Wednesday, November 8, 2023

 


JUDUL FILM        : SELAMAT TINGGAL MASA REMAJA

SUTRADARA       : FRANK RORIMPANDEY

PRODUKSI           : PT. EXOTICS FILM

TAHUN PROD    : 1980

JENIS                     : FILM REMAJA

PEMAIN               : RANO KARNO, ITA MUSTAFA, SOEKARNO M NOOR,  KIKI MARIA, TUTI KIRANA, MANGARA SIAHAAN, CHARLIE SAHETAPY

 

 

Erna (Ita Mustafa) adalah teman dekat Fitria yang selalu menjadi teman curhatnya.

Sementara itu papa Fitria (Soekarno M. Noer) merasa tidak suka melihat kedekatan Andika dengan Fitria. Sedangkan Papanya lebih setuju kalau Fitria berhubungan dengan Seto yang memang telah di tunangkan. Papanya bahkan melarang teman-teman laki-lakinya untuk datang kerumahnya termasuk Andika yang paling tidak disukai. Meski Andika adalah bintang pelajar, akan tetapi tetap saja tidak disukai. Sedangkan Seto seorang calon dokter di Bogor, meski kerap di cuekin oleh Tria demikian panggilan akrab Fitria, akan tetapi disikapinya secara dewasa oleh Seto.

Seto meski jauh-jauh datang dari Bogor, akan tetapi meski bisa ketemu dengan Tria, akan lebih sering di cuekin, dan ditanggapi dingin oleh Tria. Diwaktu yang sama Soni menelpon Tria yang diterima oleh papanya, tapi sayang sekali ketika sedan g memberitahukan kalau Tria sudah tunangan, Soni sedang tidak mendengarkan, sehingga sia-sia pula penjelasan papa Tria. Sedangkan Seto buru-buru pulang ke Bogor setelah merasa di cuekin oleh Tria.

**********

Sementara itu Tria tidak masuk sekolah karena sakit. Bersama dengan Erna, Andika datang menengok Tria dirumahnya. Sementara itu Soni juga diam-diam ikut datang kerumah Tria, akan tetapi melihat Andika ada di teras rumah Tria, Soni terlihat cemburu pada Andika dan mengurungkan niatnya untuk menengok Tria.  Kedatangan Andika dirumah Tria, diketahui oleh papanya dan Tria dimarahin karena Tria sudah dilarang untuk tidak berteman dengan Andika. Watak papanya yang keras, ternyata tidak didukung oleh mamanya. Sehingga sering kali bersalah paham soal teman-teman laki-laki Tria yang dilarang datang kerumahnya.

Andika belum tahu kalau Tria sudah bertunangan, sehingga Andika berkirim surat untuk mengungkapkan perasaanya yang salama ini dipendam yang dititipkan melalui Erna. Tria terdiam dan gelisah karena mendapatkan surat cinta dari Andika karena bingung akan menjawab apa. Tria pun menjawab surat Andika dan mengungkapkan perasaannya pada Andika yang juga mengaguminya. Setelah membaca surat jawaban dari Tria, Andika lemas. Sedangkan Soni yang mengetahui Tria telah mengirim surat dari Tria, Soni mencari Andika dan menganggap Andika telah merebut Tria darinya, karena Soni menganggap bahwa dialah yang pertama mencintai Tria. Akhirnya Soni dan Andika berkelahi hanya karena rebutan Tria.

Sedangkan Andika kecewa terhadap Tria, karena ia tidak tahu kalau Tria telah ditunangkan. Sedangkan Soni yang biasanya cemburu terhadap Andika menjadi berbaikan dengan Andika. Setelah pengumuman kelulusan tiba, Tria dan Seto akhirnya menikah. Akan tetapi Andika tidak datang dalam pesta pernikahannya.

************

Setelah menikah, Tria bertemu dengan Erna, dan terbongkarlah apa yang selama ini tidak diketahui Tria. Bahwa surat yang diberikan oleh Erna sebenarnya adalah buatan Erna, demikian juga sebaliknya jawaban untuk Andika juga telah diganti oleh Erna. Akan tetapi meski kecewa, Tria tetap tidak menyalahkan tindakan yang telah dilakukan oleh Erna.

Tria akhirnya pindah ke Bogor mengikuti suaminya yang praktek dokter disana.

******

Secara keseluruhan, film ini sih datar-datar saja, meski acting dari para actor pendukungnya tidak diragukan lagi, akan tetapi konflik yang di bangun datar-datar saja.

 

JOICE ERNA DALAM FILM "NENEK LAMPIR"

 


Judul Film            : Nenek Lampir

Sutradara            : Bahrun Halilintar

Produksi              : Japos Film

Tahun Produksi : 1987

Pemain                 : Connie Sutedja, Joice Erna, Jamal Mirdad, Septian Dwi Cahyo, Zainal Abidin, Grace Suwandi, Lucy Susana.

Sinopsis :

Sejak kedatangan Nenek Rusmini (Connie Sutedja) keadaan rumah Erick (Septian Dwi Cahyo) timbul banyak keanehan. Nenek Rusmini yang biasanya ramah dan ceria berubah menjadi pendiam dan pandangannya tajam.  Keanehan sering terjadi di rumah tanpa di sadari oleh semua penghuni rumah tersebut. Dari Angin yang berdesis, Kran air nyala sendiri, maupun pintu yang diketuk tanpa tahu siapa yang mengetuk. Kedatangan nenek Rusmini kerumah Erick cucunya tersebut adalah untuk merayakan ulang tahunnya yang telah direncanakan.

Angga Pramudibya (Jamal Mirdad) adalah seorang penyanyi terkenal yang mempunyai kekasih bernama Riswanti cucu dari nenek Rusmini. Kedekatan dan kemesraan Angga dan Riswanti membuat cemburu Iwan temannya. Sehingga dalam suatu kesempatan Iwan berusaha memperkosa Riswanti dihadapan Angga dan teman-temannya. Disaat itulah muncul bayangan yang mencekik Iwan hingga mati seperti di terkam siluman. Luka dilehernya menganga.

Kejadian aneh ini membuat seorang wartawan bernama Andi berusaha mencari tahu tentang penyebab kematian Iwan, termasuk mencari keterangan dengan Angga Pramudibya. Anggapun ingat akan sosok makhluk yang telah membunuh Iwan seperti sosok neneknya Riswanti. Setelah mengetahui keterangan dari Angga, Andipun bergegas kerumah Riswanti. Kedatangan Andi dirumah Riswanti membuat nenek Rusmini tidak suka. Akhirnya Andipun harus bernasib sama dengan Iwan yang mati setelah dicekik oleh makhluk aneh tersebut. Wartawan Andi mempunyai luka yang sama dengan Iwan.

Melihat dua kematian yang sama, Angga akhirnya menyimpulkan kalau pembunuhnya sama. Melalui bosnya, Angga berusaha mencari seorang kyai yang dianggap bisa mengatasi pembunuhan tersebut, karena secara tidak langsung Angga juga ketakutan karena wartawan yang meninggal tersebut mendapatkan beritanya dari Andi.

****

Hingga saat ulang tahun pun tiba. Pak Dhe(Zainal Abidin) bersama istri datang kerumah Erick, namun perlakuan nenek Rusmin terlihat berbeda dan itu dirasakan sekali oleh Pak Dhe, sehingga Pak Dhe pun mengusulkan untuk mencari orang pintar yang mengerti makhluk halus. Dalam perayaan ulang tahun tersebut, nenek Rusmini mengundang orang-orang pilihannya.

Keanehan yang terjadi membuat penasaran Pak Dhe dan menyuruh Angga untuk menghubungi orang pintar. Ditengah perjalanan Angga di ganggu oleh nenek Rusmini yang tiba-tiba muncul di mobil dan kemudian menghilang lagi. Dengan alas an mau  pulang kerumah, Angga berkata pada  nenek Rusmini ketika Ia ditanya olehnya, akan tetapi alas an Angga sudah diketahui nenek Rusmini yang memang sudah tahu maksud kepergian Angga. Sementara nenek Rusmini tidak jadi mengikuti Angga dan kembali ke rumah tempat pesta ulang tahunnya setelah tamu-tamu khusus yang diundang sudah datang semua. Tamu-tamunya merasa aneh karena merasa tidak kenal dengan nenek Rusmini. Dalam bayangan samar, tamu-tamu khusus tersebut melihat bayangan Jamilah (Joice Erna)didalam tubuh nenek Rusmini yang mengundangnya. Mereka kaget ketika melihat Jamilah, namun Jamilah berubah sosok kembali menjadi nenek Rusmini.

