Sunday, April 18, 2010

YONEX-SUNRISE ASIA BADMINTON CHAMPIONSHIP; INDONESIA GAGAL LAGI!!!

Satu-satunya wakil Indonesia di semifinal turnamen Yonex Sunrise Asia Badminton Championship gagal melangkah ke final setelah di semifinalpasangan Devin Lahardi Fitriawan/Lilyana Natsir di paksa menyerah atas pasangan Malaysia Peng Soon CHan/Liu Ying Goh dengan tiga set.  Sempat mencuri angka di set pertama, namun pasangan yang baru di pasangkan tersebut gagal menuai sukses di dua set berikutnya.  Set pertama sangat sempurna karena pasangan Indonesia tanpa cela satupun berhasil mengungguli lawan tanpa bisa menyamakan kedudukan. Perolehan angka selalu diatas angin. Set pertama di tutup Devin/Lilyana dengan 21-12.

Memasuki set kedua kedudukan berbalik. Devin/Lilyana yang di set pertama berhasil unggul , namun di set kedua tampat tidak berdaya menghadapi permainan pemain Malaysia. Meski sempat unggul satu angka dari pemain Malaysia pada kedudukan 18-17, namun pasangan Malaysia tersebut berhasil membalikkan kedudukan dan set kedua ditutup dengan 19-21. Memasuki set penentuan, kali ini keadaan berbalik, apa yang terjadi di set pertama dimana pemain Indonesia tanpa cela mengungguli permainan pemain Malaysia, kali ini pemain Malaysia yang berhasil mengungguli perolehan angka tanpa cela sedikitpun. Pemain Indonesia tidak bisa menyamakan kedudukan satupun . set kedua di tutup 15-21 sekaligus menutup pintu bagi Indonesia untuk dapat meraih gelar di kejuaraan Asia tersebut.

Sementara itu Malaysia menempatkan dua wakilnya di nomor ganda campuran dan ganda putri. Sedangkan China memastikan dua gelar setelah terjadi All China Final di nomor tunggal putra dan tunggal putri.  Cukup menyedihkan bagi bulutangkis Indonesia, mengingat tim Indonesia yang dulu cukup merajai di kawasan Asia tenggara, kini sudah harus menyerah dari Malaysia yang notabene pelatihnyapun ambil dari Indonesia.

Saturday, April 17, 2010

YONEX-SUNRISE ASIA BADMINTON CHAMPIONSHIP; HANYA DEVIN/LILYANA YANG TERSISA DI SEMIFINAL

Indonesia hanya menyisakan satu pasang ganda campuran di turnamen Kejuaraan Asia Yonex-Sunrise Asia Badminton Championship setelah wakil-wakil Indonesia di nomor ganda putri dan ganda campuran yang tersisa gagal melangkah ke semifinal. Devin Lahardi Fitriawan/Lilyana Natsir berhasil melangkah ke babak semifinal setelah mengalahkan Johan Hadikusuma/Ying Suet Tse (HKG) dengan dua set langsung. Mendapat perlawanan cukup ketat di set pertama, namun Devin Lahardi dan Lilyana Natsir yang baru saja di pasangkan mampu memupus harapan pemain Hongkong tersebut.  Set pertama di tutup dengan 22-20. Lilyana Natsir berangkat ke India setelah sebelumnya di All England masih berpasangan dengan pasangan lamanya Nova Widianto, kini dipasangkan dengan pemain yang lebih muda untuk masa depan Lilyana, karena Nova Widianto bukan lagi pemain muda yang akan terus berpasangan dengan Lilyana.

Set kedua diawali Devin/Lilyana dengan gemilang. Pasangan Indonesia tersebut bermain cukup agresif dan selalu unggul dalam perolehan angka. Lawan hanya mampu menyamakan kedudukan pada posisi 7-7 dan 8-8 hingga akhirnya perolehan angka Devin/Lilyana pun melesat meninggalkan permainan pemain Hongkong dan menutup set kedua dengan 21-16.

