Perebutan PIala Sudirman yang akan berlangsung dari 10-17 Mei 2009 di Guangzhou China kian mendekat. Piala Sudirman sebuah ajang Kejuaraan beregu Campuran yang pertama kali di pertandingkan pada tahun 1989. Dari Pembagian Group yang dirilis BWF per 25 April 2009, Indonesia menempati Group 1B bersama China, Inggris dan Jepang. Sementara di Group 1 A ditempati oleh Denmark, Malaysia, Korea dan Hongkong. Artinya peluang Indonesia untuk melangkah hingga ke final masih terbuka lebar, apalagi dipastikan Indonesia akan terhindar dari China di semifinal, karena Indonesia berada satu group dengan China.
Peluang Indonesia untuk menjuarai Group, kemungkinan juga masih ada, tergantung strategi China yang akan digunakan. Karena kemampuan pemain Indonesia sebenarnya tidak kalah dari China, memang di tunggal dan ganda putri Indonesia masih lemah dibanding China, akan tetapi ini kan Kejuaraan Beregu yang pasti semangatnya akan berbeda dibanding kejuaraan perorangan. Akan tetapi Indonesia sendiri setidaknya menjadi runner up group, sehingga mampu melangkah ke semifinal. Dengan Formasi pemain Indonesia seperti sekarang ini memang tidak mudah untuk dapat melangkah hingga menjadi juara Group atau bahkan runner up group. Kekuatan Indonesia akan tertumpu pada ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan dan ganda campuran Nova Widianto/Lilyana Natsir, sementara itu ganda putri Indonesia masih belum matang untuk dibebankan. Lawan tangguh Indonesia selain China adalah Inggris. Karena Inggris kerap kali membuat kejutan, seperti dalam perebutan Piala Sudirman 2007 silam, dimana Indonesia -Inggris harus berbagi kemenangan dengan 3-2 di semifinal, artinya kekuatan Inggris bisa saja menjadi ancaman. Sedangkan lawan Jepang, diatas kertas masih dibawah Indonesia. Meski di tunggal dan ganda putri lebih unggul secara peringkat, akan tetapi pemain Indonesia seperti Maria Kristin ditunggal putri dan Shendy Puspa Irawati/Meiliana Jauhari di ganda putri diyakini akan mampu mengatasi permainan pemain Jepang yang terkenal ulet tersebut. Sementara untuk tiga nomor sisanya, Indonesia masih lebih unggul.
Strategi pemenangan jelas tidak boleh main-main dengan menurunkan pemain yang diprediksi tidak akan menang. Karena Ketika salah menurunkan pemain, bukan tidak mungkin kegagalan yang akan diraih oleh Indonesia. Sehingga Ketua Tim Piala Sudirman harus memasang strategi Jitu sehingga mampu memenangi pertandingan.
Sementara di Group 1A, Denmark, Malaysia dan Korea serta Hongkong China akan berebut tiket untuk masuk ke semifinal. Kemungkinan Denmark, Malaysia dan Korea akan bersaing ketat untuk menjadi juara group dan runner up. Sedangkan untuk Hongkong, diatas kertas kemampuan pemainnya masih dibawah ketiga Negara tersebut. Denmark, sudah dipastikan ditunggal putri ada Tinne Rasmussen peringkat satu dunia, ditunggal putra ada Peter Heog Gade yang saat ini prestasinya juga kembali bersinar, dan di ganda putra dan ganda campuran juga pasangan Denmark lebih unggul disbanding Malaysia. Sedangkan Malaysia bertumpu pada tunggal dan ganda putra. Ditunggal Lee Chong Wei akan menjadi tulang punggung Malaysia, diganda putra Koo Kien Kiet/Tan Boon Heong juga menjadi ancaman bagi ganda-ganda putra lainnya. Sementara Korea selatan yang prestasinya relative stabil, kekuatan akan bertumpu pada ganda campuran Lee Hyo Jung/Lee Yong Dae, ganda putra dan ganda putrid Lee Hyo Jung/Lee Kyung Won.
Jika boleh memilih, Indonesia lebih memilih Denmark dibanding Malaysia dan Korea selatan, meski Denmark kekuatannya merata disemua nomor. Jika Lolos dari Semifinal, kemungkinan Indonesia akan kembali bertemu dengan China di Final.
Final Indonesia Vs China sudah berkali-kali terjadi, akan tetapi Indonesia selalu gagal merebut Piala Sudirman. Terakhir adalah tahun 2007, dimana Indonesia harus menelan kekalahan dari China dengan 0-3. Akankah tahun ini terulang kembali? Ayo rebut Piala Sudirman kembali ke Indonesia..........
Go Indonesia..........!!!!
