Tuesday, May 13, 2025

LOKASI SUTING SINGGASANA BRAMA KUMBARA, PRODUKSI PT MENARA GADING PRATAMA


LOKASI SUTING SINGGASANA BRAMA KUMBARA, CERITA YANG BERASAL DARI SANDIWARA RADIO SAUR SEPUH

Cerita jenis klasik cukup di gemari masyarakat. Terbukti beberapa sinetron yang mengambil setting kerajaan seperti mahkota Mayangkara dan Saur Sepuh mendapat sambutan hangat serta menduduki peringkat tinggi diantara produksi lokal lainnya. Kenyataan itu mendorong PT. Bola Dunia Film selaku penyandang dana, menyerahkan sepenuhnya pada PT. Menara Gading Pratama untuk memproduksi sinetron kolosal bertitel Singgasana Brama Kumbara. 

Denny HW selaku sutradara memulai start suting sejak Maret 1993. Mengambil lokasi suting di Pangandaran Jawa Barat, Ciseeng Bogor,  Studio Cikoko, Bumi Perkemahan Cilandak dan beberapa tempat lainnya. Setting bangunan istana kerajaan Pajajaran, didirikan sangat megah dan mentereng di areal bumi Perkemahan Cilandak, Jakarta Selatan. 

Kendati terbuat dari styrofoam (gabus) dan kardus yang dilapisi dengan triplek, bangunan palsu itu kerap membuat terkesima bagi yang melihatnya. Apalagi di sekitarnya banyak berkeliaran prajurit-prajurit, baik yang berkuda maupun berjalan kaki. Pemandangan seperti  itu seakan menghidupkan kembali sejarah masa lampau. 

Sinetron Singgasana Brama diangkat dari sandiwara radio karya Niki Kosasih berjudul Saur Sepuh yang juga sudah di filmkan secara bersambung di bioskop oleh Imam Tantowi ditulis ulang dengan versi lain, hingga tidak menimbulkan kesan jiplakan dari produksi sebelumnya biaya produksi mencapai 1 milyar.

"Biaya untuk artistik saja RP. 400 juta," tegas Soemantri penata artistik dan visual efek yang meninjau lokasi suting . Sinetron ini ditayangkan di AN-Teve mulai awal Februari 1994. 

Pemainnya tidak tanggung tanggung. Tercatat nama Johan Saimima, Advent Bangun, Yati Octavia, Minati Atmanegara, Cut Keke, Fitria Anwar, Piet Pagau, Gusti Randa, Arthur Tobing, Eddy Chaniago, Devi Permatasari, Fiona Rosalina, Candy Satrio, Muni Cader, Murtisaridewi, Anto Wijaya, Anneke Putri dan lain-lain ditambah ratusan figuran. 

Singgasana Brama Kumbara 75% menyuguhkan adegan perang. Trik-trik action mewarnai jalan cerita. Tata kelahi di kemas oleh Robert Santoso selaku director fighting , memadukan unsur silat Mandarin. "Tak mungkin saya total menampilkan silat budaya kita semata. Selain kesulitan teknis, harus diakui bahwa itu kurang komersil. Jurus-jurus silat kita sulit sekali di visualisasikan. Tapi saya juga tak mungkin begitu saja menghilangkan unsur silat tradisional. Kebijaksanaanya, saya memadukan dua unsur tadi. Karena terus terang tata silat Mandarin sangat di gemari masyarakat kita,"ungkap Robert Santoso. 

Sebagai akibatnya, budaya Pajajaran, dalam sinetron ini tampak terabaikan, Senjata khas Pasundan, Kujang tidak terlihat sebagai alat, baik ketika mengawal maupun dalam perang. Padahal jenis senjata itu sama sekali tidak bisa di pisahkan dengan kultur budaya Pasundan. Bahkan hingga saat ini. Anehnya para prajurit Pajajaran dalam sinetron Singgasana Brama Kumbara tersebut memakai jenis pedang panjang yang biasa dipakai prajurit Majapahit. Sehingga ketika terjadi pertempuran antara pasukan kerajaan Madangkara (dari daerah Pasundan) dengan Pasukan Kuntala (Dari daerah Jawa Timur) tidak bisa di bedakan senjata antara kedua pasukan itu. Kendati cerita ini fiksi, sedikit di baur sejarah, namun efeknya sangat peka terhadap pemikiran masyarakat, karena Singgasana Brama Kumbara berani mengambil setting kerajaan besar seperti Majapahit dan Pajajaran. 

"Sebenarnya saya sudah membuat jenis senjata Kujang. Tapi entah kenapa tiba-tiba di ganti dengan pedang. Jelas telah mengabaikan etnis Pajajaran. Demikian juga mengenai setting warna. Saya sudah memberikan himbauan, bahwa warna pada zaman dahulu lebih dominasi warna alam. Tapi dalam sinetron, set warna lebih banyak yang kontras tidak alamiah, ini juga satu kelalaian, sehingga harus diakui masih banyak yang belum di visualisasikan, " tutur Soemantri sang penata artistik. 

Sutradara Denny HW mengemukakan proses pembuatan sinetron ini sebenarnya tak menemui kendala yang berarti. Kalaupun terjadi kekeliruan pada jenis senjata, itu di tempuhnya ntuk mempermudah pengambilan gambar. "Pertarungan dengan senjata pedang akan lebih mudah waktu ngambil gambar ketimbang pakai kujang atau keris. Itu saja saya kira," kilahnya. 

