Maria Kristin Yulianti gadis kelahiran Tuban 23 tahun silam berhasil mengukir sejarah baru setelah 12 tahun minim gelar. Maria datang tanpa beban pulang membawa harapan. Menjadi pemain yang tidak diunggulkan bahkan nyaris tidak masuk seeded Olimpiade karena peringkatnya yang jauh, akhirnya membawa harapan baru dengan memperoleh medali perunggu.
Pencapaian yang luar biasa bagi seorang pemain putri Indonesia yang saat ini memang haus sekali akan gelar. Setelah membawa Indonesia ke Final Piala Uber 2008, kemudian Maria pun menjadi runner up Djarum Indonesia Open Super Series 2008, dan sekarang Maria membawa nama Indonesia di kancah dunia dengan memperoleh Perunggu.
Kita patut berbangga dan berbahagia dengan hasil ini, karena Indonesia sudah lama sekali dipandang sebelah mata di sektor putri. Dan kita juga patut berterima kasih pada Susi Susanti. Kenapa? karena semenjak Susi di angkat menjadi manajer tim Piala Uber di sektor putri, kepercayaan diri pemain putri kian menanjak, terutama Maria Kristin. Susi Susanti bukanlah pelatih, akan tetapi seorang kakak yang bisa diajak curhat dan berbagi pengalaman. Dan ini pula yang menjadikan anak-anak pelatnas menjadi nyaman.
Kini Maria meski baru awal, akan tetapi merupakan harapan baru Indonesia kedepan. Go Maria Kristin. Go Indonesia!!
Saturday, August 16, 2008
Maria Kristin Yulianti persembahkan Medali Perunggu
Maria Kristin Yulianti tunggal putri Indonesia mempersembahkan Medali perunggu pertama di sektor putri setelah 12 tahun penantian setelah mengalahkan Lu Lan dengan rubber set. Set pertama Maria kalah mudah 11-21 atas Lu Lan yang merupakan unggulan ke dua dari China.
Set Kedua Maria Kristin berada di atas angin dengan terus menekan permainan Lu Lan. Lu Lan Pemain masa depan China tidak bisa menaklukan permainan Maria. Unggul 11-6 membuat Maria makin percaya diri dan terus melaju dengan keunggulan yang meyakinkan. Set ini menjadi milik Maria Kristin dengan 21-13. Lu Lan pernah di kalahkan Maria pada Djarum Indonesia Open Super Series 2007 di per16 besar sebelum akhirnya Maria dikalahkan Petya Nedeltcheva di perempat final.
Set penentuan Maria sempat ketinggalan angka 0-2. Akan tetapi dengan keuletan dan reli-reli ala Susi Susanti, Maria mampu mengungguli Lu Lan menjadi 4-3. Maria mulai jauh meninggalkan Lu Lan dengan 8-3, 11-8, 18-8. Akhirnya kemenangan di raih oleh Maria dengan 21-15.
Dengan demikian Maria Kristin persembahkan Medali Perunggu pertama dari sektor putri setelah penantian panjang selama 12 tahun.
Alhamdulillah, aku bangga banget pada perjuangan Maria Kristin Yang begitu luar biasa. Sekarang tinggal menunggu emas dari ganda putra. Semoga saja terkabul. Amien.
Olimpiade 2008 : Menunggu Kado Kemerdekaan dari Markis/Hendra
Besok adalah hari bersejarah bagi bangsa Indonesia, hari kemerdekaan Indonesia yang ke 63, dan nanti malam Sabtu 16 Agustus adalah final ganda putra Olimpiade Beijing yang mempertemukan Markis Kido/Hendra setiawan vs Fu Haifeng/Cai Yun (CHN). Perebutan medali emas yang akan berlangsung seru.
Markis/Hendra yang di unggulkan merasa yakin dan percaya diri untuk meraih emas Olimpiade, akan tetapi Fu haifen/Cai Yun tentu saja tidak akan menyerah begitu saja, di dukung oleh supporter China Fu/Cai pasti akan bermain dengan baik untuk bisa mempersembahkan emas.
Sementara Markis/Hendra yang di harapkan meraih emas akan bermain dengan baik, meski dilapangan pasti akan mendapat tekanan dari penonton, perasaan campur aduk antara gugup, bangga, haru bisa menjadi faktor non teknis yang dapat mempengaruhi permainan Markis/Hendra. Tapi apapun yang terjadi, kita masih menunggu kado terindah bagi bangsa Indonesia yang di persembahkan oleh Markis/Hendra dan juga dari sektor ganda campuran. Amien.
