 16, 2008

Maria Kristin Harapan Baru Indonesia

Maria Kristin Yulianti gadis kelahiran Tuban 23 tahun silam berhasil mengukir sejarah baru setelah 12 tahun minim gelar. Maria datang tanpa beban pulang membawa harapan. Menjadi pemain yang tidak diunggulkan bahkan nyaris tidak masuk seeded Olimpiade karena peringkatnya yang jauh, akhirnya membawa harapan baru dengan memperoleh medali perunggu.

Pencapaian yang luar biasa bagi seorang pemain putri Indonesia yang saat ini memang haus sekali akan gelar. Setelah membawa Indonesia ke Final Piala Uber 2008, kemudian Maria pun menjadi runner up Djarum Indonesia Open Super Series 2008, dan sekarang Maria membawa nama Indonesia di kancah dunia dengan memperoleh Perunggu.

Kita patut berbangga dan berbahagia dengan hasil ini, karena Indonesia sudah lama sekali dipandang sebelah mata di sektor putri. Dan kita juga patut berterima kasih pada Susi Susanti. Kenapa? karena semenjak Susi di angkat menjadi manajer tim Piala Uber di sektor putri, kepercayaan diri pemain putri kian menanjak, terutama Maria Kristin. Susi Susanti bukanlah pelatih, akan tetapi seorang kakak yang bisa diajak curhat dan berbagi pengalaman. Dan ini pula yang menjadikan anak-anak pelatnas menjadi nyaman.

Kini Maria meski baru awal, akan tetapi merupakan harapan baru Indonesia kedepan. Go Maria Kristin. Go Indonesia!!

Maria Kristin Yulianti persembahkan Medali Perunggu



Maria Kristin Yulianti tunggal putri Indonesia mempersembahkan Medali perunggu pertama di sektor putri setelah 12 tahun penantian setelah mengalahkan Lu Lan dengan rubber set. Set pertama Maria kalah mudah 11-21 atas Lu Lan yang merupakan unggulan ke dua dari China.

Set Kedua Maria Kristin berada di atas angin dengan terus menekan permainan Lu Lan. Lu Lan Pemain masa depan China tidak bisa menaklukan permainan Maria. Unggul 11-6 membuat Maria makin percaya diri dan terus melaju dengan keunggulan yang meyakinkan. Set ini menjadi milik Maria Kristin dengan 21-13. Lu Lan pernah di kalahkan Maria pada Djarum Indonesia Open Super Series 2007 di per16 besar sebelum akhirnya Maria dikalahkan Petya Nedeltcheva di perempat final.

Set penentuan Maria sempat ketinggalan angka 0-2. Akan tetapi dengan keuletan dan reli-reli ala Susi Susanti, Maria mampu mengungguli Lu Lan menjadi 4-3. Maria mulai jauh meninggalkan Lu Lan dengan 8-3, 11-8, 18-8. Akhirnya kemenangan di raih oleh Maria dengan 21-15.

Dengan demikian Maria Kristin persembahkan Medali Perunggu pertama dari sektor putri setelah penantian panjang selama 12 tahun.

Alhamdulillah, aku bangga banget pada perjuangan Maria Kristin Yang begitu luar biasa. Sekarang tinggal menunggu emas dari ganda putra. Semoga saja terkabul. Amien.

Olimpiade 2008 : Menunggu Kado Kemerdekaan dari Markis/Hendra



Besok adalah hari bersejarah bagi bangsa Indonesia, hari kemerdekaan Indonesia yang ke 63, dan nanti malam Sabtu 16 Agustus adalah final ganda putra Olimpiade Beijing yang mempertemukan Markis Kido/Hendra setiawan vs Fu Haifeng/Cai Yun (CHN). Perebutan medali emas yang akan berlangsung seru.

Markis/Hendra yang di unggulkan merasa yakin dan percaya diri untuk meraih emas Olimpiade, akan tetapi Fu haifen/Cai Yun tentu saja tidak akan menyerah begitu saja, di dukung oleh supporter China  Fu/Cai pasti akan bermain dengan baik untuk bisa mempersembahkan emas.