Sementara itu wakil-wakil Indonesia yang gagal ke semifinal adalah pasangan ganda campuran Tantowi Ahmad/Greysa Polii yang harus menyerah atas Yeon Seong Yoo/Kim Min Jung (KOR) dengan 21-17, 12-21 dan 17-21. Sementara itu dua ganda putri Indonesia pun tidak tersisa setelah pasangan Anneke Feinya Agustin/Annisa Wahyuni kandas dari unggulan ke tiga When Hsih Ching/Yu Chien Chin (TPE) dengan 18-21 dan 12-21. Satu lagi pasangan yang sebenarnya cukup gemilang adalah Meiliana Jauhari/Greysa Polii gagal ke semifinal setelah ditaklukkan Vivian Kah Mun Hoo/Kei Wei Woon(MAS) dengan rubber set. Meiliana/Greys kalah dengan 24-26, 21-12 dan 19-21. Faktor main rangkap agaknya cukup berpengaruh bagi Greysa Polii yang juga bermain di nomor ganda campuran.

Indonesia hanya bisa menaruh harapan terhadap pasangan ganda campuran Devin/Lilyana yang di semifinal akan berhadapan dengan Peng Soon Chan/Liu Ying Goh (MAS).

Thursday, April 15, 2010

YONEX SUNRISE ASIA BADMINTON CHAMPIONSHIP; GANDA PUTRA INDONESIA HABIS!!!

Pada hari kedua kejuaraan Yonex Sunrise Asia badminton Championship 2010 di India, Indonesia sudah tidak menyisakan wakilnya di nomor ganda putra setelah pemain-pemain Indonesia bertumbangan. Ironis memang, menghadapi lawan se Asia saja ganda putra Indonesia masih kalah, apalagi sekelas Olimpiade. namun inilah, suka atau tidak suka keadaan perbulutangkisan tanah air memang sedang menurun.

Indonesia menempatkan tiga wakilnya di nomor ganda putra melalu Joko Riyadi/Luluk Hadiyanto, Rian Sukmawan/Bona Septono, M. Ahsan/Yonathan Suryatama dasuki, namun tidak ada satupun yang berhasil melangkah ke babak berikutnya.  Pasangan Joko Riyadi/Luluk Hadiyanto tumbang atas lawannya Kenichi Hayakawa/Kenta Kazuno (JPN)dengan rubber set. Joko/Luluk menyerah dengan 18-21,21-16 dan 18-21. Sementara itu pasangan Rian Sukmawan/Bona Septono ditumbangkan pemain Malaysia Hee CHun Mak/Wee Kiong Tan dengan cukup mudah. Pasangan Malaysia tersebut menang dengan 21-14 dan 21-18 tanpa perlawanan berarti dari pasangan Rian/Bona.

Sementara itu pasangan ganda putra M. Ahsan/Yonathan Suryatama Dasuki tumbang atas lawannya Songphon Anugritayawon/Sudket Prapkamol (THA) melalui pertandingan 3 set dengan kekalahan ketat 21-17, 21-23 dan 20-22. Kekalahan ini sekaligus menutup peluang Indonesia untuk meraih gelar di nomor ganda putra.

Sementara itu ganda putri Indonesia Shendy Puspa Irawati/Nitya Khrisinda Maheswari melaju setelah mengandaskan permainan Nguyen Nhung Le NGok/Thi Hong Gam Thai (VIE) dengan 21-10, 17-21 dan 21-12. Selanjutnya Shendy/Nitya akan melakukan pertandingan berikutnya yang akan di gelar sore ini. Lawan Shendy/Nitya berikutnya adalah Wen Hsing CHeng/Yu CHin Chien (TPE) yang merupakan unggulan ketiga. Untuk dapat lolos keperempat final, pasangan Shendy/Nitya harus mampu mengalahkan pasangan China Taipei tersebut.

Di nomor lain, pasangan Meiliana Jauhari/Greysa Polii menang atas pemain tuan rumah Jwala Gutta/Ashwini Ponappa dengan 18-21, 21-15 dan 21-12. Selanjutnya Meiliana/Greys ditantang Lu Lu/Siyun Wang (CHN) yang juga akan bertanding sore ini.  Ganda putri muda Indonesia Anneke Feinya Agustin/Annisa Wahyuni juga sukses melibas lawannya dan melangkah ke babak berikutnya setelah mengalahkan Duang Anong/Kuncala Voravichitcaikul(THA) dengan 21-18 dan 21-12.  Lawan Anneke/Annisa berikutnya adalah pasangan ganda putri  Pakistan Palwasha Bashir/Sara Khan. Menghadapi pemain pakistan, Indonesai diatas kertas lebih unggul dari mereka dan lebih berpeluang untuk menang.