Selain adegan perkelahian, saya juga mengemas adegan romantis dalam serial ini tanpa melahirkan adegan seks, karena percuma pasti akan dibabat BSF dan tak boleh ditayangkan televisi. Jadi cukup menghadirkan percintaan biasa. Yah katakanlah percintaan klassik, "kata Denny HW. Dan menurutnya cerita yang terdapat dalam sinetron kolosal Singgasana Brama Kumbara lebih rinci bila di banding dengan sinetron Saur Sepuh yang ditayangkan di TPI . Kami memulai cerita dari awal hingga akhir, sedangkan sinetron atau film lain, itu hanya salah satu segmennya saja. "lanjut Denny HW. 

Kameramen Thomas Susanto menaku tidak punya hambatan yang berarti dalam upaya memvisualisasikan gambar. "Hanya anak-anak (Pemain figuran) kayaknya kurang serius berakting. Ditambah lagi mungkin banyak diantara mereka yang kurang menguasai ilmu beladiri. Jadinya, pengambilan gambar saya lakukan berulang-ulang," Tutur Thomas


Dikutip dari MF NO. 197/163/ThX 15-28 Januari 1994 dengan beberapa penyuntingan seperlunya. 

Thursday, May 8, 2025

KH ZAINUDDIN MZ MASUK NOMINASI UNGGULAN FFI 1992, NADA DAN DAKWAH YANG PERTAMA DAN YANG TERAKHIR

 


"Masak Kiyai dapat Piala Citra...!"begitulah celetuk Zaky, anak bungsu KH Zainuddin MZ saat menyaksikan tayangan TVRI yang mengumumkan unggulan FFI 1992. Sementara Kiyai sendiri sedang berada di luar rumah.

Memang masuknya KH Zainuddin MZ dan rekannya se "gang" Rhoma Irama sebagai unggulan masing-masing untuk Pemeran Pembantu Pria dan Pemeran utama Pria menimbulkan banyak ocehan. Ada yang menganggap juri becanda, ada pula yang menuduh juri dengam dengan komite seleksi, pasalnya film Nada dan Dakwah adalah film yang di katrol. 

"Putusan itu benar...! kata Mamang alias Chairul Umam, Sutradara Film Nada dan Dakwah. Ketika di tanya, bukankah Ustadz di film itu hanya memainkan dirinya."Nah itu... sangat sulit memainkan peranan dirinya sendiri. Itulah aktingnya dan Ustadz sangat baik muncul sebagai KH Zainuddin MZ sendiri, jawab Umam. 

Pukul duabelas tengah malam Ustadz Zainuddin baru kembali. Langsung kerabat yang sedang ngobrol mengulurkan tangan memberi ucapan selamat. "Ada apa ini..? tanya ustadz. "Antum masuk unggulan untuk mendapatkan Citra"...

"Ah, bisa aja..!" jawab singkat kemudian seperti biasa Ustadz diam saja. Kami pun tidak memancing obrolan ke arah itu. sebab biasanya ustadz bila tidak berkenan di hatinya, diam saja. 

Berperan sebagai KH Zainuddin MZ dalam film Nada dan Dakwah bersama Rhoma Irama merupakan satu sejarah hidup tersendiri, panjang dan memerlukan pemikiran matang. Sebab,, sebagaian besar umat lewat berbagai organisasi Islam menyampaikan ketidak setujuannya Ustadz main film. 

Nyaris, ustadz mengundurkan diri dari film tersebut, namun dengan ketetapan hati bahwa film itu di jadikannya media dakwah, dengan bertawakal , dengan meminta pendapat para orang tua sampai Jawa Timur, Ustadz baru berani melangkah, diambil gambarnya. Untuk hal ini Chairul Umamlah yang banyak tahu di samping Rhoma Irama. 

"Ya, ini prinsip saya, film ini adalah yang pertama dan terakhir" Akhirnya ustadz berkomentar juga memecahkan keheningan malam. 

"Saya adalah milik umat, saya mencintai umat, kendati media dakwah itu luas termasuk film, tapi kalau itu masih ada yang menganggap tidak tepat atau kurang pada tempatnya, dari pada menimbulkan pertanyaan dan masalah lebih baik tidak saya lakukan," kata Ustadz pada satu kesempatan.

Sebuah film ditayangkan di bioskop ada semacam syarat yagn bisa di sebut komitmen. "Mari kita tonton dulu film ini sebelum beredar, jadi apabila ada kejanggalan atau ada yang tidak sesuai atau ada yang merusak citra Ustadz, maka film ini lebih baik tidak diedarkan..!

Maka di malam idul fitri film itu ditayangkan di hadapan keluarga besar Yayasan Hira untuk dinilai. Ada WS Rendra, Setiawan Djody, Rhoma dan banyak kiyai lainnya menonton di rumah Ustadz Zainuddin. Setelah selesai.. lega. Semua teman-teman menyatakan film ini disilahkan di edarkan, karena porsi permainan ustadz memang punya misi dakwah.  

Setelah sukses ustadz main film, banyak tawaran datang untuk ikut membintangi sinetron. Namun Ustadz Zainuddin tetap pada putusannya kalau itu bentuknya cerita baik layar lebar atau gelas kaca, maka dia akan menolak. Cukuplah Nada dan Dakwah ini. 

Sebelumnya juga ada tawaran sinetron yang berjudul "Fitnah" tapi dengan sangat menyesal ustadz tak dapat menerimanya, terlebih ditayangkan secara bersambung. Tapi berdakwah di gelas kaca ataupun film, bila itu benar-benar hanya ceramah mungkin bagi Zainuddin dapat memakluminya. 