Sementara Markis/Hendra yang di harapkan meraih emas akan bermain dengan baik, meski dilapangan pasti akan mendapat tekanan dari penonton, perasaan campur aduk antara gugup, bangga, haru bisa menjadi faktor non teknis yang dapat mempengaruhi permainan Markis/Hendra. Tapi apapun yang terjadi, kita masih menunggu kado terindah bagi bangsa Indonesia yang di persembahkan oleh Markis/Hendra dan juga dari sektor ganda campuran. Amien.

Friday, August 15, 2008

Olimpiade 2008 : Maria Kristin Gagal Taklukan Tembok China



Maria Kristin gagal mengatasi kokohnya tembok China Zhang Ning di Semifinal dalam 2 set langsung. Pemain asal klub Djarum Kudus tersebut meski berhasil mengimbangi permainan Zhang Ning akan tetapi kalah dari segi teknis. Meski demikian, keberhasilan Maria ke semifinal Olimpiade Beijing merupakan secercah harapan dari sektor putri, bahwa Indonesia mulai bangkit.

Set pertama Maria Kristin unggul 3-1 di awal set. Akan tetapi Zhang Ning mampu menyamakan kedudukan bahkan unggul terlebih dahulu 3-5. Maria yang sudah pernah mengalahkan Zhang mencoba memperkecil kekalahan dan menyamakan kedudukan menjadi 5-5, 6-6 hingga 8-8. Setelah itu Zhang Ning melesat meninggalkan Maria dan kedudukan berubah menjadi 8-11. Merasa unggul Zhang Ning terus menekan permainan Maria meski berjalan cukup ketat dan saling kejar mengejar angka. Set pertama di tutup dengan 15-21.

Di set kedua Maria Kristin mencoba mengubah permainan dan berhasil unggul 5-3 di awal set. Akan tetapi Zhang Ning mampu menyamakan kedudukan hingga 5-5.  perolehan angka semakin ketat dan saling kejar mengejar angka. Akan tetapi keunggulan menjadi milik Zhang Ning dan set kedua ditutup dengan 15-21.

Dengan demikian Maria Kristin gagal melaju ke final, dan masih akan memperebutkan medali perunggu melawan Lu Lan yang juga gagal ke final setelah ditaklukan Xie Xing Fang dalam 3 set.

Markis Kido/Hendra Setiawan Lolos Ke Final; Satu Perak di tangan


Pasangan ganda terkuat dunia Markis Kido/Hendra Setiawan memastikan diri melaju ke final setelah mengalahkan ganda putra Denmark dengan dua set langsung. Markis/Hendra yang di unggulkan di tempat pertama berhasil memenangi pertandingan dalam waktu 33 menit. Markis/Hendra memuluskan jalan Merah Putih untuk meraih emas Olimpiade.

Bermain di Beijing University of Technology Gymnasium, Markis Kido/Hendra Setiawan tampil percaya diri dengan terus menekan permainan Lars Paaske/Jonas Rasmussen. Set pertama Markis/Hendra sempat ketinggalan 2-3 namun dengan smash-smash yang di lancarkan Markis Kido, berhasil menyamakan kedudukan dan terus memimpin perolehan angka. Lars/Jonas pemain yang bagus, namun dengan kepiawaian Markis/Hendra mereka bisa menaklukan dengan 21-19.

Memasuki set kedua, Markis/Hendra kembali memimpin pertandingan dengan 5-2. Setelah mengalahkan pasangan ganda kuat Malaysia Koo Kien Kiet/Tan Boon Heong di perempat final kepercayaan diri Markis/Hendra kian tinggi dan terus menekan perlawanan Lars Paaske/Jonas Rasmussen. Lars/Jonas berusaha memperkecil kekalahan dengan menambah satu dua angka, akan tetapi Markis/Hendra tidak bisa dianggap remeh dan kedudukan menjadi 11-8 untuk jeda istirahat 2 menit.

