Tuesday, June 10, 2008

derita

Derita mempersiapkanmu kepada kenikmatan
Ia dengan kejam menyapu segala yang ada dalam rumahmu,
Sehingga kebahagiaan baru dapat menemukan ruang untuk dimasuki
Ia menggugurkan daun daun hijau yang segar dapat tumbuh sebagai gantinya
Ia mengangkat akar akar tua agar akar akar baru yang tersembunyi dibalik ruangan dapat tumbuh
Apapun derita yang menggoncang dari hatimu,segala yang lebih baik akan menggantikannya


Jalaludin Rumi

Monday, June 9, 2008

Pasir Berbisik ; Whispering Sand


PASIR BERBISIK


Sutradara : Nan Achnas


Pemain : Christine Hakim, Dian Sastro Wardoyo, Slamet Raharjo


Pemain Pendukung : Dik Doank, Desi Fitri, Didi Petet


Film tahun 2001




Ini bertutur tentang film. Film yang sudah lama di produksi akan tetapi tidak basi untuk diangkat kembali. Hanya sekedar mengingatkan kalau dulu ada film yang bagus tanpa harus hingar binger pemain. Film Indonesia yang saat itu belum menemukan jatidirinya kembali setelah sekian lama mati suri. Melalui akting Christine Hakim yang sudah menjadi jaminan kalau aktingnya alami, memukau. Didampingi Dian Sastro yang berperan sebagai Daya, anak gadis semata wayang dari Berlian (Christin Hakim). Dian Sastro mampu mengimbangi akting Christine Hakim yang sudah malang melintang di jagat perfilman.



Sebenarnya asyik saja apabila kita mencermati dan memperhatikan film-film yang tahun pembuatannya sudah lama, ya setidaknya bernostalgia mengenai waktu-waktu yang lalu.


Kali ini masih bertutur tentang filmnya Christine Hakim seperti sebelumnya di Daun Diatas bantal. Selanjutnya akan di angkat pula dib log ini film-film Dian Sastro Wardoyo yang berhasil memerankan tokoh Daya di film ini.



Pasir Berbisik atau dikenal pula Whispering Sand pada festival-festival film luar negeri berkisah tentang kisah cinta multi dimensi antara seorang gadis desa yang sedang mencari jati diri dan ibunya yang selalu di hantui rasa ketakutan akan kehilangan anak gadisnya, sehingga sang ibu begitu protektif sekali terhadap anaknya.



Mengambil setting di tanah berpasir di suatu pinggiran pantai, perkampungan pesisir pantai yang sewaktu-waktu bila datangnya badai pasir maka kampungpun bisa hilang tertimbun pasir. Suasana yang sepi dan hening terus mewarnai sepanjang film ini. Keheningan karena suasana alamnya yang hening dan keheningan untuk mendukung film ini. Keheningan dimana kita akan terbawa oleh suasana alam yang sunyi dan senyap di tengah gurun. Ketakutan akan adanya pendatang atau karena adanya huru hara yang ditimbulkan karena adanya orang-orang yang ditangkapi dengan sebab yang tidak jelas. Pembakaran kampung yang meski adanya pembakaran akan tetapi tetap pada suasana yang sunyi dan mencekam.



Berlian adalah sosok ibu yang begitu cinta pada anaknya secara berlebihan akibat takut kehilangan. Karena Daya adalah anak satu-satunya sebagai harta yang paling berharga setelah Agus (Slamet Rahardjo) suaminya menghilang. Bertutur tentang suatu pertarungan sepi ditengah gurun yang di warnai bahasa kalbu suara alam di gurun yang mengelilingi mereka. Daya memimpikan ayahnya (Slamet Rahardjo) yang pergi tanpa pesan. Ia sering mendekatkan telinganya ke pasir seolah mendengarkan bahwa pasir itu membisikan sesuatu. Pasir pun berbisik………



Di gurun pasir yang hening diwarnai bahasa kalbu alam gurun yang mengelilingi kehidupan mereka, mereka hidup dalam sepi. Daya selalu memimpikan akan kehadiran ayahnya yang telah lama menghilang. Sampai pada suatu waktu Agus muncul tanpa di duga dalam keadaan nestapa. Berlian yang telah lama di tinggal pergi tidak bisa menerima begitu saja kehadiran Agus. Akan tetapi Agus berhasil memikat hati Daya dan pada akhirnya Berlianpun menerima kehadiran Agus.