Sementara itu Angga berhasil menemukan rumah seorang Kyai dan setelah menjelaskan maksud kedatangannya, akhirnya Pak Kyai memutuskan menyuruh Angga untuk pulang duluan, sedangkan Ia kemudian akan menyusul. Di pesta ulang tahun yang sedang berlangsung, tamu-tamu undangan khusus nenek Rusmini ditemani oleh wanita-wanita cantik yang sebenarnya jelmaan dari nenek Rusmini. Satu-persatu mereka dihabisi oleh wanita-wanita jelmaan nenek Rusmini yang sebenarnya adalah Jamilah yang menyamar. Jamilah menuntut balas pada mereka karena merekalah yang telah membuat kematian Jamilah. Setelah berhasil menghabisi satu persatu nyawa mereka untuk menuntut balas, akhirnya Jamilah keluar dari tubuh nenek Rusmini. Dan tersisalah tubuh nenek Rusmini yang kaku tidak bernyawa, karena memang ia sudah mati sejak di dalam kereta api menuju rumah Erick. Nenek Rusmini meninggal dicekik oleh Jamilah yang mati penasaran dan kemudian tubuhnya di pakai oleh Jamilah yang digunakan untuk menuntut balas atas perlakuan empat lelaki yang telah memperkosa dan membunuhnya.

Di akhir kisah, seperti biasa film-film setan Indonesia, akhirnya Jamilah ditaklukkan oleh seorang Kyai setelah terlebih dahulu harus beradu kesaktian.

Ada yang tertarik mau nonton?. Dengan judul Nenek Lampir, pasti orang akan teringat dengan serial Sandiwara Radio Misteri dari Gunung Merapi. Padahal ini tidak ada sangkut pautnya sama sekali. Terus di film tersebut yang dimaksud nenek lampir juga gak ada, karena tidak ada satupun yang memanggil atau dipanggil sebagai lampir…. Hehehe. Tapi lumayan lah

 

 

Monday, November 6, 2023

FARADILLA SANDY DALAM FILM " RATAPAN ANAK TIRI 2"

 


Judul Film            : Ratapan Anak Tiri 2

Karya                     : Sandy Suwardi Hassan

Produser             : Alex Dial

Sutradara            : Sandy Suwardi Hassan

Produksi              : PT. Matari Artis Jaya Film

Tahun Produksi : 1980

Pemain                 : Soekarno M. Noor, Faradilla Sandy, Faraumaina Sandy, Cok Simbara, Robby Sugara, Paula Rumokoy, Fachrul Rozy

 

Sinopsis

Ratapan Anak Tiri 2 adalah sekuel dari Ratapan Anak Tiri yang mendapatkan sambutan luar biasa dari penonton dan juga prestasi yang di dapatkan. Siksaan, kepedihan, hinaan dan penderitaan tertumpah untuk selamanya bagi anak tiri menjadi daya tarik tersendiri bagi ratapan anak tiri.

Diratapan anak tiri kedua ini Faradilla Sandy kembali berakting dengan baik. Pemain di ratapan anak tiri dua ini juga berganti.Ningsih tidak lagi diperankan oleh Tanti Yosepha. Soekarno M. Noor  masih di percaya sebagai pak Yuwono, sedangkan Faradilla Sandy masih berperan sebagai Susi. Adegan di mulai dengan mereview kembali film Ratapan anak Tiri 1. Adegan-demi adegan diingatkan kembali. Begitu juga dengan lagu Ratapan Anak Tiri yang menyayat hati sebagai soundtrack yang ikut menambah suasana penonton kian larut dalam duka.

Susi (Faradilla Sandy) setelah ditinggal mati oleh Ibu kandungnya kemudian menyusul kakaknya Netty yang juga meninggal dengan membawa duka yang lara bagi Susi. Kematian Netty menyebabkan pukulan tersendiri bagi Susi. Susipun telah mempunyai seorang adik bernama Umi(Faraumaina Sandy). Sementara Ibu Tirinya, Ningsih setelah kehadiran anak kandungnya memperlakukan Susi seperti pembantunya. Sementara Pak Yuwono (Soekarno M. Noor) sedang terbaring di rumah sakit tanpa pernah ada yang menengoknya kecuali Susi. Istrinya, Ningsih dan Umi juga tidak pernah menengok Pak Yuwono di Rumah Sakit.

Umi menjadi anak kesayangan Ningsih, sehingga Susi selalu diperlakukan berbeda olehnya. Hal ini membuat Umi sering membela Susi kakaknya, akan tetapi jika diketahui Ningsih, maka Susilah yang akan kena marah. Susi sering diberikan makanan dengan lauk seadanya, sementara Umi diberikan lauk dengan daging dan susu.  Tapi seringkali Umi memberikan makanan kepada Susi secara sembunyi-sembunyi tanpa diketahui Ibunya, karena Umi sayang sekali dengan kakaknya.

Perbuatan Umi yang menaruh Anggur di bawah serbet yang sebenarnya diperuntukkan untuk Susi diketahui oleh Ibunya. Ningsih marah besar terhadap Susi, bahkan Susi akhirnya juga dilarang untuk mengikuti les yang diadakan oleh gurunya. Sedangkan Susi dirumah menjadi pembantu dengan memberesi meja makan, membersihkan rumah, akan tetapi Susi tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya bisa menangis saja.

*****

Susi tidak masuk sekolah, sehingga membuat gurunya (Cok Simbara) menjadi bertanya-tanya. Akhirnya ia menyuruh Reno untuk kerumah Susi menanyakan kabarnya. Reno(Fahrul Rozy) adalah teman sekelasnya  yang mencintai Susi akan tetapi ditolak oleh Susi.  Kesempat an ini tidak disia-siakan oleh Reno. Sesampai di rumah Susi, Reno masuk diam-diam dan menghabiskan semua makanan yang ada dirumah Susi. Sementara Susi sedang mandi. Ningsih dan Umi sedang pergi ke suatu acara.

Akibat perbuatan Reno, keadaan rumah menjadi berantakan.  Umi yang sedang mandi tidak berani keluar dari kamar mandi, sementara Reno berpesta pora sambil menghabiskan makanan yang ada dirumah sambil menunggu Susi dari kamar mandi. Mengetahui Susi tidak keluar dari kamar mandi, akhirnya Reno pun pulang. Akan tetapi perbuatan Reno diketahui oleh Ningsih dan menuduh susi telah memasukkan teman lelakinya ketika ia tidak berada dirumah. Susi pun kena marah. Akan tetapi Ningsih terjatuh ketika sedang meluapkan kemarahan ke Susi akibat ia menginjak kulit pisang yang dibuang ke lantai oleh Reno. Ningsih pingsan, dan susi memanggil dokter tetangganya.

Merasa sering diperlakukan kasar dan tidak adil dirumah, akhirnya ketika Ningsih sedang pingsan, Susi kabur dari rumah. Melihat kakaknya pergi dari rumah, Umi yang juga merasa tidak tahan dengan perbuatan Ibunya pun berusaha ikut pergi dengan Susi, akan tetapi Susi menolaknya. Susi pergi tanpa tujuan, ia hanya mengikuti kemana langkah kakinya. Sedangkan Umi yang ditolak oleh Susi pergi akhirnya memutuskan untuk pergi sendiri. Melihat kegigihan Umi, akhirnya Susi bersedia pergi berdua dengan Umi.  Orang pertama yang didatangi setelah kabur dari rumah adalah ayahnya yang sedang terbaring dirumah Sakit. Untuk ongkos perjalanan, Susi menjual bajunya kepada tukang Koran yang dibayar sangat murah.