Pertahanan Markis/Hendra tidak mampu di tembus oleh pasangan Denmark, perolehan angka Markis/hendra terus melejit hingga kedudukan 17-10. Akan tetapi pasangan Denmark memperkecil ketertinggalan dengan menambah angka menjadi 17-13 hingga kedudukan 19-17. Dalam kondisi ini Lars/Jonas di kunci untuk tidak menambah angka dan set kedua ditutup untuk kemenangan Markis/Hendra 21-17.

Dengan demikian Indonesia memastikan diri meraih minimal satu medali perak dari ajang bulutangkis dan harapan untuk meraih emas juga kian terbuka lebar. Lawan berikutnya di final adalah pemenang antara pasangan tuan rumah Fu Haifeng/Cai Yun melawan Lee Jae Jin/Hwang Jie Man dari Korea.

Flandy/Vita pastikan diri ke Semifinal



Satu lagi pasangan ganda campuran Indonesia berhasil melaju ke semifinal setelah bersusah payah di babak perempat final mengalahkan pasangan Denmark Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl dengan rubber set. Flandy/Vita yang merupakan unggulan ke tiga berhasil mendampingi ganda nomor satu Indonesia lainnya Nova Widianto/Vita Marissa di semifinal.

Set pertama pasangan Flandy/Vita belum bisa menemukan irama permainan yang sebenarnya. Flandy/Vita selalu ketinggalan dalam perolehan angka dari lawannya yang secara postur lebih tinggi, dan smashnya juga bagus. Di awal set pasangan Flandy/Vita sempat ketinggalan 0-4, kemudian secara berturut-turut angka demi angka diraih dengan mudah hingga unggul 6 - 4. Akan tetapi pertahana Flandy/Vita dapat di acak-acak oleh pasangan ganda campuran Denmark sehingga mereka dapat menyamakan kedudukan hingga 6 - 6 bahkan unggul terlebih dahulu menjadi 6 - 11. Pasangan Flandy/Vita hanya diberi kesempatan untuk menambah satu angka menjadi 7- 12. Hingga kedudukan Indonesia menjadi 13 - 16. Flandy/Vita mulai mengubah pola permainan dan satu demi satu angka di raih dengan mudah hingga memimpin 20-16. Dalam kedudukan ini Pasangan Denmark hanya di kasih kesempatan menambah satu angka menjadi 20-17. Set pertama di tutup Flandy/Vita dengan kemenangan 21-17.

Set Kedua masih menjadi milik pasangan Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl. Di awal Set Flandy/Vita ketinggalan 1 - 5 atas pasangan Denmark. Kemudian berhasil menambah angka satu persatu. Sempat ketinggalan 7 - 10 Flandy/Vita mulai mencari cara agar bisa menyamakan kedudukan, dan satu persatu angka diraih hingga menyamakan kedudukan menjadi 10-10, dan unggul terlebih dahulu menjadi 11-10. Pasangan Flandy/Vita sempat menjadi harapan untuk dapat memenangkan set kedua ketika kedudukan sudah unggul 14-12, akan tetapi pasangan Denmark tersebut juga tidak mau tinggal diam dan berturut-turut meraih angka hingga unggul 14-18. Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl hanya memberikan satu kesempatan Flandy/Vita untuk menambah angka hingga set kedua di tutup dengan 15-21.

Memasuki set penentuan pasangan Flandy/Vita mulai mengubah pola permainan. Di awal set Flandy/Vita mampu memimpin dengan perolehan angka 3 -1, akan tetapi pasangan Denmark mampu menyamakan kedudukan hingga unggul terlebih dahulu menjadi 4-5, akan tetapi Flandy/Vita sudah mulai membaca pola permainan lawan berhasil mengubah kedudukan menjadi 5-5 dan terus melejit hingga angka 15-5. Set ketiga benar-benar menjadi milik Indonesia karena sempat unggul 20-12. Akan tetapi pasangan Denmark juga tidak mau menyerah begitu saja, mereka berjuang tanpa kenal lelah hingga mendekati perolehan angka 20-17. Poin yang mulai kritis bagi penonton Indonesia, akan tetapi dewi fortuna tetap milik Indonesia, Set ketiga ditutup dengan 21-17.