Indonesia juga masih menyisakan Taufik Hidayat dan Andre Kurniawan Tedjono di tunggal putra, serta Fransisca Ratnasari di tunggal putri.  yang saat ini masih menunggu giliran bertanding.

Wednesday, April 14, 2010

YONEX SUNRISE ASIA BADMINTON CHAMPIONSHIP; TAUFIK HIDAYAT LEWATI HADANGAN PERTAMA

Taufik Hidayat yang di unggulkan di posisi 1 kejuaraan Yonex Sunrise Asia Badminton Championship 2010 yang berlangsung di India berhasil melewati hadangan pertama setelah berhasil menundukkan Indra Mehata (NEP) dengan 21-6 dan 21-9. Taufik Hidayat tanpa kesulitan menundukkan pemain asal Nepal tersebut hanya dalam waktu 19 menit.  Hari ini Taufik Hidayat harus melakukan duakali pertandingan. Lawan Taufik berikutnya adalah Ha Anh Le (VIE) yang dijadwalkan akan bertanding pada pukul 4.30 sore waktu setempat.

Sementara itu tunggal putra Indonesia lainnya Andre Kurniawan Tedjono juga berhasil melangkah ke babak kedua setelah mengandaskan Jen Hao Hsu (TPE) dengan rubber set. Di set pertama Andre unggul dalam perolehan angka, namun di set ke dua meski sempat unggul, pemain Cina Taipei tersebut berhasil menyamakan kedudukan hingga memaksakan rubber set. Andre menang dengan 21-18, 26-28 dan 21-10.  Saat ini Andre sedang melakukan pertandingan keduannya dengan rekan senegaranya Nugroho Andi Saputro yang di pertandingan pertama menang atas Nandagopal (IND) dengan 21-15 dan 21-15.

Sementara itu Tommy Sugiarto dan Dyonisius Hayom Rumbaka juga berhasil melewati hadangan pertama. Tommy berhasil mengatasi Sa Rang Kim (KOR) dengan 21-12 dan 21-15, sedangkan Dyonisius Hayom Rumbaka berhasil mengalahkan Hoang Hai Nguyen (VIE) dengan 21-9 dan 21-16. Lawan Tommy di pertandingan kedua adalah Kasyap Parupalli (IND) dan lawan Dyonisius Hayom Rumbaka di pertandingan kedua sore nanti adalah Tien Chen Chou (TPE).

Di sektor ganda campuran, Indonesia telah meloloskan Tantowi Ahmad/Greysa Polii yang berhasil mengatasi unggulan ke 4 Sudket Prapkamol/Saralee Thoungthongkam (THA) dengan 21-19 dan 21-14. namun keberhasilan pasangan Tantowi/Greys gagal di ikuti Muh. Rijal/Debby Susanto yang harus menyerah dalam 3 set oleh pemain China Taipei Sheng Mu Lee/Yu Chien Chin dengan skor 18-21, 21-13 dan 11-21. pasangan ganda campuran Indonesia lainnya Devin Lahardi Fitriawan/Lilyana saat ini masih menunggu giliran bertanding.

Disektor tunggal putri, Maria Kristin Yulianti baru dijadwalkan bertanding pada pukul 3.30 sore waktu setempat melawan Zhou Mi (HKG).

Friday, April 9, 2010

YONEX SUNRISE BADMINTON ASIA CHAMPIONSHIPS 2010; PEMANASAN MENUJU FINAL THOMAS/UBER CUP


Ajang tahunan Asia Badminton Championship 2010 yang akan berlangsung dari 12-18 April 2010 di India tinggal selangkah lagi. Indonesia menurunkan  wakil-wakilnya di ajang tersebut dengan menurunkan pemain-pemain pelapis pelatnas. Diajang ini diharapkan pemain-pemain Indonesia akan mampu memperbaiki peringkatnya sekaligus sebagai arena untuk pemanasan menuju final Thomas/Uber cup bulan Mei mendatang di Kuala lumpur. Khusus untuk tunggal putri, Indonesia tidak menurunkan Adriyanti Firdasari dan Maria Febe Kusumastuti dengan maksud agar dapat konsentrasi dalam menghadapai putaran Uber Cup nanti. Sementara itu Maria Kristin Yulianti diturunkan mengingat saat ini peringkat Maria yang terlempar cukup jauh di kisaran 50 besar dunia. Juga ajang Asia Badminton Championsip merupakan ajang pembuktian bagi Maria Kristin untuk memperbaiki peringkat yang saat ini melorot cukup jauh.