Kisah ini tidak lama, karena selang beberapa saat, akibat ulahnya Agus terlilit hutang dengan lintah darat Suwito (Didi Petet). Bertahun-tahun lamanya akhirnya kegadisan Daya direnggut oleh Suwito sebagai imbalan karena Agus tidak mampu melunasi hutangnya. Gadis yang polos yang pada akhirnya sadar, akan tetapi Berlianpun tidak bisa berbuat apa-apa. Ini adalah kisah tragis dari awal hancurnya impian Daya untuk selama-lamanya.



Keadaanpun hening…… hanya semilir angin dingin. Kita akan terbawa kesana seolah keheningan itu merasuki jiwa kita. Jiwa-jiwa kosong yang mampu menembus kisah dari suatu tempat entah dimana.



Dan pasir pun berbisik lirih……………………………

Sarapan Pagi


Sarapan Pagi ini dimulai dengan talkshow, headline di Koran, berita di radio, bincang-bincang sejenak dalam benakku. Sebenarnya sih tidak terjadi apa-apa akan tetapi di jalanan tadi sempet terlihat orang-orang yang akan berdemo untuk membebaskan FPI(Front Pembela Islam) yang tersangkut kasus di Monas. Sementara intu Gus Dur mantan presiden Republik Indonesia yang sampai saat ini agaknya masih berminat untuk terjun di politik berniat untuk membela Ahmadiyah. Satu Subject yang sedang di perdebatkan baik oleh pemerintah melalui SKBnya, maupun oleh FPI dan sejumlah masyarakat lain yang menghendaki pembubaran Ahmadiyah yang dianggap aliran sesat (dan memang sesat kok).



Bukan……….. bukan aku ingin memasuki ranah politik. Enggak.. aku hanya sekedar ingin berbagi, ingin menyampaikan rasa tentang kehidupan di republik ini yang kian hari semakin aneh dirasakan. Belum habis isu kenaikan harga BBM sekarang sudah disibukkan dengan rusuh Monas yang berujung dengan ditangkapnya para tokoh FPI, sementara itu dari AKKB sendiri kok belum di tangkap. Terus kenaikan harga yang merangkak tinggi dengan sendirinya tidak mendapat perhatian karena masyarakat sudah tertutup dengan pemberitaan-pemberitaan tentang pembubaran FPI maupun juga komentar-komentar yang justru ingin tetap mempertahankan FPI di negeri ini.



Aku bukan ingin menyoroti keduanya karena aku memang bukan FPI juga bukan AKKB atapun pendukung siapapun, akan tetapi aku adalah salah satu masyarakat yang resah dengan kenaikan BBM dan kerabatnya. Otomatis BBM naik semua juga naik, ini sudah hukum ekonomi yang berlaku. Tapi ketika ranah politik merasuki wilayah kehidupan masyarakat, tentunya kita juga tidak bisa tinggal diam.



Jenuh…… bosan……


Ya itu kata-kata yang tepat yang digambarkan dalam imagi seorang aku. Jenuh dan bosan melihat perkembangan akhir-akhir ini, perkembangan dimana kebebasan itu ada. Kebebasan yang bebas di seputar politik maupun juga sendi kehidupan yang lain.


Jenuh karena semua hanya teori, prakteknya mana?



Sarapan pagi ini terasa tidak nikmat karena hanya mendengar pendapat pro dan kontra antar pihak. Demokrasi? Yes ini memang salah satu wujud demokrasi. Tapi demokrasi yang mana? Kalau ditilik lebih jauh, seharusnya pemerintahlah yang harus tegas untuk segera mengeluarkan SKB sebagaimana rekomendasi MUI tentang Ahmadiyah.


Keep in silence sih bagus……… tapi mbok ya pemerintah jangan diam saja toh…….


Mbok ya bubarin aja itu Ahmadiyah………….


Kesal juga sarapan pagi ini terganggu hanya karena persoalan Ahmadiyah yang pada akhirnya Gus Dur pun yang seharusnya menjadi kiai yang jadi panutan malah membela Ahmadiyah…… dari konteks mana ???...............