Dengan demikian Indonesia menempatkan empat wakilnya di semifinal. Pada laga semifinal yang akan berlangsung Sabtu mendatang, Pasangan Flandy/Vita akan bertemu pasangan ganda campuran Korea Lee Hyojung/Lee Yong Dae yang berhasil menekuk permainan Gails Emms/Nathan Robertson dengan dua set langsung 21-19 dan 21-12.

Thursday, August 14, 2008

Nova Widianto/Lilyana Natsir Melenggang Mulus ke Semifinal





Ganda campuran andalan Indonesia Nova Widianto/lilyana Natsir berhasil melangkah ke babak semifinal setelah di perempat final berhasil mengalahkan ganda campuran asal Thailand Sudket Prapkamol/Saralee Thoungthongkam dengan dua set langsung. Nova/Lilyana yang di unggulkan di tempat pertama tanpa kesulitan mengatasi permainan ganda campuran Thailand.

Di set pertama Nova/lilyana selalu mempimpin dalam perolehan angka.  Permainan Sudket/Saralee tidak berkembang dan menjadi bulan-bulanan permainan Nova/lilyana. Set pertama di tutup dengan 21-13.

Diset kedua permainan di awal set imbang dan saling mengejar angka meski Nova/Lilyana selalu mempimpin perolehan angka. Sempat menyamakan kedudukan 2-2, Nova/lilyana pun melejit hingga 10-8, akan tetapi Sudket/Saralee mampu menyamakan kedudukan menjadi 10-10 karena kesalahan yang dibuat sendiri oleh Nova/Lilyana. Akan tetapi kualitas Nova/Lilyana tidak diragukan lagi sehingga terus melaju hingga perolehan angka 19-15. Ketertinggalan yang cukup jauh menyebabkan sudket/Saralee berjuang lebih keras dan akhirnya kedudukan kritis menjadi 20-19. Akan tetapi set ini mampu di tutup Nova/Lilyana dengan 21-19.

Lawan Nova/lilyana berikutnya di semifinal adalah ganda campuran unggulan ke empat dari China He Hanbin/Yu Yang yang berhasil mengalahkan ganda campuran Polandia Robert Mateusiak/Nadiesda Kostiuczyk dengan 22-10 dan 23-21.

Pertandingan di semifinal yang akan berlangsung Sabtu mendatang diprediksi akan seru, mengingat permainan He Hanbin/Yu Yang sedang bagus dan merupakan wakil tuan rumah satu-satunya setelah Zheng Bo/Gao Ling tumbang.

Sony Gagal Sumbangkan Medali



Sony Dwi Kuncoro harapan tunggal putra yang diharapkan dapat meraih sukses gagal menyumbangkan medali setelah di perempat final di kalahkan oleh unggulan kedua asal Malaysia Lee Chong Wei dalam 2 set langsung. Sony gagal memenuhi harapan publik Indonesia dengan mudah dalam waktu 32 menit.

Sony tidak berkutik ketika menghadapi Chong Wei dan tidak mampu mengimbangi permainan Chong wei yang pernah di kalahkan dalam Kejuaraan Dunia 2007 di Malaysia. Kekalahan Sony sekaligus menutup harapan Indonesia untuk meraih medali dari sektor tunggal putra.

Peraih medali perunggu Olimpiade Athena 2004 tersebut tidak bisa bermain taktis dan selalu ketinggalan angka. Sony gagal dengan skor 9-21 11-21. Dengan demikian Indonesia tinggal menaruh harapan dari sektor ganda putra, ganda campuran dan tunggal Putri.

Di ganda campuran sedang di pertandingkan perempat final antara Nova Widianto/Lilyana Natsir (INA)vs Sudket Prapkamol/Saralee Thoungthongkam(THA), sementara itu Flandy Limpele/Vita Marissa(INA) vs Thomas Laybour/Kamilla Rytter Juhl (DEN) baru akan bertanding nanti malam jam 20.45 waktu Beijing. Semoga Nova/Lilyana mampu memberikan permainan yang maksimal.