Thursday, April 30, 2009
Monday, April 27, 2009
Kau Datang
Lelah, capek dan lelah lagi memory terbangkit ketika kau datang lagi bukan, bukan datang secara fisik kau datang disaat aku melupakan tetang segalanya tentangmu aku capek, kenapa kau datang ketika aku telah berhasil menghapusmu dalam memory mimpiku kau datang bertandang dengan menawarkan aroma surgawi aku benci sendiri kau pun datang dalam mimpiku akupun benci sendiri aku benci untukmu jangan kau datang lagi
MARINI DALAM FILM SEJUTA DUKA IBU
Judul Film : Sejuta Duka Ibu
Produser : Umar Sitompul
Sutradara : Motinggo Busye
Produksi : Jakarta Putrajaya Film
Tahun Produksi : 1977
Pemain : Marini, Deddy Sutomo, Rudy Sutantio, Doris Callebout, Fahrul Rozy, Aminah Cendrakasih, Niken Basuki
Sinopsis :
Uki atau Basuki (Rudy Salam) dan Anna (Marini) adalah pasangan muda yang sangat bahagia, karena disamping sudah punya rumah sendiri, Basuki juga merupakan pengusaha muda yang telah dikaruniai 2 orang anak. Kehidupan keluarga muda ini sangat bahagia pada awalnya. Hingga pada suatu ketika Basuki tertarik pada sekretaris barunya bernama Conie (Doris Callebout). Sekretaris baru yang ternyata mampu mengundang nafsu bagi Basuki. Conie yang biasa tinggal di kontrakan sempit dan panas akhirnya di belikan rumah oleh Basuki. Sementara itu Basuki mulai pulang malam dengan alas an rapat. Anna juga mulai curiga dengan Basuki karena sikapnya yang mulai dingin. Sementara itu pamannya pun tahu akan sikap Basuki terhadap Anna karena telah menyia nyiakannya. Seolah ingin melindunginya iapun berusaha member wejangan kepada Anna, akan tetapi ini ternyata adalah sifat pamannya yang ingin berbuat tidak senonoh pada Anna. Anapun menampiknya.
Sikap Basuki yang mulai dingin dan tidak mempedulikan keadaan keluarga, akhirnya terendus oleh Anna. Tanpa sengaja Anna memergoki Basuki sedang nelpon dengan memanggil-manggil sayang. Akhirnya Anna pun tau kalau Basuki menyeleweng . Anna minta cerai. Anna dan anaknya hanya ditinggali rumah dan cek senilai satu juta rupiah untuk kedua anaknya selama satu tahun. Basuki lebih memilih Connie sekretarisnya dan menjadikannya istri. Sementara itu Ana dan anak-anaknya hanya bisa menangis tanpa bisa mencegah semuanya.
Kehidupan Anna dan anaknyapun berubah. Ketika dulu diantar jemput kesekolah, kini harus naik turun bus, juga telpon dirumahpun akhirnya diputus karena tidak mampu bayar. Sementara itu Basuki meski telah berpisah dengan anak-anaknya akan tetapi Basuki masih sering membayangkan saat-saat bahagia dengan anak dan istrinya. Bayangan itu tidak pernah hilang. Anapun akhirnya mencari pekerjaan untuk dapat menopang hidupnya dan anak-anaknya. Anna akhirnya bekerja di rumah Pak Gautama (Deddy Sutomo) sebagai guru les privat bagi kedua anaknya. Gautama adalah seorang Duda dengan 2 anaknya yang masih kecil. Bayangan anak-anaknya yang sering di rindukan, akhirnya membawa Basuki datang kerumah Anna. Akan tetapi ia tidak mendapati Anna, dan lewat simbok dirumah, Basuki pun tahu kalau tiap sore Anna pergi, tapi tidak tahu kemana tujuannya.
****
Tanpa diketahui suaminya, Basuki, Connie berselingkuh dengan teman sekantornya Din yang juga bawahan dari Basuki. Keduanya sering bertemu ketika Basuki tidak ada di sisi Connie. Sementara itu rumah tangga Basuki dan Connie akhirnya mulai renggang. Percekcokan dan ketidak cocokan mulai dirasakan keduanya.
Pak Gautama akhirnya mengutarakan niatnya untuk mempersunting Anna sebagai istrinya, akan tetapi Anna belum siap dan berusaha menolaknya dengan halus. Akhirnya Pak Gautama bersedia menunggu Anna sampai membuka hatinya.
****
Basuki kembali datang kerumah Anna dan kedua anaknya menyambut dengan gembira. Melihat kebahagiaan dan kedekatan anaknya dengan Basuki, Anna hanya bisa menghela nafas panjang. Saat itulah Basuki tahu siapa Pak Gautama, karena saat itulah Pak Gautama datang kerumah Anna. Sementara itu anak-anak Basuki akhirnya pun terlihat mesra kembali dengannya. Basuki jadi lebih sering kerumah Anna, dan secara tidak langsung mengulangi kemesraan yang terdahulu ketika masih terikat perkawinan meski hanya sebatas hubungan rekan saat ini.
Sementara itu anak Basuki menghilang yang akhirnya diketahui kalau mereka ikut keluarga Basuki dan Conie. Surya anak sulungnya suatu ketika berbuat kesalahan dengan memainkan ketapel dan mengenai ayahnya dan memecahkan akuarium. Akhirnya Surya di hukum oleh Basuki. Akan tetapi basuki menyesal ketika melihat keadaan Surya, akhirnya Basuki memeluknya. Ketika lebaran tiba, keduanya datang kerumah Anna dan memberikan Kado kepada Anna dan adik surya. Basuki mengantarkan Surya untuk berlebaran dengan Anna dan Adiknya. Sementara itu Basuki pulang sendirian kerumah. Basuki yang menahan kerinduan kepada kedua anaknya hanya memeluk radio sambil mendengarkan lagu-lagu lebaran. Akhirnya surya dan Anna pun datang kerumah Basuki untuk mengucapkan lebaran yang merupakan surprise bagi Basuki. Akhirnya Anna dan Basuki bermaaf-maafan.