Setelah menjual bajunya, Susi menemui ayahnya, akan tetapi Umi ditinggal di luar karena takut ketahuan oleh ayahnya yang tentu akan menimbulkan pertanyaan. Susi tidak mau memberitahu keadaanya karena takut ayahnya sakit lebih parah. Setelah dari Rumah sakit, Susi ketempat seorang temannya, Ani untuk menumpang sementara. Akan tetapi Umi tidak kerasan disana. Akhirnya Umi pergi lari dari rumah Ani seorang diri tanpa tau tujuannya. Untuk makan Umi menjual apa saja yang melekat di badannya termasuk emas yang dijual dengan sangat murah. Mengetahui adiknya pergi, Susi berusaha mencari Susi kesana kemari, akan tetapi belum menemui hasil. Sedangkan tujuan Umi yang pertama adalah kerumah sakit Carolus dimana ayahnya di rawat. Seorang diri dengan menggunakan sisa penjualan emas, akhirnya Umi sampai ke Rumah Sakit. Sesampai dirumah Sakit Umi tidak menemukan Ayahnya, akhirnya Umi pun kembali pergi mencarinya.

Susi yang berusaha mencari Umi, ditengah perjalanan bertemu dengan Ningsih. Ningsih marah pada Susi karena Susi berani melawan. Susi merasa Ningsih tidak berhak memarahinya, karena penderitaan selama ini sudah cukup. Dan susi juga tidak pernah merasa di tolong oleh Ningsih, karena kehidupan Susi adalah murni hasil penjualan perhiasan mendiang Ibunya tanpa pernah ditolong sepeserpun oleh Ningsih. Akhirnya Susi dan Umi pun bertemu.

Sedangkan di akhir kisah, Ningsih dan Yuwono terlibat perkalahian yang menyebabkan keduanya akhirnya pun harus kehilangan nyawa. Setelah sebelumnya Yuwono membongkar kebusukan Ningsih, Yuwono akhirnya mengetahui kalau kematian Netty kakak Susi adalah mati secara mengenaskan karena keracunan yang dilakukan oleh Ningsih. Yuwono mempunyai bukti kalau Ningsihlah yang meracuninya, akan tetapi ketika sedang berebutan bukti tersebutlah, akhirnya keduanya sama-sama meninggal secara mengenaskan

****

Ratapan Anak Tiri 2 masih melanjutkan kesedihan yang sama dengan Ratapan Anak Tiri 1, akan tetapi disini penonton akan di suguhi dengan keberanian Susi melawan ketidak adilan Ningsih selama ini. Film ini juga bisa dikategorikan film musical, karena di film ini bertabur lagu-lagu yang di nyanyikan. Juga munculnya Mus Mulyadi sebagai penyanyi di film ini juga menambah suasana film ini lebih hidup, walaupun kalau boleh jujur, hadirnya lagu-lagu yang ditampilkan secara utuh cukup mengganggu jalan cerita.

 

 

FARADILLA SANDY DALAM FILM "RATAPAN ANAK TIRI "

 


Judul Film            : Ratapan Anak Tiri (1)

Skenario              : Sandy Suwardi Hassan

Sutradara            : Sandy Suwardi Hassan

Pemain                 : Soekarno M. Noor, Tanty Yosepha, Faradila Sandy, Bambang Irawan, Dewi Rosaria Indah, Tatiek Tamsil.

Produksi              : PT Serayu Agung Jaya Film

Tahun Produksi : 1973

Sinopsis :

Yuwono (Soekarno M. Noor) ditinggal pergi oleh istrinya (Tatiek Tamsil) untuk selama-lamanya setelah melahirkan anak ketiganya.  Setelah sebelumnya dilarang untuk hamil lagi yang ketiga kalinya oleh dokter karena memang membahayakan nyawa ibu dan anaknya. Akibat melanggar larangan dokter,  ketika melahirkan anak ketiga, keduanya pun meninggal. Meninggalnya istri tercinta menyebabkan Yuwono terpukul sekali, apalagi ia mempunyai dua orang anak yang masih membutuhkan kasih sayang ibunya. Netty (Dewi Rosaria Indah) dan Susi (Faradilla Sandy) begitu kehilangan sekali dengan ibunya yang sudah meninggal.

Adalah Ningsih (Tanti Yosepha) seorang wanita kantoran yang juga bawahan Yuwono yang telah mencuri hati anak-anak Yuwono dengan kebaikan dan kelembutannya bagaikan seorang Ibu. Meski dilarang oleh atasannya karena Ningsih bukanlah sosok yang baik bagi anak-anaknya, akan tetapi Yuwono akhirnya menikahi Ningsih.  Akhirnya Ningsih pun resmi menjadi istri Yuwono. Di awal kehidupan keluarga tersebut sangat harmonis dan begitu manis. Yuwono menjalankan perannya sebagai suami demikian pula dengan Ningsih yang menjadi ibu dari anak-anaknya menjalankan perannya dengan sangat manis.

Hingga suatu ketika tragedy itupun terjadi. Yuwono dituduh menggelapkan uang perusahaan sebesar 14 juta hingga akhirnya Yuwono di penjara. Sebenarnya Yuwono tidak pernah melakukan perbuatan ini, akan tetapi penggelapan ini dilakukan oleh Harun (Bambang Irawan) yang sebenarnya mencintai Ningsih.  Begitu mengetahui suaminya di penjara, Ningsih berusaha sabar dan tetap manis sikapnya dengan kedua anak Yuwono. Akan tetapi Harun bermain di air keruh. Dengan rayuan-rayuannya akhirnya Harun mampu kembali mengambil hati Ningsih, keduanya pun terlibat dengan perselingkuhan, sekaligus Harun menghasu Ningsih bahwa ia hanya menjadi babu bagi anak-anak Yuwono.

Atas hasutan-hasutan Harun, Ningsih pun berubah pikiran dan sifat aslinyapun kelihatan. Pembantunya (Roldiah Matulessy) di pecat, dan peran-peran keluarga seperti mengepel, mencuci piring dan sebagainya menjadi tugas kakak beradik Netty dan Susi. Keduanya sering di marahin, di pukul, bahkan sering sekali makan dengan nasi sisa. Tak jarang pula Netty dan Susi sering tidak makan, karena untuk itu mereka harus kerja sendiri. Setiap kesalahan kecil selalu menjadi bencana bagi keduanya. Bahkan tak jarang keduanya tidak bisa masuk rumah karena pintunya dikunci dari luar, ketika Ningsih dan Harun sedang pergi. Terpaksa keduanya menunggu diluar pintu pagar, atau bahkan tidur di luar rumah. Sementara Ningsih dan Harun asyik dengan perselingkuhannya, dan tidak peduli dengan keadaan anak tirinya.

Dipenjara, Yuwono selalu bertanya kepada petugas sipir karena tidak ada yang menengoknya. Hingga suatu hari, Yuwono kaget karena tiba-tiba kedua anaknya tiba di penjara dan mengadukan kejadian yang telah menimpa mereka. Netty dan Susi lari dari rumah setelah disuruh tidur diluar, sementara Ningsih dan Harun pergi asyik bersuka ria. Mengetahui keadaan anak-anaknya, Yuwono meminta tolong kepada petugas sipir penjara untuk menjaga anaknya. Walau dengan senang hati petugas tersebut bersedia menolong, akan tetapi Netty dan Susi lebih memilih untuk lari dan tidak mau diasuh olehnya.

Kehidupan dijalanan yang keras harus dialami oleh Netty dan Susi. Tidur di emper-emper toko, berjalan dengan disertai malam dan hujan tanpa tujuan yang pasti, hingga akhirnya Susi jatuh sakit ketika sedang tidur di pinggir jalan. Badan susi panas, mengetahui adiknya sakit Netty berusaha mencari obat dan makanan, akan tetapi ketika Netty sedang pergi mencari obat, Susi yang sudah tidak tahan lagi dengan rasa laparnya akhirnya juga mencari makan sendiri. Akhirnya keduanya pun terpisah dan saling mencari satu dengan yang lain.

