Thursday, March 19, 2009
India Open; Vita Marissa Come Back.......
Keputusan PBSI untuk memberikan sanksi bagi para pemain yang gagal memenuhi target yang di kirim ke dua turnamen super series secara berturut-turut harus di hadapi dengan sikap positif. Sanksi retraining yang diberikan salama 1,5 bulan justru harus disikapi dengan lapang sekaligus memberikan ruang gerak untuk lebih serius lagi berlatih sehingga dimasa mendatang target yang dibebankan dapat tercapai.
Hasil buruk dua turnamen awal tahun, All England dan Swiss Super Series memang diluar dugaan, karena pemain-pemain Indonesia seharusnya lebih bisa bersaing. Nova Widianto/Lilyana Natsir yang masih bercokol di nomor satu dunia bahkan di dua turnamen tersebut hanya mampu hingga ke perempat final sebelum akhirnya harus pulang terlebih dahulu. Sementara itu China kembali menjadi kampiun di dua turnamen tersebut.
Turnamen mendatang adalah seri Grand Prix yang akan berlangsung di India dari 24 - 29 Maret 2009. Dari keseluruhan pemain pelatnas yang di dua turnamen sebelumnya dikirimkan, tidak ada satu wakilnyapun di Yonex Sunrise India Open Gold 2009. Indonesia hanya mengirimkan pemain-pemain non pelatnas dan satu pemain tunggal putri Maria Kristin Yulianti yang di dua turnamen sebelumnya tidak bisa tampil akibat cedera. Menempati unggulan ke 4 India Open , Maria Kristin harus bersaing ketat untuk bisa melangkah lebih jauh, mengingat masih ada Zhu Jingjing (CHN) pemain pelapis China yang ikut ambil bagian di turnamen ini yang kemungkinan akan bertemu Maria di babak kedua.
Di nomor tunggal putra Taufik Hidayat kembali tampil diturnamen ini dan menempati unggulan kedua. Taufik HIdayat semifinalis All England 2009 kemungkinan akan melangkah mulus hingga ke final untuk dapat bertemu kembali dengan unggulan 1 Lee Chong Wei (MAS) secara hattrick. Pertama di semifinal All England, kemudian di perempat final Swiss Super Series dan semoga saja pertemuan keduanya kembali terjadi di final India Open yang membuahkan hasil Taufik sebagai juara. Pendamping Taufik dari Indonesia adalah Andre Kurniawan Tedjono yang langkahnya lebih berat dibanding Taufik.
Sementara Itu Vita Marissa yang sudah bukan pemain pelatnas lagi, kali ini mencoba kembali bermain dan ambil bagian diturnamen ini. Setelah tidak bermain di 4 turnamen awal tahun, Vita kembali keluar kandang. Vita Marissa akan bermain berpasangan dengan Flandy Limpele mantan pasangannya di pelatnas sebelum Vita dipasangkan dengan M. Rijal. Flandy sebelumnya juga berpasangan dengan Anastasia Russikh (RUS) dengan perolehan prestasi tertingginya adalah semifinalis All England 2009. Kembalinya Vita Marissa membawa angin tersendiri terutama bagi pecinta bulutangkis tanah air yang ingin kembali melihat aksi Vita. Semoga saja kembalinya Vita Marissa mampu meluluhkan PBSI untuk menarik kembali Vita, dan adanya win-win solution dengan kontrak yang disodorkan PBSI demi Indonesia tentunya.
Vita Marissa juga bermain di nomor ganda putri, setelah sebelumnya Vita Marissa menjadi ganda putri nomor satu Indonesia berpasangan dengan Lilyana Natsir, kali ini Vita Marissa akan berpasangan dengan Nadya Melati juniornya. Semoga saja Vita Marissa tetap bisa bertanding mengikuti turnamen-turnamen berikutnya dan meraih banyak sponsor, dan yang lebih penting mampu meraih prestasi yang mampu membuat pelatnas tercengang. Good luck Vita!!
Berpasangan dengan Flandy, Vita Marissa tentunya lebih optimis mengawali debutnya lagi di bulutangkis untuk bisa meraih juara. Peluang Flandy/Vita di turnamen India Open 2009 ini untuk menjadi juara sangat terbuka lebar. Disamping pemain-pemain top dunia tidak turun, lawan yang akan dihadapi Flandy/Vita lebih ringan. Meski sudah tidak berpasangan beberapa lama, akan tetapi masing-masing sudah tahu karakternya, sehingga dilapangan meski terasa kaku diawal akan dapat kembali padu. Dan yang lebih penting lagi kedua pemain meski diluar pelatnas, tapi masih membela atas nama Indonesia. Flandy/Vita diprediksi akan melangkah mulus hingga kefinal.
Pemain-pemain ganda campuran yang ikut ambil bagian di India Open diantaranya pasangan baru Alvent Yulianto/Jo Novita, Hendra A Gunawan/Endang Nursugianti, M Rijal/Debi Susanto, Tantowi Ahmad/Puspita Rici Dili.
Berikut adalah nama-nama pemain yang masuk drawing per 10 Maret 2009 :
Tunggal Putra :
1. Taufik Hidayat
2. Andre Kurniawan Tedjono
3. Tommy Sugiarto
Tunggal Putri :
1. Maria Kristin Yulianti
Ganda Putra :
1. Joko Riyadi/Candra Wijaya
2. Fernando Kurniawan/Lingga Lie
3. Alvent Yulianto/Hendra A Gunawan
4. Wifqi Windarto/Afiat Yuris Wirawan
Ganda Putri :
1. Jo Novita/Endang Nursugianti
2. Vita Marissa/Nadya Melati
3. Komala Dewi/Debi Susanto
4. Anneke Feinya Agustin/Annisa Wahyuni
Ganda Campuran :
1. Flandy Limpele/Vita Marissa
2. Alvent Yulianto/Jo Novita
3. Hendra A Gunawan/Endang Nursugianti
4. Tantowi Ahmad/Puspita Rici Dili
Tuesday, March 17, 2009
FILM TRAGEDI BINTARO
Judul Film : Tragedi Bintaro
Sutradara : Buce Malawau
Produser : Bucuk Suharto
Produksi : Sinar Safari Sakti Film 1989
Pemain : Asrul Zulmi, Lia Haidir, Ferry Octora, Aspar Paturusi, Cyntia fransiska, Ferry Iskandar, Roldian Matulessy, Tino Karno
Adalah Juned (Fery Octora) yang tinggal bersama dengan Minah (Roldiah Matulessy) neneknya dan keempat saudaranya di perkampungan padat Jakarta. Kedua orang tua Juned sudah pisah rumah akibat ketidak cocokan keduannya. Nenek Minah mengasuh lima orang cucu sekaligus sehingga nenek minah bekerja apa saja untuk menyambung hidup dari menjadi tukang pijat hingga tukang cuci pakaian meski kadang tidak bersih hasil cuciannya. Kedua orang tuanya meski belum bercerai akan tetapi sudah pisah. Mamanya Juned (Lia Chaidir) bekerja di konveksi yang sesekali datang kerumah nenek, sedangkan Bapaknya Efendy(Asrul Zulmy) bekerja di bengkel. Akibat keegoan kedua orangtuanya sehingga anak-anaknya menjadi korban.
Adegan dibuka dengan Juned bersama temannya menyusuri rel kereta api sambil membicarakan isu Koran Sinar Harapan yang akan di tutup. Seperti layaknya bocah, anak-anak Fendy biasa becanda dan berantem sesame saudaranya. Mulyadi kakak Juned misalnya sering bersalah paham dengan Juned. Sementara itu Juned, meski sebagai anak kedua akan tetapi mempunyai tanggungjawab yang tinggi. Ia berjualan Koran. Sedikit demi sedikit Juned menabung hasil penjualan korannya dalam celengan.