*****
Basuki memergoki perselingkuhan Connie dan pacarnya. Akhirnya keduanya terlibat duel . Perkelahian keduanya tidak terhindarkan. Hingga akhirnya Basuki menembak Connie dan pacarnya hingga tewas. Basuki akhirnya masuk penjara. Setelah keluar dari Penjara Anna dan Basuki akhirnya bersatu kembali karena keduanya masih saling mencintai. Sementara pernikahan Anna dan Pak Gautama tidak jadi dilaksanakan karena tidak ada jalan keluar dengan masalah keduanya anaknya yang tidak bisa dipersatukan. Mereka berdua lebih memilih mengorbankan kebahagiaa keduanya daripada merusak kebahagiaan anak-anaknya. Akhirnnya Anna dan Basuki hidup bahagia.
*****
Sejuta duka ibu berkisah tentang pengorbanan seorang istri untuk berkorban baik perasaan maupun juga keteguhan hatinya untuk menghidupi kedua anaknya.
Friday, April 24, 2009
MALAM PANJANG
Kulalui malam dengan panjang
panjang sekali seolah tak mau cepat berlalu
malam panjangku terpesona oleh sebuah khayalan
bayangan akan bayang-bayang sebuah kenangan yang terwujud
Ketika ku lalui satu demi satu baris-baris malam yang tak juga usai
bayangan itu tak pernah padam
Jakarta dengan hidupnya yang gemerlap
Jakarta dengan kejahatannya yang tak pernah redup
Jakarta dengan kemiskinan yang tak pernah sinkron dengan kekayaan
malamku kian panjang....
ketika harus menunggu suara diseberang yang tak lagi pernah hadir
meski hanya sesekali, tapi malamku memang panjang...
sepagi ini mataku tak terpejam......
menunggunya....mengharapkannya.....merindukannya.......
ah malamku kian panjang
dimana engaku sekarang.....
panjang sekali seolah tak mau cepat berlalu
malam panjangku terpesona oleh sebuah khayalan
bayangan akan bayang-bayang sebuah kenangan yang terwujud
Ketika ku lalui satu demi satu baris-baris malam yang tak juga usai
bayangan itu tak pernah padam
Jakarta dengan hidupnya yang gemerlap
Jakarta dengan kejahatannya yang tak pernah redup
Jakarta dengan kemiskinan yang tak pernah sinkron dengan kekayaan
malamku kian panjang....
ketika harus menunggu suara diseberang yang tak lagi pernah hadir
meski hanya sesekali, tapi malamku memang panjang...
sepagi ini mataku tak terpejam......
menunggunya....mengharapkannya.....merindukannya.......
ah malamku kian panjang
dimana engaku sekarang.....
Labels:
Cinta,
malam panjang,
Puisi,
Puisi hati,
rindu,
sharing,
suka
Thursday, April 16, 2009
Piala Sudirman 2009; Team China Terbanyak
Perebutan Piala Sudirman 2009 yang akan segera berlangsung mulai 10 hingga 17 Mei 2009 di Guang Zhou China sudah tinggal hitungan hari lagi. Tuan Rumah China yang telah mengantongi gelar terbanyak sebanyak 6 kali tentu saja berambisi kembali untuk mempertahankan gelar tersebut. Meski pemain-pemain China disegani di segala nomor, akan tetapi agaknya China juga tidak mau main-main dalam menurunkan atletnya untuk lebih mengamankan serta mempertahankan gelar. Tahun 2009 ini meski sebagai tuan rumah, agaknya China juga tidak mau mengecewakan publik sendiri untuk bisa meraih kembali Piala Sudirman.
Untuk lebih mengamankan dan bisa mempertahankan kembali Piala Sudirman, China tercatat sebagai negara yang terbanyak mengirimkan pemainnya untuk masuk tim inti piala Sudirman. Tim inti Piala Sudirman China sebanyak 25 atlet di susul Indonesia 21 atlet, sedangkan Malaysia sendiri hanya 16 atlet. Dengan 25 atlet yang masuk tim inti, China pastinya tidak mau main-main lagi untuk mempertahankan kembali Piala Sudirman. Semakin banyaknya atlet yang masuk tim tentu keuntungan tersendiri bagi China untuk bisa dengan sesukanya menurunkan siapa atlet yang lebih siap.
Di tunggal putri, meski ada Lu Lan dan Xie Xingfang, akan tetapi munculnya Wang Yihan dan Wang Lin menjadi modal tersendiri sekaligus sebagai penerima tongkat estafet regenerasi pebulutangkis putri China. Di tunggal putra juga demikian, China mempercayakan Chen Long untuk masuk ke timnya. Ditunggal putri Ma Jin, meski belum lama masuk kejuaraan-kejuaraan international, akan tetapi prestasinya selama ini sudah cukup untuk bisa masuk tim inti China. Melihat formasi tim Inti China, meski muncul nama-nama baru yang masuk tim, akan tetapi China patut diwaspadai, apalagi nantinya pertandingan berada di tuan rumah China, sehingga kemungkinan besar strategi yang akan dilakukan China adalah dengan menurunkan pemain muda ketika akan menghadapi tim yang lebih lemah, dan baru akan menurunkan pemain kuat ketika akan menghadapi tim kuat. Strategi ini adalah strategi jitu China untuk bisa mempertahankan kembali Piala Sudirman.