Indonesia menurunkan Maria Kristin, Fransisca Ratnasari dan Linda Weni Fanetri di nomor tunggal putri. Melihat peluang di nomor ini seharusnya pemain Indonesia akan mampu melangkah tidak hanya di babak awal saja. Meski tanpa kehadiran pemain-pemain China, namun untuk Maria Kristin sendiri di babak awal sudah harus bertemu unggulan kedua Zhou Mi (HKG) yang juga mantan peringkat satu dunia.  Keduanya memiliki skor 1-1 untuk saling mengalahkan.  Menghadapi Zhou Mi, Maria seharusnya dapat melewatinya mengingat pemain veteran asal China tersebut saat ini juga sudah mulai menurun permainannya.

Di nomor tunggal putra, Taufik Hidayat menjadi unggulan pertama di turnamen ini. Absennya Lee Chong Wei di turnamen ini harus dapat di manfaatkan sebaik-baiknya oleh Taufik Hidayat, meski di unggulan kedua ada Lin Dan (CHN), namun keduannya berpeluang bertemu di final. Selain Taufik Hidayat, Indonesia juga menurunkan Tommy Sugiarto, Dyonisius Hayom Rumbaka dan Andre Kurniawan Tedjono dari klub Djarum. Tommy Sugiarto kemungkinan dapat melangkah hingga babak ketiga  untuk dapat bertemu dengan unggulan ketujuh Yun Hu (HKG), sedangkan Dyonisius Hayom Rumbaka berpeluang menjajal kemampuan Lin Dan di babak ketiga.  Nomor tunggal putra menjadi nomor yang terberat karena menggunakan sistem 64besar.

Di bagian ganda putra pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan tidak ambil bagian di turnamen ini. Indonesia menurunkan Luluk Hadiyanto/Joko Riyadi dari klub Jaya Raya, dan pasangan ganda putra yang di pecah menjadi Bona Septono/Rian Sukmawan dan M. Ahsan/Yonathan Suryatama Dasuki. Di nomor ganda putra, pemain-pemain top dunia juga tidak ambil bagian, sehingga peluang Indonesia untuk dapat meraih gelar di nomor ini masih terbuka lebar. Sementara itu, ganda putri Indonesia masih menurunkan pemain pelatnas dengan formasi terakhir.  Meiliana Jauhari/Greysa Polii dan Shendy Puspa Irawati/Nitya Khrisinda Maheswari turut ambil bagian di nomor ini.  Selain dua pasang pemain tersebut, Indonesia juga mewakilkan ganda putri muda Anneke Feinya Agustin/Annisa Wahyuni.

Pada nomor ganda campuran, Indonesia menurunkan pasangan-pasangan barunya.  Indonesia menurunkan tiga wakilnya di nomor ini melalui M. Rijal/Debby Susanto, Devin Lahardi/Lilyana Natsir, dan Tantowi Ahmad/Greysa Polii.

Pada kejuaraan asia kali ini merupakan kesempatan emas sebagai pemanasan menuju final Piala Thomas dan Uber di Malaysia bulan Mei mendatang.

Thursday, April 8, 2010

INDONESIA MEMILIH : ANTARA TAYANGAN BULUTANGKIS, IDOL & SINETRON

Bagi masyarakat Indonesia, Bulutangkis masih menjadi kebanggaan tersendiri, karena dari cabang olahraga inilah yang kerapkali menyumbangkan medali. Bahkan Tradisi Emas Olimpiade sejak pertama kali di raih Indonesia tahun 1992 di Barcelona melalui tunggal putri Susi Susanti dan tunggal putra Alan Budi Kusuma yang saat ini sudah menjadi suami istripun hingga Olimpiade terakhir 2008 di Beijing China masih menjadi satu-satunya cabang olahraga penyumbang Emas Olimpiade.  Peraihan Emas dari 1992 di Barcelona di lanjutkan Emas Ompiade Atlanta tahun 1996 melalui ganda putra Ricky A Subagya/Rexy Mainaky. Kemudian tahun 2000 di Sidney pasangan ganda putra Chandra Wijaya/Tony Gunawan menyumbangkan emas untuk Indonesia. 4 Tahun kemudian, Taufik Hidayat menjadi satu-satunya pemegang Emas Olimpiade dari Indonesia di Athena melalui cabang bulutangkis. Dan terakhir kali, tradisi emas Olimpiade diraih pasangan ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan di Beijing China.