Capek deh………

Friday, June 6, 2008

Gelandangan, pengemis dan Pemulung

Kadang-kadang aku suka protes pada diri sendiri kenapa sih mesti ada gelandangan, pengemis, dan lain sebagainya yang kadang-kadang mereka bikin mata ini tidak berkedip, bukan karena melotot tapi kadang marah, sedih, kasihan melihat mereka. Pantaskah mereka disebut sebagai sampah masyarakat? Ya... tapi tergantung konteksnya bagaimana.
Kalau di perhatikan kebanyakan dari mereka adalah pendatang yang mengharapkan kehidupan lebih di Jakarta tanpa menyadari bahwa persaingan hidup di Jakarta sangat berat. Tidak peduli mana kawan dan mana lawan, semua adalah saingan.

Gelandangan dan Pengemis
Gelandangan bisa dikategorikan sebagai orang yang tunawisma atau tidak punya tempat tinggal tetap sehingga kehidupannya berpindah-pindah hanya untuk tidur dan sebagainya. Kalau kita perhatikan banyak sekali di jembatan penyeberangan, di pasar dan dimana tempat kita sering menemukan pemandangan orang dengan baju kumal menengadahkan tanganya untuk meminta-minta. Mengemis tapi juga menggelandang. Dengan senjata anak kecil yang mungkin malah bukan anaknya, mereka meminta sedekah atau bahkan dengan berpura-pura mempunyai luka yang tidak sembuh-sembuh. Ya mereka menengadahkan tangan hanya untuk rupiah.

Sebenarnya tidak apa-apa sih kalau memang mereka benar-benar membutuhkan. Kalau menuruti hati nurani, sebenarnya mengemis itu memalukan dan tidak ada yang mau mengemis. Akan tetapi kalau mengemis sudah jadi mata pencaharian bagaimana?
Nah ini dia yang harus di cari solusinya. Siapa yang bertanggungjawab? Seharusnya pemerintah yang paling bertanggungjawab.
Coba kita perhatikan disetiap mesjid ketika solat Jumat berjejer pengemis menengadahkan tangannya padahal kan seharusnya mereka itu tanggungjawab pemerintah. harus ada hukum yang mengatur tentang pengemis. Kalau sudah menjadi mata pencaharian, secara tidak langsung akan terjadi generasi yang terus menerus sebagai pengemis. Bayangkan bapak dan ibunya mengemis, anaknya juga ikut-ikutan jadi pengemis, begitu seterusnya. Regenerasi yang memalukan.

Pengemis bukan lagi fenomena sosial dari orang-orang yang kekurangan akan tetapi sudah menjadi mata pencaharian bagi sebagian orang. Sehingga mengemis bukanlah pekerjaan yang tabu lagi.

Pemulung
Pemulung bisa dikagorikan sebagai sampah masyarakat enggak? Kalau menurut saya enggak. Justru pemulung adalah pekerjaan yang lebih terhormat dibanding mengemis dan menggelandang. Mereka adalah mata rantai dari suatu siklus kehidupan dengan mencari barang-barang yang tidak terpakai tapi bisa didaur ulang.
Artinya meski tampilan mereka lusuh, hitam dan sebagainya akan tetapi mereka adalah pekerja keras. Dari subuh mereka sudah bangun, untuk mencari barang-barang dan begitu siang mereka istirahat sambil memilah barang-barang hasil dari pemulungannya.

Pemulung lebih mulia karena mereka salah satu penyelamat lingkungan, keseimbangan lingkungan terbantu dengan adanya pemulung. Memang Pemulung juga banyak yang tidak punya rumah, alias mendirikan bedeng hanya untuk tidur, akan tetapi setidaknya kerja keras mereka patut dihargai.

Baik gelandangan, pengemis dan pemulung mereka mempunyai kaitan erat yaitu lusuh dan kotor akan tetapi ketiganya jelas berbeda.

Thursday, June 5, 2008

FILM DAUN DIATAS BANTAL



Semakin semrawutnya kehidupan jaman sekarang mengingatkan pada film Daun Diatas Bantal garapan Sutradara Garin Nugroho. Film produksi 1996 ini dibintangi oleh Christine Hakim yang sukses memerankan tokoh Asih. Dengan setting Yogyakarta film ini menarik untuk di tonton dan dicermati.