Sementara itu, dari sekolah Mulyadi tidak boleh masuk kelas karena nunggak uang sekolah selama 4 bulan, melihat itu Juned menyuruh Mulyadi untuk meminta uang sama Bapaknya, akan tetapi Bapaknya tidak memberinya uang dengan alas an tidak punya uang, bahkan nyuruh Mulyadi untuk tidak datang-datang lagi. Juned yang cerdas akhirnya menemui Bapaknya di bengkel untuk meminta uang, akan tetapi dengan alas an belum gajihan akhirnya Juned ngambek dan lari meninggalkan Bapaknya. Bapaknya mengejarnya dan akhirnya memberinya uang, yang ternyata uang itu adalah untuk kakaknya Mulyadi yang belum membayar uang sekolah. Mengetahui itu nenek Minah menjadi kesal ke Juned, karena dianggapnya itu atas suruhan neneknya.
Merasa hidupnya makin susah di Jakarta, Nenek Minah mengajak cucu-cucunya untuk pindah ke desa. Nenek minah akan membawa cucu-cucunya berangkat dahulu sementara Mamanya Juned disuruh menyusul kemudian.
Sementara itu di perempatan tempat Juned menjual Koran, temennya memberi tahu kalau Bapaknya sedang makan di restoran bersama seorang perempuan. Juned yang bergaya kocak, menyamperin Bapak dan langsung meminta uang, melihat itu Juned mengira kalau itu pacar Bapaknya meski dengan gaya yang kocak, akan tetapi kata-kata yang Juned lontarkan mengena di Bapaknya. Begitu sampai kerumah nenek Minah, Juned langsung memberi tahu neneknya kalau habis ketemu Bapaknya dengan seorang cewek tanpa mengetahui kalau Mamanya berada di dalam sedang sakit. Mengetahui mamanya sakit, Juned membuka celengan dan menyuruh neneknya membawa mamanya berobat.
Malamnya Juned ke kontrakkan Bapaknya untuk memberitahu kalau ia dan neneknya akan pindah kedesa sehingga tidak merepotkan Bapaknya lagi. Juned juga meminta uang ganti pada Bapaknya karena uang Juned yang ditabungan habis dipakai buat berobat mamanya, akan tetapi tidak langsung diganti.
Juned berteman baik dengan Memet teman sesama penjual Koran, sehingga ia pun sering cerita tentang keadaan keluarganya.
****
Sekali waktu Efendy mengajak anak-anak untuk berlibur ke Dunia Fantasi dan bermain-main, akan tetapi tanpa kehadiran Juned. Begitu pulang dari Jalan-jalan Efendy membagi-bagikan hadiah pada anak-anaknya juga uang untuk nenek. Hadiah Efendy untuk Juned tidak jadi diberikan karena Juned belum pulang sehingga hadiah itu dibawa pulang kembali oleh Efendi untuk disimpan dan diberikan langsung pada Juned.
Persiapan nenek Minah untuk pulang kedesa dari hari kehari selalu dipersiapkan. Demikian juga Juned yang selalu cerita pada Memet. Menurut rencana Mama akan pulang belakangan sedangkan nenek Minah pulang duluan membawa cucunya. Anak-anak memakai hadiah yang diberikan Bapaknya untuk pulang, kecuali Juned yang hadianya belum diberikan sehingga June during-uringan. Mulyadi berusaha menenangkannya.
Begitu Subuh tiba, nenek Minah bersiap-siap untuk ke stasiun setelah sebelumnya berpamitan pada pak Haji pemilik kontrakan. Efendi menyusul kerumah kontrakan Nenek Minah dan hanya bertemu dengan Pak Haji karena nenek dan anak-anak sudah berangkat ke stasiun. Akhirnya dengan memacu mobilnya, Efendi menyusul ke stasiun. Sementara di Gerbong Kereta Juned masih uring-uringan karena belum dikasih hadiah sama Bapaknya. Juned menunggu-nunggu Bapaknya yang tidak datang-datang hingga akhirnya dengan setengah terpaksa Juned naik kereta.
Begitu kereta berjalan pelan, Efendi telah sampai di stasiun dan langsung mengejar dimana anak-anaknya berada untuk memberikan hadiah Juned lewat jendela. Akan tetapi kereta yang telah berjalan dan besarnya bungkusan yang diberikan tidak bisa masuk kelewat jendela, akhirnya Junedpun tidak menerima hadiah tersebut. Juned menangis karena hadiah itu tidak bisa ia terima.
****
Ditengah perjalanan pada kilometer 18.75 dari arah yang berlawanan muncul kereta lain yang sarat dengan penumpang pada rel yang sama. Akhirnya Braaaaaaaaaaak........................terjadilah tabrakan maut antara dua kereta yang menyebabkan timbulnya korban Jiwa. Juned yang terjepit berteriak memanggil neneknya ....sedangkan Mulyadi berusaha memanggil-manggil Bapaknya. Seluruh keluarga nenek Minah tewas dalam kecelakaan maut tersebut, hanya tersisa Juned. Tangisan dan teriakan histeris mewarnai kecelakaan maut tersebut, darah dimana-mana.
Sementara itu Efendi akhirnya mengetahui kecelakaan itu setelah ditelepon dan langsung kerumah sakit untuk melihat jasad keluarganya. Keberadaan Juned yang terjepit akhirnya dapat dikeluarkan dan di rumah sakit kedua orang tua Juned akhirnya dipersatukan olehnya. Juned menyuruh kedua orangtuanya untuk berbaikan.
Di akhir kisah, muncullah Juned yang sebenarnya dir el kereta api dengan memakai penyangga kaki, karena kaki yang kiri harus diamputasi. Juned adalah salah seorang korban musibah tabrakan kereta api di bintaro. "Sayalah Juned salah seorang korban musibah tabrakan kereta api dibintaro, saya berterima kasih karena kisah kami sekeluarga diangkat kelayar putih lewat film ini, moga-moga ada hikmahnya bagi kita semua" demikian kata-kata Juned yang asli di akhir kisah.
Juned adalah satu dari sekian banyak korban kecelakaan kereta api Bintaro tahun 1987 silam.
Catatan
1. Piala Kartini, FFI 1989, untuk Pemeran Anak-anak (Ferry Octora).
Unggulan, FFI 1989, untuk Film, Sutradara, Skenario, Cerita, Pemeran Pembantu Pria (Asrul Zulmi), Pemeran Pembantu Wanita (Lia Chaidir), Fotografi, Musik, Suara, Editing, Artistik.
Sumber Katalog
2. Katalog Film Indonesia 1926-1995 / JB Kristanto.-- Jakarta: Grafiasari Mukti, 1995
3. VCD Tragedi Bintaro
Monday, March 16, 2009
Swiss Super Series ; China Berbagi Gelar dengan Malaysia
Peraih medali emas Olimpiade Beijing 2009 Lin Dan gagal mempersembahkan gelar Swiss Super Series setelah di kandaskan Lee Chong Wei dengan 2 set langsung. Sementara itu tunggal putri China Wang Yihan berhasil membuat hattrick setelah sebelumnya menjadi kampiun All England 2009, di Swiss kembali meraih juara dengan mengandaskan rekan senegaranya Jiang Yanjiao dengan rubber set. China berhasil membuat juara baru dari pemain-pemain muda China setelah Lu Lan dan Zhu Lin tidak mampu menerima tongkat estafet dari tangan Xie Xingfang dan Zhang Ning, kini sudah ada penggantinya yaitu Wang Yihan, Wang Lin, Jiang Yanjiao yang langsung membuat gebrakan di bulutangkis. China Meraih gelar dari nomor ganda campuran dan ganda putri.
Sementara itu Malaysia berhasil membawa pulang dua gelar lewat tunggal dan ganda putra. Di tunggal putra Lee Chong Wei berhasil membalaskan sakit hatinya setelah dikalahkan di All England oleh Lin Dan, sementara ganda putra terkuat Malaysia Koo Kien Kit/Tan Boen Heong berhasil meraih juara setelah mengalakan Mathias Boe/Cartsen Mogensen (DEN).