Sementara itu, ketika film Nada dan Dakwah masuk film pilihan, Rhoma Irama agak sungkan, terlebih setelah mendengar film ini di katrol. "Saya sudah sangat prihatin melihat nasib perfilman kita, nasibnya sangat menyedihkan, jadi kita mau berbuat apa lagi?" katanya. Begitu pula saat film ini akan di kampanyekan, berkebetulan dia akan berangkat ke Jepang untuk suatu keperluan. "Ya, silahkan saja film saya ini di kampanyekan tapi mohon maaf saya tidak bisa hadir karena tidak berada di Jakarta, " Jawabnya. 

Dan ketika namanya masuk nominasi dalam deretan unggulan pemain utama pria, Rhoma Irama sahabat kental KH Zainuddin MZ sangat tidak menyangka, "Saya gembira bahkan kaget, ternyata film-film semacam itu sudah mulai dilirik", katanya singkat. 

Penghargaan FFI 1992 dilaksanakan di Sasono Langen Budoyo pada 28 November 1992, saat penghargaan berlangsung Ustadz Zainuddin MZ sedang 'piket' berdakwah keliling.


Sumber MF 167/134 28 Nov-11 Desember 1992

Wednesday, May 7, 2025

KETIKA SENYUMMU HADIR, Akibat Pendidikan Seks di SMA


 Ketika senyummu hadir merupakan film yang di bintangi oleh Vivi Samodro dan Sandy Taroreh.

Gara-gara dada Ninuk 'terpegang' tangan Roy saat main basket, pecahlah geger di sekolah dan di rumah kedua keluarga yang bersangkutan. Mula-mula Pak Alex, guru Olahraga kebingungan mendengar murid-muridnya menyoraki Roy, sedangkan Ninuk menangis. Ia mendapat keterangan dari seorang murid; "tokek Ninuk di kobok Roy Pak!".

"Apa itu tokek?" Heran Pak Alex yang baru paham setelah si murid menunjuk ke dada. 

Roy dan Ninuk di giring ke kantor Kepsek. Bu Theresia, tapi di depan sang kepsek keduanya bungkam seribu bahasa. Bahkan Roy tak kuasa menjawab, apakah ia melakukannya dengan sengaja atau tidak. Persoalannya mungkin lain kalau Roy adalah anak berandalan. Justru selama ini ia merupakan bintang kelas dan murid teladan. 

Berbuntut panjang karena ayah Ninuk, Pak Siswoyo yang nampaknya seorang pejabat berkedudukan lumayan mencak-mencak tak terima putrinya di perlakukan tak senonoh. Ia datang menyatroni ke sekolah. Menuntut Roy di hukum seberat-beratnya, kalau tidak akan memperkarakannya. Malah menyalahkan sekolah yang memasukkan kurikulum pendidikan s e k s  sebagau satu mata pelajaran. 

Kenap dulu tak menolak waktu pertemuan orang tua murid dengan guru?" Tanya bu Theresia Sabar.

Pak Hendra , ayah Roy pun kelimpungan saat menerima surat dari Bu Theresia. Padahal selama ini ia sangat membanggakan Roy. Ia tak habis mengerti, apa yagn sebenarnya terjadi pada anaknya yang mulai masa puber ini. 

Kalau kedua ayah digambarkan temperamental, adalah sebaliknya kedua ibu, sama-sama jauh lebih sabar dalam menanggapi. 

Pak Siswoyo bertekad meruwat Ninuk dengan toto coro Jowo. Begitulah lewat satu upacara resmi , Ninuk di ruwat, diguyur air tujuh kali dengan air kembang. 

Abang Ninuk, Seno, tak kuasa mencegah kawan-kawannya mengeroyok Roy. Namun dengan karatenya, Roy berbalik menghajar mereka. Baru ketika Seno sendiri yang memukulnya ia malah tak melawan. Adalah kawan-kawan Roy yang  kemudian membalas mengeroyok Seno sampai babak belur. Bertambah lagi kemurkaan Pak Sisiwoyo. 

Justru saat Pak Siswoyo mengajarkan pencak silat pada Seno, datang Roy untuk meminta maaf. Karuan saja ia diusir. Melihat itu, Ninuk malah menyalahkan ayahnya. 

Pelan-pelan kegamangan Roy memang bisa diatasi. Antaranya lewat dialog terbuka dengan wali kelasnya Bu Widya. "Tak cukup hanya pandai dan berprestasi tapi juga harus bermental kuat dan belajar bertanggungjawab. 

Di depan sidang guru-gurupun bu Widya mengemukakan "Wajar itu tak selalu benar. Tolong beri kesempatan pada Roy untuk mengoreksi kesalahannya."

Sedangkan Pak Hendra sampai membatalkan keberangkatannya ke Jepang untuk teken kontrak besar dengan dalih gagah; Demi Generasi mudah, hari depan seorang anak Indonesia, Anakku Sendiri!".

Pak hendra minta untuk bisa mendampingi anaknya. Mau saja diajak ke disko untuk menyelami jiwa anak muda. Perhatian sang ayah yang kelewat berlebihan pada Roy ini, sempat menimbulkan keirian Renny adik Roy. Untuk lagi-lagi ibu yang bijaksana bisa mendamaikannya. 

Saat Segalanya berlangsung normal kembali, Roy membuktikan dirinya menjadi tetap jago basket andalan regunya. Kemenangannya di sambut Ninuk dengan kecupan di pipi. Wah, saking kagetnya, mata Pak Siswoyo sampai melotot menyaksikan ulah putrinya sendiri.


