Trauma berasal dari kata Taramatos (Yunani) bener gak ya nulisnya yang artinya luka dari luar. Trauma bisa di artikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang mengalami ketakutan terhadap kejadian yang pernah dialami sehingga menimbulkan ketakutan tersendiri dalam diri orang yang terkena trauma. Keadaan ini timbul karena seseorang mengalami suatu kejadian atau peristiwa yang akan selalu teringat apabila membayangkan atau mendekati pada kondisi yang pernah di alami.
Memang ini hanya efek psikologis saja, dan hanya orang yang mengalami traumalah yang merasakan betapa tidak mudah untuk menghilangkan itu.
Suatu ketika di awal bulan November 2001 silam, saat bulan puasa tiba saat itu aku pulang dari kampus Ps Minggu Jakarta Selatan. Tiada firasat apapun yang aku rasakan. Yang ada saat keluar kampus langsung naik angkot bareng teman-teman sambil becanda terus juga ada seorang penumpang entah siapa dia yang ikut-ikutan SKSD. jadinya ngobrol bareng lah.
rasanya gak ada yang aneh sih, karena sehabis turun dari angkot dan harus melanjutkan perjalanan ke arah manggarai dari Pasar Minggu seperti biasa aku liat-lihat dulu barang dagangan. dan sempet pula membeli buah melon kesukaanku waktu itu.
Tanpa sadar ternyata aku sedang menjadi perhatian.
Kala itu setelah semua selesai jalan-jalan melihat tukang jualan akupun naik bis jurusan Ps Minggu - Kampung Melayu. Kopaja 68. Gak tau kenapa firasat mengatakan gak enak. akan tetapi tidak seperti biasa, apabila firasat tidak enak aku langsung turun, nah ini aku males banget turun dan enak2 duduk dengan hanya beberapa penumpang.
Tibalah saatnya di tempat sepi yang tidak ada keramaian, seseorang menanyakan KTP kepadaku. Deg.. jantung ini langsung berhenti berdetak dan pikiran melayang jauh kalo ini adalah modus yang paling umum di dalam angkot. alhasil akupun tidak mau ngasih KTPku karena memang gelagatnya tidak enak. Nah disinilah penodongan itu terjadi, ternyata mereka ada berempat, dan aku sendirian tidak ada yang menolong. Dengan segala ancaman dan todongan pisau akhirnya mereka mengambil barang-barangku dari isi dompet alias uang, jam tangan, Walkman (kala itu belum ada mp3 player bro), Handphone beserta isi2nya diambil. Kemudian dompet di kembalikan, di kasih uang 1500 buat ongkos pulang sama itu perampok.
Bengong, marah, takut campur jadi satu dana aneh, inilah Jakarta ketika satu terkena musibah tidak ada yang mau menolong, demikian juga aku. tidak ada yang mau menolong.
Sejak kejadian itu aku jadi trauma naik angkot, atau berjalan di keramaian sendirian. bawaannya curiga dengan orang yang ada dibelakang.
Trauma Bisa hilang?
Pengalaman mengatakan bahwa trauma tidak dengan sendirinya hilang, akan tetapi dengan terapi dari psikolog atau juga dukungan yang membesarkan hati trauma bisa di hilangkan. Tentu tidak langsung hilang begitu saja. Susah sekali untuk menghilangkan itu.
seperti halnya diriku, meski kejadian itu telah lama berlalu akan tetapi sisa-sisa trauma itu masih ada. Ya walaupun diakui sesekali masih naik angkot di Jakarta, akan tetapi sebelum naik angkot aku tuh harus bener-bener menyiapkan psikologi, baca bismillah ketika naik. dan Alhamdulillah aku sampai ke tujuan dengan selamat.
Akan tetapi tetep aja tuh trauma itu susah untuk aku hilangkan sampai sekarang...
No comments:
Post a Comment