Film ini berkisah tentang kerasnya kehidupan anak jalanan dan juga penggambaran secara visual tentang masyarakat sebenarnya. Kehidupan masyarakat kecil yang tinggal seadanya di perkampungan yang kumuh. Dengan dibintangi oleh 3 anak jalanan yang memang bukan aktor akan tetapi pelaku sesungguhnya anak jalanan itu sendiri menyebabkan dialog yang di tuturkan oleh ketiganya sangat alami dan memang itulah dialog-dialog yang umum di lakukan oleh anak jalanan. Ngeri memang memang membayangkan kehidupan mereka yang keras.

Adalah Asih (Christine Hakim) seorang penjual batik keliling yang menjual barang dagangannya dengan mengkreditkan lagi ke orang-orang sekitarnya. Cara menawarkannya pun sangat khas layaknya tukang kredit yang menawarkan ke mbok-mbok tua dan hubungannya dengan ketiga anak jalanan Heru (diperankan heru 15 tahun), Sugeng dan Kancil ditengah kehidupan jalanan yang pahit, lepas, indah dan juga brutal akan tetapi penuh dengan kerinduan cinta dibalik kehidupannya yang gelap. Hubungan ketiganya dengan Asih sangat dekat meski kerap beradu mulut. Asih meski hanya seorang penjual batik keliling akan tetapi agaknya kehidupan yang demikian dengan komplek yang kumuh menyebabkan kehidupan Asih tidak jauh dari wanita yang bisa dibayar.

Satu persatu anak-anak jalanan tersebut mati mengenaskan. Adalah kancil yang mati diatas Kereta api yang melewati terowongan ketika kereta berjalan dan ia sedang berdiri diatas kereta. Kematian Kancil menyebabkan Heru sangat kehilangan sehingga tangannya berlumuran darah. Melihat Heru terkena darah, Asih langsung menuduh heru kalo ia habis maling lagi. Ini tuduhan yang sudah menjadi kebiasaan asih. Matinya Kancil menyebabkan rasa kehilangan bagi anak sekolah yang sering di seberangkan oleh Kancil.
Menyusul kemudian Heru yang mati karena menjadi korban asuransi. Saat itu isu asuransi adalah sedang santer, dan anak jalanan banyak menjadi korban setelah diasuransikan lantas di bunuh. dan yang mengasuransikan akan mendapat keuntungan dari kematian tersebut. Modus yang sangat mengerikan.

Diakhir kisah adalah kematian anak jalanan yang tidak dimakamkan karena alasan tidak punya KTP dan sanak keluarga. Sehingga jasadnya dibiarkan sampai pada akhirnya TVRI menayangkan berita tersebut.

Film ini juga menampilkan akting Sarah Azhari yang memang dari dulu sudah seksi.
Sementara itu rumah tinggal Asih dan komunitasnya akhirnya ditutup dan diganti dengan bangunan baru. Ini sih kisah klasik, dimana-mana juga begitu. Siapa yang berkuasa dia yang menang.

Daun Diatas Bantal berhasil memperoleh Best Picture dan Best Actress Pada Asia Pasific Film Festival 1998. Uncertain Regard Festival Film Cannes 1998, Special Jury Price Tokyo International Film Festival.

Film ini dibintangi oleh :
Christine Hakim
Kancil
Sugeng
Heru
Sarah Azhari

Sutradara : Garin Nugroho

Tuesday, June 3, 2008

Wisata Ke Pantai Widara Payung



Objek Wisata Pantai Widara payung merupakan objek wisata yang terletak di Kecamatan Binangun Cilacap dengan luas areal pantai mencapai 500 hektar. Kondisi pantainya sangat landai dengan di pagari pohon-pohon kelapa yang belum begitu tinggi. Pantainya yang indah dengan ombak bergulung-gulung cukup tinggi. Pantai ini cocok untuk olahraga selancar air.

Widara Payung menawarkan panorama pantai yang sangat indah dengan gelombang ombak yang tergolong tinggi sehingga tidak cukup aman untuk bermain bersama ombak. Ombaknya cukup besar, sehingga apabila mau bermain-main harus tetap waspada. Menyusuri gelegak ombak dan indahnya pasir di pantai widara payung menyebabkan kita betah untuk berlama-lama bermain sehingga kadang-kadang bisa lupa waktu.