Thursday, May 1, 2025

CERITA DI BALIK SUTING SI RAWING 1 YANG BERLOKASI DI SUKABUMI

 


Cuaca Buruk, hujan lebat terus menerus selama dua hari, Sabtu dan minggu, memaksa suting Si Rawing break. Seperti biasanya, selama suting di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, sejak pagi buta, seluruh kru film yang di komandani oleh Denny HW telah sibuk dengan tugasnya masing-masing. 

Biasanya, usai sarapan pagi, sekitar pukul 07.30 WIB mereka sudah meluncur ke hutan Citepus, lokasi suting, sekitar 7km dari penginapan mereka. Tapi pagi itu, walau jarum jam telah menunjukkan pukul 11.00 Wib, mereka masih bergerombol di teras hotel. "Menunggu hujan reda," jelas Denny.

"Hujan Reda, kita ke lokasi yuk...!" ajak salah satu kru. "Tanggung! Sebentar lagi break makan siang! " jawab Denny. Memang, tidak lama kemudian komando untuk menikmati makan siang terdengar dari ruang makan, Tak pelak mereka segera berlari menyerbunya.

Belum usai mereka santap siang, hujanpun turun lagi. Kali ini, justru lebih lebat. "Apa boleh buat, kita break!" kata Denny setelah melihat jarum jam di tangannya sudah menunjukkan angka 3, menjelang sore. "Mudah-mudahan besok kita bisa suting," kata Denny penuh harap.

Tuhan Jua yang mentukan. harapan Denny tak terkabulkan. Hujan justru turun lebih lebat sejak menjelang subuh. Tapi semua kru tetap siaga dengan tugas masing-masing.

Walaupun dua hari gagal suting, Denny dan krunya tidak membiarkan hari-harinya berlalu tanpa manfaat. Mengisi saat kosong itu mereka mengadakan diskusi dan rencana kerja lebih matang. Terutama yang menyangkut rencana adegan berbahaya dengan sling tinggi. 

"Setelah dua hari gagal suting, mudah-mudahan besok kita bisa suting!" kata Denny penuh harap. 

Seperti biasanya, tugas Putri, gadis yang memang jadi karyawan film, sekitar pukul 05.00 Wib sudah teriak-teriak membangunkan kru dan pemain. Yang telat bangun iapun tak segan menggedor pintu kamarnya. NGgak peduli, apakah itu kamar Denny, sang komandan, maupun kamar figuran. Pokoknya gedor!.

Kali ini harapan Denny di kabulkan. Pagi hari, udara sangat cerah. Tapi, dasar musim hujan. Gerimispun sempat turun, saat seluruh kru sudah siap berangkat ke lokasi.

"Menurut pawang, disana tidak hujan!" jelas Denny sambil menunjuk ke arah lokasi suting. Dengan keyakinan itu, maka iapun segera meluncur ke lokasi. 

Apa yang dikatakan Denny benar. Mentari yagn dirindukan kini mau bersinar cerah seperti musim kemarau."Wah, pawangnya hebat!" tukas salah seorang kru. "Baru kali ini kami menggunakan jasa dari pawang, terpaksa!, kelakar Denny.

Seperti ketakutan, berpacu dengan cuaca, para kru tanpa terkecuali, semua kerja keras untuk mempersiapkan suting. Penata artistik di bawah komando Wijoyono, mau tak mau harus ekstra sibuk. Membangun  set di tengah kebun jagung,"semua kan ingin kerjaan segera selesai!", kata wijoyono yang juga di kenal sebagai pemain itu.

Shot untuk adegan SI Rawing ketemu ibunya, sebenarnya tidak banyak. Hanya dun cine. Atau kurang lebih 12 shot saja. Cine pendek, kata Rita Seba (pemeran Ningsih) ibu si Rawing. 

Menjelang tengah hari, seluruh adegan di kebun jagung itu telah seelsai. Lalu, mereka menuju ke hutan Citepus, sekitar 2 km arat barat. Disana, kru untuk adegan sling yang di pimpin Tanaka telah mempersiapkan segala keperluan suting. Beberapa anak buah Tanaka sudah bergelayutan diatas sana, mencoba sling, "Sudah siap?" tanya Dewi kepada Tanaka. Sudah!" jawabnya singkat. 

"Mumpung cuaca bagus, kita habiskan dulu adegan sisa kemarin!" celetuk Eric Sumadinata yang dalam film tersebut pegang pemeran Utama, Si Rawing. Usul itu di seteujui, Tapi Denny memberikan komandi break!" Lho, kita breaknya cuma sebentar, makan siang. Nggak boleh kostum di lepas!" kata Denny ketika ada salah seorang pemain yang tanya apakah break, lalu pulang hotel.

Berpacu dengan cuaca, memang merupakan problem tersendiri untuk kegiatan suting di musim hujan. "Film ini, sebenarnya hampir rampung, lebih dari 70 persen. Tapi yagn 30 persen karena harus eksterior (lokasi luar), selalu terganggu cuaca dan hujan," kata Denny menerangkan. untuk adegan interior, katanya memang s!"jelas wijoyono.

Film Si Rawing yang di dukung oleh bintang kelahiran Pelabuhan Ratu, Yunita Sarah Boom sebagai pemain utama dan Wenny Rosalien sebagai peran pembantu yang memainkan tokoh dukun, diangkat dari sebuah cerita populer, dari sandiwara raadio berbahasa Sunda. 

Kata Denny yang juga bertindak sebagai produser pelaksana dari produksi yang di biayai PT. Kanta Indah Film, Si Rawing akan diisi dua bahasa, Sunda dan Indonesia.