Yuwono akhirnya bebas, setelah pelaku yang sebenarnya Harun ditangkap dan dipenjara. Begitu bebas, Yuwono langsung menuju rumahnya, akan tetapi ia mendapati rumahnya sudah tidak berpenghuni dan ternyata memang sudah dijual oleh Ningsih dan Harun. Yuwono pun melangkah gontai mencari anaknya yang terpisah. Sementara Netty dan Susi yang sebelumnya terpisah, akhirnya pun bertemu kembali, keduanya saling berpelukan. Di akhir kisah, Yuwono dan kedua anaknya bertemu, mereka menangis pilu.

Sebuah Seri drama yang cukup membawa penontonnya ikut terbawa emosi yang di kembangkan oleh sang sutradara. Sutradara Sandy Suwardi Hasan berhasil membawa penontonnya untuk ikut terlibat emosi didalamnya. Ratapan Anak Tiri adalah salah satu film yang boleh dibilang film yang mengharu biru dengan kekerasan yang dialami oleh anak tiri akibat perlakuan ibu tirinya yang kejam. Sukses dengan Ratapan anak tirinya, film ini dibuat skuelnya dengan Ratapan Anak Tiri 2 dan Ratapan Anak Tiri 3. Kemampuan Acting Soekarno M. Noor sudah tidak diragukan lagi, akan tetapi di ratapan anak tiri 1 ini, lebih mengekspose betapa tidak enaknya mempunyai Ibu tiri. Sementara Faradila Sandy, bintang cilik yang berbakat dan aktingnya juga sangat alami sehingga mampu menambah nyawa film ini. Film ini juga tercatat sebagai peraih piala Majalah Junior FFI 1974 untuk pemeran cilik Faradila Sandy dan Piala GPBSI FFI 1974 untuk kategori film terlaris 1973-1974.

 

 

Wednesday, November 1, 2023

BARRY PRIMA DALAM FILM "SI JAMPANG"

 


Judul Film            : Si Jampang

Sutradara            : M. Abnar Romli

Produser             : Herman Dial

Produksi              : PT. Kanta Indah Film

Tahun                : 1993

Pemain                 : Barry Prima, Niena Karina, Yoseph Hungan, Rudy Wahab, Sutrisno Wijaya, Alex Sam Pribadi, Wingki Harun

Sinopsis Cerita:

Film ini diangkat dari komik Jampang Jago Betawi karya Ganes TH yang cukup popular kala itu, disamping juga film-film yang laku kala itu adalah film silat. Film ini mengambil setting jaman penjajahan Belanda yang juga diwarnai dengan penghianatan alias antek-antek Belanda. Jampang (Barry Prima) anak keturunan Haji Raigun adalah seorang jagoan betawi yang selalu membela kebenaran dan keadilan melawan penjajah Belanda.

Jampang jatuh hati pada Sari (Niena Karina) kembang desa yang sudah di jodohkan dengan Mandor Jung seorang lelaki tua kaya yang juga merupakan antek-antek Belanda. Orang tua Sari menjodohkan Sari dengan Mandor Jung  tanpa memperhatikan perasaan anaknya. Gayung pun bersambut, Sari juga suka terhadap Jampang. Karena merasa saling menyukai dan Sari dijodohkan oleh orangtuanya dengan Mandor Jung, akhirnya merekapun sering bertemu secara diam-diam.

Suatu ketika Mandor Jung dan Jampang terlibat duel karena Jampang membela Sari. Mandor Jung kalah dan melaporkannya pada Mayor Simon seorang Belanda, karena memang Mandor Jung adalah kaki tangannya Mayor Simon. Akhirnya orang suruhan Mayor Simon pun menyerang kediaman Jampang untuk membalas dendam. Perkelahian tidak terhindarkan, dan orang-orang Mayor Simon kalah. Sementara itu Mandor Jung juga akhirnya mati setelah berkelahi dengan Jampang. Melihat Jampang yang melakukan orang-orang Mayor Simon tidak tinggal diam, mereka mengejar Jampang dan berhasil menembak Jampang. Salah seorang anak buah Mayor Simon, Ibnu (Yoseph Hungan) akhirnya melepaskan Jampang setelah mengetahui kalung yang dipakai oleh Jampang. Pengejaran selalu di lakukan akan tetapi Jampang berhasil lolos meski dengan kondisi terluka.

Di tempat lain, Carolina seorang keturunan Belanda pacar Ibnu dibunuh dalam suatu perampokan. Inspektur Frans memberikan bukti yang ditinggalkan oleh pelaku berupa potongan kalung. Melihat bukti yang tertinggal akhirnya Ibnu menduga bahwa itu adalah perbuatan Jampang dan Ia marah sekali dibuatnya karena telah membunuh kekasihnya.

********

 

Jampang dalam kondisi terluka dan pingsan di tolong oleh keluarga Zakia dan Babenya. Akan tetapi akhirnya Zakia dan Babenya dibunuh oleh Inspektur Frans anak buah Mayor Simon ketika sedang melakukan pencarian Jampang. Mengetahui Zakia dan Babenya mati mengenaskan, akhirnya Jampang menuntut balas pada Belanda.  Jampang berhasil membunuh Inspektur Frans.  Hal ini menyebabkan kemarahan tersendiri bagi Mayor Simon. Akhirnya Ibnu diangkat untuk menggantikan Inspektur Frans.

Dengan kekuasaanya sekarang, Ibnu akhirnya  menyuruh anak buahnya untuk mencari Jampang kemana-mana. Akhirnya Ibnu dan Jampang pun bertemu dan berkelahi. Ibnu dendam setelah mengetahui Caroline dibunuh Jampang, padahal Jampang tidak pernah mengetahuinya, itu adalah fitnah dari inspektur Frans. Duel keduanya akhirnya dimenangkan oleh Jampang, dan Ibnu terbunuh, Di Akhir kisah diketahui kalau Ibnu sebenarnya adalah adik kandung Jampang, setelah Jampang berhasil mempersatukan kalungnya dan kalung yang dipakai Ibnu.  Namun nasib berkata lain, Ibnu mati ditangan Jampang dalam kondisi sebagai penghianat.

Film ini sih betawi banget karena memang mengambil setting dari Betawi.  Namun demikian, meski ceritanya secara keseluruhan terlihat biasa-biasa saja, akan tetapi konflik yang dibangun lumayan membuat penontonnya menatap terus layar, tentunya penonton jadul heheh…..

 

 

JOHAN SAIMIMA DALAM FILM "KERIS KALAMUJENG"

 

Keris Kalamujeng

Judul Film            : Keris Kalamujeng

Produser             : NY Leonita Sutopo

Produksi              : Inem Film

Tahun Produksi                 : 1984

Sutradara            : L Sudjio

Pemain                 : Johan Saimima, Avent Christie, Tuti Wasiat, Lina Budiarti, Zaitun, Tanaka, Benny Gaok, Adang Mansyur, Djuhari Effendi, Zulmainy

 

Sinopsis Film :

Raden Said (Johan Saimima) adalah putra Bupati Tuban, karena tidak tahan melihat kebatilan yang terjadi di muka bumi, akhirnya Raden Said mencari sebuah padepokan untuk berguru. Ditengah perjalanan mencari padepokan, Raden said bertemu dengan seorang kakek yang sedang diejek oleh anak-anak kecil yang segera di tolongnya. Raden said menceritakan keadaanya, hingga kakek yang telah ditolongnya akhirnya mengajaknya kesebuah padepokannya di lereng gunung. Raden Said diperkenalkan dengan Citra cucunya yang langsung mengujinya dengan beradu ilmu olah kanuragan. Akan tetapi menghadapi seoang wanita saja, Raden said tidak mampu dan kalah. Sehingga akhirnya Raden said diterima sebagai muridnya dan sering berlatih dengan Citra.