Ini artinya Bulutangkis adalah satu-satunya cabang olahraga yang selalu menelurkan prestasi dunia, di kancah perhelatan akbar olahraga. Di pesta olahraga Asiapun seperti di Seagames maupun Asian games, Bulutangkis masih menjadi andalan untuk memperoleh prestasi.

Namun seiring berkembangnya waktu, Bulutangkis kini seolah sudah mulai di lupakan oleh Negara. Artinya dukungan penuh terhadap Olahraga bulutangkis saat ini masih sebatas pembiayaan saja tanpa publikasi yang memadai untuk mengenalkan bulutangkis ke pelosok Indonesia. Salah satu cara yang ampuh untuk lebih memperkenalkan Bulutangkis adalah dengan disiarkannya pertandingan bulutangkis di televisi kita, baik swasta maupun tv public semacam TVRI. Namun sayang sekali, masyarakat pecinta bulutangkis tanah air kini harus kehilangan separuh jiwanya ketika tayangan bulutangkis kini pun menghilang dari TV.

Tayangan bulutangkis hanya bisa disaksikan melalui TV berlangganan, itupun stasiun TV berlangganan tertentu.  Sungguh ironis, disaat Bulutangkis masih menjadi kebanggaan masyarakat, namun untuk menyaksikan pahlawan-pahlawan bulutangkis tanah air ketika berjuang di arena pertandingan kini sudah menjadi harga yang sangat mahal. Karena hanya yang menggunakan tv berlanggananlah yang mampu menontonnya secara live. Sementara TV-tv swasta Indonesia nyaris tidak ada yang tertarik untuk menyiarkannya. Taruhlah pertandingan All England, maupun kelas super series apalagi yang sekelas Grand Prix, tidak ada satupun stasiun TV local Indonesia yang mau/tertarik untuk menayangkannya.

Bandingkan dengan pertandingan Sepak bola ataupun tayangan pencarian bakat nyanyi semacam Indonesian Idol misalnya. TV-TV swasta Indonesia lebih tertarik untuk menayangkan pertandingan sepak bola meski itu bukanlah permainan tim nasional, namun dengan rutin TV-TV swasta kita menayangkannya. Demikian juga dengan Sinetron Indonesia yang menempatkan posisi teratas untuk tayangan TV. Atau ajang pencarian Bakat semacam Indonesian Idol, Mamamia dan lain-lain, dengan berbondong-bondong TV swasta berlomba-lomba untuk mendapatkan rating yang tinggi, tanpa mempedulikan tayangan Olahraga yang memadai.

Jika kita menelaah lebih jauh, tayangan TV seperti Indonesian Idol yang ditayangkan hamper 3 jam dari jam 9 malam hingga 12 malam, penonton Indonesia di buai oleh tayangan Indah yang dikemas cukup menarik. Bahkan dengan spot iklan yang banyak, penonton Indonesia seolah di hipnotis untuk terus menonton hingga akhir tayangan. Sementara itu iklan untuk ajang pencarian bakat juga di buat besar-besaran. Hingga mau tidak mau masyarakat semakin teracuni untuk tetap berada di depan stasiun layar kaca.

Sementara itu untuk tayangan bulutangkis sendiri, saat ini TV-TV swasta hampir di pastikan sudah tidak ada yang tertarik lagi. Ajang perhelatan akbar semacam Piala Thomas/Uber Cup pun untuk tahun 2010 terancam tidak ditayangkan di stasiun TV Indonesia, karena perhelatan akbar tersebut berada di luar negeri bukan di Indonesia, sehingga kemungkinan besar pecinta bulutangkis akan kembali gigit jari dan tidak bias menonton secara gratis .

Kurangnya perhatian TV-TV swasta untuk menanyangkan pertandingan bulutangkis sungguh sangat ironis karena kalau mereka menayangkan sinetron striping maupun ajang pencarian bakat yang dianggap lebih menguntungkan mereka dengan berlomba-lomba akan menarik penonton, sementara untuk membeli hak siar pertandingan bulutangkis harus berpikir dua kali.