Di daerah Jawa Baat, sangat populer. "Begitu populernya, orang yang sedang mencangkulpun, buru-buru istirahat, mendengarkan siaran Sandiwara itu. Bahkan petani membawa radio ke sawah, hanya karena ingin mendengarkan siaran sandiwara itu, kata Denny menjelaskan. Apa yang di tegaskan Denny memang benar, karena warga di sekitar lokasi sangat menyenangi sandiwara tersebut.di Sadur dari artikel di majalah film, dan di ceritakan kembali oleh Komunitas Pecinta Film Indonesia Jadul sebagai pengetahuan. 


Sumber : MF No. 122/190 Tahun VII , 2 - 15 Maret 1991

Thursday, November 21, 2024

DIDING "BONENG" ABIDIN , BERMODAL GIGI TONGGOS


 Kalau Pak Tile dikenal sebagai "macan Ompong" karena giginya sudah tanggal, sebaliknya Diding Zainal Abidin atau lebih di kenal dengan Diding Boneng memiliki gigi tonggos, menongol ke depan. 

Pada film Giliran saya mana, Sosok Diding di kenal sebagai  sosok yang materialistis ingin mengawinkan putrinya, Ida Iasha dengan anak Milyarder Him Damsyik. Begitu Damsyik datang berkunjung bersama putranya , Kontan Ida minggat bersama Ray Sahetapy. 

Kalau dalam film Giliran Saya Mana, Diding cuma kebagian peran satu dua adegan di bawah arahan sutradara Yazman Yazid. berikutnya di film Kanan Kiri OK perannya ditingkatkan jadi usahawan besar Tony Molotov yang ingin berkencan dengan Nurul Arifin!, Kata Diding. 

Bercerita tentang adegan ranjang dalam film, Diding juga punya pengalaman beradegan 'dipan' dengan Marissa Haque di film Matahari-matahari arahan Arifin C Noer, dimana Marissa berperan sebagai Iyom perempuan bisu yang menghuni gubuk kumuh kaum gembel, "saya sendiri kebagian peran sebagai seorang gembel anak buah WD Mochtar. Adegannya, Iyom sedang tertidur kelelahan di dipannya. Betisnya terbuka. Saya muncul, Meneguk air liur sendiri. Mendekat, mengelus betis Iyom. Mendadak iyom tergugah kaget. Kakinya menendang saya sampai saya jatuh terjerembah dari dipan. Lampu teplok ikut jatuh. Minyaknya menyebar dan terjadilah kebakaran!".

Pemain gigi tonggos sudah menjadi trademark Diding. Tapi  ia juga mengakui ada yang lebih populer seperti misalnya superstar lenong Haji Bokir, atau Dono Warkop yang sampai dijuluki "Bemo" karena giginya. 

Diding boneng merupakan aktor yang sudah terjun sejak tahun 1980 lewat film Tiga Dara mencari cinta sebagai makelar mobil rekanan Pong Harjatmo. Sedangkan di dunia teater, Diding main sejak masih sekolah. Menempuh pendidikan di Akademi Ilmu Pelayaran, tapi Diding kemudian malah mendirikan sanggar teater "Pelangi" yang menjadi juara Teater se DKI pada tahun 1986 pada pementasan di Taman Ismail Marzuki dengan judul "Pengantin Trotoar". 

Pada serial Rumah Masa Depan yang tayang di TVRI ia berperan sebagai "Pak Boneng", perampok yang insyaf. Dari sinilah nama Diding dengan embel embel Boneng mulai di kenal. Nama Diding kian berkibar ketika ikut bermain di film Warkop DKI. Sebut saja judul-judul yang pernah dibintangi seperti Kemudian, namanya semakin melambung sejak ia bermain dalam beberapa film bersama grup lawak Warkop DKI, yang membuat ia dikenal dengan nama Diding Boneng. Film-film tersebut adalah Godain Kita Dong (1989), Lupa Aturan Main (1990), Mana Bisa Tahan (1990), Bebas Aturan Main (1991), Bisa Naik Bisa Turun (1991), Sudah Pasti Tahan (1991), Masuk Kena Keluar Kena (1992), Bagi-Bagi Dong (1993), dan Pencet Sana Pencet Sini (1994).


Sumber : Majalah Film, Wikipedia 

Saturday, October 26, 2024

FILM "OJEK" , WANITA KARIR NARIK OJEK

 


Sepeninggal Nya Abbas Akup, masyarakat perfilman Indonesia menjadi sangat kehilangan sutradara yang khusus menggarap komedi kritik sosial menggelitik. Ingat karya-karyanya klasiknya yang memaparkan sindiran masyarakat kelas bawah seperti misalnya , Inem Pelayan Sexy, Semua karena Ginah atau Kipas Kipas Cari Angin. 

Sekarang muncul sutradara Atok Suharto (yang biasa menggarap tema aksi laga) dengan karya terbarunya "OJEK" produksi PT. Andalas kencana Film ini berdasarkan cerita asli rekaan Piet Burnama yang skenarionya di tulis oleh Deddy Armand. 

Diperan utamai oleh Ayu Azhari yang nampak makin matang dan seksi. Apalagi dengan kostum yang pas untuk kaos buntung plus jeans pendek compang camping. Lawan mainnya, Eeng Saptahadi, si mas Jarot yagn juga kian sering main komedi. Di dukung penampilan Wenny Rosalina sebagai si janda kembang bahenol. Lalu seabreg pemain yang rame-rame berusaha melawak semuanya. Dimulai dari Connie Sutedja, Aom Kusman, Suryana Fatah alias Babah Ho Liang, H. Nazar Amir, Betet Mahfud, H Nasir, Urip Arphan, Mama Hengky, Lina Budiarti, Ronny M Toha dan si cewek gembrot Illa Doth. 