Ilmu Raden Said meningkat tajam, hingga pada suatu hari ketika sehabis berburu Raden Said dan Citra di hadang oleh gerombolan yang akan memperkosa Citra, namun berkat ilmu yang sudah di galinya, Raden Said berhasil menumpas para pemerkosa tersebut. Raden Said dan Citra yang diam-diam saling mencintai akhirnya berhasil melewatinya. Setelah ilmu sudah di dapatkan dari padepokan dimana Citra dan Kakeknya tinggal, akhirnya Raden Said dipersilahkan oleh Kakek gurunya untuk meninggalkan padepokan dan meneruskan perantauan untuk menumpas kejahatan. Raden Said berubah namanya menjadi Ibro, nama yang diberikan oleh kakek gurunya.

Dalam perjalanan mengembaranya, ditengah perjalanan Ibro mendapati seorang bangsawan sedang dirampok, dan akhirnya Ibro berhasil menumpas para perampok. Melihat kehebatan Ibro bangsawan tersebut yang ternyata seorang Bupati akhirnya mengambil Ibro sebagai pengawal pribadinya. Istri bupati tersebut mempunyai seorang selingkuhan seorang perawat kuda bernama Gambang Sangkan, akan tetapi terhadap Ibro ternyata juga menaruh hati. Hingga suatu hari ketika Ibro sedang diajak oleh Bupati untuk untuk berburu badak, akan tetapi keris pusaka yang biasa menyertai kanjeng bupati tertinggal di kabupaten. Akhirnya Ibrolah yang disuruh mengambil. Sesampai di kamar istri Bupati, Ibro mendapati suara-suara mendesah antara istri kanjeng bupati dengan selingkuhannya Gambang Sangkan. Akan tetapi Ibro akhirnya memberanikan diri untuk mengetuk pintu. Melihat Ibro yang datang, Istri sang bupati yang memang sedang bernafsu akhirnya meminta Ibro untuk melayaninya, akan tetapi Ibro menolaknya. Penolakan Ibro membuat Istrinya marah besar, dan kalung yang dipake Ibro di rebutnya. Akhirnya Ibro dipersilahkan mengambil keris dan menyerahkannnya pada kanjeng Bupati.

*****

Selepas berburu, kanjeng Bupati pulang dan menemui istrinya. Akan tetapi mendapati istrinya uring-uringan akhirnya kanjeng bupati menanyakan perihal yang sedang melanda istrinya. Akhirnya istrinya memfitnah Ibro, kalau ia telah mengganggunya. Hukuman pun diberikan kepada Ibro dengan hukuman penggal yang akan dilakukan oleh Algojo. Dan Ibrolah orang yang mengantarkan langsung surat yang ditujukan kepada algojo untuk memenggal orang yang membawa surat tersebut.

Ditengah perjalanan Ibro dihadang oleh Gambang Sangkan dan surat tersebut berhasil di rebut olehnya dan di serahkan pada algojo yang juga ayahnya. Apadaya, maksud hati membunuh Ibro tapi ternyata Gambang Sangkan yang terbunuh duluan. Mengetahui Gambang Sangkan mati dipenggal, akhirnya perselingkuhan istri bupati terbongkar setelah ia mengakui sendiri, dan kanjeng bupati marah besar karena telah dibohongi dan ia tidak lagi mengetahui keadaan Ibro. Ibro melanjutkan perjalanan.

Dalam pengembaraan kali ini Ibro bertemu dengan seorang Kyai yang resah dengan sepak terjang warga sekitar yang telah melupakan ajaran Tuhan, sehingga bencana kerap melanda desa tersebut yang berdekatan dengan pantai. Beberapa kali warganya jatuh dan mati di pantai. Seorang janda kembang bernama Harni menjadi rebutan warga sekitar, dan berhasil memikat laki-laki yang melihatnya. Melihat sepak terjang Harni yang mempunyai pesona luar biasa, akhirnya membuat marah Ratu Pantai Selatan (Tuti Wasiat) karena merasa Harni telah menjadi saingannya. Akhirnya Ratu pantai selatan merasuk ketubuh Harni dan membunuh setiap laki-laki yang telah menidurinya di pantai selatan. Sehingga beberapa kali terlihat mayat terdampar di pantai selatan. Orang-orang desa mengira Harnilah pembunuhnya karena setiap laki-laki yang bersama Harni pasti akan menemui nasib yang sama, sehingga warga desa bermaksud member hukuman dengan membakar Harni.

Harni diselamatkan oleh pak Kyai dan meluruskan kalau pembunuhnya bukanlah Harni.  Hal ini menyebabkan marah Ratus Pantai Selatan dan mengutus anak buahnya untuk membawa Ibro ke Ratu Pantai Selatan dengan menyamar sebagai Harni. Penduduk yang melihat Harni membawa Ibro ke dasar laut, akhirnya melaporkannya pada pak Kyai, akan tetapi mereka kaget karena Harni sedang berada di rumah pak Kyai. Sementara Ibro sesampai di istana Ratu Pantai Selatan ia diterima oleh Ratu Pantai Selatan dan mengajak Ibro untuk membangun kerajaan Samudra dengan menjadi suaminya. Ratu Pantai Selatan pun tahu asal usul Ibro yang bernama Raden Said tersebut. Ajakan untuk membangun kerajaan Samudra disetujui Ibro dengan syarat tidak melakukan hubungan suami istri selama 40 hari.

Sementara itu di daratan sang Kyai memberikan bisikan ke Ibro melalui tenaga dalamnya untuk mengambil pusaka milik ratu pantai selatan yang berwujud ular. Akhirnya diambillah ular tersebut yang kemudian berubah menjadi sebuah keris bernama kalamujeng. Pusaka  itulah yang digunakan oleh Ibro untuk menghabisi Ratu Pantai Selatan.

******

Film produksi 1984 ini cukup membawa kita bernostalgia, setidaknya karena jika disbanding dengan jaman sekarang, film-film silat klasik sudah tidak ada lagi. Bagus untuk ditonton dan berusaha mencintai negeri sendiri karena ciri khas Indonesia salah satunya adalah ilmu silat.

 

Thursday, October 26, 2023

BARRY PRIMA DAN EVA ARNAZ DALAM FILM "SERBUAN HALILINTAR"


 

JUDUL FILM                        : SERBUAN HALILNTAR

SUTRADARA                       :  ARIZAL

SKENARIO                           : DEDDY ARMAND

CERITA                                  : DJAIR

PRODUSER                          :  DHAMOO PUNJABI – RAAM PUNJABI

PRODUKSI                           :  PARKIT FILM

TAHUN                                 : 1982

JENIS                                     : FILM SILAT HOROR

PEMAIN                               : BARRY PRIMA, DICKY ZULKARNAEN, EVA ARNAZ, WD MOCHTAR, HERMAN PERO, EDDY S JONATHAN, DARUSSALAM, ENNY BEATRICE, MALINO DJUNAEDY, MATHIAS AGUS, SUPRANTA

SINOPSIS :

Kisahnya seputar perebutan kepala Desa dan Harta Warisan milik Pak Hamid oleh Gundar. Pembunuhan dengan Bibit Pati, sebuah Pil maut yang apabila di minum dan bercampur dengan kotoran dalam perut makhluk hidup  maka akan tumbuh menjadi akar dan korbannya akan mati mengenaskan .  Bibit Pati di dapat Gundar (WD Mochtar) setelah ia membunuh gurunya dan kakinya buntung sebelah setelah gurunya menyabetkan golok sebelum tewas. Kejahatan-kejahatan yang terjadi di Desa Kulon yang di pimpin oleh Pak Hamid mulai tercium sehingga pak Hamid menyuruh adiknya, Harun seorang polisi untuk datang ke desa tersebut.

Untuk memperlancar aksinya, Gundar menyuruh Gumilar (Dicky Zulkarnaen) untuk membunuh Pak Hamid (Darussalam). Gumilar datang ke rumah Pak Hamid dan menaruh pil pati secara diam-diam pada kopi yang di hidangkan oleh Dayat keponakannya. Tanpa sadar Pak Hamid meminum kopi yang telah di bubuhi bibit pati. Maka tak berapa lama, Pak Hamid pun tewas dengan perut keluar akar berdarah yang sangat mengerikan.