Idol is idol, banyak penonton dan ratingnya tinggi, sinetron prime time juga merupakan wahana stasiun TV untuk meraup untung melalui perolehan iklan dengan penonton yang membludak, lantas bulutangkis mau di kemanain?

Ada apa sebenarnya? Dimana peranan menteri Olahraga dalam hal ini untuk ikut memajukan bulutangkis melalui stasiun TV, atau ada lembaga independent yang mampu mengubah pemikiran televisi sehingga mau menayangkan lagi bulutangkis? Sungguh kami para pecinta bulutangkis tanah air sangat merindukan tayangan bulutangkis di televisi.

Friday, March 19, 2010

SWISS SUPER SERIES 2010; LANGKAH DYONISIUS HAYOM RUMBAKA TERHENTI

Langkah pemain tunggal putra asal Klub Djarum Dyonisius Hayom Rumbaka terhenti di babak kedua kejuaraan Swiss Super Series 2010 setelah berhasil memaksa bermain tiga set atas lawannya Chen Long (CHN). Pemain kelahiran 22 Oktober 1988 ini kalah saat menghadapi pemain China di babak kedua. Menghadapi Chen Long, Dyonisius tidak mampu mengalahkan pemain China pelapis Lin Dan tersebut. Kegagalan Dyonisius Hayom Rumbaka melangkah ke perempat final sekaligus memupus harapan untuk dapat berhadapan dengan Taufik Hidayat jika saja Taufik melangkah ke perempat final. Sampai berita ini diturunkan, Taufik masih belum bermain, dan dijadwalkan akan bermain pukul 8 malam waktu setempat melawan Kazuzhi Yamada (JPN).

Dyonisius Hayom Rumbaka pemain asal klub Djarum sekaligus harapan tunggal putra pelatnas, akhirnya kandas dan gagal melangkah ke perempat final. Menghadapi Chen Long yang merupakan pemain muda China, Hayom Rumbaka kesulitan untuk mengembangkan permainan.

Di set pertama Hayom Rumbaka sempat unggul 7-4 atas Chen Long, hingga kemudian keadaan berubah setelah kedudukan 8-8. Chen Long mengepakkan sayapnya lebih lebar dan akhirnya mampu mengungguli permainan Hayom hingga set pertama tidak mampu dikejar Hayom rumbaka. Set pertama ditutup dengan 12-21. Memasuki set kedua Hayom sedikit kesulitan di set awal, hingga kedudukan pun sempat tertinggal 5-7. Namun akhirnya mampu menyamakan kedudukan 7-7 dan keadaan berimbang hingga kedudukan 11-11, Hayom mampu mengungguli Chen Long dan menutup dengan kemenangan 21-17.

Memasuki set penentuan, Hayom Rumbaka mampu menyamakan kedudukan 7-7, namun Chen Long berhasil melesat dalam perolehan angka hingga set ketiga ditutup dengan 15-21, sekaligus memupus harapan Dyonisius Hayom Rumbaka untuk dapat melangkah ke perempat final. Harapan Indonesia tersisa melalui Taufik Hidayat yang saat ini masih belum bertanding.

Thursday, March 18, 2010

SWISS SUPER SERIES; TANPA PEMAIN PELATNAS, INDONESIA SISAKAN 2 WAKIL DI BABAK 2

Tanpa kehadiran pemain pelatnas, ajang kejuaraan Swiss Super Series 2010 yang berlangsung di St. Jackobshalle masih menyisakan dua wakilnya di babak kedua. Indonesia mengirimkan 5 wakilnya di nomor tunggal putra, tunggal putri dan ganda putra. Di nomor tunggal putra Indonesia mengirimkan Taufik Hidayat dan Dyonisius Hayom Rumbaka, sedangkan di tunggal putri Maria Febe Kusumastuti ikut mencoba peruntungan. Sementara itu di ganda putra, Indonesia menurunkan pemain klub Jaya Raya Alvent Yulianto/Hendra A Gunawan dan Markis Kido/Hendra Setiawan.