Ilustrasi musik dikerjakan oleh Kelompok Wow! yang terdiri dari anak-anak muda beken, Faris RM, Iwan Madjid, Musya Joenoes, dan Ricky Yohanes. Memang kelucuan kelucuan dalam film yang cenderung ke komedi slapstick ini masih terasa kasar rada vulgar, perlu di besut agar lebih halus dan kena penyampaiannya. Atok Suharto, memang belum sampai ke taraf Nya Abbas Akup. Kendati begitu sudah boleh untuk menggantikan tempat almarhum Nawi Ismail. 

Deni kena PHK. Sebagai pengangguran ia mulai sering ribut dengan Evi, iserinya yang gede cemburunya. Terpaksa ia mengungsi ke rumah konconya Didin. Dengan modal sepeda motornya, Deni ikutan Didin bekerja sebagai penarik ojek.  Langganan tetapnya si janda Mira, rupanya ingin berhubungan lebih jauh. Gosip tentang suaminya dan si janda muda membuat panas Evi. Ia pun mengadu pada bu RT, yang menasehati ngalor ngidul. Kesimpulan Evi, ia kudu menjadi wanita karir alias penarik ojek juga. 

Hadirnya terminal ojek cewek yagn dimotori Evi membuat para penarik ojek cowok terpaksa nganggur. Pria-pria langganan Evi punya tujual lain selain membonceng. Babah Ho Liang mengajaknya ke salon. Deni buru-buru menghubungi Mama Hengky., mengajaknya memergoki si Babah. Wak Haji Nazar yang mentraktirnya berbelanja apa saja d supermarketmalah bikin porak poranda semuanya. 

Kalah bersaing, para pengojek pria mengajukan mose ke Pak RT. Dengan lagak bijaksana, Pak RT berupaya mendamaikan. Apa lacur, rahasianya yang doyan ngobok babu kebongkar. Karuan saja ia di usek-usek istrinya yang galak. ----------------


Di sadur dari Majalah Film No. 137/104 tanggal 28 September - 11 Oktober 1991. 

Monday, July 1, 2024

DAFTAR PERAIH PIALA CITRA FESTIVAL FILM INDONESIA TAHUN 1989


 Setelah sebelumnya membahas unggulan FFI 1989 Klik Disini, berikut ini daftar Pemenang Piala Citra Festival Film Indonesia tahun 1989 sebagai berikut : 

Sutradara : TEGUH KARYA (Pacar Ketinggalan Kereta)

Penulis Skenario : IDA FARIDA (Semua Sayang Kamu)

Cerita Asli Untuk Film  : IMAM TANTOWI (Si Badung)

PENATA FOTOGRAFI : WAGIMAN ADI COKROWARDOYO (Noesa Penida)

Penata Artistik : AJI MAMAT BORNEO (Pacar Ketinggalan Kereta)

Penyunting : KARSONO HADI (Pacar Ketinggalan Kereta)

Penata Suara : IWAN MAURITZ (Pacar Ketinggalan Kereta )

Penata Musik : IDRIS SARDI (Noesa Penida)

Pemeran Utama Pria : RACHMAT HIDAYAT (Pacar Ketinggalan Kereta)

Pemeran Utama Wania : TUTI INDRA MALAON (Pacar Ketinggalan Kereta)

Pemeran Pembantu Pria : PIET BURNAMA (Noesa Penida)

Pemeran Pembantu Wanita : NINIK L KARIM (Pacar Ketinggalan Kereta)

Film Cerita Panjang Terbaik : PACAR KETINGGALAN KERETA

Film Cerita Pendek Terbaik : MENCARI BATAS SEMU (Pustekkom Depdikbud)


HADIAH HADIAH KHUSUS : 

Piala KARTINI untuk Pemeran Anak Anak Terbaik : FERRY OCTORA  (Tragedi Bintaro) dan SHEREEN REGINA DAU (Si Badung)

Piala Ki MOH. SAID untuk film anak-anak terbaik : SI BADUNG

Piala ISMAIL MARZUKI Untuk Pencipta Lagu Tema Terbaik : TIDAK ADA

Piala SAIFUL BACHRI untuk Film Musik Terbaik : SI BADUNG

Piala BING SLAMET Untuk Film Komedi Terbaik : SI KABAYAN SABA KOTA

Penghargaan Khusus Dewan Film Nasional untuk Artis Terbaik : WIDYAWATI (Bayi Tabung) - Pemeran Utama Wanita, Karyawan Terbaik : NURHADIE IRAWAN (Bayi Tabung) - Sutradara

Piala Pengayoman : SEMUA SAYANG KAMU

Penghargaan Mendagri/Menpen : Si KABAYAN SABA KOTA

Pemenang Jenis Film Dokumenter : TENUN, YANG SAKROL DARI HUTA HAHA, Sutradara JOHAN SAFRIL Produksi TVRI Stasiun Pusat Jakarta. 

Pemenang Jenis Film Pendidikan/Penyuluhan/Penerangan : TANAH TANTANGAN , Sutradara GARIN NUGROHO Dan DUDIT WIDODO, Produksi PT. GEMINI SATRIA FILM

Pemenang Jenis Film Pariwisata : PESONA WISATA BOGOR, Sutradara UCIK SUPRA

Pemenang Sinetron Cerita : PEMAHAT BOROBURUR)Sutradara : DEDI SETIADI Produksi SEPRO KARYA PRATAMA - YDBKS

Pemenang Sinetron Non Cerita : TENGGER , Sutradara RICKY MACHMUD, Produksi TVRI STASIUN SURABAYA. 