Sementara di perjalanan Yulia (Eva Arnaz) dan Harun pamannya yang merupakan adik dari Pak Hamid sedang dalam perjalanan menuju desa Kulon namun mogok di tengah jalan. Ketika mobilnya mogok datanglah Hendra (Barry Prima) yang menawarkan bantuan untuk memanggil penduduk.  Keberadaan Harun dan yulia sudah di intai oleh anak buah Gundar. Ditengah-tengah kelengahan mereka yang mobilnya mogok, anak buah Gundar memasukan bibit pati pada makanan yang di bawa oleh Yulia. Akhirnya ketika mereka memakannya, Harun harus tewas secara mengenaskan dengan keluar akar yang berdarah dari perutnya. Harun pun tewas.  Selama perjalanan menuju Desa, Yulia dengan di bantu oleh Hendra mendapatkan banyak rintangan. 

Kedatangan Hendra dan Yulia di sambut duka di rumah pak Hamid. Hendra adalah teman dari Dayat. Dengan permainan yang licin. Gumilar bertindak seolah-oleh ia berbelasungkawa karena mereka tidak bisa membuktikan tentang pembunuhan yang tidak masuk akal itu.

Kedatangan Hendra dan Yulia menjadi sebuah ancaman baru bagi Gundar, ia menyuruh Gumilar untuk menyingkirkan keluarga pak Hamid , termasuk Hendra karena dianggap menghalangi. Segala terror mereka lakukan untuk membunuh Hamid dan Yulia. Hingga akhirnya Dayat dan Yulia tertangkap oleh anak buah Gumilar. Mereka di ikat dan di masukan kedalam satu ruangan dengan muka Dayat yang sudah babak belur.

Gumilar dengan menenteng ular masuk ke ruangan dimana Yulia dan Dayat di sekap. Ia menyuruh anak buahnya untuk memberikan makanan pada Dayat dan Yulia. Karena lapar, akhirnya Dayat menyantap makanan dengan sangat lahap. Namun sayang sekali, ia tidak sadar kalau makanan tersebut sudah di beri bibit pati, Yulia yang melihat Dayat memakan hidangan yang diberikan tergiur untuk ikut memakannya, bersamaan dengan Yulia akan menyantap makananya, ia di larang Dayat untuk tidak memakannya, karena Bibit pati sudah bereaksi. Dayat akhirnya tewas dengan perut terburai keluar akar yang berdarah.

Di lain tempat, Hendra melaporkan kejahatan-kejahatan yang tejadi di desa Kulon pada komandan polisi. Tentang sebuah komplotan yang dialami oleh Hendra. Setelah Hendra melaporkan pada Komandan Polisi ia pulang dengan mengendarai motor trailnya. Namun di tengah perjalanan ia di hadang oleh anak buah Gumilar. Hendra akhirnya tertangkap dan di bawa ke markas komplotan dari Gumilar yang di pimpin oleh Gundar. Hendra digantung kedua kakinya dan disiksa ditempatkan di samping ruangan Yulia.

Yulia yang dalam kondisi terikat dibubuhi terasi oleh anak buah Gumilar dan di lepasliarkan pasukan hitam . Tikus tikus yang akhirnya mengerubuti tubuh Yulia. Sementara itu tanpa disadari di ruang sebelah Hendra berhasil melepaskan diri. Keadaan ini membuat kaget Gundar dan anak buahnya.

Akhirnya Hendra berhasil melepaskan Yulia dan membunuh satu demi satu anak buah Gundar. Gumilar akhirnya tewas ketika akan membunuh Yulia dengan gergaji namun atas pertolongan Hendra Yulia dapat di selamatkan dan Gumilar tewas oleh gergaji tersebut. Sementara Gundar adalah musuh yang di hadapi terakhir kali oleh Hendra, meski sulit untuk di lumpuhkan karena Gundar memeliki ilmu kebal. Namun ilmu kebalnya akhirnya dapat dilumpuhkan setelah Hendra melihat bambu yang merupakan salah satu media untuk melawan Ilmu kebal.  Gundar akhirnya tewas oleh bibit pati yang dimilikinya.

Yulia dan Hendra akhirnya dapat selamat setelah mendapatkan bantuan polisi yang datang pada saat yang tepat.

******

Film ini tayang perdana secara Internasional tahun 1979 dengan judul special Silencers

Wednesday, October 25, 2023

BARRY PRIMA DAN LYDIA KANDOU DALAM FILM "SRIGALA"

 


JUDUL FILM                        : SRIGALA

SUTRADARA                       :  SISWORO GAUTAMA PUTRA

SKENARIO                           : IMAM TANTOWI

CERITA                                  : SUBAGIO S

PRODUSER                          :  SABIRIN KASDANI

PRODUKSI                           :  RAPI FILM

TAHUN                                 : 1981

JENIS                                     : THRILLER

PEMAIN                               : BARRY PRIMA, RUDY SALAM, LYDIA KANDOU, SISCA KARABETY, S. PARYA, MIEKE WIJAYA, DORMAN BORISMAN

SINOPSIS :

Kisah berawal dari kedatangan tiga orang pemburu harta karun yaitu Caroko (S Parya), Tomy (Barry Prima) dan Johan (Rudy Salam) ke Situ Angsana yang terletak di hutan. Situ Angsana adalah situ tua yang sudah tidak terawatt lagi. Kedatangan ketiga orang tersebut adalah untuk mencari harta karun yang tersembunyi di dasar situ atau danau.  Sesampai di sebuah bangunan tua yang sudah tidak terawat dan banyak sarang laba-laba, mereka beristirahat sejenak sebelum memulai perburuan harta karun dengan kesepakatan yang di buat oleh Caroko dengan pembagian Caroko mendapatkan 50% dan sisanya Tomy dan Johan akan mendapatkan bagian masing-masing 25%.

Hari pertama penyelaman belum berhasil mendapatkan apa yang di cari di dasar danau Tomy dan Johan bertugas menyelam sedangkan Caroko bertugas menjaga di dalam perahu mesin.  Pencarian di lanjutkan di hari berikutnya. Saat Johan dan Tomy menyelam, dari kejauhan terlihat oleh Caroko 3 orang pecinta alam datang ke danau. Melalui lensa teleskop, Caroko melihat ketiga orang tersebut terdiri dari 2 orang wanita dan satu orang laki laki. Mereka adalah Ninan (Lydia Kandou), Hesty (Sisca Karabety) dan Pono (Dorman Borisman). Kedatangan mereka tentu saja mengusik misi yang di bawa oleh Caroko. Hingga akhirnya Caroko bersama Johan dan Tomy menghampiri ketiga pecinta alam tersebut dengan perahu motornya. Caroko berusaha mengusir mereka untuk pergi dan mengatakan tentang keangkeran danau dan hutan disekitarnya. Namun usahanya tidak berhasil. Nina pun terjun ke air hingga hampir tenggelam. Nina di tolong oleh Johan dan Tomy. Tanpa di sadari, kedatangan mereka di danau tersebut diawasi oleh sepasang mata dari kejauhan.

Akhirnya setelah ketiga pecinta alam tersebut berkenalan dengan Caroko dan kawan-kawan, Tomy dan Johan yang sudah jatuh hati pada Nina dan Hesty mengajak tinggal di sekitar tempat mereka menginap. Nina, Hesty dan Pono membuat tenda di sekitar rumah yang Johan dan tomy tempati. Meskipun mereka sudah berada pada tempat yang sama namun kegiatan yang di lakukan oleh Caroko masih di rahasiakan oleh mereka pada Nina dan kawan-kawan. Hingga pada suatu siang ketika ketika Caroko dan kedua temannya melanjutkan perncarian harta karun ke dasar danau, dari kejauhan tanpa sengaja Nina dan kawan-kawan melihat kegiatan mereka.  Tomy dan Johan mendapatkan sebuah peti harta karun dari dasar danau dan segera diangkat dengan di bantu oleh Caroko. Kemudian di bawa kedarat dan segera di buka. Namun ketika di buka bukanlah harta karun yang ada tapi sesosok mayat yang ada dalam peti. Melihat apa yang ada di depan mata dari kejauhan, Nina pun berteriak ketakutan. Hal ini mendapat respon Caroko untuk menenggelamkan kembali peti mati tersebut.  Tanpa di ketahui oleh mereka, sepasang mata yang selalu memperhatikan gerak gerik mereka pun hadir kembali.