Friday, August 15, 2008
Olimpiade 2008 : Maria Kristin Gagal Taklukan Tembok China
Maria Kristin gagal mengatasi kokohnya tembok China Zhang Ning di Semifinal dalam 2 set langsung. Pemain asal klub Djarum Kudus tersebut meski berhasil mengimbangi permainan Zhang Ning akan tetapi kalah dari segi teknis. Meski demikian, keberhasilan Maria ke semifinal Olimpiade Beijing merupakan secercah harapan dari sektor putri, bahwa Indonesia mulai bangkit.
Set pertama Maria Kristin unggul 3-1 di awal set. Akan tetapi Zhang Ning mampu menyamakan kedudukan bahkan unggul terlebih dahulu 3-5. Maria yang sudah pernah mengalahkan Zhang mencoba memperkecil kekalahan dan menyamakan kedudukan menjadi 5-5, 6-6 hingga 8-8. Setelah itu Zhang Ning melesat meninggalkan Maria dan kedudukan berubah menjadi 8-11. Merasa unggul Zhang Ning terus menekan permainan Maria meski berjalan cukup ketat dan saling kejar mengejar angka. Set pertama di tutup dengan 15-21.
Di set kedua Maria Kristin mencoba mengubah permainan dan berhasil unggul 5-3 di awal set. Akan tetapi Zhang Ning mampu menyamakan kedudukan hingga 5-5. perolehan angka semakin ketat dan saling kejar mengejar angka. Akan tetapi keunggulan menjadi milik Zhang Ning dan set kedua ditutup dengan 15-21.
Dengan demikian Maria Kristin gagal melaju ke final, dan masih akan memperebutkan medali perunggu melawan Lu Lan yang juga gagal ke final setelah ditaklukan Xie Xing Fang dalam 3 set.
Markis Kido/Hendra Setiawan Lolos Ke Final; Satu Perak di tangan
Pasangan ganda terkuat dunia Markis Kido/Hendra Setiawan memastikan diri melaju ke final setelah mengalahkan ganda putra Denmark dengan dua set langsung. Markis/Hendra yang di unggulkan di tempat pertama berhasil memenangi pertandingan dalam waktu 33 menit. Markis/Hendra memuluskan jalan Merah Putih untuk meraih emas Olimpiade.
Bermain di Beijing University of Technology Gymnasium, Markis Kido/Hendra Setiawan tampil percaya diri dengan terus menekan permainan Lars Paaske/Jonas Rasmussen. Set pertama Markis/Hendra sempat ketinggalan 2-3 namun dengan smash-smash yang di lancarkan Markis Kido, berhasil menyamakan kedudukan dan terus memimpin perolehan angka. Lars/Jonas pemain yang bagus, namun dengan kepiawaian Markis/Hendra mereka bisa menaklukan dengan 21-19.
Memasuki set kedua, Markis/Hendra kembali memimpin pertandingan dengan 5-2. Setelah mengalahkan pasangan ganda kuat Malaysia Koo Kien Kiet/Tan Boon Heong di perempat final kepercayaan diri Markis/Hendra kian tinggi dan terus menekan perlawanan Lars Paaske/Jonas Rasmussen. Lars/Jonas berusaha memperkecil kekalahan dengan menambah satu dua angka, akan tetapi Markis/Hendra tidak bisa dianggap remeh dan kedudukan menjadi 11-8 untuk jeda istirahat 2 menit.
Pertahanan Markis/Hendra tidak mampu di tembus oleh pasangan Denmark, perolehan angka Markis/hendra terus melejit hingga kedudukan 17-10. Akan tetapi pasangan Denmark memperkecil ketertinggalan dengan menambah angka menjadi 17-13 hingga kedudukan 19-17. Dalam kondisi ini Lars/Jonas di kunci untuk tidak menambah angka dan set kedua ditutup untuk kemenangan Markis/Hendra 21-17.
Dengan demikian Indonesia memastikan diri meraih minimal satu medali perak dari ajang bulutangkis dan harapan untuk meraih emas juga kian terbuka lebar. Lawan berikutnya di final adalah pemenang antara pasangan tuan rumah Fu Haifeng/Cai Yun melawan Lee Jae Jin/Hwang Jie Man dari Korea.