Hasil selengkapnya :
1. XD : Zheng Bo/Ma Jin (CHN) beat Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung (KOR) 21-16 dan 21-15
2. WS : Wang Yihan (CHN) beat Jiang Yanjiao (CHN) 21-17, 17-21 dan 21-13
3. MS : Lee Chong Wei (MAS) beat Lin Dan (CHN) 21-16 dan 21-16
4. WD : Du Jing/Yu Yang (CHN) beat Lee Hyo Jung/Lee Kyung Won (KOR) 21-11, 21-12
5. MD : Koo Kien Kit/Tan Boen Heong(MAS) beat Mathias Boe/Carsten Mogensen 21-14, 21-18
Sementara itu Malaysia berhasil membawa pulang dua gelar lewat tunggal dan ganda putra. Di tunggal putra Lee Chong Wei berhasil membalaskan sakit hatinya setelah dikalahkan di All England oleh Lin Dan, sementara ganda putra terkuat Malaysia Koo Kien Kit/Tan Boen Heong berhasil meraih juara setelah mengalakan Mathias Boe/Cartsen Mogensen (DEN).
Hasil selengkapnya :
1. XD : Zheng Bo/Ma Jin (CHN) beat Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung (KOR) 21-16 dan 21-15
2. WS : Wang Yihan (CHN) beat Jiang Yanjiao (CHN) 21-17, 17-21 dan 21-13
3. MS : Lee Chong Wei (MAS) beat Lin Dan (CHN) 21-16 dan 21-16
4. WD : Du Jing/Yu Yang (CHN) beat Lee Hyo Jung/Lee Kyung Won (KOR) 21-11, 21-12
5. MD : Koo Kien Kit/Tan Boen Heong(MAS) beat Mathias Boe/Carsten Mogensen 21-14, 21-18
Sunday, March 15, 2009
Swiss Super Series 2009; China Pastikan Satu Gelar di Tunggal Putri
Tunggal putri China Wang Yihan (21) berpeluang membuat hattrick setelah melangkah ke final dengan menundukkan unggulan ketiga Lu Lan dengan rubber set. Pemain muda usia yang langsung menunjukkan tajinya tersebut meski harus bermain tiga set akan tetapi berpeluang menjadi juara setelah lawan di final nanti adalah rekan senegaranya Jiang Yanjiao setelah menundukkan Pi Hongyan (FRA) juga dengan rubber set. Kedua pemain China tersebut adalah pemain baru yang belum lama bermain di kejuaraan sekelas super series akan tetapi mampu membuat mata dunia perbulutangkisan tercengang. Regenerasi tunggal putri China memang terstruktur dan terencana sehingga terus menelurkan pemain-pemain kelas dunia.
Wang Yihan yang pekan lalu menjuarai All England, kali ini sukses menekuk Lu Lan dengan 22-20, 19-21 dan 21-16. Sedangkan Jiang Yanjiao menekuk Pi Hongyan dengan 13-21, 21-18 dan 21-16. China juga berpeluang meraih juara dari nomor ganda campuran, tunggal putra dan ganda putri. Sedangkan di ganda campuran China gagal menempatkan wakilnya Fu Haifeng/Cai Yun setelah di kandaskan Koo Kien Kit/Tan Boen Heong (MAS) dengan 23-21, 18-21 dan 21-16. Final ganda putra mempertemukan pasangan Koo/Tan melawan Mathias Boe/Cartsen Mogensen (DEN) yang di semifinal mengalahkan Lee Yong Dae/Shin Baek Choel(KOR) dengan 19-21, 21-19 dan 21-14.
Sedangkan ditunggal putra ulangan final All England kembali terjadi. Kali ini Super Dan akan kembali berhadapan dengan Lee Chong Wei. Lin Dan meski diunggulkan di tempat kedua, akan tetapi masih menjadi favorit juara di turnamen ini. Lin Dan melaju ke final setelah mengalahkan rekan senegaranya Chen Jin dengan 21-14 dan 21-13, sedangkan Lee Chong Wei harus bersusah payah untuk melangkah ke final setelah pada akhirnya lawannya harus menyerah dalam tiga set. Di semifinal Lee Chong Wei berhasil menundukkan Jan O Jorgensen (DEN) dengan 21-12, 20-22 dan 21-9.
Di nomor ganda campuran, China gagal ciptakan All China Final setelah pasangan Chen Xu/Zhao Yunlei ditundukkan oleh ganda campuran Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung (KOR) dengan 21-18 dan 21-17. Chen Xu/Zhao Yunlei gagal mendampingi Zheng Bo/Ma Jin di final. Lawan Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung di final adalah Zheng Bo/Ma Jin yang berhasil melangkah ke final setelah menundukkan Sudket Prapkamol/Saralee Thoungthongkam (THA) dengan 21-14 dan 21-19.
Di nomor ganda putri menempatkan Lee Hyo Jung/Lee Kyung Won(KOR) melawan Du Jing/Yu Yang(CHN). Kedua pasangan tersebut melangkah ke final setelah menundukkan masing-masing. Lee Hyo Jung/Lee Kyung Won berhasil menundukkan rekan senegaranya Ha jung Eung/Kim Min Jung (KOR) dengan 21-5 dan 21-17, sementara Du Jing/Yu Yang berhasil mengatasi unggulan kesatu Cheng Wen Shing/Chin Yu Chien(TPE) dengan 21-19 dan 21-13.
China berpeluang meraih empat gelar di Swiss Super Series 2009.
Wang Yihan yang pekan lalu menjuarai All England, kali ini sukses menekuk Lu Lan dengan 22-20, 19-21 dan 21-16. Sedangkan Jiang Yanjiao menekuk Pi Hongyan dengan 13-21, 21-18 dan 21-16. China juga berpeluang meraih juara dari nomor ganda campuran, tunggal putra dan ganda putri. Sedangkan di ganda campuran China gagal menempatkan wakilnya Fu Haifeng/Cai Yun setelah di kandaskan Koo Kien Kit/Tan Boen Heong (MAS) dengan 23-21, 18-21 dan 21-16. Final ganda putra mempertemukan pasangan Koo/Tan melawan Mathias Boe/Cartsen Mogensen (DEN) yang di semifinal mengalahkan Lee Yong Dae/Shin Baek Choel(KOR) dengan 19-21, 21-19 dan 21-14.
Sedangkan ditunggal putra ulangan final All England kembali terjadi. Kali ini Super Dan akan kembali berhadapan dengan Lee Chong Wei. Lin Dan meski diunggulkan di tempat kedua, akan tetapi masih menjadi favorit juara di turnamen ini. Lin Dan melaju ke final setelah mengalahkan rekan senegaranya Chen Jin dengan 21-14 dan 21-13, sedangkan Lee Chong Wei harus bersusah payah untuk melangkah ke final setelah pada akhirnya lawannya harus menyerah dalam tiga set. Di semifinal Lee Chong Wei berhasil menundukkan Jan O Jorgensen (DEN) dengan 21-12, 20-22 dan 21-9.
Di nomor ganda campuran, China gagal ciptakan All China Final setelah pasangan Chen Xu/Zhao Yunlei ditundukkan oleh ganda campuran Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung (KOR) dengan 21-18 dan 21-17. Chen Xu/Zhao Yunlei gagal mendampingi Zheng Bo/Ma Jin di final. Lawan Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung di final adalah Zheng Bo/Ma Jin yang berhasil melangkah ke final setelah menundukkan Sudket Prapkamol/Saralee Thoungthongkam (THA) dengan 21-14 dan 21-19.
Di nomor ganda putri menempatkan Lee Hyo Jung/Lee Kyung Won(KOR) melawan Du Jing/Yu Yang(CHN). Kedua pasangan tersebut melangkah ke final setelah menundukkan masing-masing. Lee Hyo Jung/Lee Kyung Won berhasil menundukkan rekan senegaranya Ha jung Eung/Kim Min Jung (KOR) dengan 21-5 dan 21-17, sementara Du Jing/Yu Yang berhasil mengatasi unggulan kesatu Cheng Wen Shing/Chin Yu Chien(TPE) dengan 21-19 dan 21-13.
China berpeluang meraih empat gelar di Swiss Super Series 2009.