Ketika malam tiba, hujan badai melanda sekitar perkemahan, Johan dan Tomy mengajak mereka untuk masuk kedalam rumah yang mereka tempati karena Caroko sedang kekota. Akhirnya Nina dan Hesty ikut dengan Johan dan Tomy sementara Pono menyusul kemudian setelah menolaknya.

Hujan yang begitu deras dan disertai angin membuat suasana makin mencekam. Malam-malah Johan diam-diam pergi ke danau . Sementara itu kondisi badai yang tak juga reda membuat Hesty ingin melepaskan rasa buang air kecil kebelakang. Dari sinilah terror di mulai. Hesty akhirnya tewas dengan mengenaskan ketika akan kencing.  Mengetahui Hesty tidak muncul-muncul akhirnya Pono di suruh untuk menyusul Hesty.  Maka segera Pono mencari Hesty kebelakang. Namun Pono pun harus mati secara mengenaskan di dalam mobil.

Mengetahui Hesty dan Pono belum kembali, Nina dan Tomy akhirnya menyusul merka, namun akibat badai yang tak kunjung reda, akhirnya mereka berpencar untuk mencari Pono dan Hesty.  Pertama-tama adalah Tomy yang mencari mereka namun ternyata juga tak kunjung kembali, maka Nina segera mencari mereka ditengah badai.  Segala tempat di cari tapi tidak ketemu, kemudian Nina menuju ke kemahnya. Dan Nina begitu kaget setelah mengetahui kalau Tomy juga tewas secara mengerikan.

Di luar sana, Caroko yang baru kembali dari kota pun akhirnya harus tewas secara mengenaskan setelah di tabrak dengan mobil oleh orang yang tak di kenal di tengah badai yang melanda.

Ketika tinggal Nina seorang, tiba-tiba muncullah Nyonya Hilda (Mieke Wijaya) ia memperkenalkan siapa dirinya. Ia adalah pemilik rumah tersebut setelah ia menikah dengan pemilik rumah tersebut yang seorang kolektor benda-benda antik dengan nilai koleksi yang tidak ternilai harganya. Namun Nyonya Hilda tidak bahagia karena ia hanya di anggap benda saja oleh suaminya. Hingga suatu hari ia mengadakan persekongkolan dengan Caroko untuk membunuh suaminya.  Akhirnya Caroko membunuh suami nyonya Hilda dan membuangnya ke dasar danau. Berkali-kali Caroko berusaha mengambil harta karun namun  berhasil di cegah.  Nyonya Hilda ingin menguasai harta dari suaminya.

Setelah menceritakan kisahnya, maka korban selanjunya adalah  Nina yang akan di bunuh oleh Nyonya Hilda. Nina terus berusaha lari namun terus dikejar oleh Nyonya Hilda. Akhirnya  perkelahian sengitpun berlangsung namunakhirnya dengan tekad yang kuat, Nina akhirnya berhasil membunuh nyonya Hilda. Akhirya Nina lari ke danau ditengah malam, dan ia mendapati mayat Johan di pinggir danau. Nina menaiki perahu untuk menghindari ketakutan di daratan yang telah menimpanya. Esok harinya Nina di selamatkan oleh warga dan kepolisian. Dan pihak kepolisian berterima kasih pada Nina karena misteri kematian suami nyonya Hilda yang tidak terungkap akhirnya pun terungkap akibat peristiwa tersebut.   

Pelajaran yang bisa diambil adalah keserakahan akan membawa bencana.

 

Sunday, October 22, 2023

SORAYA PERUCHA DALAM FILM "TAK SEINDAH KASIH MAMA"

 


Judul Film            : Tak Seindah Kasih Mama

Sutradara            : Has Manan

Pemain                 : Zoraya Perucha, Deddy Mizwar, Yan Cherry, Nani Wijaya, Mega Fitricia, Piet Burnama, Hanna Wijaya, Piet Pagau, Etty Sumiati, Wenty Anggraini, Darussalam

Produser             : Handi Muljono

Jenis Film             : Drama Keluarga

Produksi              : PT. Kanta Indah Film

Tahun                   : 1986

 

Sinopsis :

Nurhayati (Soraya Perucha) adalah seorang Ibu dengan empat anaknya, Asih(Wenty Anggraini), Ega (Mega Fitricia), Sakti(Sakti Harmukti) dan Ari(Yan Cherry). Suaminya (Deddy Mizwar ) telah meninggal ketika kecelakaan saat bekerja. Merasa beban hidup kian berat akhirnya Nur pindah ke rumah orang tuanya di kampung. Keadaan dan suasana di kampung cukup indah, akan tetapi rumah orangtuanya ternyata dijual oleh kakak Nur . Adi (Piet Pagau) adalah kakak Nur yang menikah dengan seorang kaya, akan tetapi perilaku Adi yang merasa kaya akhirnya berbuat sewenang-wenang dengan menjual rumah orang tuanya dimana Nur dan anak-anaknya tinggal.

Setelah beberapa hari di kampung, akhirnya Nur kembali ke Jakarta bersama Ega kerumah Pak Dhe dan bertemu dengan tante Leila , Pak Dhe adalah teman dari suami Nur.  Sesampai di Jakarta, Nur bertemu dengan lela yang langsung diantar ke dokter. Nur sendiri sudah tahu kalau dia sudah tidak berumur panjang lagi karena ia harus jangkok jantung dan paru-paru sekaligus. Akhirnya Lela menawarkan diri untuk mengasuh Ega anaknya. Akan tetapi maksud ini di tentang habis olah ayahnya. Akhirnya Nurhayati menjelaskan tentang penyakitnya pada ayahnya kalau ia mengidap penyakit jantung yang harus dilakukan cangkok jantung dan paru-paru sekaligus. Bahkan ia ditaksir hanya berumur satu tahun lagi hidupnya bahkan dapat meninggal sewaktu-waktu. Setelah mendengar penjelasan Nur, akhirnya ayahnya hanya bisa terdiam sedih dan tidak bisa berkomentar apa-apa.

Lela akhirnya datang kerumah ayah Nur di kampung untuk menjemput Ega. Melihat ada orang yang akan menjemputnya, Ega an Ari bersembunyi dan menolak diajak pergi oleh Tante Lela. Mereka tidak mau dipisahkan satu sama lain. Ega pun berusaha lari menghindarinya, dengan terpaksa Nur pun mengejarnya. Akan tetapi penyakitnya kambuh. Melihat mamanya kesakitan, akhirnya Ega luluh dan mau diajak dengan Tante Lela ke Jakarta.  Melihat anak-anaknya ada yang di asuh oleh orang lain, Adi marah-marah pada ayahnya, pak Muslim karena ia menuduh Pak Muslim tidak bisa mengasuhnya. Akhirnya Adi dan ayahnya bertengkar soal rumah dan Nur.

Nurhayati juga menjelaskan pada anak-anaknya khususnya Asih tentang keadaan yang sebenarnya. Satu-persatu anak-anak Nurhayati di titipkan ke orang-orang yang dipercaya oleh Nur untuk mengasuhnya melalui tangan Pak Dhe. Ari akhirnya dititipkan ke keluarga Om Theo(Piet Burnama). Meski awalnya Ari menolak, akan tetapi akhirnya Ari mau mengikuti kehendak mamanya untuk mau diasuh oleh Om Theo dan Tante Min. Nur mendapatkan seamplop uang dari Om Theo sebagai tanda kenang-kenangan, akan tetapi Nur menolaknya karena ia justru berterima kasih karena mau mengasuh anaknya. Nur melepas kepergian Ari dengan untaian air mata. Nur pun sering melamun membayangkan akan perkataan-perkataan almarhum suaminya.