Untuk lebih mengamankan dan bisa mempertahankan kembali Piala Sudirman, China tercatat sebagai negara yang terbanyak mengirimkan pemainnya untuk masuk tim inti piala Sudirman. Tim inti Piala Sudirman China sebanyak 25 atlet di susul Indonesia 21 atlet, sedangkan Malaysia sendiri hanya 16 atlet. Dengan 25 atlet yang masuk tim inti, China pastinya tidak mau main-main lagi untuk mempertahankan kembali Piala Sudirman. Semakin banyaknya atlet yang masuk tim tentu keuntungan tersendiri bagi China untuk bisa dengan sesukanya menurunkan siapa atlet yang lebih siap.
Di tunggal putri, meski ada Lu Lan dan Xie Xingfang, akan tetapi munculnya Wang Yihan dan Wang Lin menjadi modal tersendiri sekaligus sebagai penerima tongkat estafet regenerasi pebulutangkis putri China. Di tunggal putra juga demikian, China mempercayakan Chen Long untuk masuk ke timnya. Ditunggal putri Ma Jin, meski belum lama masuk kejuaraan-kejuaraan international, akan tetapi prestasinya selama ini sudah cukup untuk bisa masuk tim inti China. Melihat formasi tim Inti China, meski muncul nama-nama baru yang masuk tim, akan tetapi China patut diwaspadai, apalagi nantinya pertandingan berada di tuan rumah China, sehingga kemungkinan besar strategi yang akan dilakukan China adalah dengan menurunkan pemain muda ketika akan menghadapi tim yang lebih lemah, dan baru akan menurunkan pemain kuat ketika akan menghadapi tim kuat. Strategi ini adalah strategi jitu China untuk bisa mempertahankan kembali Piala Sudirman.
Monday, April 13, 2009
Kejuaraan Asia 2009; Markis/Hendra Juara
Indonesia meraih hasil maksimal di kejuaraan Asia 2009 yang berlangsung di Korea 7-13 April 2009. Menurunkan hanya 1 wakilnya melalui pasangan ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan, Indonesia meraih juara melalui pasangan tersebut setelah berhasil melibas permainan pemain tuan rumah Ko Sung Hyun/Yoo Yeon Seong dengan straight set. Meraih dukungan penuh penonton, pemain tuan rumah yang bermain cepat tersebut tidak mampu mengalahkan keperkasaan Markis/Hendra peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 tersebut dengan skor 21-18 dan 26-24. Hasil tersebut sekaligus menjadi modal bagi Markis/hendra untuk lebih percaya diri melangkah pada kejuaraan beregu Piala Sudirman Mei mendatang.
Sementara itu tuan rumah Korea meraih satu gelar melalui ganda campuran Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung yang berhasil mengatasi rekan senegaranya Yoo Yeon Seong/Kim Min Jung dengan 21-12 dan 21-15. Sedangkan China berhasil meraih tiga gelar di kejuaraan Asia 2009. Hasil selengkapnya :
1. MS : Bao Chun Lai (CHN) beat Chen Long (CHN) 16-21, 21-10 dan 21-16
2. WS : Zhu Lin (CHN) beat Xie Xing Fang (CHN) 21-11 dan 21-10
3. MD : Markis Kido/Hendra Setiawan (INA) beat Ko Sung Hyun/Yoo Yeon Seong (KOR) 21-18, 26-24
4. WD : Ma Jin/Wang Xiaoli (CHN) beat Lee Hyo Jung/Lee Kyung Won (KOR) 21-11 dan 21-18
5. XD : Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung (KOR) Yoo Yeon Seong/Kim Min Jung (KOR) 21-11 dan 21-15
Wednesday, April 8, 2009
Kejuaraan Asia; Pelatnas Kirim Markis/Hendra
Kejuaraan Asia yang berlangsung sejak 7 - 13 April 2009 yang berlangsung di Korea selatan tidak diikuti oleh para pemain pelatnas. Indonesia hanya mengirimkan Markis Kido/Hendra Setiawan sebagai ajang pemanasan menuju Piala Sudirman Mei nanti. Selain pemain pelatnas tersebut, Indonesia juga bermain di nomor ganda campuran melalui pasangan Flandy Limpele/Vita Marissa yang bermain secara profesional.
Menempati unggulan pertama, langkah Markis Kido/Hendra Setiawan baru akan menemui lawan kuat di semifinal untuk bertemu dengan Kim Baek Choel/Lee Yong Dae. Langkah Markis/Hendra untuk meraih gelar di kejuaraan asia ini cukup terbuka lebar mengingat absennya pemain kuat China dan juga musuh bebuyutannya Koo Kien Kit/Tan Boen Heong.
Di nomor ganda campuran, Flandy Limpele/Vita Marissa meski menempati unggulan ke 5 akan tetapi langkah untuk ke final juga tetap terbuka. Hadangan terberat ada di perempat final yang kemungkinan akan bertemu unggulan nomor satu asal tuan rumah Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung. Menghadapi lawan dari tuan rumah, pasangan Flandy/Vita tidak boleh terbawa emosi, karena sering kali hakim garis lebih menguntungkan pemain tuan rumah dibanding dengan lawan.
Sedangkan untuk Markis/Hendra meski sebagai ajang pemanasan, akan tetapi jika memperoleh gelar, tentu akan menambah rasa percaya diri yang tinggi.
Piala Sudirman; 21 Atlet Terpilih Siap Rebut Kembali
Piala Sudirman yang akan berlangsung dari 10 sampai 17 Mei 2009 di Guangzhou China akan segera berlangsung. Waktu yang tersisa bagi skuad merah putih untuk mengembalikan kembali Piala Sudirman ke Indonesia telah siap untuk bertanding. China sampai sekarang masih menjadi favorit juara, apalagi mereka akan bertanding di publiknya sendiri, tentu akan menjadi faktor yang lebih menguntungkan. Sedangkan Negara-negara lain seperti Korea dan Malaysia telah siap berbenah dan kekuatan merekapun semakin meningkat.