Pada hari-hari biasa pantai ini masih cukup sepi pengunjung, akan tetapi pada hari minggu dan hari besar pantai ini ramai dikunjungi para wisatawan. Pada bulan syura biasanya diadakan ritual upacara sedekah bumi. Upacara adat Sedekah Bumi ini berupa larungan(menghanyutkan) sesaji kelaut dengan di iringi kesenian daerah dan pakaian adat. Upacara adat sedekah bumi sebagai ungkapan rasa syukur yang di lakukan oleh masyarakat Widarapayung agar di beri keberkahan, keselamatan dalam keseharian oleh yang Maha Agung.
Upacara adat ini sudah menjadi kalender tahunan, sehingga pada bulan syura tepatnya tanggal 1 pantai ini akan ramai pengunjung.

Rasanya ketika kita bermain, bersendagurau dan melepas penat setelah sekian lama sibuk karena pekerjaan setelah menikmati panorama pantai widara payung, maka pikiran akan fresh, segar. Kita bisa berteriak sepuasnya tanpa ada orang yang melarang untuk melepas lara di hati. melepas semua kepenatan dan kecapaian dalam dada yang kadang tidak bisa terungkapkan.

Akses ke Lokasi
Untuk menuju pantai Widara payung sangatlah mudah karena bisa menggunakan bus Jurusan Cilacap atau menggunakan kendaraan pribadi/sepeda/sepeda motor karena letaknya di jalan lintas selatan.
Dari arah timur melewati perbatasan kebumen (Pantai ayah) - Cilacap (Pantai Jetis) dengan menyeberangi Jembatan Kali bodo - kearah barat - menuju lokasi disebelah kiri jalan.

Dari arah barat : dari Kota Cilacap - Adipala - Ke arah timur menuju Kec. Binangun - mencapai lokasi di sebelah kanan jalan.

Dari arah utara : Dari Purwokerto menuju Kroya - dari Kroya naik angkutan jurusan Binangun - langsung ke lokasi.

Monday, June 2, 2008

BBM dan Imbasnya


Pagi-pagi sekali aku sudah berada di dalam angkot. Jam 3.30 pagi aku mesti berangkat dengan menumpang angkot ditemani ayam-ayam yang sedikit bau, yang kelihatannya bangun lebih awal di banding aku. ayam-ayam yang siap untuk menyongsong kematian ketika nanti siang bertemu pembeli. Pagi-pagi sekali aku sudah sampai di area pemberhentian bus Primajasa jurusan Garut Jakarta yang akan membawaku ke Jakarta.

Udara menerpa dingin menyapa wajah pagiku. aku tersenyum dan berharap semoga hariku dilalui dengan penuh kemudahan. Semoga pagi ini dapet tempat duduk, itu yang selalu menjadi harapan tiap senin pagi, karena tak jarang harus berdiri menahan kantuk selama dalam perjalanan.
Udara menyapa dengan optimis, akan tetapi pagi ini ada yang berbeda dari apa yang kulalui.
Selepas kenaikan harga BBM, perbedaan itu pastinya langsung terasakan ketika kaki ini turun dari angkot.
Ya..! ongkos naik karena BBM naik..
Maklum dan aku sangat maklum itu........

belum selesai rasa maklumku, setiba di tempat pemberhentian bis aku pun harus maklum yang kedua kali........
Tarif bus naik per tanggal 1 Juni 2008 berlaku mulai jam 00:00, naik dari 30 ribu menjadi 35 ribu rupiah...lagi-lagi aku harus maklum. Karena akibat kenaikan BBM ditambah lagi tarif jalan tol Jakarta Cikampek yang naik, menyebabkan Bus-bus harus menaikkan tarifnya.
Ya sedikit beruntung karena aku gak harus jalan kaki dan dapat tempat duduk.
Sehingga tidak perlu susah untuk berdiri dan menahan kantuk......

Begitu turun dari Bis, sesampe di Uki, ini yang ketiga kalinya aku harus maklum.
Ya maklum .........
akibat kenaikan BBM ongkos naik ojek juga naik ...
ini maklum karena tanpa ojek bisa jam 10 nyampe.....
Lagi -lagi aku harus maklum dan mencoba tau akan keadaan.........