Saturday, March 14, 2009
Swiss Super Series 2009; Taufik Hidayat Lengkapi Kegagalan Indonesia
Setelah Nova Widianto/Lilyana gagal ke semifinal, Indonesia tidak menyisakan satupun wakilnya di semifinal setelah Taufik Hidayat dan Shendy Puspa Irawati/Meiliana Jauhari kandas dari lawannya masing-masing. Taufik Hidayat yang bermain di nomor tunggal putra gagal melakukan revans atas kekalahan dengan Lee Chong Wei(MAS). Meski demikian, permainan Taufik kali ini lebih berkembang dan lebih punya fighting spirit yang tinggi dibanding sepekan yang lalu.
Di set pertama, perburuan angka demi angka sangat ketat, Taufik mampu merebut set pertama dengan skor ketat 23-21. Memasuki set kedua, pertahanan Taufik Hidayat mengendur sehingga dengan mudah dipatahkan lawan. Set kedua menjadi milik Lee Chong Wei sekaligus memaksakan rubber set. Taufik gagal mengejar ketertinggalan dengan 12-21. Memasuki set penentuan, keadaan mulai berimbang kembali, namun sayang sekali peluang ini tidak dimanfaatkan Taufik Hidayat dengan baik, sehingga set ketiga di menangkan Lee Chong Wei sekaligus melangkah ke semifinal. Taufik harus mengakui keunggulan Chong Wei dengan 19-21.
Hasil buruk juga di torehkan oleh ganda putri Indonesia Shendy Puspa Irawati/Meiliana Jauhari yang kalah atas lawannya Lee Hyo Jung/Lee Kyung(KOR)Won yang juga merupakan unggulan kedua dengan straight set. Pasangan Korea tersebut tidak memberi kesempatan kepada ganda putri Indonesia untuk mengembangkan permainan, sehingga dalam waktu 26 menit ganda putri unggulan ke 3 tersebut berhasil menekuk permainan Shendy/Mei.
Meski secara postur tubuh Shendy Puspa Irawati maupun Meiliana Jauhari tidak kalah tinggi dibanding Lee Hyo Jung, namun pengalaman Shendy/Mei yang masih minim pertandingan menjadi salah satu faktor bagi kekalahan ini. Shendy/Mei kandas dengan skor 7-21, 14-21.
Kegagalan Indonesia di dua turnamen berturut-turun harus menjadi evaluasi tersendiri bagi PBSI, mungkin bukan hanya sekedar evaluasi terhadap pemainnya, tetapi harus juga mengevaluasi diri PBSInya, apakah kebijakan dan aturan yang baru saja diterapkan pasca Joko Santoso memimpin perlu ditinjau ulang kembali atau tidak. Karena dengan kepuasan yang dirasakan pemain, maka ia tidak terbebani lagi sehingga hasilnya lebih baik di masa mendatang.
Sementara itu skuad China kembali berpeluang menyapu bersih gelar setelah menempatkan semua wakilnya di semifinal. Dominasi China dalam dua turnamen belakangan mulai kelihatan membosankan, karena bisa ketebak calon juaranya, disamping pula China kini menghalalkan segala cara untuk meraih juara.
Di set pertama, perburuan angka demi angka sangat ketat, Taufik mampu merebut set pertama dengan skor ketat 23-21. Memasuki set kedua, pertahanan Taufik Hidayat mengendur sehingga dengan mudah dipatahkan lawan. Set kedua menjadi milik Lee Chong Wei sekaligus memaksakan rubber set. Taufik gagal mengejar ketertinggalan dengan 12-21. Memasuki set penentuan, keadaan mulai berimbang kembali, namun sayang sekali peluang ini tidak dimanfaatkan Taufik Hidayat dengan baik, sehingga set ketiga di menangkan Lee Chong Wei sekaligus melangkah ke semifinal. Taufik harus mengakui keunggulan Chong Wei dengan 19-21.
Hasil buruk juga di torehkan oleh ganda putri Indonesia Shendy Puspa Irawati/Meiliana Jauhari yang kalah atas lawannya Lee Hyo Jung/Lee Kyung(KOR)Won yang juga merupakan unggulan kedua dengan straight set. Pasangan Korea tersebut tidak memberi kesempatan kepada ganda putri Indonesia untuk mengembangkan permainan, sehingga dalam waktu 26 menit ganda putri unggulan ke 3 tersebut berhasil menekuk permainan Shendy/Mei.
Meski secara postur tubuh Shendy Puspa Irawati maupun Meiliana Jauhari tidak kalah tinggi dibanding Lee Hyo Jung, namun pengalaman Shendy/Mei yang masih minim pertandingan menjadi salah satu faktor bagi kekalahan ini. Shendy/Mei kandas dengan skor 7-21, 14-21.
Kegagalan Indonesia di dua turnamen berturut-turun harus menjadi evaluasi tersendiri bagi PBSI, mungkin bukan hanya sekedar evaluasi terhadap pemainnya, tetapi harus juga mengevaluasi diri PBSInya, apakah kebijakan dan aturan yang baru saja diterapkan pasca Joko Santoso memimpin perlu ditinjau ulang kembali atau tidak. Karena dengan kepuasan yang dirasakan pemain, maka ia tidak terbebani lagi sehingga hasilnya lebih baik di masa mendatang.
Sementara itu skuad China kembali berpeluang menyapu bersih gelar setelah menempatkan semua wakilnya di semifinal. Dominasi China dalam dua turnamen belakangan mulai kelihatan membosankan, karena bisa ketebak calon juaranya, disamping pula China kini menghalalkan segala cara untuk meraih juara.
Swiss Super Series 2009; Nova Widianto/Lilyana Natsir Terjungkal
Peraih Medali Perak Olimpiade Beijing China 2008 Nova Widianto/Lilyana Natsir tidak berdaya menghadapi Zheng Bo/Ma Jin(CHN) dengan rubber set. Juara dunia dua kali tersebut sangat buruk permainannya sehingga tidak mampu menghadapi lawan. Indonesia yang mengirimkan dua wakilnya di nomor ganda campuran gagal secara menyakitkan dari dua turnamen berturut-turut. Nova Widianto/Lilyana Natsir yang di harapkan menyumbangkan gelar justru harus kalah secara dramatis dari pasangan China tersebut. Kualitas permainan Nova/Lily jauh menurun dibanding sebelumnya. Adakah ini pengaruh dari kontrak antar PBSI yang banyak mempengaruhi pemain pelatnas lainnya atau sudah saatnya Nova Widianto yang kini berusia 32 tahun harus gantung raket?
Memang prestasi seseorang naik turun itu wajar, akan tetapi pemain sekelas Nova/Lily tidak seharusnya tersingkir di babak-babak awal pertandingan. Zheng Bo yang sebelumnya berpasangan dengan Gao Ling, kini dipasangkan dengan pemain muda usia Ma Jin yang dalam dua kali penampilan langsung naik daun. Di set pertama kualitas permainan Nova/lilyana sangat terlihat timpang sekali di banding dengan permainan Zheng Bo/Ma Jin. Nova/Lilyana menyerah mudah dengan 13-21. Memasuki set kedua, lagi-lagi permainan Nova/lily tidak bisa berkembang bahkan di awal set harus ketinggalan jauh sekali dengan 1-9 atas Zheng Bo/Ma Jin. Nova/Lily mendapat tekanan bertubi-tubi dari pasangan China tersebut sehingga permainannya tidak bisa berkembang. Nova/Lily hanya di beri kesempatan menambah angka menjadi 12-21.
Kalau di lihat grafik permainan Nova Widianto/Lilyana Natsir tahun lalu adalah pasangan yang paling stabil prestasinya. Ditambah lagi peringkat tertinggi masih disandangnya sehingga tidak heran apabila PBSI membebankan juara untuk pasangan Indonesia tersebut. Tapi apa mau di kata, begitu pemain-pemain China keluar kandang, terlihat sekali persaingan makin tidak menarik karena makin di kuasai China disemua nomor. Dan Nova/Lily sebagai pemain berperingkat satu, sangat disayangkan sekali apabila mentalnya langsung ngeper keteka menghadapi lawan dari China.
Kegagalan Nova/Lily sekaligus mengubur impian pecinta bulutangkis Indonesia untuk dapat meraih gelar setelah di All England juga gagal total. Bahkan Indonesia terancam tidak membawa gelar meski masih ada wakil di nomor ganda putri Shendy Puspa Irawati/Meiliana Jauhari dan tunggal putra Taufik Hidayat yang saat ini belum bertanding.