Untuk tim China memang tidak diragukan lagi, dari lima nomor yang dipertandingkan. Piala sudirman adalah ajang kejuaraan beregu campuran yang mempertandingkan seluruh nomor. China sendiri masih menjadi ancaman bagi seluruh Negara. China hanya lemah di nomor ganda putra yang kemungkinan akan menurunkan Fu Haifeng/Cai Yun. Sedangkan di Nomor tunggal dan ganda putri peta kekuatan China masih datas Negara-negara lain.
Ancaman lainnya dari negeri ginseng Korea Selatan. Korea selatan memiliki ganda putra kuat dan juga ganda campuran yang kuat. Di nomor ganda campuran Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung dipastikan akan turun. Disamping itu tunggal putra Korea juga masih perlu di perhitungkan, karena beberapa kali tunggal-tunggal putra Korea kerap mempecaundangi lawan. Sedangkan dari Malaysia masih ada Ganda dan tunggal putra yang masih di takuti pemain Indonesia. Di ganda Putra Koo Kien Kiet/Tan Boon Heong masih menjadi momok bagi pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan, sedangkan tunggal putra nomor satu Malaysia juga masih berada diatas angin.
Untuk Indonesia sendiri, meski menurunkan wakilnya dengan kekuatan penuh, akan tetapi peta persaingan yang kian ketat, menyebabkan peluang Indonesia untuk melangkah hingga ke final juga semakin berat, apalagi setelah tunggal putra dan putri terlilit cedera meski sudah sembuh akan tetapi sewaktu-waktu bisa kambuh.
Sejak pertama kali digelar, Piala Sudirman baru mampir di Indonesia 1 kali yaitu tahun 1989, setelah itu lepas dan belum kembali lagi hingga sekarang. Baru tiga Negara yang meraih piala Sudirman yaitu Indonesia satu kali, China enam kali dan Korea tiga kali. Terakhir di Glasslow skotlandia, meski Indonesia melangkah ke final, akan tetapi di final harus bertekuk lutut dengan China yang langsung menekuk dengan 3-0.
Tim Piala Sudirman kini telah terbentuk untuk membawa misi merebut kembali Piala Sudirman ke pangkuan Indonesia meski dengan materi pemain yang memang apa adanya seperti sekarang ini. Akan tetapi meski demikian, target tetap kemenangan, meskipun peluang tuan rumah China sangat terbuka, akan tetapi dalam kejuaraan beregu, faktor mental lebih diutamakan, karena biasanya kekuatannya lebih merata.
PBSI telah membentuk Tim Piala Sudirman sebanyak 21 atlit. Taufik Hidayat, Flandy Limpele dan Vita Marissa yang di sebut-sebut mempunyai kans untuk masuk di tim inti, ternyata tidak dimanfaatkan oleh PBSI. Namun demikian, hal ini mempunyai nilai positif tersendiri, karena dengan demikian PBSI lebih mempercayakan pemain yang ada meski itu belum berpengalaman. Dan apapun hasilnya nanti, suka dan tidak suka, itulah tim inti yang terbentuk dan dipercaya untuk merebut kembali Piala Sudirman.
Inilah kedua puluh atlet yang terpilih :
Tunggal Putra :
1. Sony Dwi Kuncoro
2. Simon Santoso
3. Tommy Sugiarto
Tunggal Putri :
1. Maria Kristin Yulianti
2. Adriyanti Firdasari
3. Linda Weni Fanetri
Ganda Putra :
1. Markis Kido
2. Hendra Setiawan
3. M. Ahsan
4. Bona Septono
5. Rian Sukmawan
6. Yonathan Suryatama Dasuki
Ganda Putri :
1. Greysa Polii
2. Nitya Krishinda Maheswari
3. Shendy Puspa Irawati
4. Meiliana Jauhari
Ganda Campuran :
1. Nova Widianto
2. Lilyana Natsir
3. Devin Lahardi Fitriawan
4. Lita Nurlita
5. Frans Kurniawan
Melihat materi pemain yang ada, Indonesia hanya matang di nomor ganda putra dan ganda campuran, sedangkan di tunggal putra meski ada Sony Dwi Kuncoro, akan tetapi pemain yang kerap did era cedera tersebut masih tergolong biasa-biasa saja bagi lawan sehingga lawanpun merasa tidak takut jika berhadapan dengan Sony dibanding dengan Taufik Hidayat misalnya. Akan tetapi melalui latihan yang intensif, ke 20 atlet tersebut siap merebut kembali Piala Sudirman yang telah lama pergi dari Indonesia.
Tapi apapun hasilnya, ayo rebut kembali Piala Sudirman!! Go Indonesia....
Untuk tim China memang tidak diragukan lagi, dari lima nomor yang dipertandingkan. Piala sudirman adalah ajang kejuaraan beregu campuran yang mempertandingkan seluruh nomor. China sendiri masih menjadi ancaman bagi seluruh Negara. China hanya lemah di nomor ganda putra yang kemungkinan akan menurunkan Fu Haifeng/Cai Yun. Sedangkan di Nomor tunggal dan ganda putri peta kekuatan China masih datas Negara-negara lain.