Selama dalam perjalanan di ojek, di seputaran MT haryono diatas jembatan layang Cawang, aku melihat ibu muda dengan membawa anak dibawah satu tahun, mungkin masih bayi merah atau tepatnya masih itungan bulan duduk bersimpuh sambil menengadahkan tangan meminta sedekah. Memang ini bukan yang pertama kulihat.......
Apakah lagi-lagi aku harus maklum?
Ketika melihat anak sebayi itu dibawa ibunya hanya untuk mencari sesuap nasi?
Enggak aku gak maklum dan aku protes...
Imbas dari kenaikan harga BBM meluas......terutama terhadap kehidupan kecil.
Mereka tambah sengsara............

Dulu waktu SD Pasal 33 UUD 45 menyebutkan bahwa Fakir miskin dan anak-anak terlantar di pelihara oleh negara. Nah sekarang negara yang mana yang akan memelihara mereka?
Sekarang sudah tidak ada yang peduli pada rakyat kecil, apalagi elit politik, pastinya akan lebih peduli bagaimana mendudukan jagonya di kursi empuk daripada ngurusin tetek bengek rakyat kecil. BLT? bukan solusi, justru solusinya adalah harga BBM, yang memang menguasai hajat hidup orang banyak. Boleh naik, tapi jangan terlalu tinggi......
Kita rakyat kecil tidak perlu tau harga minyak dunia naik kok, yang penting harga kebutuhan ekonomi murah. Kenapa juga tidak dicari solusi lain, dengan memangkas anggaran untuk bidang-bidang yang tidak perlu misalnya.
Apa itu bidang yang tidak perlu? banyak kalo dirinci. lihat aja akhir taun anggaran, para pejabat banyak lho yang jalan-jalan untung menghabiskan anggaran.

Jadi intinya Kenaikan harga BBM hanya akan menyengsarakan rakyat kecil, karena rakyat besar pastinya akan minta kenaikan gaji........

Thursday, May 29, 2008

Dilema ; Dipersimpangan Dilema






Dilema dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) artinya situasi sulit yg mengharuskan orang menentukan pilihan antara dua kemungkinan yg sama-sama tidak menyenangkan atau tidak menguntungkan; situasi yg sulit dan membingungkan. Dilema suatu pilihan yang kadang-kadang sulit sekali untuk menentukan pilihan. Seperti buah simalakama, dimakan ayah mati tidak dimakan ibu mati. Suatu keadaan yang benar-benar sulit karena menyangkut hati dan sebuah keputusan yang harus diambil. Dilema untuk tidak menyakiti orang lain meski itu tau tak mungkin, sadar atau tak sadar kadang malah sesuatu yang dianggap baik malah menyakiti bagi orang lain. Dilema tidak hanya sekedar bingung, akan tetapi dilema untuk menjaga hati dan perasaan. Gak mudah seseorang keluar dari keadaan ini.

Adalah Nora artis kelahiran Malaysia yang mempopulerkan lagu Dilema atau lebih populer di Malaysia dengan judul Di Persimpangan Dilema. Lagu ini enak sekali untuk di dengarkan.
Apakah Nora masih eksis di negerinya atau enggak? Di Indonesia dulu bertaburan penyanyi-penyanyi Malaysia sebut saja Sheila Majid, Nora, Aisyah, Iklim, UKS, EXIST, Ning Baizurah dan yang terakhir masih populer adalah Siti Nurhaliza. Akan tetapi saat ini agaknya Indonesia lebih mencintai musik dari karya negeri sendiri, sehingga gaung penyanyi Malaysia tidak terdengar lagi.

Seseorang ketika sedang merasakan dilema akan bingung untuk menentukan pilihan mana yang terbaik yang harus di ambil. akan tetapi dilema tak selamanya dilema kok, dilema itu indah kalo kita dengarkan. coba saja lirik lagu Dilemanya Nora berikut :


Judul : DILEMA (Dipersimpangan Dilema)
Penyanyi : Nora
Pencipta : Adnan Abu Hasan/Elyna


Masa berlalu
Tanpaku menyedari
Percintaan yang kita bina
Hampir terlerai

Apa salahku
Kau buat ku begini
Dalam dilema
Di antara jalan derita

Tidak pernah ku duga
Ini semua terjadi oh.. oh...