Poster Terbaik : API CEMBURU Karya Herry Priyonggo

Pemenang Lomba Penulisan Kritik Film Cerita : WINA ARMADA, S.A, SH.

Pemenang Lomba Penulisan Kritik Film Non Cerita : HARDO SUKOYO



Sumber : Buku FFI 


Thursday, June 27, 2024

Suzanna! Ratu Horor Indonesia

 


Suzanna! apa yang terlintas ketika nama ini disebut? Suzanna Martha Frederika Van Osch atau lebih di kenal dengan nama Suzanna saja, lahir di Bogor 13 Oktober 1942. Sebenarnya banyak yang sudah bahas tentang suzanna, tapi kali ini bahas dari sisi yang lain saja ya. Suzanna yang melejit lewat garapan H Usmar Ismail dalam film Asrama Dara (1958) ini lebih akrab dengan ramuan-ramuan tradisional dibanding dengan ratusan merek kosmetik luar negeri. Itu pula salah satu rahasia kecantikan Suzanna. 

Perjuangan Suzanna ketika pertama hadir di film tidaklah segampang artis sekarang. Karirnya dimulai dengan adanya Lomba Mirip Bintang di Malang tempat kediaman orang tuanya kala itu. Karena "Indriati Iskak" mengundurkan diri dari film, H. Usmar Ismail meliriknya untuk membintangi film "Asrama Dara" 

Pada FFI 1960 ia terpilih sebagai Pemain Harapan berkat aktingnya yang cukup mengagumkan bahkan keluar sebagai Pemain Anak-anak Terbaik pada Festival Film Asia 1960. Tahun 60an Suzanna juga sempat tiga kali main drama TVRI, ketika itu masih hitam putih dan siaran langsung. 

Ketika masih membina rumah tangga bersama aktor Dicky Soeprapto mendirikan perusahaan Tri Murni FIlm dan menghasilkan film "Segenggam Tanah Perbatasan" (1965) dimana Suzanna menjadi pemeran utamanya di dampingi Dicky Soeprapto sebagai pemeran Utama pria.Setahun kemudian mendirikan PT. Tidar Jaya Film, namun kegiatan perusahaan tidak begitu banyak , Sempat memproduksi film Suzie (1966). Setelah menyelesaikan Film Napsu Gila (1974) Suzanna berpisah dengan Dicky Soeprapto. Tentu Saja kegiatan dengan PT. Tidar Jaya Film terhenti. 

Suzanna sempat menghilang dari peredaran film karena meninggalnya Ary Soeprapto (Anak tertua) akibat pembunuhan. Setahun kemudian 1978 ia bangkit lagi dan bermain dalam film "Pulau Cinta" beradu akting dengan Robby Sugara. 

Kemudian tawaran-demi tawaran pun diterima. Pada Tahun 1981 Suzanna bermain dalam film Ratu Ilmu Hitam dan Sundel Bolong. Dari sinilah mulai bermain dalam film-film horor seperti Nyi Blorong, Telaga Angker, Malam Satu Suro, dan lain lain. Hingga akhirnya nama Suzanna lebih di kenal sebagai Ratu Horor film Indonesia. Sebelum di kenal sebagai ratu horor pada tahun 70an Suzanna pernah di juluki sebagai artis bom seks setelah ia bermain dalam film Bernafas dalam Lumpur karya sutradara Turino Djunaidy. Karena jaman dulu ciuman dan kelihatan paha sudah di bilang "berani" 

Banyak sekali film-film Suzanna kalau di perbandingkan film dramanya lebih banyak dibanding dengan film horornya. Namun demikian nama Suzanna tetaplah di catat sebagai "Ratu Horor Indonesia. 

Suzanna meninggal pada 15 Oktober 2008 dalam usia 66 tahun. 

Wednesday, June 26, 2024

DAFTAR UNGGULAN FESTIVAL FILM INDONESIA TAHUN 1989

 


Daftar Unggulan Festival Film Indonesia tahun 1989.