Ancaman lainnya dari negeri ginseng Korea Selatan. Korea selatan memiliki ganda putra kuat dan juga ganda campuran yang kuat. Di nomor ganda campuran Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung dipastikan akan turun. Disamping itu tunggal putra Korea juga masih perlu di perhitungkan, karena beberapa kali tunggal-tunggal putra Korea kerap mempecaundangi lawan. Sedangkan dari Malaysia masih ada Ganda dan tunggal putra yang masih di takuti pemain Indonesia. Di ganda Putra Koo Kien Kiet/Tan Boon Heong masih menjadi momok bagi pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan, sedangkan tunggal putra nomor satu Malaysia juga masih berada diatas angin.
Untuk Indonesia sendiri, meski menurunkan wakilnya dengan kekuatan penuh, akan tetapi peta persaingan yang kian ketat, menyebabkan peluang Indonesia untuk melangkah hingga ke final juga semakin berat, apalagi setelah tunggal putra dan putri terlilit cedera meski sudah sembuh akan tetapi sewaktu-waktu bisa kambuh.
Sejak pertama kali digelar, Piala Sudirman baru mampir di Indonesia 1 kali yaitu tahun 1989, setelah itu lepas dan belum kembali lagi hingga sekarang. Baru tiga Negara yang meraih piala Sudirman yaitu Indonesia satu kali, China enam kali dan Korea tiga kali. Terakhir di Glasslow skotlandia, meski Indonesia melangkah ke final, akan tetapi di final harus bertekuk lutut dengan China yang langsung menekuk dengan 3-0.
Tim Piala Sudirman kini telah terbentuk untuk membawa misi merebut kembali Piala Sudirman ke pangkuan Indonesia meski dengan materi pemain yang memang apa adanya seperti sekarang ini. Akan tetapi meski demikian, target tetap kemenangan, meskipun peluang tuan rumah China sangat terbuka, akan tetapi dalam kejuaraan beregu, faktor mental lebih diutamakan, karena biasanya kekuatannya lebih merata.
PBSI telah membentuk Tim Piala Sudirman sebanyak 21 atlit. Taufik Hidayat, Flandy Limpele dan Vita Marissa yang di sebut-sebut mempunyai kans untuk masuk di tim inti, ternyata tidak dimanfaatkan oleh PBSI. Namun demikian, hal ini mempunyai nilai positif tersendiri, karena dengan demikian PBSI lebih mempercayakan pemain yang ada meski itu belum berpengalaman. Dan apapun hasilnya nanti, suka dan tidak suka, itulah tim inti yang terbentuk dan dipercaya untuk merebut kembali Piala Sudirman.
Inilah kedua puluh atlet yang terpilih :
Tunggal Putra :
1. Sony Dwi Kuncoro
2. Simon Santoso
3. Tommy Sugiarto
Tunggal Putri :
1. Maria Kristin Yulianti
2. Adriyanti Firdasari
3. Linda Weni Fanetri
Ganda Putra :
1. Markis Kido
2. Hendra Setiawan
3. M. Ahsan
4. Bona Septono
5. Rian Sukmawan
6. Yonathan Suryatama Dasuki
Ganda Putri :
1. Greysa Polii
2. Nitya Krishinda Maheswari
3. Shendy Puspa Irawati
4. Meiliana Jauhari
Ganda Campuran :
1. Nova Widianto
2. Lilyana Natsir
3. Devin Lahardi Fitriawan
4. Lita Nurlita
5. Frans Kurniawan
Melihat materi pemain yang ada, Indonesia hanya matang di nomor ganda putra dan ganda campuran, sedangkan di tunggal putra meski ada Sony Dwi Kuncoro, akan tetapi pemain yang kerap did era cedera tersebut masih tergolong biasa-biasa saja bagi lawan sehingga lawanpun merasa tidak takut jika berhadapan dengan Sony dibanding dengan Taufik Hidayat misalnya. Akan tetapi melalui latihan yang intensif, ke 20 atlet tersebut siap merebut kembali Piala Sudirman yang telah lama pergi dari Indonesia.
Tapi apapun hasilnya, ayo rebut kembali Piala Sudirman!! Go Indonesia....
Monday, March 30, 2009
India Open; Indonesia Raih Dua Gelar
Indonesia patut berterima kasih pada Taufik Hidayat maupun Flandy Limpele/Vita Marissa karena berhasil meraih gelar di India Open 2009. Di ajang Yonex Sunrise India Open 2009 baik Taufik Hidayat maupun pasangan ganda campuran Flandy Limpele/Vita Marissa keduanya membawa pulang gelar. Meski mereka telah bermain secara professional, akan tetapi gelar ini sekaligus menjadi pengobat rindu akan gelar yang akhir-akhir ini sangat minim diraih oleh Indonesia, apalagi pasca China keluar kandang.
Kekisruhan ditubuh PBSI terhadap pemain juga menjadi salah satu faktor merosotnya prestasi pemain pelatnas. Dan di India Open 2009, kembali pemain non pelatnas menjadi kampiun. Sungguh ironis sebenarnya, akan tetapi apa mau dikata, yang penting mereka tetap membela nama Indonesia dan tidak tertarik bermain atas nama negeri asing. Perolehan ini tentu menjadi semacam harapan baru bagi publik Indonesia untuk tidak hanya berharap dari pemain pelatnas saja meraih gelar, akan tetapi pemain non pelatnas juga tidak kalah bersaing.