Sakti akhirnya dipungut oleh keluarga seorang hartawan bernama Pak Surya. Sakti yang memang cakep dan lucu pintar sekali mengambil hati, sehingga membuat keluarga Pak Surya senang dan berbahagia. Selepas kepergian anak bungsunya, Nur sering melamun berdiam diri.  Pak Surya dan Bu Surya terlanjur sayang dengan Sakti karena kelucuannya. Akan tetapi anak sekecil itu tidak bisa membedakan baik dan buruk sehingga terkadang merepotkan. Untuk memperbaiki suasana di rumah pak Surya, akhirnya Nur menyuruh Asih untuk ikut tinggal di keluarga Surya. Karena hanya Asihlah yang bisa mengerti dan menyelamatkan suasana keluarga Surya akibat ulah Sakti. Pada awalnya Asih menolak perintah mamanya karena ia mengetahui keadaan Nur yang dalam kondisi sakit, akan tetapi akhirnya Asih pun mau menuruti Nur untuk tinggal bersama di rumah keluarga Pak Surya.  Asih selalu mengirim kabar ke Nur melalui rekaman suaranya. Meski Asih dan adik-adiknya mendapatkan perlakuan, baju yang bagus akan tetapi ia merasa tiada kasih yang seindah kasih mamanya. Mendengar suara Asih, Nur yang mendengarkan lewat kaset hanya bisa menangis haru. Demikian Juga Nur, Nurhayati akhirnya juga mengirimkan pesan melalui rekaman suaranya pada Asih agar dapat di dengarkan olehnya.

Sementara Pak Muslim ayah Nur menyusul Nurhayati kerumah Pak Dhe di Jakarta untuk mengajaknya pulang kampung. Akan tetapi Nurhayati tidak member jawaban apapun. Pak Muslim pun akhirnya mendapati semua cucunya sudah tidak ada dirumah Pak Dhe dan sudah berada dirumah orang tua asuhnya.  Dirumah Om Theo, Ari dituduh mencuri uang om Theo. Akan tetapi Ari yang merasa tidak mengambil uang akhirnya kabur dari rumah om theo. Mengetahui Ari pergi dari rumah, Om Theo dan Tante Min akhirnya mencari Ari. Pencarian Ari akhirnya membuahkan hasil. Melalui bujukan Nur mamanya, Ari akhirnya mau menuruti kehendak mamanya untuk turun, karena saat itu Ari bersembunyi diatas bukit. Sementara itu Nur yang menyongsong Ari, akhirnya jatuh pingsan karena tidak kuat menahan Sakit.

Di akhir kisah, akhirnya Nurhayati berhasil mengantarkan Sakti yang merayakan pesta ulang tahunnya yang ke 5. Kehangatan keluarga besar dari masing-masing keluarga yang telah mengasuh anak-anak pun membesarkan hati Nurhayati sekaligus melepaskan kepergiannya  dalam tangis yang bahagia. Nur akhirnya dapat meninggal dengan tenang tanpa beban setelah mengantarkan anak-anaknya untuk diasuh oleh orang-orang yang telah dipercayanya untuk dapat membahagiakan mereka.

*****

Tiada Seindah Kasih Mama sebuah drama keluarga melalui Zoraya Perucha berhasil menjiwai perannya. Kemampuan Aktingnya mampu menghipnotis penonton untuk ikut menyelami dan merasakan apa yang nur rasakan. Film drama keluarga ini bertolak belakang dengan film “Ratapan Anak Tiri” karena di film ini lebih menonjolkan pada kasih dan sayang manusia, tanpa ada cela dan caci maki bagi anak-anak. Sebuah film drama keluarga yang masih patut di tonton sebagai tontonan keluarga. Film ini cukup memberi pendidikan bagi para penontonnya.

Tak Seindah Kasih Mama juga tercatat sebagai film yang berhasil meraih Piala Citra di FFI 1986 melalui Deddy Mizwar, Penata Musiknya melalui Idris Sardi maupun Pemain Ciliknya melalui Yan Cherry

Tuesday, October 17, 2023

BARRY PRIMA DALAM FILM "BAJING IRENG DAN JAKA SEMBUNG"

 


Judul Film            : Bajing Ireng dan Jaka Sembung

Produser             : Sabirin Kasdani

Sutradara            : H Tjut Jalil

Produksi              :  Rapi Film

Tahun Produksi : 1983

Pemain                 : Barry Prima, Rita Zahara, Piet Pagau, El Manik, Syamsuri Kampuan, Zurmaini, Terry

 

Sinopsis :

Bajing Ireng atau bernama asli Roijah(Zurmaini) adalah seorang maling yang selalu menolong orang-orang yang membutuhkan. Dalam melakukan aksinya, bajing Ireng memilih orang-orang kompeni Belanda maupun antek-anteknya untuk dapat di curi hartanya dan membagi-bagikan hasilnya pada yang membutuhkannya. Ulah bajing Ireng menyebabkan kemarahan bagi Kompeni dan juga antek-anteknya. Ki Demang Asmara(El Manik) yan g merupakan kaki tangan Kompeni pun akhirnya menangkap warga yang tidak bersalah setelah dijanjikan oleh Kompeni apabila mampu menangkap Jaka Sembung yang merupakan musuh bagi kompeni. Dan mengancam akan menghukum picis jika tidak mengaku dimana Bajing Ireng berada. Sementara Bajing Ireng yang berada di antara penduduk, mengetahui hal tersebut akhirnya juga mengambil keputusan untuk sasaran berikutnya adalah rumah Ki Demang.

Merasa kemalingan, Kid demang kelabakan dan menyuruh kaki tangannya untuk menangkap Bajing Ireng. Mendapat keroyokan dari kaki tangan Ki Demang ditambah lagi dengan bala tentara kompeni yang tiba-tiba datang, Bajing Ireng pun kewalahan. Keadaan menjadi tidak seimbang, dan Bajing Irengpun terdesak. Melihat keadaan ini, Jaka Sembung (Barry Prima) membantu Bajing Ireng untuk meloloskan diri sehingga Bajing Ireng tidak tertangkap. Jaka Sembung mengejar Bajing Ireng hingga terjadi perkelahian karena Bajing Ireng menganggap Jaka Sembung adalah musuhnya. Akan tetapi setelah di jelaskan bahwa mereka satu tujuan, keduanya akhirnya pun menjadi teman.

Sementara itu di Pademangan terjadi keributan yang dilakukan oleh seorang yang sakti mandraguna Bergolosuro, kebal terhadap senjata yang berhasil mengalahkan prajurit-prajurit Ki Demang dan juga para kompeni.  Ki Demang yang sudah mengetahui sepak terjang Bergolosuro akhirnya meminta maaf dan menjadikan Bergolosuro sebagai pelindungnya. Sedangkan Bajing Ireng yang sepak terjangnya kian menjadi-jadi menyebabkan kompeni dan antek-anteknya terus mencari dan menangkapi penduduk yang tidak bersalah. Namun Bajing Ireng seperti pepatah mati satu tumbuh seribu. Bajing Ireng tidak pernah mati, berkali-kali kompeni terkecoh karena berhasil membunuh bajing ireng yang bukan sebenarnya. Namun seperti apapun saktinya Bajing Ireng, akhirnya iapun terluka setelah berkelahi dengan si mata iblis (Piet Pagau). Bajing Ireng akhirnya ditolong oleh Jaka Sembung.

*****

Sementara itu Jaka Sembung berhasil ditangkap oleh Bergolosuro setelah Jaka Sembung tidak berhasil mengimbangi Ilmu yang sakti mandraguna tersebut. Akhirnya Jak Sembung diserahkan ke Ki Demang dan diikat dan di sembunyikan di kamar yang tesembunyi. Dalam suatu pesta yang diadakan oleh Ki Demang, tiba-tiba masyarakat yang marah akhirnya merangsek dan menyerbu kediaman Ki Demang.

Jaka Sembung akhirnya berhasil ditolong oleh Bajing Ireng. Di akhir cerita, Jaka sembung berhasil membunuh Ki Demang yang merupakan antek-antek Kompeni, sementara Istri Ki Demang (Rita Zahara) berhasil di bunuh oleh Bajing Ireng setelah terjadi adu kesaktian.

 

******

Film ini hampir mirip dengan cerita asalnya Jaka Sembung, hanya saja dimunculkannya tokoh Bajing Ireng membuat film ini sedikit berbeda.