Flandy/Vita pastikan diri ke Semifinal
Satu lagi pasangan ganda campuran Indonesia berhasil melaju ke semifinal setelah bersusah payah di babak perempat final mengalahkan pasangan Denmark Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl dengan rubber set. Flandy/Vita yang merupakan unggulan ke tiga berhasil mendampingi ganda nomor satu Indonesia lainnya Nova Widianto/Vita Marissa di semifinal.
Set pertama pasangan Flandy/Vita belum bisa menemukan irama permainan yang sebenarnya. Flandy/Vita selalu ketinggalan dalam perolehan angka dari lawannya yang secara postur lebih tinggi, dan smashnya juga bagus. Di awal set pasangan Flandy/Vita sempat ketinggalan 0-4, kemudian secara berturut-turut angka demi angka diraih dengan mudah hingga unggul 6 - 4. Akan tetapi pertahana Flandy/Vita dapat di acak-acak oleh pasangan ganda campuran Denmark sehingga mereka dapat menyamakan kedudukan hingga 6 - 6 bahkan unggul terlebih dahulu menjadi 6 - 11. Pasangan Flandy/Vita hanya diberi kesempatan untuk menambah satu angka menjadi 7- 12. Hingga kedudukan Indonesia menjadi 13 - 16. Flandy/Vita mulai mengubah pola permainan dan satu demi satu angka di raih dengan mudah hingga memimpin 20-16. Dalam kedudukan ini Pasangan Denmark hanya di kasih kesempatan menambah satu angka menjadi 20-17. Set pertama di tutup Flandy/Vita dengan kemenangan 21-17.
Set Kedua masih menjadi milik pasangan Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl. Di awal Set Flandy/Vita ketinggalan 1 - 5 atas pasangan Denmark. Kemudian berhasil menambah angka satu persatu. Sempat ketinggalan 7 - 10 Flandy/Vita mulai mencari cara agar bisa menyamakan kedudukan, dan satu persatu angka diraih hingga menyamakan kedudukan menjadi 10-10, dan unggul terlebih dahulu menjadi 11-10. Pasangan Flandy/Vita sempat menjadi harapan untuk dapat memenangkan set kedua ketika kedudukan sudah unggul 14-12, akan tetapi pasangan Denmark tersebut juga tidak mau tinggal diam dan berturut-turut meraih angka hingga unggul 14-18. Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl hanya memberikan satu kesempatan Flandy/Vita untuk menambah angka hingga set kedua di tutup dengan 15-21.
Memasuki set penentuan pasangan Flandy/Vita mulai mengubah pola permainan. Di awal set Flandy/Vita mampu memimpin dengan perolehan angka 3 -1, akan tetapi pasangan Denmark mampu menyamakan kedudukan hingga unggul terlebih dahulu menjadi 4-5, akan tetapi Flandy/Vita sudah mulai membaca pola permainan lawan berhasil mengubah kedudukan menjadi 5-5 dan terus melejit hingga angka 15-5. Set ketiga benar-benar menjadi milik Indonesia karena sempat unggul 20-12. Akan tetapi pasangan Denmark juga tidak mau menyerah begitu saja, mereka berjuang tanpa kenal lelah hingga mendekati perolehan angka 20-17. Poin yang mulai kritis bagi penonton Indonesia, akan tetapi dewi fortuna tetap milik Indonesia, Set ketiga ditutup dengan 21-17.
Dengan demikian Indonesia menempatkan empat wakilnya di semifinal. Pada laga semifinal yang akan berlangsung Sabtu mendatang, Pasangan Flandy/Vita akan bertemu pasangan ganda campuran Korea Lee Hyojung/Lee Yong Dae yang berhasil menekuk permainan Gails Emms/Nathan Robertson dengan dua set langsung 21-19 dan 21-12.
Thursday, August 14, 2008
Nova Widianto/Lilyana Natsir Melenggang Mulus ke Semifinal
Ganda campuran andalan Indonesia Nova Widianto/lilyana Natsir berhasil melangkah ke babak semifinal setelah di perempat final berhasil mengalahkan ganda campuran asal Thailand Sudket Prapkamol/Saralee Thoungthongkam dengan dua set langsung. Nova/Lilyana yang di unggulkan di tempat pertama tanpa kesulitan mengatasi permainan ganda campuran Thailand.