Memang prestasi seseorang naik turun itu wajar, akan tetapi pemain sekelas Nova/Lily tidak seharusnya tersingkir di babak-babak awal pertandingan. Zheng Bo yang sebelumnya berpasangan dengan Gao Ling, kini dipasangkan dengan pemain muda usia Ma Jin yang dalam dua kali penampilan langsung naik daun. Di set pertama kualitas permainan Nova/lilyana sangat terlihat timpang sekali di banding dengan permainan Zheng Bo/Ma Jin. Nova/Lilyana menyerah mudah dengan 13-21. Memasuki set kedua, lagi-lagi permainan Nova/lily tidak bisa berkembang bahkan di awal set harus ketinggalan jauh sekali dengan 1-9 atas Zheng Bo/Ma Jin. Nova/Lily mendapat tekanan bertubi-tubi dari pasangan China tersebut sehingga permainannya tidak bisa berkembang. Nova/Lily hanya di beri kesempatan menambah angka menjadi 12-21.
Kalau di lihat grafik permainan Nova Widianto/Lilyana Natsir tahun lalu adalah pasangan yang paling stabil prestasinya. Ditambah lagi peringkat tertinggi masih disandangnya sehingga tidak heran apabila PBSI membebankan juara untuk pasangan Indonesia tersebut. Tapi apa mau di kata, begitu pemain-pemain China keluar kandang, terlihat sekali persaingan makin tidak menarik karena makin di kuasai China disemua nomor. Dan Nova/Lily sebagai pemain berperingkat satu, sangat disayangkan sekali apabila mentalnya langsung ngeper keteka menghadapi lawan dari China.
Kegagalan Nova/Lily sekaligus mengubur impian pecinta bulutangkis Indonesia untuk dapat meraih gelar setelah di All England juga gagal total. Bahkan Indonesia terancam tidak membawa gelar meski masih ada wakil di nomor ganda putri Shendy Puspa Irawati/Meiliana Jauhari dan tunggal putra Taufik Hidayat yang saat ini belum bertanding.
Friday, March 13, 2009
Swiss Super Series 2009; Ganda Putra Habis, Taufik Jumpa Lee Chong Wei
Hasil buruk kembali di torehkan oleh para pemain Indonesia di ajang Wilson Swiss Super Series 2009. Pemain-pemain Indonesia tidak ada tajinya dan langsung rontok di babak awal. Setelah 2 wakil ganda putra pelatnas rontok di hari pertama, di hari kedua ganda putra Indonesia yang tersisa juga harus mengakui keunggulan lawan masing-masing. Kegagalan ini sekaligus memupus harapan Indonesia untuk dapat meraih gelar dari nomor ganda putra.
Candra Wijaya/Hendra A Gunawan yang kini bermain profesional harus tumbang dari tangan Koo Kien Kit/Tan Boon Heong (MAS) dengan straight set 17-21 dan 16-21. Candra yang biasanya berpasangan dengan Tony Gunawan, setelah memilih berpasangan dengan juniornya dari klub Jaya Raya tersebut belum memperlihatkan hasil yang maksimal dibanding ketika bermain dengan Tony. Tony Gunawan yang kini membela USA kembali berpasangan dengan Howard Bach pasangannya sebelumnya. Meski Candra menang pengalaman, akan tetapi Joko Riyadi masih belum banyak makan asam garam bulutangkis sehingga sering terlihat timpang di lapangan. Namun demikian, menghadapi Koo/Tan yang merupakan unggulan kedua, pasangan Candra/Joko dianggap wajar jika kalah dari pasangan Malaysia tersebut.
Kegagalan yang sama juga di persembahkan oleh ganda putra Alvent Yulianto/Hendra A Gunawan yang harus menyerah dari Lee Yong Dae/Shin Baek Choel (KOR) yang merupakan pasangan muda dengan smash-smash yang sering mematikan. Meski sempat menjadi harapan Indonesia karena berhasil memperoleh set pertama, akan tetapi kekuatan Lee/Shin tidak bisa diremehkan sehingga Alvent/Hendra harus menyerah dengan 21-18, 16-21 dan 14-21.
Dinomor ganda campuran Devin Lahardi/Lita Nurlita gagal meruntuhkan tembok China He Hanbin/Yu Yang. Meski kekalahan ini sudah di prediksi dari awal, akan tetapi kiprah pemain muda pelatnas tersebut harus terhenti di babak kedua. Sebelumnya kedua pasangan tersebut pernah bertemu di perempat final All England dengan hasil yang sama. Devin/Lita menyerah dengan 15-21 dan 20-22. Sedangkan ganda putri Nitya Khrisinda Maheswari/Greysa Polii menyerah dari Lena Frier Kristiansen/Kamilla Ritter Juhl (DEN) dengan 14-21 dan 17-21.
Taufik Hadapi Lee Chong Wei
Dari nomor tunggal putra, satu-satunya wakil Indonesia yang tersisa Taufik Hidayat berhasil melaju ke perempat final setelah di babak kedua mengalahkan Gong Weijie (CHN) dengan rubber set 21-19, 18-21 dan 21-14. Di perempat final Taufik akan bertemu dengan Lee Chong Wei (MAS). Menghadapi Chong Wei yang pekan lalu bertemu di semifinal, Taufik Hidayat harus bermain agresif dan tidak ogah-ogahan seperti yang sudah-sudah sehingga mampu menghasilkan hasil yang lebih baik. Jika lolos dari Chong Wei, di semifinal kemungkinan akan kembali bertemu dengan Peter Heog Gade (DEN) yang pekan lalu dikalahkan Taufik di perempat final All England.
Sukses yang sama juga di raih Nova Widianto/Lilyana Natsir yang berhasil melibas Ko Sung Hyun/Ha Jung Eun (KOR) dalam pertandingan rubber set. Nova/Lily meraih kemenangan dengan 21-17, 12-21 dan 21-12. Di perempat final Nova/Lily akan bertemu dengan Zheng Bo/Jin Ma (CHN) . Di nomor ganda putri masih menyisakan Shendy Puspa Irawati/Meiliana Jauhari yang juga sukses melibas Jang Ye Na/Kim Min Yeong (KOR) dengan 23-21 dan 21-11. Di perempat final Shendy/Mei akan bertemu unggulan ketiga asal Korea Lee Hyo Jung/Lee Kyung Won.
Sementara Itu, China semakin menguasai bulutangkis. Disemua nomor China masih menyisakan pemain-pemainnya sehingga persaingan dengan China pun kembali mulai membosankan, karena terasa sekali tidak meratanya kemampuan pemain.
Candra Wijaya/Hendra A Gunawan yang kini bermain profesional harus tumbang dari tangan Koo Kien Kit/Tan Boon Heong (MAS) dengan straight set 17-21 dan 16-21. Candra yang biasanya berpasangan dengan Tony Gunawan, setelah memilih berpasangan dengan juniornya dari klub Jaya Raya tersebut belum memperlihatkan hasil yang maksimal dibanding ketika bermain dengan Tony. Tony Gunawan yang kini membela USA kembali berpasangan dengan Howard Bach pasangannya sebelumnya. Meski Candra menang pengalaman, akan tetapi Joko Riyadi masih belum banyak makan asam garam bulutangkis sehingga sering terlihat timpang di lapangan. Namun demikian, menghadapi Koo/Tan yang merupakan unggulan kedua, pasangan Candra/Joko dianggap wajar jika kalah dari pasangan Malaysia tersebut.
Kegagalan yang sama juga di persembahkan oleh ganda putra Alvent Yulianto/Hendra A Gunawan yang harus menyerah dari Lee Yong Dae/Shin Baek Choel (KOR) yang merupakan pasangan muda dengan smash-smash yang sering mematikan. Meski sempat menjadi harapan Indonesia karena berhasil memperoleh set pertama, akan tetapi kekuatan Lee/Shin tidak bisa diremehkan sehingga Alvent/Hendra harus menyerah dengan 21-18, 16-21 dan 14-21.
