Pagi ini resmi pertamina menaikkan harga gas elpiji kelas 12 kg dan 50 kg. Sementara untuk kelas 3 kg tidak naik. Harga gas elpiji yang naik Rp. 500 tiap kilogramnya. Wah-wah bisa tambah berat nih beban rakyat, apalagi kenaikan tersebut akan dibebankan setiap bulan. Duh….. ini pertamina apa-apaan sih….
Gas elpiji adalah hal yang menguasai hajat hidup orang banyak, sesuai UUD seharusnya pemerintahlah yang menguasai, sehingga kebijakan kenaikan hargapun harusnya dari pemerintah. Tapi kok sekarang yang megang langsung pertamina….
Akan jadi apa ini Negara……..
Harga gas elpiji 12kg biasanya Rp. 63.000 dan sekarang menjadi Rp. 69.000, walah jangankan sekarang , hari biasa saja harga elpiji di pasaran sudah 65 ribu bahkan kadang-kadang melonjak jadi 70 ribu, kok sekarang naik lagi………Pertamina sebagai si empunya hajat, mengaku rugi terus dan tidak mampu menahan kerugian terus menerus…
Tadi pagi kebetulan sekali nih, ini fakta yang saya dengar, saya menunggu bis primajasa. Nah disitu tuh ada karyawan pertamina yang sedang bercerita (kayaknya dengan sesame pertamina/anak perusahaan elnusa deh….). Mereka itu bercerita kalau fresh graduate aja dulu udah 4jtan, dan skg gajinya 8jt untuk fresh graduate di bagian orang tersebut. (Saya gak tau ia bagian apa, tapi yang jelas orang yang bersangkutan jurusan engineriing). Belum lagi ada bonus tahunan yang mencapai 18x gaji, bonus penjualan yang kadang bisa 2-3x gaji, dan ada bonus lagi yang saya sendiri lupa ia menyebutkan apa. Wah-wah enak banget ya mereka, katanya kok pertamina rugi terus ya………
Kemana uang pertamina tuh………….
Yang jadi pertanyaan adalah, katanya pertamina rugi, tapi kok tetap aja ada tuh tender-tender dan sebagainya. Uangnya menguap kemana?
Sungguh ironis hidup di republik sekarang ini, apalagi sekarang hidup kian susah…… kayaknya republik ini hanya dinikmati oleh sebagian orang saja. Lihat aja pejabat-pejabat makin kaya, rakyat?......... tambah gak punya deh…
Udah gitu dikejar2 pajak pula……..
BBG naik……… susu naik………
Semua naik……….
Oh republikku……. Republik Indonesiaku… mau kemana kau………….
Kian hari beban rakyat makin meningkat…. Pemerintah kok kayaknya tutup mata ya? Apalagi sekarang semakin banyaknya partai semakin hari hanya partai saja yang diurus….. rakyat nomor sekian deh……..
Kalau Malaysia turun harga BBM ini kok Indonesia malah menaikan harga Gas, itung-itung mau konversi minyak tanah ke gas, eh malah gasnya melambung…………
Bingung saya, lha negeri kita ini salah satu penghasil gas alam terbesar di dunia, kok mengacu ke harga dunia, apa2 harga dunia, kayak kita importir saja. Dimana ruginya pertamina, dimana subsidi yang mereka klaim, kita punya sendiri gas di aceh, natuna, kaltim, sumsel, dll. Kita gak beli dengan harga internasional kok, kita kaya dengan gas. Lha kita aja ekspor LNG ke China, yang jadi skandal merugikan negara ratusan trilyun.
ReplyDeleteKecuali karena kegoblokan penguasa, seluruh migas di negeri kita dikuasai orang asing, lalu kita beli migas dari tanah indonesia ini dari orang asing dengan harga dunia. Ini terjadi juga di batubara, PLTU Suralaya beli batubara kalimantan dari perusahaan asing dengan dollar, jadi pantas pln bilang rugi. lalu mereka rame2 bilang ada subsidi, seperti kata anggota dpr dari demokrat sutan batuginjal itu, tapi subsidi haram untuk rakyat, subsidi hanya untuk konglomerat, seperti blbi dll.
Minyak tanah hilang, rakyat dipaksa ke lpg, setelah lpg jadi satu2nya bahan bakar, lpg naik dan hilang juga, jahanam sekali penguasa kapitalis ini, yang dipikir cuma keuntungan pengusaha, sementara utang konglomerat dibebankan ke rakyat.Terkutuk penguasa dzalim ini.