UNGGULAN FILM TERBAIK

1. Si Badung (PT. Kanta Indah Film)

2. Noesa Penida (PT. Prasidi Teta Film)

3. Pacar Ketinggalan Kereta (NV Perfini)

4. Semua Sayang Kamu (PT. Sinar Permata Mas & Tobali Indah Film)

5. Tragedi Bintaro (PT. Safari Sinar Sakti Film)


UNGGULAN PEMERAN UTAMA WANITA TERBAIK 

1. Ira Wibowo (Malioboro)

2. Neno Warisman (Semua Sayang Kamu)

3. Paramitha Rusady (Si Kabayan Saba Kota)

4. Tuti Indra Malaon (Pacar Ketinggalan Kereta)

5. Widyawati (Suami)


UNGGULAN PEMERAN UTAMA PRIA TERBAIK 

1. Eeng Saptahadi (Semua Sayang Kamu)

2. Rachmat Hidayat (Pacar Ketinggalan Kereta)

3. Drs. Purnomo (Si Badung)

4. Rano Karno (Arini II)

5. Ray Sahetapy (Noesa Penida)


UNGGULAN PEMERAN PEMBANTU WANITA TERBAIK 

1. Ayu Azhari (Pacar Ketinggalan Kereta)

2. Lia Chaidir (Tragedi Bintaro)

3. Niniek L Karim (Pacar Ketinggalan kereta)

4. Nurul Arifin (Pacar Ketinggalan Kereta)

5. Rima Melati (Arini II)


UNGGULAN PEMERAN PEMBANTU PRIA TERBAIK 

1. Asrul Zulmi (Tragedi Bintaro)

2. Deddy Mizwar (Putihnya Duka Kelabunya Bahagia)

3. Muni Cader (Noesa Penida)

4. Pietrajaya Burnama (Noesa Penida)

5. Sutopo HS (Noesa Penida)


UNGGULAN CERITA ASLI UNTUK FILM TERBAIK 

1. Ida Farida (Semua Sayang Kamu)

2. Imam Tantowi (Si Badung)

3. Marselli (Tragedi Bintaro)

4. Eddy Suhendro (Suami)


UNGGULAN PENATA ARTISTIK TERBAIK 

1. Achmad Abidin (Malioboro)

2. Adji Mamat Borneo (Pacar Ketinggalan kereta)

3. Chalid Arifin (Noesa Penida)

4. Lutfianus (Semua Sayang Kamu)

5. Rogoes Sumarco (Tragedi Bintaro)


UNGGULAN SUTRADARA TERBAIK 

1. Buce Malawau (Tragedi Bintaro)

2. Galeb Husin (Noesa Penida)

3. Ida Farida (Semua Sayang Kamu)

4. Imam Tantowi (Si Badung)

5. Teguh Karya (Pacar Ketinggalan Kereta)


UNGGULAN PENULIS SEKENARIO TERBAIK : 

1. Drs. H. Asrul Sani (Noesa Penida)

2. Ida Farida (Semua Sayang Kamu)

3. Embie C Noer/Imam Tantowi (Si Badung)

4. Marselli (Tragedi Bintaro)

5. Tegus Karya/Arswendo Atmowiloto (Pacar Ketinggalan Kereta)


UNGGULAN PENYUNTING TERBAIK 

1. Janis Badar (Si Badung)

2. Karsono Adi (Pacar Ketinggalan Kereta)

3. SK Syamsuri (Noesa Penida)

4. Wim Umboh (Arini II)

5. Maruli Ara (Tragedi Bintaro)


UNGGULAN PENATA SUARA TERBAIK 

1. Ibnu Hasan (Malioboro)

2. Endang Darsono (Suami)

3. Iwan Mauritz (Pacar Ketinggalan Kereta)

4. Rustam Effendy (Semua Sayang Kamu)

5. Kemal Redha (Semua Sayang Kamu)


UNGGULAN PENATA FOTOGRAFI 

1. Andrian Susanto (Jeram Cinta)

2. Herman Susilo (Pacar ketinggalan Kereta)

3. M. Soleh Roeslan (Malioboro)

4. W.A Cokrowardoyo (Noesa Penida)

5. William Samara (Tragedi Bintaro)


UNGGULAN PENATA MUSIK TERBAIK 

1. Areng Widodo (Malioboro)

2. Embie C Noer (Si Badung)

3. Idris Sardi (Noesa Penida)

4. Suka Hardjana (Tragedi Bintaro)

5. Idris Sardi (Pacar Ketinggalan Kereta)


UNGGULAN POSTER TERBAIK 

1. Api Cemburu Karya Herry Prijonggo

2. Jaringan Terlarang Karya Rizal

3. Noesa Penida Karya Agus Subagio

4. Pacar Ketinggalan Kereta Karya Agus Subagio

5. Setegar Gunung Batu karya Wahyu Sardono


sumber buku FFI


Tuesday, June 25, 2024

CHAIDAR DJA'FAR, AKTOR , SUTRADARA dan PENULIS NASKAH

H. Abdillah Chaidar Dja'far atau lebih dikenal dengan nama Chaidar Dja'far adalah seorang aktor lawas Indonesia. Yang Lahir di Banjarnegara, 26 Januari 1922. Ia merupakan Pemain, Sutradara dan penulis Skenario Film.



Debut pertama dalam dunia film adalah dalam film "Budi Satria" karya sutradara Wildan Dja'far pada tahun 1950, Kemudian dalam film Kumala Dewa Dewi tahun 1952, di film "Djelita" 1953, "Rosita" 1953, "Dewi dan Pemilihan Umum " 1954, "Sri Asih " 1954, dan masih banyak lagi. Salah satu karya sebagai sutradara adalah film "Embun Pagi" 1976 yang dibintangi oleh Deddy Soetomo dan Rina Hashim. Warung Pojok (1977) sebagai Sutradara, Penulis Naskah, Panggilan ka'bah (1977) sebagai sutradara dan Penulis naskah.

Chaidar Dja'far pernah menjabat sebagai Sekretaris PARFI (Persatuan Artis Film Indonesia dari tahun 1958 sd 1975, kemudian tahun 1975 menjabat sebagai Sekjen KFT (Persatuan Karyawan Film dan TV) di Jakarta.


Akting Chaidar Dja'far yang mencuri perhatian adalah dalam film Pengkhianatan G 30 S PKI (1982) Mungkin ada yang bertanya kenapa tahun 1982 bukan 1984 karena film ini masuk FFI 1984, 1982 dari data yang mimin dapat itu adalah dimulai suting filmnya atau ijin produksinya. Haidar Dja'far berakting dengan sosok yang berapi-api dan mudah diingat oleh penonton.

Film terakhir Chaidar Dja'far sebagai pemain adalah dalam film Sunan Kalijaga (1983), Perjanjian Setan (1983), Cinta Annisa (1983) dan dalam film Jaka tingkir (1983) Chaidar Dja'far sebagai penyunting adegan.