Dinomor ganda campuran Devin Lahardi/Lita Nurlita gagal meruntuhkan tembok China He Hanbin/Yu Yang. Meski kekalahan ini sudah di prediksi dari awal, akan tetapi kiprah pemain muda pelatnas tersebut harus terhenti di babak kedua. Sebelumnya kedua pasangan tersebut pernah bertemu di perempat final All England dengan hasil yang sama. Devin/Lita menyerah dengan 15-21 dan 20-22. Sedangkan ganda putri Nitya Khrisinda Maheswari/Greysa Polii menyerah dari Lena Frier Kristiansen/Kamilla Ritter Juhl (DEN) dengan 14-21 dan 17-21.
Taufik Hadapi Lee Chong Wei
Dari nomor tunggal putra, satu-satunya wakil Indonesia yang tersisa Taufik Hidayat berhasil melaju ke perempat final setelah di babak kedua mengalahkan Gong Weijie (CHN) dengan rubber set 21-19, 18-21 dan 21-14. Di perempat final Taufik akan bertemu dengan Lee Chong Wei (MAS). Menghadapi Chong Wei yang pekan lalu bertemu di semifinal, Taufik Hidayat harus bermain agresif dan tidak ogah-ogahan seperti yang sudah-sudah sehingga mampu menghasilkan hasil yang lebih baik. Jika lolos dari Chong Wei, di semifinal kemungkinan akan kembali bertemu dengan Peter Heog Gade (DEN) yang pekan lalu dikalahkan Taufik di perempat final All England.
Sukses yang sama juga di raih Nova Widianto/Lilyana Natsir yang berhasil melibas Ko Sung Hyun/Ha Jung Eun (KOR) dalam pertandingan rubber set. Nova/Lily meraih kemenangan dengan 21-17, 12-21 dan 21-12. Di perempat final Nova/Lily akan bertemu dengan Zheng Bo/Jin Ma (CHN) . Di nomor ganda putri masih menyisakan Shendy Puspa Irawati/Meiliana Jauhari yang juga sukses melibas Jang Ye Na/Kim Min Yeong (KOR) dengan 23-21 dan 21-11. Di perempat final Shendy/Mei akan bertemu unggulan ketiga asal Korea Lee Hyo Jung/Lee Kyung Won.
Sementara Itu, China semakin menguasai bulutangkis. Disemua nomor China masih menyisakan pemain-pemainnya sehingga persaingan dengan China pun kembali mulai membosankan, karena terasa sekali tidak meratanya kemampuan pemain.
Thursday, March 12, 2009
Swiss Super Series 2009; Pemain Indonesia Mulai Berguguran
Tunggal putri Indonesia Adriyanti Firdasari kandas di babak pertama Swiss Super Series 2009. Firdasari gagal menaklukkan Pi Hongyan(FRA) melalui pertandingan tiga set. Kesempatan Firda untuk bisa mengalahkan Pi sebenarnya cukup lebar, hanya saja diset kedua Firda kurang sabar dan terlalu terburu-buru sehingga set kedua dimenangkan Pi Hongyan sekaligus memaksakan rubber set.
Di set pertama, tampil penuh percaya diri, Firdasari berhasil mengungguli lawan dengan merebut set pertama dengan 21-17. Memasuki set kedua sebenarnya keadaan berimbang hanya saja tipe permainan Firda seperti yang sudah-sudah semangat di awal dan kendur di belakang. Demikian juga kali ini, meski beda tipis akan tetapi set kedua di rebut Pi Hongyan dengan 19-21. Di set ketiga, Firdasari yang mulai kelelahan tidak berdaya menghadapi permainan Pi Hongyan yang lebih berpengalaman, Hingga set ke tiga pun harus lepas dari tangan Firdasari dengan 12-21.
Nasib yang sama juga di alami oleh Pia Zebadiah yang harus takluk dari Megumi Taruno (JPN) dalam dua set langsung. Pia yang dikenal bermain ngotot, kali ini harus takluk secara mudah dari tangan Megumi. Memang tipe permainan pemain-pemain putri Jepang adalah ulet dan tak kenal lelah, sehingga Pia pun dengan mudah ditaklukkan. Megumi Taruno berhasil merebut dua set langsung dengan 21-15 dan 21-15 sekaligus melangkah ke babak kedua untuk bertemu dengan Zhou Mi(HKG) yang juga melangkah ke babak kedua.
Tunggal & Ganda Putra Berguguran
Sementara Itu tunggal putra Simon Santoso juga harus mengubur impian untuk dapat melangkah ke babak berikutnya setelah di kandaskan Wong Chong Hann(MAS) dengan rubber set. Finalis Indonesia Super Series 2008 tersebut harus mengakui keunggulan Wong Chong Hann pemain kidal Malaysia tersebut, Simon dikandaskan dengan 12-21, 21-14 dan 19-21. Tunggal putra tinggal menyisakan Taufik Hidayat yang berhasil melangkah ke babak kedua setelah mengalahkan Lang Ville (FIN) dengan 21-18 dan 21-10.
Dari nomor ganda putra, pemain Indonesia asal Pelatnas juga harus tersingkir lebih awal setelah dikalahkan oleh lawan-lawannya. Rian Sukmawan/Yonathan Suryatama Dasuki menyerah atas Kenichi Hayakawa/Kenta Kazuno (JPN) dengan 18-21 dan 18-21. Kegagalan yang sama juga di lakukan oleh M. Ahsan/Bona Septono yang harus menyerah dari Zhendong Guo/Chen Xu (CHN). Ahsan/Bona tidak mampu mengimbangi permainan ganda China tersebut, sehingga dengan mudah permainannya di patahkan lawan. Ahsan/Bona menyerah dengan 14-21 dan 14-21. Kegagalan ini seharusnya menjadi cambuk bagi pelatnas terutama ketua umum PBSI yang baru dalam hal pelatihan dan perekrutan serta kontrak antar pemain harus kembali di lihat, karena terbukti aturan PBSI yang memberikan target dan sanksi bagi pemain yang gagal memenuhi target tidak efektif. Apalagi sampai pemain akhirnya lebih memilih bermain sendiri dibanding lewat bendera pelatnas. Seharusnya PBSI lebih bijak dalam hal ini.
Kegagalan dua wakil di nomor ganda putra tidak diikuti oleh ganda putra Indonesia lainnya yang bermain profesional. Alvent Yulianto/Hendra A Gunawan yang bermain mulai dari kualifikasi berhasil melangkah ke babak kedua setelah di babak pertama kemarin berhasil mengubur impian Peter Kasbauer/Roman Spitko (GER) dengan straight set 21-12 dan 21-14. Lawan Alvent/Hendra di babak kedua adalah pasangan Lee Yong Dae/Shin Baek Choel (KOR) yang merupakan juara Jerman Terbuka 2009 sekaligus semifinalis All England 2009. Sukses yang sama juga di raih Candra Wijaya/Joko Riyadi yang menang atas Adam Cwalina/Wojciech Sckudlarczyk (POL) 21-10, 21-16 dalam pertandingan 21 menit. Diatas kertas Candra/Joko memang lebih unggul dibandingkan pasangan Polandia tersebut. Lawan Candra/Joko di babak kedua adalah unggulan kedua Koo Kien Kit/Tan Boen Heong(MAS). Menghadapi Koo/Tan tentu Candra/Joko harus mempunyai strategi tersendiri untuk dapat memenangkan pertandingan tersebut.
Indonesia juga meloloskan dua wakilnya di ganda putri. Shendy puspa Irawawi/Meilina Jauhari melangkah ke babak berikutnya setelah menggagalkan harapan Sandra Marileno/Birgit Overzier (GER)dengan 21-14 dan 21-16 untuk selanjutnya ditantang pemain Korea di babak kedua. Sukses yang sama juga di raih Nitya Khrisinda Maheswari/Greysa Polii yang menang atas Monica Fischer/Marion Gruber (SUI) dengan 21-13 dan 21-10. Dibabak berikutnya Nitya/Greys akan menghadapi pasangan kuat Denmark Lena Frier Kristiansen/Kamilla Rytter Juhl.
Jadwal pertandingan hari ini akan mempertandingkan babak kedua Wilson Swiss Super Series yang akan dimulai jam 12.00 waktu setempat atau pukul 18.00 WIB.