Janganlah engkau
Menghancurkan segala
Setelah lama
Kita mengharungi bersama

Usah biarkan cinta kita yang suci
Di lambung ombak
Karam di lautan berduri

Hanya satu pintaku
Moga kau menginsafi oh.. oh...
Semua ini...


Telah banyak yang ku beri
Sejak dulu lagi
Pengorbanan tiada pernah jemu
Hanyalah Tuhan saja
Bisa menentukan semua
Kesabaran daku menantimu oh.. oh...

Ku tetap memaafkan
Dan berdoa kau kembali
Sebelum diri melangkah pergi...

Wednesday, May 28, 2008

Djarum Indonesia Super Series 2008



Setelah Thomas dan Uber Cup, turnamen terdekat yang akan berlangsung untuk bulutangkis adalah Singapore Super Series yang berlangsung dari tanggal 10 - 15 Juni 2008 dan Djarum Indonesia Super Series dari tanggal 17 - 22 Juni 2008 yang akan berlangsung di Jakarta disusul dengan Thailand Open Grand Prix 24 - 29 Juni 2008.
Perhelatan bulutangkis yang akan melibatkan para pemain dunia tentunya.
Dengan dukungan penuh Djarum sebagai sponsor utama semoga bulutangkis makin mendunia.
Rasanya tidak sabar menunggu perhelatan tersebut. Setelah gegap gempita menonton Thomas Uber Cup kini kembali akan disibukkan Indonesian Super Series 2008 (ISS 2008) yang akan berlangsung di Jakarta.
Semoga para duta merah putih bisa menjadi juara di negeri sendiri tidak seperti tahun kemarin yang tanpa juara. Selain Singapore Super Series tentunya Indonesia super series akan diikuti para pemain pelatnas yang selama ini minim di kirim ke turnamen luar negeri. Ini adalah saatnya Indonesia untuk bangun. 100 tahun kebangkitan nasional.
Meski melalui babak kualifikasi akan tetapi diharapkan mampu menembus babak utama di turnamen ini.

Dari semua sektor yang ada diharapkan mampu meraih prestasi yang gemilang. Harapan masyarakat Indonesia tentunya adalah akan mendukung wakil dari negaranya yang sedang bertanding.
Pada babak penyisihan biasanya masih gratis sedangkan pada babak perempat final sampai dengan semifinal bayar.

Tiketing.
Persoalan tiket adalah persoalan klasik selama ini. Pada pertandingan bulutangkis terkesan panitia kurang siap dalam penjualan tiket. sehingga banyak yang tidak dapat tiket dan telah diborong oleh calo. Sungguh ada baiknya apabila tahun ini tiket bisa dijual di agen tiket seperti Ibu Dibyo.
Pengalaman tahun lalu, saya ikut antri akan tetapi kehabisan tiket, sementara pertandingan sudah dimulai. walaupun pada akhirnya dapet tiket dari calo dengan harga 2x lipat harga resmi, akan tetapi kecewa karena pertandingan yang diharapkan telah selesai.
huuuuuuu.....
ini pengalaman, maksud hati pengin mendukung wakil Indonesia, akan tetapi kadang tidak bisa. yang daripada capek2 mending nonton di tv aja kali ya. Berharap semoga dapat tiket.
amien.

Monday, May 26, 2008

Angie Masih Mengisi Hati Penggemarnya

Sejenak bernostalgia, Angie sosok petenis Indonesia yang sempat menjadi harapan baru Indonesia pasca turunnya Yayuk basuki. Angie adalah sosok petenis berbakat yang akhirnya akibat cedera prestasinya kian menurun.
Akan tetapi meski hanya antar sahabat, pecinta tenis nama Angie masih melekat di hati penggemarnya. Berikut adalah foto Angie dan AFC (Angie Fans Club)

Sumber-sumber foto diambil dari Tabloid Tenis (mas Aput sory tidak minta ijin dulu)
hanya sekedar kangen dan ingin bernostalgia bersama Angie & juga AFC tentunya.
Salam Olahraga