Tuesday, August 12, 2008
Olimpiade 2008 : Luluk/Alvent Langsung Tumbang
Berita duka dari cabang olahraga bulutangkis kembali terjadi. Setelah Taufik gagal melaju ke babak kedua, sekarang giliran Luluk/Alvent yang tampil kurang meyakinkan. Kalau boleh dibilang Luluk/Alvent habis. Yang perlu disesalkan, kenapa PBSI tidak merombak Luluk/Alvent untuk dicoba dipasangkan dengan pasangan lain, padahal dulu juga ada kasus yang sama, dimana Candra/Sigit kemudian dipecah menjadi Chandra/Tony, toh mereka bisa menghasilkan Emas Olimpiade.
Kegagalan Luluk/Alvent di babak 16 besar, sebenarnya tidak perlu terjadi jika saja mereka bisa tampil agresif. Hanya saja faktor psikologis Luluk yang kalau dilapangan cepat sekali kelihatan stress barangkali merupakan satu faktor yang menyebabkan kekalahan.
Menghadapi ganda putra jepang Keita Matshuda/ Otshuka Tadashi, Luluk/Alvent dipaksa bermain tiga set. Di set pertama Luluk/Alvent yang selalu ketinggalan dalam perolehan angka mampu membalikan keadaan ketika kedudukan 16-19 menjadi unggul 21-19. Diset kedua, Luluk/Alvent semakin tidak berdaya menghadapi pasangan Jepang dan dipaksa menyerah 14-21. Sedangkan diset penentuan, Luluk/Alvent juga harus menyerah dengan 14-21.
Dengan demikian Ganda putra tinggal menyisakan Markis Kido/Hendra Setiawan, yang baru akan bertanding pukul 18.50 waktu setempat. Kalau melihat drawing yang ada, jalan terjal Markis/Hendra sangat berat. Jika melewati hadangan pertama, di perempat final Markis/Hendra akan bertemu Koo/Tan, musuh bebuyutan dari Malaysia. Lepas Dari Koo/Tan kemungkinan sudah ditunggu ganda kuat Korea.
Sedih euy luluk/alvent kalah.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
taufik ke laut aja
ReplyDeleteiya.. sebaiknya taufik mundur aja mumpung peringkatnya masih bercokol di sepuluh besar. lebih baik pikirkan aja seperti tommy sugiarto, yunus alamsyah yang mampu bermain ketat dengan lin dan walaupun pertingkatnya jauh banget. serta adre kurniawan.
ReplyDeleteKalau menurutku, Taufik harus masih bisa di pertahankan sampai paling tidak 3 - 4 tahun untuk mengembalikan lambang supremasi bulutangkis putra, Piala Thomas 2010.
ReplyDelete