Di set pertama, tampil penuh percaya diri, Firdasari berhasil mengungguli lawan dengan merebut set pertama dengan 21-17. Memasuki set kedua sebenarnya keadaan berimbang hanya saja tipe permainan Firda seperti yang sudah-sudah semangat di awal dan kendur di belakang. Demikian juga kali ini, meski beda tipis akan tetapi set kedua di rebut Pi Hongyan dengan 19-21. Di set ketiga, Firdasari yang mulai kelelahan tidak berdaya menghadapi permainan Pi Hongyan yang lebih berpengalaman, Hingga set ke tiga pun harus lepas dari tangan Firdasari dengan 12-21.
Nasib yang sama juga di alami oleh Pia Zebadiah yang harus takluk dari Megumi Taruno (JPN) dalam dua set langsung. Pia yang dikenal bermain ngotot, kali ini harus takluk secara mudah dari tangan Megumi. Memang tipe permainan pemain-pemain putri Jepang adalah ulet dan tak kenal lelah, sehingga Pia pun dengan mudah ditaklukkan. Megumi Taruno berhasil merebut dua set langsung dengan 21-15 dan 21-15 sekaligus melangkah ke babak kedua untuk bertemu dengan Zhou Mi(HKG) yang juga melangkah ke babak kedua.
Tunggal & Ganda Putra Berguguran
Sementara Itu tunggal putra Simon Santoso juga harus mengubur impian untuk dapat melangkah ke babak berikutnya setelah di kandaskan Wong Chong Hann(MAS) dengan rubber set. Finalis Indonesia Super Series 2008 tersebut harus mengakui keunggulan Wong Chong Hann pemain kidal Malaysia tersebut, Simon dikandaskan dengan 12-21, 21-14 dan 19-21. Tunggal putra tinggal menyisakan Taufik Hidayat yang berhasil melangkah ke babak kedua setelah mengalahkan Lang Ville (FIN) dengan 21-18 dan 21-10.
Dari nomor ganda putra, pemain Indonesia asal Pelatnas juga harus tersingkir lebih awal setelah dikalahkan oleh lawan-lawannya. Rian Sukmawan/Yonathan Suryatama Dasuki menyerah atas Kenichi Hayakawa/Kenta Kazuno (JPN) dengan 18-21 dan 18-21. Kegagalan yang sama juga di lakukan oleh M. Ahsan/Bona Septono yang harus menyerah dari Zhendong Guo/Chen Xu (CHN). Ahsan/Bona tidak mampu mengimbangi permainan ganda China tersebut, sehingga dengan mudah permainannya di patahkan lawan. Ahsan/Bona menyerah dengan 14-21 dan 14-21. Kegagalan ini seharusnya menjadi cambuk bagi pelatnas terutama ketua umum PBSI yang baru dalam hal pelatihan dan perekrutan serta kontrak antar pemain harus kembali di lihat, karena terbukti aturan PBSI yang memberikan target dan sanksi bagi pemain yang gagal memenuhi target tidak efektif. Apalagi sampai pemain akhirnya lebih memilih bermain sendiri dibanding lewat bendera pelatnas. Seharusnya PBSI lebih bijak dalam hal ini.
Kegagalan dua wakil di nomor ganda putra tidak diikuti oleh ganda putra Indonesia lainnya yang bermain profesional. Alvent Yulianto/Hendra A Gunawan yang bermain mulai dari kualifikasi berhasil melangkah ke babak kedua setelah di babak pertama kemarin berhasil mengubur impian Peter Kasbauer/Roman Spitko (GER) dengan straight set 21-12 dan 21-14. Lawan Alvent/Hendra di babak kedua adalah pasangan Lee Yong Dae/Shin Baek Choel (KOR) yang merupakan juara Jerman Terbuka 2009 sekaligus semifinalis All England 2009. Sukses yang sama juga di raih Candra Wijaya/Joko Riyadi yang menang atas Adam Cwalina/Wojciech Sckudlarczyk (POL) 21-10, 21-16 dalam pertandingan 21 menit. Diatas kertas Candra/Joko memang lebih unggul dibandingkan pasangan Polandia tersebut. Lawan Candra/Joko di babak kedua adalah unggulan kedua Koo Kien Kit/Tan Boen Heong(MAS). Menghadapi Koo/Tan tentu Candra/Joko harus mempunyai strategi tersendiri untuk dapat memenangkan pertandingan tersebut.
Indonesia juga meloloskan dua wakilnya di ganda putri. Shendy puspa Irawawi/Meilina Jauhari melangkah ke babak berikutnya setelah menggagalkan harapan Sandra Marileno/Birgit Overzier (GER)dengan 21-14 dan 21-16 untuk selanjutnya ditantang pemain Korea di babak kedua. Sukses yang sama juga di raih Nitya Khrisinda Maheswari/Greysa Polii yang menang atas Monica Fischer/Marion Gruber (SUI) dengan 21-13 dan 21-10. Dibabak berikutnya Nitya/Greys akan menghadapi pasangan kuat Denmark Lena Frier Kristiansen/Kamilla Rytter Juhl.
Jadwal pertandingan hari ini akan mempertandingkan babak kedua Wilson Swiss Super Series yang akan dimulai jam 12.00 waktu setempat atau pukul 18.00 WIB.
Wednesday, March 11, 2009
Swiss Super Series 2009; Dua Ganda Campuran Melaju
Pasangan Ganda Campuran Indonesia melangkah ke babak kedua turnamen Wilson Swiss Open Super Series 2009. Pasangan ganda campuran nomor satu dunia Nova Widianto/Lilyana Natsir melangkah ke babak kedua setelah mengalahkan David Lindlay/Suzanna Rayyapan (ENG) dalam pertandingan tiga set. Pasangan Indonesia tersebut meski harus bersusah payah untuk melangkah ke babak berikutnya masih terlalu tangguh bagi pemain asal Inggris tersebut. Nova Widianto/Lilyana Natsir berhasil membuka jalan bagi pemain pelatnas lainnya untuk melangkah ke babak kedua.
Diset pertama, meski sempat ketinggalan angka 7-10, kemudian menambah 2 angka lagi menjadi 9-11. Selanjutnya setelah break, Nova/Lilyana tidak terbendung hingga menyamakan kedudukan 11-11 dan hanya memberikan satu poin saja bagi pasangan Inggris tersebut menjadi 21-12 untuk kemenangan Nova/lilyana.
Memasuki Set kedua Nova/Lilyana kembali ketinggalan angka terlebih dahulu atas David/Suzanne 4-6, 5-7 untuk kemudian ketinggalan angka yang cukup jauh 6-9. Di set kedua Nova/Lilyana sempat menyamakan kedudukan menjadi 15-15 akan tetapi lawan ternyata cukup siap dengan permainan Nova/lilyana sehingga kedudukan berubah jauh. Nova/Lilyana harus merelakan set kedua di rebut pasangan Inggris dengan 18-21. Akhirnya pasangan David/Suzanne berhasil memaksakan rubber set.
Di set ketiga Nova Widianto/Lilyana Natsir mengubah pola permainannya dan berhasil menekan permainan David Lindley/Suzanne Rayappan. Di awal set Nova/Lily langsung melejit dengan 5-2 sebelum kemudian pasangan Inggris di beri kesempatan menambah satu poin menjadi 5-3. Namun keunggulan Nova/lilyana yang juara dunia 2 kali tersebut patut diacungi jempol. pasangan Indonesia tersebut terus melejit dengan 9-3. dan akhirnya set ketiga direbut pasangan Indonesia dengan 21-13. Lawan Nova/lilyana di babak kedua adalah Ko Sung Hyun/Ha Jun Eun (KOR) yang juga melangkah ke babak kedua setelah mengalahkan rekan senegaranya Han Sang Hoon/Kim Min Jung dengan 21-12, 24-22.