Namun sayang sekali wakil-wakil Indonesia sudah harus bertumbangan di babak pertama, di awali dengan ganda putra Indonesia Alvent Yulianto/Hendra A Gunawan yang langsung tumbang di tangan Adam Chwalina/Michal Logoz (POL) dalam dua set langsung. Alvent/Hendra yang di unggulkan di tempat ke 5 tidak berdaya menghadapi pemain Polandia yang akhir-akhir ini prestasinya sedang melejit melalui ganda campuran dan juga ganda putra yang mulai bangkit. Alvent/Hendra kalah dengan 19-21 dan 17-21. Sedangkan pemain ganda putra nomor satu Indonesia Markis Kido/Hendra Setiawan kalah atas lawannya Hung LIng Chen/Hung Lang Lin (TPE) dengan 19-21 dan 18-21.

Kemudian tunggal putri Maria Febe Kusumastuti juga harus angkat koper setelah takluk tiga set atas lawannya Ella Diehl (RUS). Maria Febe Kusumastuti yang di harapkan akan mampu bertahan hingga perempat final, justru harus terjungkal di langkah awal. Maria Febe kalah dengan 21-17, 17-21 dan 16-21 sekaligus mengakhiri kiprahnya di Swiss Super Series 2010.

Kekalahan kedua pemain Indonesia tersebut dapat terobati setelah tunggal putra Indonesia Taufik Hidayat menang cukup dramatis setelah mengalahkan pemain non unggulan Dmytro Zavadsky (UKR) dengan tiga set. Taufik lagi-lagi harus menguras tenaga untuk dapat melangkah kebabak kedua dengan kemenangan 21-18, 19-21 dan 21-12. Sementara satu kemenangan lagi dipersembahkan tunggal putra Dyonisius Hayom Rumbaka atas Eric Pang (NED) dengan dua set langsung. Pemain debutan asal Klub Djarum tersebut akhirnya menang mudah dengan 21-14 dan 21-16. Dyonisius Hayom Rumbaka berpeluang bertemu Taufik Hidayat di perempat final jika di babak kedua mereka mampu mengalahkan lawannya masing-masing.  Dyonisius Hayom Rumbaka akan ditantang pemain CHina Chen Long sedangkan lawan Taufik di babak kedua adalah Kazuzhi Yamada (JPN).

Monday, March 15, 2010

ALL ENGLAND 2010: NOVA/LILYANA GAGAL JUARA !!!

Harapan Indonesia untuk dapat mengulang sukses di nomor ganda campuran pada kejuaraan All England Super Series 2010 pupus sudah setelah satu-satunya pasangan Indonesia gagal meraih juara setelah ditaklukkan oleh ganda campuran dari negeri tirai bambu Zhang Nan/Zhao Yunlei melalui pertandingan tiga set. Indonesia haus akan gelar All England setelah terakhir kali di raih tahun 2003 oleh ganda putra Indonesia Candra Wijaya/Sigit Budiarto, sedangkan di nomor ganda campuran sendiri, satu-satunya gelar diraih pada tahun 1979 melalui Christian Hadinata/Imelda Wiguna, selepas itu belum ada lagi gelar ganda campuran di All England yang mampu di raih oleh Indonesia.

Kegagalan Nova/Lilyana meraih gelar All England sekaligus memupus harapan publik bulutangkis Indonesia untuk dapat melihat wakilnya meraih gelar. Kekalahan Nova/Lilyana adalah kekalahan tragis, karena di set awal Nova/lilyana mampu mengungguli permainan lawan dan selalu memimpin perolehan angka, namun pemain muda harapan China tersebut ternyata mampu mengejar ketertinggalan sehingga berbalik unggul untuk memimpin.

Di set pertama pasangan Nova Widianto/lilyana Natsir tampil penuh percaya diri dan mampu memimpin perolehan angka hingga kedudukan 18-14. Namun pertahanan Nova/Lilyana mengendur sehingga pasangan Zhang Nan/Zhao Yunlei mampu menyamakan kedudukan menjadi 18-18 sekaligus memupuk rasa percaya diri mereka dan kedudukan pun berubah. China menjadi lebih unggul. Nova/Lilyana terkunci di angka 18 sekaligus tidak mampu mengembangkan permainan lagi. Set pertama di tutup dengan 18-20. Memasuki set kedua,  perolehan angka Nova/Lilyana melesat jauh hingga memimpin 10-5, namun pasangan China tersebut tidak tinggal diam dan mampu mengejar ketertinggalan hingga menyamakan kedudukan 10-10 kemudian kedua pasangan saling kejar mengejar angka. Set kedua ditutup dengan 25-23 untuk kemenangan Nova Widianto/Lilyana Natsir sekaligus memaksakan rubber set.