Taufik Hidayat berhasil menambah koleksi gelar setelah di final India terbuka 2009 ini berhasil menumbangkan pemain Malaysia M. Hafiz Hashim dengan straight set. Di set pertama Taufik Hidayat yang di unggulkan ditempat kedua berhasil menutup kemenangan dengan 21-18. Memasuki set kedua, meski perolehan angka Taufik selalu memimpin akan tetapi di poin kritis, Taufik sempat ketinggalan 17-19,hingga akhirnya Taufik mengunci permainan Hafiz Hashim sekaligus menjadi juara dengan 21-19.
Sukses yang sama diraih pemain ganda campuran Flandy Limpele/Vita Marissa yang berhasil menaklukkan pemain tuan rumah Diju V/Jwala Gutta dengan straight set. Meraih dukungan penuh dari public India, pemain tuan rumah tidak mampu memanfaatkan dukungan tersebut, dan memang secara kelas permainan pemain India tersebut masih di bawah pasangan Indonesia. Flandy/Vita setelah berpisah cukup lama, akhirnya menjadi juara dengan 21-14 dan 21-17.
Kesuksesan dua pemain Indonesia tersebut gagal di ikuti oleh ganda putrid non pelatnas Vita Marissa/Nadya Melati. Vita/Nadya harus tumbang dari pasangan muda China Ma Jin/Wang Xiaoli dengan dua set langsung. Vita/Nadya takluk dengan 14-21 dan 13-21.
Di nomor ganda putra Lee Wan Wah/Chong Tan Fook (MAS) berhasil meraih juara setelah mengandaskan pemain Singapura Hendri Kurniawan Saputra/Hendra Wijaya dengan 21-9 dan 21-11. Sedangkan di nomor tunggal putrid, Pi Hongyan (FRA) menjadi juara di India Open setelah menaklukkan Wong Pei Xia Julia (MAS) dengan rubber set 17-21, 21-15 dan 21-14.
Kekisruhan ditubuh PBSI terhadap pemain juga menjadi salah satu faktor merosotnya prestasi pemain pelatnas. Dan di India Open 2009, kembali pemain non pelatnas menjadi kampiun. Sungguh ironis sebenarnya, akan tetapi apa mau dikata, yang penting mereka tetap membela nama Indonesia dan tidak tertarik bermain atas nama negeri asing. Perolehan ini tentu menjadi semacam harapan baru bagi publik Indonesia untuk tidak hanya berharap dari pemain pelatnas saja meraih gelar, akan tetapi pemain non pelatnas juga tidak kalah bersaing.
Taufik Hidayat berhasil menambah koleksi gelar setelah di final India terbuka 2009 ini berhasil menumbangkan pemain Malaysia M. Hafiz Hashim dengan straight set. Di set pertama Taufik Hidayat yang di unggulkan ditempat kedua berhasil menutup kemenangan dengan 21-18. Memasuki set kedua, meski perolehan angka Taufik selalu memimpin akan tetapi di poin kritis, Taufik sempat ketinggalan 17-19,hingga akhirnya Taufik mengunci permainan Hafiz Hashim sekaligus menjadi juara dengan 21-19.
Sukses yang sama diraih pemain ganda campuran Flandy Limpele/Vita Marissa yang berhasil menaklukkan pemain tuan rumah Diju V/Jwala Gutta dengan straight set. Meraih dukungan penuh dari public India, pemain tuan rumah tidak mampu memanfaatkan dukungan tersebut, dan memang secara kelas permainan pemain India tersebut masih di bawah pasangan Indonesia. Flandy/Vita setelah berpisah cukup lama, akhirnya menjadi juara dengan 21-14 dan 21-17.
Kesuksesan dua pemain Indonesia tersebut gagal di ikuti oleh ganda putrid non pelatnas Vita Marissa/Nadya Melati. Vita/Nadya harus tumbang dari pasangan muda China Ma Jin/Wang Xiaoli dengan dua set langsung. Vita/Nadya takluk dengan 14-21 dan 13-21.
Di nomor ganda putra Lee Wan Wah/Chong Tan Fook (MAS) berhasil meraih juara setelah mengandaskan pemain Singapura Hendri Kurniawan Saputra/Hendra Wijaya dengan 21-9 dan 21-11. Sedangkan di nomor tunggal putrid, Pi Hongyan (FRA) menjadi juara di India Open setelah menaklukkan Wong Pei Xia Julia (MAS) dengan rubber set 17-21, 21-15 dan 21-14.
Sunday, March 29, 2009
India Open; Indonesia Berpeluang Raih Tiga Gelar, Ganda Putra gagal
Pasukan Indonesia yang berlaga di turnamen Yonex Sunrise India Open Super Series 2009 berpeluang membawa tiga gelar setelah Indonesia menempatkan tiga wakilnya di final. Di nomor ganda campuran yang sudah terlebih dahulu memastikan menempatkan satu wakilnya di final, pasangan ganda campuran Flandy Limpele/Vita Marissa melangkah ke final setelah menaklukkan rekan senegaranya, ganda campuran pelapis Ahmad Tantowi/Dili Puspita Richi dengan dua set langsung. Ahmad Tantowi/Dili Puspita kalah pengalaman dibandingkan dengan Flandy/Vita seniornya. Di set pertama Flandy/Vita melancarkan serangan-serangan yang sulit dan mematikan sehingga set pertama dengan mudah di menangkan oleh Flandy/Vita dengan 21-10. Memasuki set kedua meski perolehan angkanya cukup ketat, akan tetapi faktor jam terbang dan pengalaman membawa Flandy/Vita melangkah ke final dengan 21-19. Di final kesempatan Flandy/Vita untuk menjuarai turnamen ini cukup besar meski lawan yang dihadapi adalah pasangan tuan rumah Diju V/Jwala Gutta yang Korea Super Series mencapai semifinal.