Sukses yang sama juga diraih ganda campuran Indonesia lainnya Devin Lahardi/Lita Nurlita. Bermain di lapangan 2, Devin/Lita meraih kemenangan dari tangan Ruud Bosch/Paulien Van Dooremalen(NED). Di awal set pertama kedudukan cukup imbang dengan saling kejar mengejar angka. Sempat menyamakan kedudukan 7-7, Devin/Lita yang unggul dari segi tekhnik dan pengalaman berhasil mengungguli permainan pasangan Belanda tersebut sekaligus merebut set pertama dengan 21-17. Memasuki set kedua Devin Lahardi/Lita Nurlita langsung melejit 11-3. Pasangan Belanda tersebut tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan permainan sehingga dengan mudah di dikte oleh pasangan Indonesia. Set kedua ditutup dengan 21-10 untuk Devin/Lita.
Devin/Lita yang pekan lalu melangkah hingga ke perempat final sebelum dikandaskan He Hanbin/Yu Yang. Di Swiss Super Series 2009 ini pasangan Devin Lahardi/Lita Nurlita juga bertemu kembali dengan pasangan China tersebut di babak kedua.
Diset pertama, meski sempat ketinggalan angka 7-10, kemudian menambah 2 angka lagi menjadi 9-11. Selanjutnya setelah break, Nova/Lilyana tidak terbendung hingga menyamakan kedudukan 11-11 dan hanya memberikan satu poin saja bagi pasangan Inggris tersebut menjadi 21-12 untuk kemenangan Nova/lilyana.
Memasuki Set kedua Nova/Lilyana kembali ketinggalan angka terlebih dahulu atas David/Suzanne 4-6, 5-7 untuk kemudian ketinggalan angka yang cukup jauh 6-9. Di set kedua Nova/Lilyana sempat menyamakan kedudukan menjadi 15-15 akan tetapi lawan ternyata cukup siap dengan permainan Nova/lilyana sehingga kedudukan berubah jauh. Nova/Lilyana harus merelakan set kedua di rebut pasangan Inggris dengan 18-21. Akhirnya pasangan David/Suzanne berhasil memaksakan rubber set.
Di set ketiga Nova Widianto/Lilyana Natsir mengubah pola permainannya dan berhasil menekan permainan David Lindley/Suzanne Rayappan. Di awal set Nova/Lily langsung melejit dengan 5-2 sebelum kemudian pasangan Inggris di beri kesempatan menambah satu poin menjadi 5-3. Namun keunggulan Nova/lilyana yang juara dunia 2 kali tersebut patut diacungi jempol. pasangan Indonesia tersebut terus melejit dengan 9-3. dan akhirnya set ketiga direbut pasangan Indonesia dengan 21-13. Lawan Nova/lilyana di babak kedua adalah Ko Sung Hyun/Ha Jun Eun (KOR) yang juga melangkah ke babak kedua setelah mengalahkan rekan senegaranya Han Sang Hoon/Kim Min Jung dengan 21-12, 24-22.
Sukses yang sama juga diraih ganda campuran Indonesia lainnya Devin Lahardi/Lita Nurlita. Bermain di lapangan 2, Devin/Lita meraih kemenangan dari tangan Ruud Bosch/Paulien Van Dooremalen(NED). Di awal set pertama kedudukan cukup imbang dengan saling kejar mengejar angka. Sempat menyamakan kedudukan 7-7, Devin/Lita yang unggul dari segi tekhnik dan pengalaman berhasil mengungguli permainan pasangan Belanda tersebut sekaligus merebut set pertama dengan 21-17. Memasuki set kedua Devin Lahardi/Lita Nurlita langsung melejit 11-3. Pasangan Belanda tersebut tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan permainan sehingga dengan mudah di dikte oleh pasangan Indonesia. Set kedua ditutup dengan 21-10 untuk Devin/Lita.
Devin/Lita yang pekan lalu melangkah hingga ke perempat final sebelum dikandaskan He Hanbin/Yu Yang. Di Swiss Super Series 2009 ini pasangan Devin Lahardi/Lita Nurlita juga bertemu kembali dengan pasangan China tersebut di babak kedua.
Swiss Super Series 2009; Alvent/Hendra Ke Babak Utama
Pemain Ganda putra Indonesia non pelatnas Alvent Yulianto/Hendra A Gunawan melangkah ke babak utama turnamen Wilson Swiss Super Series 2009 yang berlangsung sejak 10 Maret 2009. Bermain dalam dua kali pertandingan, Alvent/Hendra yang pekan lalu langsung kandas di babak pertama Yonex All England Super Series 2009, kali ini berhasil melangkah ke babak utama setelah mengalahkan lawan-lawannya.
Di babak pertama kualifikasi Alvent/Hendra berhasil menekuk pemain gado-gado Jerman/Swiss Conrad Hueckstaedt/Michael Spuehler. Alvent/Hendra menang mudah atas permainan pemain gado-gado tersebut yang hanya membutuhkan 19 menit. Kematangan Alvent/Hendra yang terus mengungguli permainan Conrad/Michael akhirnya membuahkan hasil dan melangkah ke babak final kualifikasi. Alvent/Hendra menangn dengan cukup mudah 21-13 dan 21-9.
Dibabak final kualifikasi Alvent/Hendra bertemu pasangan ganda putra Thailand Shongphon Anugritayawon/Sudket Prapkamol. Kedua pemain Thailand tersebut biasanya bermain di nomor ganda campuran, akan tetapi dipasangkan sebagai ganda putra oleh pelatihnya. Meski di ganda campuran penampilan Shongphon/Sudket cukup padu, namun di ganda putra yang baru dipasangkan agaknya belum tune in, sehingga kali inipun pasangan Indonesia mampu menekuk permainan ganda Thailand tersebut.
Alvent/Hendra menang atas Songphon/Sudket dengan 22-20 dan 21-12. Di babak utama yang akan berlangsung hari ini pukul09.00 waktu setempat atau sekitar pukul 16.00 WIB tersebut, pasangan Alvent/Hendra akan di tantang pemain Jerman Peter Kasbauer/Roman Spitko.
Sementara itu Cintya Tuanakota yang dulu pernah membela Indonesia kali ini membela Swiss. Cintya Tuanakota adalah pemain spesialis ganda putri yang akhirnya harus keluar dari pelatnas karena tidak berprestasi. Cintya Tuanakota seangkatan dengan Lidya Jaelawidjaya yang saat ini sudah pensiun dari bulutangkis dan menjadi pelatih.
Di babak pertama kualifikasi Alvent/Hendra berhasil menekuk pemain gado-gado Jerman/Swiss Conrad Hueckstaedt/Michael Spuehler. Alvent/Hendra menang mudah atas permainan pemain gado-gado tersebut yang hanya membutuhkan 19 menit. Kematangan Alvent/Hendra yang terus mengungguli permainan Conrad/Michael akhirnya membuahkan hasil dan melangkah ke babak final kualifikasi. Alvent/Hendra menangn dengan cukup mudah 21-13 dan 21-9.
Dibabak final kualifikasi Alvent/Hendra bertemu pasangan ganda putra Thailand Shongphon Anugritayawon/Sudket Prapkamol. Kedua pemain Thailand tersebut biasanya bermain di nomor ganda campuran, akan tetapi dipasangkan sebagai ganda putra oleh pelatihnya. Meski di ganda campuran penampilan Shongphon/Sudket cukup padu, namun di ganda putra yang baru dipasangkan agaknya belum tune in, sehingga kali inipun pasangan Indonesia mampu menekuk permainan ganda Thailand tersebut.
Alvent/Hendra menang atas Songphon/Sudket dengan 22-20 dan 21-12. Di babak utama yang akan berlangsung hari ini pukul09.00 waktu setempat atau sekitar pukul 16.00 WIB tersebut, pasangan Alvent/Hendra akan di tantang pemain Jerman Peter Kasbauer/Roman Spitko.
Sementara itu Cintya Tuanakota yang dulu pernah membela Indonesia kali ini membela Swiss. Cintya Tuanakota adalah pemain spesialis ganda putri yang akhirnya harus keluar dari pelatnas karena tidak berprestasi. Cintya Tuanakota seangkatan dengan Lidya Jaelawidjaya yang saat ini sudah pensiun dari bulutangkis dan menjadi pelatih.
Subscribe to:
Posts (Atom)