Di set pertama Nova/lilyana selalu mempimpin dalam perolehan angka. Permainan Sudket/Saralee tidak berkembang dan menjadi bulan-bulanan permainan Nova/lilyana. Set pertama di tutup dengan 21-13.
Diset kedua permainan di awal set imbang dan saling mengejar angka meski Nova/Lilyana selalu mempimpin perolehan angka. Sempat menyamakan kedudukan 2-2, Nova/lilyana pun melejit hingga 10-8, akan tetapi Sudket/Saralee mampu menyamakan kedudukan menjadi 10-10 karena kesalahan yang dibuat sendiri oleh Nova/Lilyana. Akan tetapi kualitas Nova/Lilyana tidak diragukan lagi sehingga terus melaju hingga perolehan angka 19-15. Ketertinggalan yang cukup jauh menyebabkan sudket/Saralee berjuang lebih keras dan akhirnya kedudukan kritis menjadi 20-19. Akan tetapi set ini mampu di tutup Nova/Lilyana dengan 21-19.
Lawan Nova/lilyana berikutnya di semifinal adalah ganda campuran unggulan ke empat dari China He Hanbin/Yu Yang yang berhasil mengalahkan ganda campuran Polandia Robert Mateusiak/Nadiesda Kostiuczyk dengan 22-10 dan 23-21.
Pertandingan di semifinal yang akan berlangsung Sabtu mendatang diprediksi akan seru, mengingat permainan He Hanbin/Yu Yang sedang bagus dan merupakan wakil tuan rumah satu-satunya setelah Zheng Bo/Gao Ling tumbang.
Sony Gagal Sumbangkan Medali
Sony Dwi Kuncoro harapan tunggal putra yang diharapkan dapat meraih sukses gagal menyumbangkan medali setelah di perempat final di kalahkan oleh unggulan kedua asal Malaysia Lee Chong Wei dalam 2 set langsung. Sony gagal memenuhi harapan publik Indonesia dengan mudah dalam waktu 32 menit.
Sony tidak berkutik ketika menghadapi Chong Wei dan tidak mampu mengimbangi permainan Chong wei yang pernah di kalahkan dalam Kejuaraan Dunia 2007 di Malaysia. Kekalahan Sony sekaligus menutup harapan Indonesia untuk meraih medali dari sektor tunggal putra.
Peraih medali perunggu Olimpiade Athena 2004 tersebut tidak bisa bermain taktis dan selalu ketinggalan angka. Sony gagal dengan skor 9-21 11-21. Dengan demikian Indonesia tinggal menaruh harapan dari sektor ganda putra, ganda campuran dan tunggal Putri.
Di ganda campuran sedang di pertandingkan perempat final antara Nova Widianto/Lilyana Natsir (INA)vs Sudket Prapkamol/Saralee Thoungthongkam(THA), sementara itu Flandy Limpele/Vita Marissa(INA) vs Thomas Laybour/Kamilla Rytter Juhl (DEN) baru akan bertanding nanti malam jam 20.45 waktu Beijing. Semoga Nova/Lilyana mampu memberikan permainan yang maksimal.
Markis/Hendra Susul Maria Kristin di Semifinal
Akhirnya Markis Kido/Hendra Setiawan ganda putra andalan Indonesia di Olimpiade Beijing 2008 yang diharapkan dapat menyumbangkan medali emas berhasil melangkah ke babak semifinal setelah mengandaskan pasangan Malaysia yang merupakan musuh bebuyutannya Koo Kien Kit/Tan Been Heong dengan straight set. Berada di pool maut, Markis / Hendra mampu mengungguli lawan setelah dalam pertemuan sebelumnya 5 kali belum pernah menang. Sebenarnya sempat kuatir karena selama ini jika bertemu ganda kuat Malaysia tersebut, Markis/Hendra terlihat pesimis. Tapi kini terjawab sudah, kekalahan yang lalu tertebus di ajang multi event 4 tahunan Olimpiade Beijing 2008.