Ditunggal Putra, Taufik Hidayat yang lebih diunggulkan berhasil mengandaskan pemain pelatnas Tommy Sugiarto dengan dua set langsung. Meski semangat Tommy juga besar, akan tetapi pengalaman Taufik lebih banyak sehingga Taufik mampu menaklukkan Tommy dengan mudah. Taufik menekuk Tommy dengan 21-13 dan 21-11. Lawan Taufik selanjutnya adalah M. Hafiz Hashim (MAS) yang berhasil melangkah ke final setelah menekuk pemain muda China Chen Long dengan 21-18, 19-21 dan 21-15.
Sedangkan di nomor ganda putri yang berpeluang terjadi All Indonesian Final, gagal diciptakan oleh Jo Novita/Endang Nursugianti yang harus takluk dari pasangan ganda putri China Ma Jin/Wang Xiaoli dengan mudah. Jo/Endang kalah telak dengan 9-21 dan 6-21. Sedangkan satu-satunya ganda putri yang tersisa, Vita Marissa/Nadya Melati melangkah ke final setelah menaklukkan pemain ganda putri tuan rumah Jwala Gutta/Shrutti Kurian dengan 21-17 dan 21-9. Menghadapi ma Jin/Wang Xiaoli di final, pasangan Vita Marissa/Nadya Melati harus menekan, karena Ma Jin memiliki pukulan yang bagus, sedangkan di lain sisi Vita Marissa harus bermain rangkap di nomor ganda campuran juga, sehingga harus pandai-pandai mengatur tenaga.
Di nomor ganda putra, dua pasangan yang melangkah ke semifinal tak satupun yang berhasil melangkah ke final setelah tidak berdaya menghadapi lawan-lawannya. Alvent Yulianto/Hendra A Gunawan yang di prediksi akan mampu melangkah hingga ke final justru harus takluk dari pasangan Hendri Kurniawan Saputra/Hendra Wijaya (SIN) dengan dua set langsung. Hendri/Hendra yang sebenarnya juga berkewarganegaraan Indonesia yang kini membela singapura tersebut mampu mepecundangi permainan Alvent/Hendra. Alvent/Hendra takluk dengan 13-21 dan 15-21. Sedangkan Candra Wijaya/Joko Riyadi takluk dari unggulan ke satu Chong Tan Fook/Lee Wan Wah (MAS) juga dengan dua set langsung. Candra/Joko kalah dengan 6-21 dan 20-22.
Final India open akan di gelar hari ini pukul 2 waktu setempat atau pukul 15.30 WIB yang akan mempertandingkan lima nomor.
Ditunggal Putra, Taufik Hidayat yang lebih diunggulkan berhasil mengandaskan pemain pelatnas Tommy Sugiarto dengan dua set langsung. Meski semangat Tommy juga besar, akan tetapi pengalaman Taufik lebih banyak sehingga Taufik mampu menaklukkan Tommy dengan mudah. Taufik menekuk Tommy dengan 21-13 dan 21-11. Lawan Taufik selanjutnya adalah M. Hafiz Hashim (MAS) yang berhasil melangkah ke final setelah menekuk pemain muda China Chen Long dengan 21-18, 19-21 dan 21-15.
Sedangkan di nomor ganda putri yang berpeluang terjadi All Indonesian Final, gagal diciptakan oleh Jo Novita/Endang Nursugianti yang harus takluk dari pasangan ganda putri China Ma Jin/Wang Xiaoli dengan mudah. Jo/Endang kalah telak dengan 9-21 dan 6-21. Sedangkan satu-satunya ganda putri yang tersisa, Vita Marissa/Nadya Melati melangkah ke final setelah menaklukkan pemain ganda putri tuan rumah Jwala Gutta/Shrutti Kurian dengan 21-17 dan 21-9. Menghadapi ma Jin/Wang Xiaoli di final, pasangan Vita Marissa/Nadya Melati harus menekan, karena Ma Jin memiliki pukulan yang bagus, sedangkan di lain sisi Vita Marissa harus bermain rangkap di nomor ganda campuran juga, sehingga harus pandai-pandai mengatur tenaga.
Di nomor ganda putra, dua pasangan yang melangkah ke semifinal tak satupun yang berhasil melangkah ke final setelah tidak berdaya menghadapi lawan-lawannya. Alvent Yulianto/Hendra A Gunawan yang di prediksi akan mampu melangkah hingga ke final justru harus takluk dari pasangan Hendri Kurniawan Saputra/Hendra Wijaya (SIN) dengan dua set langsung. Hendri/Hendra yang sebenarnya juga berkewarganegaraan Indonesia yang kini membela singapura tersebut mampu mepecundangi permainan Alvent/Hendra. Alvent/Hendra takluk dengan 13-21 dan 15-21. Sedangkan Candra Wijaya/Joko Riyadi takluk dari unggulan ke satu Chong Tan Fook/Lee Wan Wah (MAS) juga dengan dua set langsung. Candra/Joko kalah dengan 6-21 dan 20-22.
Final India open akan di gelar hari ini pukul 2 waktu setempat atau pukul 15.30 WIB yang akan mempertandingkan lima nomor.
Subscribe to:
Posts (Atom)