Memasuki set penentuan, Nova Widianto/Lilyana Natsir selalu memimpin perolehan angka hingga kedudukan 14-11. Namun pasangan ganda campuran China mampu mengejar ketertinggalan dan berhasil menyamakan kedudukan menjadi 14-14, selanjutnya pasangan China dan Indonesia saling berbagi poin. Namun pasangan China kembali mampu mengobrak abrik pertahanan pemain Indonesia. Ia memanfaatkan kelemahan pemain ganda campuran Indonesia, sehingga berbalik unggul . Indonesia akhirnya harus mengakui keunggulan pemain China dengan 18-21 sekaligus mengubur impian untuk meraih gelar di Inggris.

Sementara itu China memastikan meraih 2 gelar setelah gelar pertama di raih melalui pasangan ganda campuran, dan satu lagi yang pasti diraih adalah di nomor ganda putri yang terjadi all China Final. China berpeluang meraih tiga gelar dari nomor tunggal putri yang saat ini sedang bertanding.

Sunday, March 14, 2010

Sony AK vs Sony Corporation, Ada Apa?

Menyelidik pemberitaan adanya seorang Blogger Indonesia Sony AK yang membuat blog Sony AK Knowledge Center yang di gugat oleh perusahaan Sony Corporation sungguh merupakan hal yang sangat tidak masuk akal. Karena setelah saya pelajari via situs saudara Sony AK di http://sony-ak.com  sama sekali isinya tidak berhubungan dengan Sony Corporation, akan tetapi sebuah blog pribadi yang justru menularkan pengetahuan bagi para pembacanya.

Melalui Blognya yang berbahasa Inggris Saudara Sony berbagi ilmu terutama ilmu yang berhubungan dengan komputer/internet, sehingga sangat aneh sekali apabila Sony Corp dalam hal ini yang menggugat saudara Sony Ak tidak pada tempatnya. berbeda jika saudara Sony menjelek-jelekkan sebuah corporation, ini adalah soal lain.

Ironis, karena Sony itu bukanlah sebuah hak paten, hak kekayaan intelektual sehingga tidak sembarangan orang bisa memakainya. Memang kalau dihubungkan dengan merek tertentu , contohlah TV ini jelas tidak boleh, karena itu sudah merupakan brand dari perusahaan tersebut, namun jika ini adalah nama orang yang karena hobynya lantas ia membuat blog dengan nama sendiri tentu saja ini tidak bisa di persalahkan.

Kasus Sony AK yang di somasi oleh perusahaan raksasa Jepang Sony Corp karena di anggap merupakan pelanggaran, padahal menurut yang empunya blogger dari beberapa media yang penulis baca, tidak mempunyai niat jahat dengan menggunakan nama domain yang diambil inisialnya. Tapi bagi pihak Sony Corp yang menanggap bahwa Sony merupakan Brand Image tentu saja menanggap ini sebuah pelanggaran. Tapi apakah ini tidak berlebihan? sehingga Sony Corp dengan mudahnya mensomasi saudara Sony.

Sebagai seorang blogger, penulis tentu saja menjadi miris akan kejadian ini, karena ini bisa menimpa siapapun blogger untuk dapat di meja hijaukan. Namun demikian dukungan para Blogger Indonesia tentu saja merupakan sesuatu yang paling di harapkan karena dengan demikian kita para blogger tidak akan berjalan sendirian sepanjang apa yang kita tuangkan di dalam blog tidak melanggar hukum.

Di facebook, muncul group Sony, Jangan Renggut Nama Temanku! yang merupakan salah satu group sebagai dukungan bagi Saudara Sony akibat dari somasi yang di berikan oleh Sony Corporation.   Saat ini dukungan moral terhadap saudara Sony sudah mencapai 4.700an lebih. Akankah ini efektif bagi saudara Sony untuk melawan raksasa Sony Corporation?

Dampak dari somasi yang diberikan Sony Corp tentu saja akan berimbas bagi produk mereka, karena bukan tidak mungkin seperti yang diberitakan beberapa media, ancaman pemboikotan bagi produk sony tentu saja bukan merupakan ancaman main-main. Ingin tahu lebih jelas siapa Sony AK? Buka link berikut.

http://www.sony-ak.com/