Di set pertama, Markis/Hendra yang merupakan unggulan satu bermain agresif dengan tidak memberikan kesempatan anak asuhan Rexy Mainaky untuk mengungguli dalam perolehan angka. Markis/Hendra selalu leading terlebih dahulu. Keunggulan Markis/Hendra yang bermain cukup agresif dari perolehan angka 7 - 4, kemudian 13- 11 dan sempat unggul 19 - 15 hingga akhirnya set pertama di tutup dengan 21-16 untuk Markis Hendra.
Set Kedua menampilkan permainan Markis/Hendra yang sesungguhnya, hingga di awal set meski sempat kedudukannya sama 2-2 akan tetapi dengan permainan yang agresif dan menyerang, Markis Kido/Hendra Setiawan mampu memimpin perolehan angka hingga 11-9. Merasa diatas angin menyebabkan pertahanan Markis/Hendra kendur dan pasangan ganda Malaysia tersebut berhasil menyamakan kedudukan menjadi 11-11 bahkan unggul lebih dahulu menjadi 11-14. Sebenarnya kesalahan tersebut tidak perlu terjadi seandainya bermain fokus. Mencoba mengejar ketertinggalan Markis/Hendra berhasil menambah angka hingga 15 - 17. Ketinggalan dua angka menyebabkan Markis/Hendra mengubah pola permainan yang sudah terbaca lawan dan menyamakan kedudukan menjadi 17-17. Keadaan pun berbalik, setelah sempat ketinggalan angka, Markis/Hendra berhasil memimpin kembali perolehan angka dan unggul hingga set ke dua di tutup dengan skor 21-18.
Dengan kemenangan tersebut maka pupus sudah harapan Rexy Mainaky untuk mengantarkan pasangan ganda Koo Kien Kit/Tan Been Heong yang sebelumnya sempat di gadang-gadang akan memperoleh medali emas Olimpiade. Disemifinal Markis kido/Hendra Setiawan sudah ditunggu Jonas Rasmussen/Lars Paaske yang di perempat final mengalahkan pasangan Polandia Robert Mateusiak/Michael Logoz dengan rubber set 17-21 21-11 dan 21-15.
Babak semifinal ganda putra baru akan bertanding pada tanggal 15 Agustus 2008 jam 10 waktu setempat.
Wednesday, August 13, 2008
Olimpiade 2008:Maria Kristin Lolos Ke Semifinal
Maria Kristin Yulianti satu-satunya tunggal putri Indonesia berhasil lolos ke semifinal setelah di perempat final mengatasi permainan Saina Nehwal dari India dengan rubber set.
Maria Kristin seolah menjadi harapan baru bagi perbulutangkisan putri Indonesia yang sudah sangat lama menantikan pengganti Susi Susanti. Akankah Maria mampu menerima tongkat estafet dari Susi dan meneruskan kejayaan dengan membawa Medali emas?. Segala kemungkinan masih mungkin terjadi di lapangan. Apalagi kepercayaan diri Maria kian tinggi setelah mampu mengalahkan Zhang Ning di Indonesia Open Super Series 2008.
Betanding di lapangan 1 Beijing University of Technology Gymnasium, Maria sempat tertinggal di set pertama dan harus mengakui keunggulan Saina Nehwal dengan skor ketat 26-28. Tak mau mengulangi kesalahan di set pertama, di set kedua Maria bermain save, dan unggul dalam perolehan angka, hingga sempat memimpin 17-12. Kemudian dengan percaya diri Maria hanya memberikan dua poin tambahan ke Saina Nehwal dan set ke dua di tutup dengan kemenangan Maria 21-14.
Diset penentuan Maria terus melejit hingga sempat memimpin dengan 19-12. Maria Kristin sangat percaya diri dan mampu mengatasi Saina Nehwal dengan menutup kemenangan di set ketiga menjadi 21-15.
Di semifinal Maria akan bertemu dengan pemenang Zhang Ning yang berhasil mengatasi Pi Hongyan (FRA) dengan rubber set 21-8 19-21 dan 21-19. Ini merupakan ulangan Djarum Indonesia Open Super Series 2008 yang waktu itu dimenangkan oleh Maria Kristin.
Saya percaya Maria akan mampu mengatasinya dan terus melaju ke final. Maria Kristin Yulianti dara kelahiran Tuban 23 tahun silam, harapan baru bagi Indonesia, khususnya bagi sektor putri yang sering dipandang mata. Inilah era kebangkitan sektor Putri.
Go Maria Kristin!!
Subscribe to:
Posts (Atom)